July 27, 2013

SINOPSIS HIMITSU NO AKKO-CHAN [J-MOVIE] Part 1

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


HIMITSU NO AKKO-CHAN


DETAILS

Title : Himitsu no Akko-chan
Director : Yasuhiro Kawamura
Writer : Fujio Akatsuka (manga), Mika Omori, Masatoshi Yamaguchi, Masahiro FUkuma
Producer : Tomoko Jo
Release : September 2012
Genre : Romance, Comedy, Fantasy, and Based on a Comic

CAST

Haruka Ayase as Atsuko Kagami
Riko Yoshida as Atsuko Kagami (10 years old)
Masaki Okada as Naoto Hayase
Shosuke Tanihara as Cosmetic Co.Employee
Kazue Fukiishi as Cosmetic Co.Employee
Ren Osugi as Ex-President of Cosmetic Co
Masako Motai as Tsuruko Oba
Takeshi Kaga as Kito
Muga Tsukaji as Security Guard

Keiko Horiuchi as Atsuko Kagami Mother
Shungiku Uchida as Prime Minister's wife
Hayato Kakizawa as Teacher

==== PART 1 ====

disebuah sekolah dasar, murid-murid berhamburan keluar sekolah. seorang bapak guru berdiri digerbang sekolah untuk mengawasi murid-muridnya. diantara murid-murid itu, ada dua orang murid perempuan bertanya pada gurunya mengenai rencana tujuannya selama liburan musim dingin. 

"disini saja, disekolah!" jawab pak guru itu ramah.
"aku akan mengunjungi pak guru!!" teriak murid perempuan itu dengan genitnya. ia kemudian berlari pergi.
"iya, berkunjunglah!! sampai jumpa, jaga diri kalian!!" seru pak guru pada mereka.


disalah satu kelas, seorang murid perempuan duduk manis dibangkunya. ia menghadapkan bangkunya menghadap ke jendela. dimejanya, ia menaruh beberapa alat make-up orang dewasa bermerek Akatsuka. bahkan murid perempuan itu memakaikan lipstik dibibirnya. murid perempuan itu tersenyum melihat dirinya dicermin lipat kecilnya. gadis itu bernama Atsuko Kagami yang sering dipanggil dengan sebutan Akko. setelah merasa riasan diwajahnya sempurna, ia berteriak memberitahu sahabatnya Moko yang duduk menunggunya sedari tadi.

"selesai!!" teriak Akko senang.


sahabat Akko yang bernama Moko, mendekati Akko dengan tatapan serius.

"Akko-chan, apa kau tidak apa menggunakan kosmetik milik Mamamu?" tanya Moko khawatir.
"tidak apa-apa!!" seru Akko. ia menunjukkan nama-nama dari alat make-up yang dipakainya. "ini Mademoiselle Rose Red.. kilaunya sangat indah dan dipakai oleh supermodel!" ucap Akko bersemangat seraya menunjukkan lipstik dan sebuah majalah populer.

Moko mengambil majalah itu dari tangan Akko. dengan rasa penasaran yang tinggi, ia tanya apakah Akko ingin menjadi seorang model. Moko bingung dengan Akko, sebelumnya, Akko pernah mengatakan padanya kalau ingin menjadi seorang atlit seluncur indah.

"itu benar!! atlit skating indah!!" sahut Akko. "mengikuti olimpiade dengan bulu mata palsu dan Pink Blus (perona pipi)." seru Akko seraya bergaya seperti layaknya atlit skating.


Moko mengatakan pada Akko, bukankah jika ingin menjadi atlit skating yang hebat, seharusnya belajar dari sejak kecil. mendengar itu, Akko langsung tidak bersemangat.

"benar juga, kita sudah hampir naik kelas 6. bagaimana kalau jadi pramugari? dengan garis mata (eyeliner) yang cantik dan lipstik merah,.. dan selalu mengucapkan 'mohon perhatiannya'." seru Akko dengan centilnya.

Moko tampak tidak yakin dengan cita-cita Akko kali ini. ia merasa Akko plin-plan dalam memilih cita-cita untuk masa depannya.

"Akko-chan,apa kau sangat menyukai Kosmetik?" tanya Moko.
"ya, aku sangat menyukainya!!" jawab Akko. "kalau kau, ingin jadi apa?" tanya Akko menanyakan apa cita-cita Moko.
"kurasa, aku ingin menjadi pengantin." jawab Moko senang. 
"aku juga ingin mengenakkan baju pengantin! tapi, aku tidak mau menikah dengan seorang karyawan. aku lebih suka dengan seorang atlit yang kaya." ucap Akko seraya membayangkan.


tiba-tiba seorang teman lelaki sekelasnya, berseru kalau Akko tidak akan pernah menikah. Akko terkejut, ia lalu berbalik untuk melihat siapa yang meledeknya seperti itu.

ketiga murid lelaki teman Akko dan Moko masuk kekelas. mereka bertiga meledek Akko yang menggunakan make-up seperti orang dewasa.

"lihat, dia pakai lipstik, padahal masih kecil!" ucap Shosho mengejek.
"wajah yang benar-benar aneh!!" teriak satunya lagi.
"itu adalah bibir monster!!" teriak kankichi.

seorang murid wanita berdiri dibalik pintu kelas. ia tertawa puas melihat Akko yang diledek habis-habisan. 


Akko dan Moko cemberut. mereka sangat kesal. Akko mengemasi barang-barangnya dengan cepat, ia memilih untuk pergi dari kelas menjauhi mereka. 

Shosho yang merasa Akko mengacuhkannya, sangat kesal. ia melempar bola yang dibawanya pada Akko. bola itu mengenai Akko hingga membuatnya jatuh kelantai.

saat jatuh, cermin lipat kesayangan milik Akko pecah. Akko dan Moko seketika berteriak terkejut. ketiga teman Akko yang nakal, juga ikut kaget. mereka segera pergi dari kelas untuk menghindari kemarahan Akko. melihat cermin lipat kesayangannya pecah, Akko menangis tersedu-sedu, mengingat kalau cermin kesayangannya itu adalah hadiah dari ayahnya.


dirumah, Akko mengubur cermin lipat kesayangannya dihalaman rumah. malam harinya, Akko tidak bisa tidur nyenyak mengingat cermin kesayangannya yang sudah pecah. 


diluar, cuaca sedang hujan salju. didepan rumah Akko, muncul cahaya terang dari langit. cahaya itu menerangi kuburan cermin milik Akko. lalu, keadaan diluar menjadi terang sekali layaknya siang hari. Akko yang berbaring dikamarnya kaget, ia terheran-heran melihatnya. tiba-tiba terdengar suara seseorang yang misterius memanggil namanya berulang kali. 

"siapa itu?" tanya Akko heran.


kemudian, keadaan sekitar kembali normal lagi. sebuah titik cahaya keluar dari kamar Akko seraya mengeluarkan suara memanggil nama AKko. titik cahaya itu seperti mengajak Akko untuk mengikutinya. Akko yang penasaran, mengikuti kemana titik cahaya itu pergi. untuk berjaga-jaga, ia membawa sapu untuk melindunginya jika ada bahaya.


Akko terkejut ketika titik cahaya itu membawanya keluar rumah. Akko melongo tak percaya melihat seorang pria aneh dengan setelan baju berjas rapi dengan sinar cahaya yang meneranginya disekelilingnya.


"siapa kau?" tanya Akko heran.
"aku adalah sang jiwa cermin! aku berasal dari kerajaan cermin." jawab pria itu.
"hah?" seru Akko tak mengerti.
"terima kasih sudah memperlakukan cerminmu dengan penuh kasih sayang. cermin riasmu kini sudah rusak, jadi aku akan berikan ini sebagai penggantinya!" ucap pria itu seraya menyerahkan sebuah cermin lipat cantik pada Akko.

Akko mengambil cermin itu dengan senang. bentuk dan warnanya sangat cantik dan indah menurutnya.

"ini boleh kumiliki?" tanya Akko.
"iya!" jawab pria itu. "tapi itu bukan cermin rias biasa.. itu adalah cermin ajaib yang dapat mengubahmu." ucap pria itu.
"ajaib? kau membohongiku karena aku anak kecil!" seru Akko cemberut.
"aku akan mengajarimu merapal mantranya! ucapkan 'tekumakumayakon' sebanyak dua kali, lalu katakan keinginanmu." ucap pria itu.
"teku...maku...uh..." ucap Akko terbata-bata.
"ucapkan 'lamipas lamipas lulu lulu lu' untuk menghilangkan pengaruh mantranya." ucap pria itu. 


Akko menirukan mantra yang diucapkan tadi dengan lirih. pria aneh dan misterius itu melepas kaca mata hitamnya. ia menatap Akko dengan tajam. ia memberitahu Akko untuk tidak mengatakan mengenai cermin ajaibnya pada siapapun. pria itu mengatakan, kalau sampai ada yang tahu mengenai cermin ajaibnya, maka cermin tersebut akan kehilangan kesaktiannya. 

"cermin ajaib?" tanya Akko masih tak mengerti.

Akko menatap cermin ajaib itu debgb heran. saat ia melihat kearah pria misterius tadi, pria utu sudah menghilang lenyap begitu saja. aku melihat sekitar dan kebingungan.


dikamarnya, Akko membuka cermin ajaib itu. ia masih tidak mempercayai apa yang dikatakan pria misterius tadi yang mengatakan kalau cermin itu adalah cermin ajaib.

"tekumakumayakon, kata apa itu? cermin rias ajaib? tidak mungkin menjelma jadi apa saja!" tanya Akko pada dirinya sendiri. 

Akko tertawa, karena hal semacam itu tidak mungkin terjadi. tapi, karena ia mempunyai rasa penasaran yang cukup tinggi, Akko memutuskan untuk mencoba mantra itu.

"tekumakumayakon. tekumakumayakon. jadikan aku orang dewasa!" seru Akko pada cermin ajaib itu.

ternyata tidak terjadi apapun dalam dirinya. Akko tertawa simpul.

"ternyata hanya bohongan..." ucapnya seraya duduk ditempat tidurnya.

tidak lama kemudian, sebuah cahaya aneh keluar dari dalam cermin. Akko terkejut dan melongo tak percaya. sebuah sinar dari dalam cermin ajaib menyelimuti sekujur tubuh Akko. Akko berteriak ketakutan. kucing milik Akko yang melihat semuanya, juga ikut kaget. dalam hitungan detik, cahaya yang menyelimuti tubuh Akko merubahnya menjadi seperti yang Akko inginkan.


Akko mengambil cermin ajaibnya untuk mengaca. ia tekejut melihat dirinya kini yang berubah menjadi Akko dewasa. 

"tidak mungkin!" teriak Akko. "bagaimana ini?" seru Akko seraya berlarian dikamarnya.

Akko menatap dirinya di cermin kamar. ia kagum melihat dirinya saat dewasa. sangat cantik dengan tubuh yang bagus. Akko mengintip dadanya, ia senang dadanya sudah tumbuh besar.

"wah.... aku bahkan punya payudara! aku benar-benar menjadi wanita dewasa!" seru Akko tertawa senang.


Akko menuju kecermin ajaibnya lagi. kali ini ia merubah dirinya menjadi atlit skating indah. 

dan dalam hitungan detik, Akko sudah berubah seperti apa yang diinginkannya.

dengan penampilan menjadi atlit skating indah. Akko terjatuh diatas tempat tidur karena tidak bisa menjaga keseimbangannya menggenakkan sepati pemain skating.

"aku tidak cocok menjadi atlit skating indah!!" serunya kesal.


Akko kemudian mengubah dirinya lagi menjadi seorang pramugari. dan dengan cepat Akko berubah menjadi pramugari lengkap dengan seragam pramugari dan koper disampingnya.


Akko merasa sangat puas dengan penampilannya sebagai pramugari, ia bahkan mengucapkan kata 'mohon perhatiannya'. setelah merubah dirinya menjadi pramugari, Akko ingin merubah dirinya dengan berbagai profesi yang lain. tapi sebelum itu terjadi, terdengar suara mamanya memanggil dirinya. Mama yang merasa mendengar suara berisik dari kamar Akko, memutuskan untuk melihat Akko. mendengar kedatangan mamanya kekamar, AKko sangat panik. ia berjalan mondar-mandir mencoba mengingat mantra untuk menghilangkan pengaruhnya.

"bagaimana cara menghilangkan pengaruh mantranya?" ucap Akko panik.

suara langkah mama Akko sudah terdengar jelas didepan pintu. Akko segera mengucapkan mantra penghilangnya saat mamanya membuka pintu kamarnya.


saat sudah masuk ke kamar Akko, mama terkejut melihat Akko yang tidur dilantai. 

"sedang apa kau selarut ini?" tanya Mama heran.
"uh, tidak ada!" jawab Akko pura-pura tak sadar dengan apa yang dilakukannya.
"kembali keranjang dan lekaslah tidur!" ucap Mama.
"baik!" seru Akko seraya beranjak.

lalu, Mama keluar dari kamar Akko. setelah kepergian mamanya, Akko menatap cermin ajaibnya dan tersenyum senang.

"cermin rias ajaib! ternyata ini bukan mimpi!" ucap Akko senang.


Akko sedang pergi ke taman bermain bersama sahabatnya Moko. ia mencoba wahana permainan bersama dengan Moko. setelah naik wahana, Moko meminta maaf pada Akko karena teman dari adiknya sudah memecahkan cermin kesayangan milik Akko.

"tidak apa-apa! lagipula..., lihat!" seru Akko seraya menunjukkan cermin barunya pada Moko.
"cantiknya!!" seru Moko. "jadi, kau sudah punya yang baru?" tanya Moko.
"aku tidak bisa menceritakannya." keluh Akko pada Moko.


Akko kemudian mengajak Moko untuk naik bianglala (kincir raksasa) karena ia sudah bosan main Kiddie Rides (permainan menggunakan koin). Moko senang, ia setuju dengan usul Akko. ketika Moko mengeluarkan tiket untuk naik bianglala, adiknya dan kedua temannya mengambil tiket itu dari tangan Moko. Moko sangat kesal, ia mengejar adik beserta teman adiknya itu untuk mendapatkan tiketnya kembali. Akko yang melihat semua itu menghela nafas panjang.

"ya ampun..., inilah sebabnya aku benci jadi anak kecil!! seandainya aku bisa jadi orang dewasa.." ucap Akko kesal.


Akko kemudian teringat akan cermin ajaibnya yang bisa merubahnya menjadi dewasa. Akko tersenyum senang, ia telah memikirkan sesuatu.

seorang pria bernama Naoto Hayase duduk meringkuk kedinginan di taman bermain itu. ia terlihat sibuk memikirkan sesuatu. Hayase sangat bersemangat saat melihat seorang wanita cantik yang sedang berdiri sendirian. wanita itu terlihat sedang menunggu seseorang. Hayase mendekati wanita itu. ia menatap tajam wanita itu dengan lekat-lekat.

"riasan yang sempurna..." ucap Hayase. 

wanita itu merasa aneh dengan apa yang dilakukan Hayase padanya. 

"ah.. silk cream foundation! lipgloss nya yang menjadi pertanyaanku..!" seru Hayase memperhatikan riasan make-up yang dipakai wanita itu.
"hah?" seru wanita itu tak mengerti apa yang sedang dilakukan Hayase.
"laura mercier's peach champagne! warna yang indah! coraknya sukar untuk dibuat! coraknya menambah...." ucap Hayase bersemangat menebak nama lipgloss yang dipakai wanita itu.


seorang pria memanggil wanita itu, wanita itu berlari menuju kepacarnya. wanita itu dan pacarnya menatap aneh pada Hayase. Hayase menghela nafas panjang. ia menyadari hal bodoh apa yang ia lakukan tadi sehingga orang menganggap aneh padanya.


seorang wanita berpakaian polisi, tak sengaja menabrak Hayase. polisi wanita itu adalah Akko yang sudah merubah dirinya menjadi dewasa sebagai seorang polisi wanita. Hayase menganggap itu adalah kesalahannya, jadi ia mengucapkan maaf pada Akko-dewasa. 

Taiso (adik Moko) dan kedua temannya berlarian menghindari kejaran Moko. Akko-dewasa mencegat mereka dan menghadangnya. Akko berteriak menyuruh mereka untuk berhenti. ketiga bocah nakal itu kaget melihat ada sorang polisi wanita menghadang mereka. mereka bertiga terlihat ketakutan.

"kembalikan tiket itu pada Moko-chan sekarang juga!!" ucap Akko-dewasa dengan tegas. "bila kalian mencuri barang... aku akan menahan kalian!" ancam Akko seraya menunjukkan borgolnya pada mereka.


Akko terlihat senang sudah mendapatkan tiket Moko kembali. Akko mencari sebuah tempat sepi untuk merubah dirinya menjadi Akko-kecil. ia menemukan sebuah permainan pesawat, Akko memutuskan masuk untuk merubah dirinya dipesawat itu karena sepi. 

"lamipas lamipas lulu lulu lu..." ucap Akko kemudian.

seketika Akko berubah menjadi Akko-kecil. Akko sangat senang bisa mengerjai Taiso dan teman-temannya, Akko berkomentar kalau mereka bertiga kekanak-kanakan sekali. karena sangat senang, Akko berjalan sambil melompat-lompat kecil. karena tidak berhati-hati, Akko terjatuh ketanah. cermin ajaibnya menggelinding tak jauh darinya.


Hayase berjalan mendekati cermin Akko, ia kemudian memungutnya. Hayase membantu Akko untuk berdiri. 

"kamu tidak apa-apa?" tanya Hayase pada Akko.
"iya!" jawab Akko.

melihat Hayase berada didekat permaina pesawat, Akko curiga kalau Hayase melihat dirinya ketika berubah dari dewasa menjadi anak-anak. ia memutuskan untuk bertanya langsung pada Hayase.

"umm... apa tadi kau melihat sesuatu?" tanya Akko cemas.
"iya.. rokmu terbuka!" seru Hayase seraya menunjuk rok Akko yang tersibak.
"astaga!!" seru Akko panik. ia kemudian merapikan roknya. "umm, itu milikku!" ucap Akko seraya menujuk cerminnya ditangan Hayase.


Hayase memberikan cermin itu pada Akko. Akko memerikasa cerminnya, ia sangat lega karena cermin ajaibnya tidak apa-apa dan tidak pecah.

"syukurlah.. ternyata cerminnya tidak pecah!" seru Akko senang. "terima kasih banyak!" ucap Akko pada Hayase lalu pergi. 

Hayase menatap geli pada Akko.


Moko, Taiso dan kedua temannya ribut mendepatkan siapa yang naik bianglala duluan karena maksimal untuk naik bianglala adalah 4 orang. Moko memutuskan kalau ia akan naik duluan dengan Akko.

"itu tidak adil! aku ingin yang pertama!" seru Taiso pada Moko.


mereka kemudian berdebat dan berebutan siapa yang naik baianglala duluan! Akko merasa muak dengan mereka semua yang kekanak-kanakan. Akko terkejut saat melihat Hayase yang juga akan naik bianglala. dan pada akhirnya, Akko dan Hayase naik bianglala berdua.


Akko menatap Hayase dengan heran. saat itu, Hayase terlihat sangat sedih dengan pandangan kosong dimatanya. merasa diperhatikan, Hayase balik melihat Akko. mereka berdua lalu saling menatap.

"bukankah kau seharusnya pergi sekolah?" tanya Hayase pada Akko.
"sekarang, sedang liburan musim dingin." jawab Akko.
"begitu ya, ternyata sudah musim liburan!" ucap Hayase.
"apa kau sudah dewasa?" tanya Akko.
"hah? apa aku tidak terlihat dewasa?" tanya Hayase balik. "diusia 27 tahun, tentu aku sudah sangat dewasa!" lanjut Hayase lalu tersenyum.
"sungguh? kau 17 tahun lebih tua dariku. sedang apa kau disini disaat jam segini?" tanya Akko.
"aku kemari untuk naik kincir raksasa ini! aku menyukainya" jawab Hayase. lalu pandangannya jauh memandang gedung kosmetik Akatsuka.


Akko tertegun melihat pandangan sedih dengan mata sayu Hayase. Akko lalu tersenyum kecil. walaupun Hayase sudah sewasa, Akko merasa kalau Hayase sedikit terlihat seperti anak-anak karena suka naik kincir raksasa. 

"wah.. cantiknya..!" seru Hayase kemudian.
"ehh...? aku?" tanya Akko kege-er an!
"lihatlah.." ucap Hayase seraya menunjuk pemandangan dibelakang Akko.


Akko dan Hayase kagum dengan pemandangan senja yang sangat indah diTokyo. Akko melirik Hayase, ia lalu tersenyum.


ketika pulang dari wahana permainan, Moko tampak cemberut dan kesal. sedangkan Akko terlihat berseri-seri. 

"cantik!! seandainya aku bisa langsung jadi dewasa, kemudian pacarku mengatakan hal itu padaku." ucap Akko seraya senyum-senyum.
"apa?" tanya Moko tak mengerti.
"bukan apa-apa. bukankah liburan musim dingin itu indah bukan?" seru Akko pada Moko.

Akko sepertinya menyukai Hayase, ia berjalan terhuyung-huyung  terserang mabuk asmara. Moko memandangi Akko dengan tatapan heran. 

"tapi, bimbingan belajar sudah dimulai besok!" keluh Moko tak bersemangat.
"kapan kita bisa berlibur seperti orang dewasa... jadi dewasa..." sahut Akko yang masih larut dalam khayalannya.

mendengar kata dewasa, Akko ingat kalau dirinya mempunyai cermin ajaib yang bisa merubahnya menjadi dewasa kapanpun yang dia inginkan. Akko kemudian tersenyum-senyum sendiri. Moko memandanginya dengan tatapan aneh. 

keesokannya ditempat bimbingan belajar, Akko merubah dirinya menjadi dewasa. ia datang ketempat bimbingan belajarnya dengan wujud Akko-dewasa untuk menemui gurunya. Akko-dewasa berpura-pura menjadi kerabat Akko-kecil untuk meminta ijin kalau hari ini Akko-kecil tidak bisa mengikuti bimbingan belajar.

"ada apa?" tanya bu guru.
"Akko-chan bersama ibunya pergi mengunjungi ayahnya Akko yang bekerja diluar negeri." ucap Akko dengan gaya anak-anak. 

menyadari tingkahnya yang kekanakan dan tidak cocok dengan wujudnya sekarang ini, Akko-dewasa segera merubah sikapnya layaknya orang dewasa.

"jadi, dia tidak bisa mengikuti bimbingan belajar hari ini!" lanjut Akko meminta ijin.


setelah berhasil mendapatkan ijin, Akko-dewasa bersenang-senang. ia jalan-jalan dan membeli ice cream. ia begitu menikmati menjadi seorang gadis dewasa. 

"menjadi dewasa sungguh menyenangkan!!" ucapnya senang. "apa yang akan kulakukan selanjutnya?" tanyanya pada dirinya sendiri.


Akko-dewasa kemudian melihat toko yang menjual alat kosmetik. toko itu adalah toko kosmetik akatsuka yang sedang mengadakan pameran kosmetik untuk musim dingin. Akko yang dasarnya sangat menyukai kosmetik, memutuskan untuk masuk dan melihat-lihat pameran didalam.


didalam, Akko-dewasa didandani sedemikian cantik oleh para karyawan pameran. setelah selesai, Akko-dewasa melongo dan terpesona dengan kecantikannya sendiri dicermin. karyawan yang mendandani Akko bertanya bagaimana hasil dari riasannya. 

"wah... aku terlihat sangat berbeda!" teriak Akko senang.
"ini adalah Rouge Excellent Rose 082.. yang menjadi tren pada musim dingin kali ini. dan anda memiliki kulit yang sangat bagus, sehingga krim ini cocok sekali untuk anda." ucap karyawan itu.
"jadi dewasa sungguh mengasikkan!!!" seru Akko senang.


tanpa diduga-duga, Akko-dewasa bertemu dengan Hayase. dan dengan polosnya, Akko-dewasa menyapa Hayase dengan percaya diri. Hayase hanya menatap bingung pada Akko-dewasa karena ia tidak pernah mengenal ataupun melihat Akko-dewasa sebelumnya.

"apa kita pernah bertemu?" tanya Hayase.

menyadari kebodohannya, Akko-dewasa bingung harus mengatakan apa. dengan gayanya yang kekanakan, Akko-dewasa mengatakan kalau dirinya salah mengenal orang, ia mengira kalau Hayase orang yang dikenalnya.

"tidak apa-apa. aku sendiri tidak akan mudah melupakan wanita yang berparas cantik." ucap Hayase.
"oh ya? cantik? aku cantik?" tanya Akko-dewasa.
"ya, tentu saja! jadi, kalau boleh kutanya... bagaimana kesanmu mengenai kosmetik kami?" tanya Hayase kemudian.
"pendapatku?" seru Akko-dewasa. 


kemudian Akko-dewasa melipat kedua tangannya didada. ia bergaya seperti layaknya orang dewasa. Akko-dewasa memperhatikan kosmetik-kosmetik yang ada didepannya untuk memberikan pendapatnya pada Hayase. 

"mahal! terlalu mahal!" seru Akko-dewasa dengan gayanya. 

Hayase terkejut mendengar pendapat Akko mengenai kosmetiknya. 

"tidak kusangka, ternyata mahal sekali!" ucap Akko-dewasa. ia lalu mengambil sebuah make-up. "meskipun warnanya sangat cantik, tapi kemasannya sama sekali tidak cantik! kemasannya terlalu kuno.!" lanjut Akko-dewasa.
"kuno ya?" sahut Hayase mengerti.


lalu Akko-dewasa mengambil sebuah parfum dan menunjukkannya pada Hayase.

"kata mama, yang ini baunya wangi.. tapi bagi anak-anak sepertiku, baunya tidaklah..." ucap Akko-dewasa tidak bisa mengontrol ucapannya.
"anak-anak?" tanya Hayase tak mengerti.
"ya, anak-anak!" jawab Akko-dewasa masih tak sadar dengan apa yang diucapkannya. 

setelah menyadari kalau ucapannya salah, Akko-dewasa tersenyum kecil pada Hayase. ia segera menjelaskan pada Hayase kalau yang dia maksud adalah anak muda. Akko-dewasa mengatakan pada Hayase kalau para ABG tidak akan mau membeli parfum dengan bau yang hanya disukai para orang tua seperti itu. Hayase mengangguk mengerti. ia sangat menyukai pendapat dan komentar dari Akko yang menurutnya cemerlang.


telepon milik Hayase berdering, ia ijin pada Akko sebentar untuk mengangkatnya. dari belakang, Akko tersenyum pada Hayase. ia kini tahu kalau Hayase bekerja di Akatsuka. 

setelah menerima telepon, tampak wajah cemas diwajah Hayase. ketika ia berbalik melihat Akko, sebuah senyuman kecil muncul. ia memikirkan sesuatu setelah melihat Akko. Hayase mengajak Akko ke perusahaan akatsuka. 


setelah di perusahaan Akatsuka, Akko membaca kartu nama Hayase.

"Naoto Hayase, divisi perencanaan dan pengembangan. sebagai... sebagai apa ini?" tanya Akko kemudian.
"manajer divisi." jawab Hayase menjelaskan.
"manajer divisi? apa kau orang yang penting?" tanya Akko dengan polosnya.
"jabatan itu tidak ada artinya lagi sekarang, karena tidak memiliki wewenang eksekutif." jawab Hayase.
"eksekutif? samakah artinya dengan eksperimen?" seru Akko dengan lugunya. (wkwkwk)


Hayase masuk keruang rapat. Akko mengikutinya dari belakang. semua mata tertuju pada Akko, mereka semua menatap heran pada Akko. sedangkan Akko sangat senang Hayase mengajaknya dirapat itu. ini adalah hal baru yang dialami Akko, dan ia begitu menikmatinya. 

"wah... ada begitu banyak orang tua!" seru Akko dengan riang.
"orang tua?" sahut direktur Akatsuka kesal. (wkwkwk)


Hayase dduduk dimeja yang sudah disediakan untuknya, sedangkan Akko duduk dibelakang, disamping rekan satu tim Hayase (Aoyama).

(disini ini yang jadi direktur Akatsuka adalah Shosuke Tanihara yang main didrama Mop Girl yang sinopsisnya belum selesai aku nge-recapsnya. disini, Tanihara perannya jadi orang jahat dan licik, alias antagonis)

"maaf saya terlambat.. karena saya yakin semua anggota rapat sudah ditetapkan! saya rasa, Aoyama sudah cukup untuk mewakili pemaparan divisi kami. saya harap, kalian semua tidak keberatan!" ucap Hayase pada semuanya.

(dalam rapat itu, Hayase memanfaatkan Akko. ia menggunakan Akko untuk memperlihatkan tampilan make-up produksinya yang dipakai Akko, kepada semua orang didalam rapat.)

direktur Akatsuka tampak tidak senang dengan Hayase. Hayase mengatakan pada semua kalau kebijakan baru perusahaan menolak semua perencanaan bisnis baru seperti yang sudah timnya usulkan dalam rapat itu. Hayase mengatakan kalau mulai saat itu, ia hanya akan menghadiri rapat rutin perusahaan. Hayase pamit untuk undur diri.

direktur akatsuka mengatakan kalau Hayase telah salah paham dengan apa yang terjadi. 

"jika menurutmu kau masih memiliki posisi yang istimewa, maka kau salah besar." ucap Direktur.
"saya tidak berpikir seperti itu" sahut Hayase seraya tersenyum. "selama anda semua masih dalam jajaran eksekutif, maka perusahaan ini akan tetap terpuruk." ucap Hayase.


saat Hayase sedang sibuk memberikan pendapatnya dalam rapat, Akko sibuk memperhatikan dasi yang dikenakkan para karyawan yang ada didalam ruang rapat.

"pola bintik-bintik.. pola bergerigi.. pola menyilang.. hah, Teddy bear!!" seru Akko seraya tertawa. Aoyama spontan melihat Akko dengan heran. "ada Teddy bear!" seru Akko kekanak-kanakan.


Direktur akatsuka mengejek Hayase dengan mengatakan kalau divisi yang dipimpin Hayase hanyalah sekedar penyaluran hobi dari CEO sebelumnya. 

Hayase memilih untuk meninggalkan rapat itu. Akko mengikutinya dari belakang. direktur mengatakan pada semuanya kalau akan lebih baik untuk perusahaan jika menerima suntikan modal dari perusahaan lain.

"Gold Inc, telah menawarkan untuk membantu keuangan perusahaan kita... dan CEO nya adalah tuan Kito, dia hadir bersama kita saat ini." ucap Direktur. 

lalu CEO Gold Inc keluar dan berdiri didepan semuanya. 

Direktur mengatakan kalau proposal mengenai penyuntikan dana akan diserahkan dalam rapat pemegang saham, ia berharap kalau semua tidak ada yang keberatan.


Hayase mengajak Akko keruang kerjanya. Hayase memberi Akko minuman berupa kopi pahit. Hayase meminta maaf pada Akko kalau tadi dia terlihat seperti memanfaatkan Akko. Akko hanya tertegun dengan ucapan Hayase. ia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud 'memanfaatkan' yang diucapkan Hayase. 

Akko lebih tertarik dengan kopi yang dibawakan Hayase untuknya. karena penasaran, Akko langsung saja meminum kopi pahitnya tanpa diberi gula terlebih dahulu. ia langsung meringis kepahitan.

"aduh... pahit..!!" seru Akko. Hayase menatap Akko dengan heran. "oh iya, gulanya ada disana!" seru Akko seraya menunjuk gula dimeja. ia lalu melihat kue yang ada didepannya. "bolehkah ini kumakan?" tanya Akko pada Hayase.
"tentu!" jawab Hayase.
"asik!! terima kasih!!" teriak Akko senang. ia langsung memakan kue yang ada dimeja. Hayase tersenyum melihat Akko.

karyawan lain menatap heran pada Akko. mereka penasaran, siapa gadis yang dibawa Hayase kekantor. seorang karyawan memberi tahu kalau Akko adalah pekerja paruh waktu yang baru.


Hayase memberikan beberapa lembar kertas pada Akko. ia meminta Akko untuk membuat penilaian mengenai kosmetik produksinya.

"aku ingin agar kau melakukan tugas sederhana... untuk menguji produk-produk baru kami." ucap Hayase serius.
"ujian?? aku tidak mau!!" sahut Akko salah paham. ia mengira Hayase memintanya untuk mengikuti ujian yang Akko benci.
"cukup katakan pada kami bagaimana pendapatmu.. katakan yang sejujurnya mengenai produk yang sedang kami uji coba." ucap Hayase menjelaskan kesalah pahaman.
"oh, syukurlah.. aku tak perlu menjalani ujian." ucap Akko seraya memakan kuenya.


Aoyama tiba-tiba datang, ia mengatakan pada Hayase kalau percuma melakukan hal seperti itu sekarang. karena saat rapat tadi, semua dewan menyetujui penyuntikan modal untuk perusahaan. 

"tentu saja mereka menyetujuinya, mereka sudah tak tahan menghadapi masalah.. karena mereka hanya ingin uang mereka kembali." ucap Hayase.

Akko menganggu mereka dengan suara-suara yang ia timbulkan saat menikmati kopi manisnya. Aoyama bertanya siapa Akko. Akko yang sedang sibuk menambahkan gula dikopinya, tidak menanggapi apa yang dikatakan Aoyama. 


Hayase dan Aoyama menatap Akko dengan tajam. merasa diperhatikan, Akko menyadari kalau dia sedang dipertanyakan. ia kemudian memperkenalkan dirinya pada Aoyama.

"aku dari SD Tsubame.. " ucap Akko penuh semangat. menyadari kata-katanya keliru, ia segera memperbaikinya. "um... bukan!! Universitas. aku mahasiswi!!!" seru Akko dengan gaya imutnya. (wkwkwk)

Aoyama bengong melihat tingkah Akko seperti anak-anak. sedangkan Hayase tertawa melihat Akko yang menurutnya sangat lucu dan menarik. 


"oh.. ternyata kau seorang mahasiswi?" tanya Hayase.
"iya!" jawab Akko.
"apa? pak Hayase, jadi anda juga tidak mengetahuinya?" tanya Aoyama.

Hayase mengalihkan pertanyaan Aoyama dengan memperkenalkannya pada Akko.

"ini rekan kerjaku disini, Aoyama Mari-kun." ucap Hayase.
"Aoyama Mari-kun?" seru Akko heran. 

(panggilan 'kun' biasanya panggilan untuk anak laki-laki)

"mengapa dia memanggilmu seperti anak laki-laki?" tanya Akko pada Aoyama. "apa kau hanya bercanda?" tanya Akko pada Hayase seraya tertawa.

melihat kepolosan Akko yang lucu, Hayase menahan tawanya.


malam harinya, Akko makan malam berdua bersama mamanya dirumah. Akko sangat bersemangat ketika melihat tayangan iklan ditelevisi yang menampilkan produk kosmetik dari Akatsuka.

mama menyuruh Akko untuk mengerjakan PR setelah selesai makan malam. dengan ceria Akko mengatakan pada mamanya kalau dia akan melakukannya. setelah itu Akko bertanya pada mamanya, bukankah kosmetik yang dipakai mamanya mereknya yang tampil ditelevisi itu. 

"iya, tapi kau masih terlalu kecil untuk mengenakkan kosmetik." ucap mama. Akko hanya tersenyum kecut.
"mama tidak tahu!" sahut Akko lirih.
"seperti yang selalu ayahmu katakan. penampilan, tidaklah penting." ucap Mama menasehati Akko.

Akko menatap foto dirinya bersama ayahnya dilemari.

"tapi perempuan harus berpenampilan cantik!" seru Akko seraya tersenyum genit.


paginya, dengan ceria Akko berpamitan pada mamanya untuk pergi kesekolah. sampai didepan rumah, ia mengeluarkan cermin ajaibnya dan tersenyum aneh. kali ini, Akko berniat untuk membolos dan merubah dirinya menjadi dewasa untuk bisa pergi keperusahaan Akatsuka.

dengan ceria dan gaya berjalan yang sedikit loncat-loncat, ia memasuki gedung Akatsuka untuk memulai magang dihari pertamanya. Akko dengan ceria dan penuh semangat menyapa security Akatsuka. semua karyawan bahkan security yang disapa Akko terheran-heran, kenapa Akko begitu semangat sekali.


sesampainya dikantor, Akko menyapa setiap rekan kerjanya. karena terlalu bersemangat dan tidak berhati-hati, Akko tersandung dan terjatuh. tas yang dibawanya terhempas keudara, dan mengeluarkan barang-barang yang dibawanya. tampak sebuah alat-alat tulis dan beberapa buku murid SD berserakan dilantai. (wkwkwkwk) semua karayawan dikantor memandangi Akko dan barang bawaannya dengan heran. 


Akko merubah meja Kantornya secantik mungkin. ia menaruh barang-barang yang imut dan dominan berwarna pink dan merah. 

(jadi keinget sha-sha yang main di sitkom OB di RCTI. mejanya penuh warna ungu dengan barang-barang yang unik dan lucu, nah, disini Akko tidak jauh berbeda dengan Sha-sha)

semua karyawan memandang heran dan aneh pada Akko yang merias meja kerjanya seperti anak-anak kecil. Hayase yang juga ada disitu, kebetulan melihat Akko, juga ikut terheran-heran. merasa semua memperhatikannya, Akko dengan polosnya malah melambaikan tangan dengan riang pada mereka.


saat jam makan siang, Akko mengambil banyak makanan. bahkan ia sangat senang dan bersemangat saat melihat kue juga disediakan disitu. semua karyawan yang didekatnya menatapnya dengan mata heran, Akko terlihat sangat rakus.

"makan siang disini benar-benar enak!!" seru Akko senang.

Hayase mengajak Akko kepabrik untuk melihat produksi kosmetik yang sedang dibuat. Akko sangat senang, ia berlarian mondar-mandir dengan semangat. 


Akko mencoba memakai mesin foto copy kantor. karena tidak mengerti cara untuk mengoperasikannya, ia membuat kerusakan pada mesin foto copy tersebut. seorang wanita rekan kerjanya protes pada Akko karena rok yang dikenakkan Akko sama persis dengan rok yang dipakainya. 

"oh, iya!" seru Akko dengan polosnya.
"ohh??? karyawan baru disini tidak boleh menggenakan rok diatas lutut!!" omel wanita itu.


Akko mencoba memperbaiki mesin foto copy yang dirusaknya sendiri. semua orang memperhatikannya dengan tatapan heran dan aneh. sedangkan Akko tidak memperdulikan mereka, walaupun wajahnya tercoret kotoran tinta dari mesin itu.


sepulang kerja, Akko pergi ke taman bermain untuk merubah dirinya menjadi Akko-kecil. ia masuk ketabung mainan. tanpa diketahuinya, seorang gadis kecil yang bermain perosotan memperhatikannya dan tanpak keheranan melihat Akko yang dengan cepat berubah menjadi gadis kecil seumurannya. gadis kecil itu bengong melihat Akko.


sesampainya dirumah, dengan ceria Akko menyapa mamanya dan berteriak kalau dia lapar. didepan mamanya, Akko berpura-pura baru saja pulang dari sekolah.

bersambung :) lanjut ke part 2