August 10, 2014

SINOPSIS HIGH SCHOOL - LOVE ON EPISODE 4

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!



===== EPISODE 4 =====

Woo Hyun akhirnya menemukan Seul Bi. Seul Bi heran, Woo Hyun bisa tau kalau dirinya habis terjatuh.

Seul Bi : "Bagaimana kau bisa tahu aku jatuh?"
Woo Hyun : "Kau jatuh dimana? Apa mungkin kau jatuh cinta?"
Seul Bi : "Hah? apa?"
Woo Hyun : "Jika kau harus jatuh, lebih baik jatuh cinta saja."

Seul Bi kaget melihat Sunbaenya ada disitu sedang memperhatikannya. Woo Hyun menoleh, melihat apa yang seul Bi lihat. Seul Bi berlari menghampiri Sunbaenya. Woo Hyun berteriak memanggil Seul Bi.

Seul Bi : "Sunbae, kenapa kau menghindariku?"


Woo Hyun lari menghampiri Seul Bi lalu memanggilnya. ketika Woo Hyun datang, Byung Chul menghilang begitu saja. Seul Bi melihat Sunbaenya berdiri dibawah jembata. Seul Bi berteriak memanggil Sunbaenya. Woo Hyun melihat kebawah, tapi dia tidak melihat siapa-siapa.

Woo Hyun : "Apa yang kau lakukan? Apa kau melihat seseorang yang kau kenal? Apa ingatanmu sudah kembali?"

tapi tiba-tiba Seul Bi pingsan. 


Woo Hyun menggendong Seul Bi dan membawanya pulang kerumah. Woo Hyun membawa Seul Bi kekamarnya karena tidak ingin mengganggu Nenek yang sudah tidur. Woo Hyun membaringkan Seul Bi ditempat tidurnya. kemudian Woo Hyun memegang dahi Seul Bi.

Woo Hyun : "Kenapa kau pergi keluar saat sedang sakit?"

Woo Hyun mengompres dahi Seul Bi. 

Woo Hyun : "Kau seharusnya merasa terhormat. Aku membiarkan mu tidur di sini karena aku tidak ingin membangunkan Nenek."
Seul Bi : "Hari ini kau seperti dokter."
Woo Hyun : "Tidurlah. Kau bahkan tidak bisa bicara dengan baik."


Seul Bi memejamkan matanya untuk tidur. Woo Hyun pergi keapotek untuk membelikan Seul Bi obat. sesampainya dirumah, Woo Hyun menyiapkan obat yang dibelinya disamping Seul Bi.

Woo Hyun : "Aku seharusnya senang saat ingatanmu kembali. Aku benar-benar jahat. Jangan sakit Seul Bi!"


Episode 4: Langkah bayi? Langkah pertama saat belajar untuk mencintai!

hari sudah pagi, Seul Bi bangun dari tidurnya. ia membuka mata dan heran kenapa berada dikamar Woo Hyun. Seul Bi melihat obat yang sudah disiapkan Woo Hyun untuknya.

Seul Bi : "Bahkan sekarang aku harus minum obat juga?"

Seul Bi mengingat kejadian kemarin ketika berusaha mengambil kalung milik Woo Hyun yang tercemplung keselokan. Byung Chul mengangkat tutup selokan dengan kekuatannya, sehingga tutup selokan terangkat sendiri dan memudahkan Seul Bi untuk mengambil kalung itu. setelah itu ia segera menghilang sebelum Seul Bi melihatnya.

Seul Bi yakin kalau itu adalah perbuatan Sunbaenya.


Seul Bi keluar kamar dan turun kebawah. ia melihat Woo Hyun sedang tidur disofa. Seul Bi menyelimuti Woo Hyun yang masih tertidur. setelah itu ia tersenyum dan kemudian pergi.


Seul Bi duduk diatap tempat jemuran untuk meng-charge dirinya dengan sinar matahari. tak lama kemudian Woo Hyun datang untuk menjemur selimut.

Woo Hyun : "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya.
Seul Bi : "Hah? Ya, aku baik-baik saja."
Woo Hyun : "Biar aku periksa jika demammu sudah turun."

Woo Hyun akan memeriksa dahi Seul Bi, tapi Seul Bi menangkis tangan Woo Hyun.

Seul Bi : "Diam! Jangan meletakkan tanganmu padaku."
Woo Hyun : "Kenapa kau berpura-pura di depan ku? Kalau begitu bisakah aku menyentuhmu dengan kakiku?" Woo Hyun mengangkat kakinya pada Seul Bi. (hahaha)
Seul Bi : "Tidak! Tentu saja tidak! Jangan!"
Woo Hyun : "Ada apa denganmu? Lalu bagaimana caranya aku memberikan ini padamu?"

Woo Hyun menunjukkan ponsel yang kemarin dibelinya pada Seul Bi.


Seul Bi : "Apa itu? Apa itu milikku?" tanyanya senang.
Woo Hyun : "Belum. Ini akan jadi milikmu jika aku sudah memberikannya padamu."

Woo Hyun berdiri ditepi atap dan mengangkat ponsel yang dibelinya keatas.

Woo Hyun : "Haruskah aku membuangnya? Padahal ini model terbaru."

Seul Bi berseru tidak dan mengadahkan tangannya pada Woo Hyun. Seul Bi terlihat sangat memohon. Woo Hyun turun lalu memberikan ponsel itu pada Seul Bi.


Seul Bi : "Wow.. ini sangat keren. Apa ini benar-benar untuk ku? Secara gratis?"
Woo Hyun : "Tidak gratis! Kalau kau tidak menjawab telepon dari ku, Itu akan menjadi milikku lagi."
Seul Bi : "Kau memang jahat."
Woo Hyun : "Jahat? Kaulah yang jahat tidak memberi kabar sama sekali saat kau pergi keluar!"

Seul Bi tidak memperhatikan apa yang diucapkan Woo Hyun, ia malah asik sendiri dengan ponsel barunya.

Seul Bi : "Jadi ini kamera yang digunakan manusia.?"

Seul Bi memfoto Woo Hyun. Woo Hyun marah dan menyuruh Seul Bi untuk menghapusnya. Seul Bi malah memfoto Woo Hyun lagi. kesal dengan perlakuan Seul Bi, Woo Hyun merebut ponsel itu dari tangan Seul Bi lalu menghapus fotonya. Seul Bi tampak kesal. Woo Hyun memberitahu kalau dia tidak suka berfoto.


Seul Bi : "Aku ingin menyimpannya untuk merayakan hari ini. Aku tidak akan bisa melihatmu lagi saat aku sudah kembali. Aku ingin menyimpannya untuk nanti."

Woo Hyun akhirnya mengerti, ia mau berfoto bersama Seul Bi. Woo Hyun memberitahu Seul Bi caranya untuk menggunakan kamera ponsel.

Woo Hyun : "Kau harus memposisikannya dengan tepat saat berfoto selfie. Tarik dagu mu ke bawah. Senyum!"

Seul Bi tidak tersenyum, ia justru merengut. Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk tersenyum dengan cara melebarkan bibir Seul Bi menggunakan jarinya. (hahaha)

mereka kemudian berfoto bersama.


Woo Hyun berada didepan cermin sedang bersiap-siap untuk pergi kesekolah. ia melihat kalungnya lalu menciumnya.

Woo Hyun dan Seul Bi berangkat sekolah bersama. selama perjalanan menuju sekolah, Seul Bi asik bermain dengan ponselnya. Woo Hyun meminta Seul Bi untuk menyingkirkan ponselnya.

Seul Bi : "Aneh. Semua panggilan cepat dari satu sampai sepuluh adalah dirimu."
Woo Hyun : "Apa yang salah dengan itu?"
Seul Bi : "Aku perlu menambahkan Nenek, Ki Soo, dan anak-anak lainnya. catatkan kan itu untukku."
Woo Hyun : "Lakukan saja sendiri."


Seul Bi melihat Sung Yeol, ia segera berlari menghampirinya. Seul Bi memberikan ponselnya meminta nomor telepon Sung Yeol. Woo Hyun yang melihat itu menjadi kesal. (kesal apa cemburu? =p)

Woo Hyun : "Apa sekarang dia minta nomor telepon orang lain dengan ponsel yg aku berikan?" omelnya.


Ki Soo datang dan merangkul Woo Hyun. ia tanya apa yang pagi-pagi sudah Woo Hyun sesalkan. Woo Hyun diam tidak menjawab pertanyaan Ki Soo.

Ki Soo menoleh dan melihat Seul Bi, lalu ia memanggil Seul Bi dan menghampirinya.

Ki Soo : "Hp bling-bling dan seksi ini adalah milikmu?"

Seul Bi mengangguk kemudian meminta nomor ponsel Ki Soo.

Ki Soo : "oke! Ah, kalau kau mempermainkanku, nanti semuanya akan jadi rumit. Aku akan menjadi nomor panggilan cepat satu."
Seul Bi : "Sudah ada." sahutnya.
Ki Soo : "Ya? Kalau begitu nomor dua."
Seul Bi : "Sudah ada juga. Kau nomor empat belas." (hahaha haduh ngakak!)
Ki Soo : "Wow itu menyakitkan. Pindah kan saja ke nomor lima. Setidaknya aku ingin diurutan yg kelima." (hahaha)
Woo Hyun : "Dan kau tak bisa meminta untuk menjadi urutan kelima di kelas!" ucapnya mengejek
Ki Soo : "Dan seharusnya kau tidak hanya ngomong doank!" serunya membalas ejekan Woo Hyun.

Woo Hyun kesal lalu memukuli Ki Soo.


Woo Hyun tanya pada Sung Yeol, diponselnya, Seul Bi mendapat nomor berapa dipanggilan cepatnya.

Sung Yeol : "Mengapa kau peduli?"

Seul Bi tanya bagaimana Woo Hyun dan Sung Yeol bisa saling mengenal. Woo Hyun mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kalau mereka sudah terlambat.


saat Woo Hyun berjalan menuju kelas, sebuah mobil akan saja menabraknya, dengan cepat Seul Bi menarik Woo Hyun. ternyata itu adalah mobil milik Ji Hye. ia terkejut ketika mengetahui nyaris saja ia menabrak seseorang.

Ji Hye kaget melihat Woo Hyun dan Sung Yeol bersama. Woo Hyun dan Sung Yeol menatap Ji Hye didalam mobil.

Sung Yeol Mengajak Seul bi pergi. Ki Soo bertanya apakah Woo Hyun baik-baik saja. setelah itu ia segera mengajak Woo Hyun pergi sebelum Ji Hye mengamuk.


bel istirahat berbunyi. seorang murid mengajak Da Yool pergi kekantin untuk makan.

Da Yool : "Tidak, terima kasih. Makanlah sana."

Da Yool mengeluarkan sebuah coklat lalu memakannya sendiri.

teman Da Yool tanya apa Da yool akan memakan semua coklat itu. ia mengatakan kalau Da Yool akan berakhir dengan kematian.

Da Yool : "Aku lebih suka mati dari pada hidup berwajah jelek."
Young Eun : "Terserahlah. Di neraka juga kau tak akan bisa makan apa-apa. Karena kau menahan rasa laparmu."
Da Yool : "Cobalah makan satu kali sehari. Kau ingin mencobanya?" Da Yool menyodorkan coklatnya pada Young Eun.
Ye Na : "Satu - makan - per - orang sedang tren sekarang." (hahaha Ye Na ini karakternya lemot ternyata =D)

Young Eun membenarkan, apakah yang dimaksud Ye Na adalah satu - kali makan per hari? 


Da Yool mengeluarkan sebuah kaca dan mengaca.

Da Yool : "Kau tahu aku ini berwajah seperti kucing yg disukai para lelaki. Untuk mempertahankan wajah ini aku perlu makan satu kali sehari."

Seul Bi yang berada dikelas, memperhatikan apa yang Da Yool dkk bicarakan.

Young Eun : "Hei, bukankah semua gadis yg berwajah kucing mati membeku? Berwajah kucing? Kau lebih mirip anjing!"
Da Yool : "Apa ? Kau yang yg tampak seperti anjing!"

Young Eun marah dengan ucapan Da Yool. ia beranjak dari duduknya dan menggebrak meja.

Young Eun : "Apa kau ingin makan makanan anjing untuk seumur hidupmu?" teriaknya.
Da Yool : "Tidak. Aku tidak membutuhkannya."
Ye Na : "Itu sangat baik untuk dietmu. (ucapnya pada Da Yool) Mari kita pergi makan. (serunya pada Young Eun)"

Seul Bi yang mendengarkan sedari tadi tidak paham dengan semua yang dibicarakan teman-temannya.

Seul Bi :"Kucing? Anjing?"


dikantin, Seul Bi makan bersama Woo Hyun dan Ki Soo. Seul Bi berucap kalau makan adalah saat yg paling membahagiakan untuk manusia. Woo Hyun menyahut kalau itu hanya berlaku untuk Seul Bi saja.

Ki Soo : "Apa kau merasa bahagia adalah hal yang salah? Itu membuatmu kembali hangat dan perutmu juga akan kenyang.
Seul Bi : "Kembali hangat? Itu sedikit mengerikan."
(Ketika berbicara dalam dialek, 'kembali hangat ' memiliki arti yang sama dengan 'merobek punggung')

Ki Soo : "Seul Bi! Apa kau ingin aku 
untuk menjadi guru bahasa Koreamu?"
Woo hyun : "Haha, itu sangat lucu."

Woo hyun kemudian tanya pada Ki Soo, Apakah yang dimakannya adalah kaldu ikan teri. Ki Soo kesal, dan mengejek Woo Hyun yang pilih-pilih makanan. Ki Soo mengatakan kalau itu memang kaldu ikan teri. bahkan ia sudah memeriksanya dua kali.

Woo Hyun : "Benarkah? Rasanya agak aneh."


Sung Yeol sedang mencari tempat duduk untuk makan. melihat itu, Seul Bi memanggil Sung Yeol dan mengajaknya untuk makan bersama.

seorang petugas kantin mengganti nama menu makanan dari kaldu teri menjadi sup kepiting.


Woo Hyun : "Biarkan dia sendiri. Kau seharusnya makan bersama orang yang kau sukai." ucapnya pada Seul Bi.
Sung Yeol : "Aku sangat setuju. Bisakah kau pergi ke tempat lain ?"

Seul Bi mengucapkan selamat datang pada Sung Yeol.

Woo Hyun : "Aku rasa sepertinya aku akan sakit perut. Aku tidak suka itu."

Seul Bi tanya, apa yang dimaksud dengan wajah kucing atau wajah anjing. dan bertanya Apa wajah kucing itu digemari para lelaki.

Woo Hyun balik bertanya apakah Seul Bi ingin tahu jenis wajahnya. 

Woo Hyun : "Kau lihat kan nampan ini (bab-sang - Woo Hyun menunjuk nampan)."

(Permainan kata: nampan dan jenis wajah memiliki bunyi akhir yang sama)

Woo Hyun : "Wajahmu mengerikan (jin-sang)

(Permainan kata: mengerikan dan jenis wajah memiliki bunyi akhir yang sama).

Ki Soo dan Sung Yeol tertawa mendengar ucapan Woo Hyun. Seul Bi tampak kesal dengan Woo Hyun. 

Seul Bi : "Hei! aku tahu apa artinya!
Kalau aku berwajah mengerikan, lalu apa kau berwajah psiko?"

Seul Bi akan menyerang Woo Hyun dengan sumpitnya, tapi Woo Hyun bisa menghalang serangan Seul Bi

Woo Hyun : "Psiko? Kalau wajahmu mengerikan, maka wajahku ini adalah ukiran seni."

mendengar itu, Seul bi langsung membanting sumpitnya. Ki Soo pergi sedang kan Sung Yeol membuang muka. (hahaha)

Woo Hyun : "Ada apa dengan kalian?
Aku tidak mengatakan sesuatu hal yg salah."

Woo Hyun berteriak memanggil Ki Soo yang berjalan pergi.


Ji Hye yang juga berada dikantin, diam-diam memperhatikan Woo Hyun.

melihat Ji Hye yang tidak memakan makanannya, Bu So Jin tanya kenapa Ji Hye tidak juga makan. Ji Hye hanya tersenyum tidak menjawab, ia masih memperhatikan Woo Hyun.

So Jin : "Kelas 203 selalu berisik bahkan disaat makan siang."
Pak Kim : "Kau harus berbagi
cerita untuk bisa bersosialisasi dan dapat..."

tanpa sengaja Pak Kim menyemprotkan makanannya yang dikunyahnya. hal itu membuat Bu So jin kesal. Pak Kim panik, ia mengambil sapu tangannya dan akan mengelap meja.

So Jin : "Apa maksudmu berbagi makanan?" ucapnya menyindir.
Pak Kim : "Maaf."

Pak Kim kembali memuncratkan makanan dari mulutnya. kali ini sampai terkena pipi Bu So Jin.

So Jin : "Pak Kim ! Apa kau ingin memutuskan hubungan kecil ini denganku?" 
Pak Kim : "Apa itu berarti telah terjadi sesuatu di antara kita?" (hahaha)

Ji Hye tiba-tiba tersedak. Bu So Jin tanya apakah Ji Hye baik-baik saja. Ji Hye pamit pergi duluan.


Woo Hyun keluar dari toilet. ia merasa kalau perutnya sakit. wajahnya tampak kelihatan pucat. Woo Hyun mengeluhkan apa yang terjadi padanya.

Nenek sedang membersihkan kedainya. lalu telepon berbunyi, ia segera mengangkatnya.

Nenek : "Halo? Hah? Woo Hyun Ku?"

Nenek terlihat panik.


Pak Kim mengantar Ji Hye pergi kerumah sakit. tak lama kemudian sebuah taksi datang, Ki Soo keluar dengan menggendong Woo Hyun dipunggungnya. Seul Bi mengikutinya dari belakang.

Pak Kim dan Ji Hye melihat Ki Soo, Seul Bi dan Woo Hyun berlarian masuk kerumah sakit.

Woo Hyun sedang dirawat diruang perawatan. Ji Hye juga dirawat tepat disebelah Woo Hyun. Ji Hye membuka tirainya untuk dapat melihat Woo Hyun. Ji Hye menangis menatap wajah putranya itu.

Ji Hye : "Apa kau benar-benar Woo Hyun? Apa kau benar-benar Woo Hyun?"


tiba-tiba Seul Bi datang dan mengejutkan Ji Hye. Ji Hye segera menutup tirainya. (tapi sepertinya Seul Bi sempat melihat Woo Hyun)

Nenek datang melihat Woo Hyun. ia benar-benar khawatir mendengar cucu kesayangannya sakit.

Nenek : "Apa kau baik-baik saja? Aku sudah bilang untuk selalu memeriksa menunya! Kenapa kau harus mewarisi alergi dari wanita itu?"Seul Bi : "Mewarisi? Dari siapa?"

Ji Hye diam-diam mendengarkan percakapan mereka.

Nenek : "Ibu nya Woo Hyun tidak bisa
makan segala jenis kerang-kerangan."
Seul Bi : "Oh! Salah satu guru kami juga masuk rumah sakit karena hal yg sama."


Ji Hye bangkit dari tidurnya. ia sepertinya takut ketahuan oleh ibunya (Nenek)

Nenek : "Benarkah? Ada yg sama juga?"

Seul Bi mengangguk. ia kemudian membuka tirai tempat perawatan Ji Hye yang terletak disebelah Woo Hyun. tapi Ji Hye sudah tidak ada ditempatnya. Seul Bi bertanya-tanya kemana Ji Hye pergi.

Ji Hye sedang bersembunyi dibalik tirai sebelah tempat perawatannya sehingga tidak ketahuan oleh Seul Bi. setelah itu ia bergegas pergi.


tak lama kemudian, Woo Hyun membuka matanya. Nenek tanya apakah Woo Hyun sudah sadar. Woo Hyun berusaha untuk duduk, Nenek membantunya. Nenek memarahi Woo Hyun, seharusnya dia tidak usah memakan makanannya kalau rasanya aneh.

Woo Hyun : "Aku baik-baik saja sekarang.Bagaimana dengan restoran, Nona Gong?"
Nenek : "Jangan khawatirkan restoran! Apa kau yakin tidak apa-apa?"
Seul Bi : "Kau membuatku takut!" 
Woo Hyun : "Kau yang membuatku takut! Dan aku yg benar-benar takut."

Woo Hyun mengajak Nenek dan Seul Bi untuk pergi karena ia benci dengan bau rumah sakit.


Nenek dan Seul Bi membantu Woo Hyun berjalan keluar dari rumah sakit. mereka memegangi lengan Woo Hyun. Ji Hye memperhatikan mereka dari balik dinding dan menangis sedih.


Ji Hye sudah pulang. suaminya membantunya masuk kedalam kamar. Woo Jin membaringkan istrinya ketempat tidur lalu menyelimutinya.

Woo Jin : "Kau membuatku takut."
Ji Hye : "Aku minta maaf karena membuatmu takut."
Woo Jin : "Aku ini suami yang buruk. Aku tak tahu apa-apa tentangmu."
Ji Hye : "Akulah yg tidak memberitahumu. Aku seharusnya lebih hati-hati lagi."
Woo Jin : "Jika ada hal lain yg tidak aku tahu, katakan saja padaku. Sehingga aku bisa melindungimu."

Ji Hye tanya pada suaminya, apakah Woo Jin tidak ingin pindah. Woo Jin heran kenapa begitu tiba-tiba. Woo Jin tanya bukankah Ji Hye menyukainya karena dekat dengan sekolahnya. Ji hye mengangguk

Ji Hye : "Iya benar."
Woo Jin : "Kau sangat lucu. Istirahatlah."

setelah itu Woo Jin keluar kamar dan membiarkan istrinya untuk beristirahat.


Seul Bi dan Woo Hyun sedang tiduran diatap rumah. Seul Bi bercerita kalau Nenek menghela napas saat mendengar mereka akan ada ujian dua hari lagi.

Woo Hyun : "Lalu kenapa? Orang tua bernapas seperti itu karena paru-paru mereka lemah."
Seul Bi : "Jadi secepatnya kita harus belajar."
Woo Hyun : "Hei! aku baru saja keluar dari rumah sakit. Apa kau sudah lupa?"
Seul Bi : "Oh yeah, benar."

Seul Bi tanya apakah ada makanan lain yang tidak bisa Woo Hyun makan. Woo Hyun balik bertanya kenapa Seul Bi menanyakan itu.

Seul Bi : "Aku akan makan semuanya,
sehingga kau tidak bisa memakannya."
Woo Hyun : "ah..,Apa lagi yang bisa aku harapkan (dari Seul Bi)?"

Seul Bi mengatkan pada Woo Hyun untuk tidak pernah sakit lagi. karena Sakit itu adalah hal buruk. Woo Hyun tertawa mendengarnya.

Seul Bi : "Tapi kau masih belum menjawab pertanyaanku. Panggilan cepat untukku nomor berapa di hp mu?"
Woo Hyun : "Mengapa aku harus menambahkan nomormu?"
Seul Bi : "Dasar jahat! Masuklah ke dalam dan belajar."
Woo Hyun : "ah...Aku tidak mendengar mu. Aku tidak mendengar omelan cabulmu."
Seul Bi : "Masuklah cepat! Kalau tidak kau akan dapat masalah! Mengerti?"


setelah mengatakan itu, Seul Bi segera lari masuk kedalam rumah. Woo Hyun kesal melihatnya. 

Woo Hyun mengambil ponselnya lalu menekan panggilan cepat nomor satu diponselnya. dan yang keluar adalah nomor Seul Bi. hanya saja Woo Hyun menamai nomor Seul Bi dengan nama 'Si Cabul Gila'

Woo Hyun : "Kau ada di nomor satu!"


(cie... adakah benih-benih cinta yang mulai tumbuh??)

keesokannya disekolah, Seul Bi berdiri didepan mesin minuman. ia sedang bingung memilih minuman mana yang akan ia minum. Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk cepat memilih. 

Seul Bi menekan dua tombol minuman yang ingin dia minum. Woo Hyun mengambil minuman yang keluar dan memberikannya pada Seul Bi. Seul Bi melotot heran kenapa minumannya hanya satu.

Woo Hyun : "Kau pikir dengan memilih dua akan memberikanmu dua? Apa kau ini bodoh? Aku rasa kau tidak pernah bisa melakukan apa-apa dalam hidupmu."

Seul Bi memeriksa mesin minuman mencari minumannya yang satunya tapi tidak ada. 

Seul Bi :Tapi aku rasa aku akan berhasil diwaktu selanjutnya."

Seul Bi membuka minumannya tapi tidak bisa. Woo Hyun membuka minuman miliknya lalu menukarnya dengan minuman yang dipegang Seul Bi.

Tanpa sengaja, Ye Na dan Young Eun mempergoki kebersamaan mereka dan mereka tampak tidak senang.


Seul Bi : "Aku khawatir. Kau punya perilaku yang baik, layaknya pria sejati. Akan jauh lebih baik jika kau mendapat nilai yang bagus."
Woo Hyun : "Hei! Jika aku pintar,
Apa gadis-gadis tidak akan meninggalkanku sendirian?"
Seul Bi : "Oh! Tidak heran gadis-gadis tidak pernah meninggalkan Sung Yeol sendirian."
Woo Hyun : "Apa? Mengapa kau malah membicarakan Sung Yeol?"

Ye Na bertanya-tanya, apakah benar Woo Hyun dan Seul Bi bersepupu, karena terlihat dimatanya Seul Bi menggoda Woo Hyun. Young Eun mengomentari kalau itu tak masalah asal Seul Bi tidak menggoda Sung Yeol.

Ye Na menghampiri Woo Hyun dan tanya apakah Woo Hyun baik-baik saja, karena dia sangat mengkhawatirkan Woo Hyun.

Ye Na : "Tapi apa kau sudah bisa minum soda?"
Woo Hyun : "Umm, ya." ucapnya seraya mengangguk.

Ye Na berakting untuk akrab dengan Seul Bi. ia merangkul Seul Bi dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengantar Woo Hyun ke Rumah Sakit.

setelah mengatakan itu, Ye Na menyuruh Seul Bi untuk pergi. ia mendorong Seul Bi.

Young Eun : "Ada pasangan yg ingin bersama, harusnya kita pergi."

Young Eun merangkul Seul Bi lalu mengajaknya pergi. 


Woo Hyun akan pergi juga tapi Ye Na menarik tangan Woo Hyun.

Ye Na : "Aku sudah mencetak contoh-contoh soal ujian. Kau ingin melihatnya?"
Woo Hyun : "Aku harus pergi."

Woo Hyun pergi begitu saja meninggalkan Ye Na. Ye Na berteriak memanggil Woo Hyun. dengan kelas ia mengatakan pada dirinya sendiri kalau dirinya butuh pendekekatan yang lebih intens lagi.


dikelas, Jae Suk sedang membully Chun Shik. ia melemparkan buku dan menyuruh Chun Shik untuk menangkapnya dengan tas. jika tidak bisa, maka Chun Shik harus membayar 10.000 Won.

Sung Yeol merasa terganggu dengan keributan yang dibuat Jae Suk. 

Jae Suk : "Satu kali lagi. Lemparan terakhir ! Aku akan melemparnya dg baik."

Jae Suk melempar buku kearah Chun Shik. tiba-tiba Seul Bi menangkap buku itu dan berseru 'strike'. Jae Suk kaget melihatnya.

(hahaha.. Seul Bi ini polos apa bodoh sih?)

Jae Suk : Lee Seul Bi! Kau sepertinya punya banyak uang. Kau ingin ikut juga?"
Seul Bi : "Saat melempar seperti ini, apa aku dapat uang?"

Seul Bi melempar buku itu kelantai didepan Jae Suk dan sukses membuatnya kesal. 

(Seul Bi mengira semua ini adalah permainan. jadi dia menanggapi apa yang dikatakan Jae Suk.)

Byung Wook : "Hei, kau membuat ini benar-benar menyenangkan."

melihat Seul Bi dalam bahaya, Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk pergi keluar dengan Chun Shik.


Sung Yeol tiba-tiba memasukkan beberapa lembar uang ke saku Jae Suk dan meminta Jae Suk untuk berhenti.

Sung Yeol : "Aku rasa ini cukup untuk pergi ke club."
Jae Suk : "Kau pikir aku gelandangan?" amuknya seraya membanting uang Sung Yeol.


Chun Shik dan Seul Bi sedang berada ditaman sekolah. Chun Shik mengatakan pada Seul Bi kalau dia sangat cemburu. Seul Bi tanya Chun Shik cemburu tentang apa.

Chun Shik : "Tentang kau tinggal bersama dengan Woo Hyun."
Seul Bi : "Hah?"

Seul Bi menatap aneh pada Chun Shik. 


Sung Yeol pergi kelokernya untuk menaruh barangnya. saat akan pergi, Jae Suk menghampirinya dan menutup pintu loker Sung yeol. jari Sung Yeol terjepit loker.

Jae Suk tanya apakah Sung Yeol masih berpikir kalau dirinya adalah pecundang.

Sung Yeol : "Tidak, kau jauh lebih buruk dari sebelumnya. Setidaknya, dulu aku ingin membantumu."

Sung Yeol mencoba melepaskan jarinya yang terjepit loker tapi Jae Suk semakin menekannya.

Jae Suk : "Apa aku pernah memintamu untuk membantu ku? Kenapa kau tidak membiarkan aku mati saja?"
Sung Yeol : "Kau benar. Aku seharusnya hanya membiarkan mu mati. Bagaimanapun juga kau akan tetap menjadi pecundang."

Sung Yeol menarik tangannya hingga pintu loker terhempas pada Jae Suk. Jae Suk menatap Sung Yeol dengan kesal.


Jae Suk membanting loker Sung Yeol dengan kasar, ia juga menendang loker. pak guru yang kebetulan lewat segera menghampiri dan memarahi Jae Suk.

Pak Guru : "Pengerusakan! Aku mendapatkanmu sekarang! Kemari! Kemarilah."


Sung Yeol mencuci tangannya yang terjepit diwastafel. Woo Hyun masuk toilet dan tanya ada apa antara Jae Suk dan Sung Yeol karena terlihat seperti hal yang serius.

Sung Yeol tanya kenapa Woo Hyun ingin tahu. dan tanya lagi apa Woo Hyun adalah seorang mata-mata.

Woo Hyun : "Mata-mata? Siapa? Aku? Aku hanya tidak sengaja melihat kalian. Choi Jae Suk tidak pernah menyentuhmu."
Sung Yeol : "Itu karena dia tidak bisa."
Woo Hyun : "Berlagak keren lagi?
Pangeran Mentega (berminyak)?"

Woo Hyun melihat tangan Sung Yeol yang bengkak kemudian tanya apa yang telah terjadi. Sung Yeol diam tak menjawab.

Woo Hyun : "Jangan pedulikan Seul Bi. Aku yg akan mengurusnya."
Sung Yeol : "Kau tidak pernah bisa melakukan sesuatu dg baik."

setelah mengatakan itu, Sung Yeol pergi.

Woo Hyun : "Apa? Dia sangat mengganggu."


Pak guru membawa Jae Suk ke ruang guru. 
Pak guru : "Jae Suk! Mana yang lebih berharga? Kau? atau loker itu?"
Jae Suk : "Entahlah. Bahkan jika aku melanggarnya, itu uang orangtuaku juga. Jadi aku kira aku yg lebih berharga."

pak guru tertawa dan menepuk lengan Jae Suk. tapi tiba-tiba ia memarahi Jae Suk.

Pak guru : "Dasar nakal. Kenapa mulutmu begitu kotor?"


telepon dimeja guru berdering. pak guru segera mengangkatnya. Suk Hoon masuk keruang guru, ia mengumpulkan tugas.

setelah menutup telepon, Pak guru mencabut sebuah flashdisk dari laptop lalu memasukkannya kedalam saku.

telepon berdering lagi. kali ini yang menelepon adalah ketua dewan. setelah menutup telepon, Pak guru meminta tolong pada Suk Hoon untuk memberikan falshdisk pada guru Matematika. setelah itu ia pergi.

Jae Suk : "Bolehkah saya pergi?"
Pak guru : "Jika aku menangkapmu menendang loker lagi, aku akan menjahit kakimu bersama-sama! Pergi." (hahaha)


setelah keluar dari ruang guru, Jae Suk menerima pesan dari ibunya.

[Pembimbingmu sedang menunggu di cafe. Setidaknya duduklah disana! - Ibu]


tanpa sengaja Jae Suk melihat Suk Hoon sedang membuka isi dari flashdisk milik pak guru dengan ponselnya secara diam-diam.

ketika Suk Hoon lewat didekatnya, Jae Suk memalingkan wajahnya berpura-pura sedang sibuk dengan ponselnya.


Suk Hoon sedang ada ditaman. diam-diam Jae Suk menghampirinya. ia melihat Suk Hoon sedang melihat isi flashdisk yang berisi file-file soal ujian matematika. 

dengan cepat Jae Suk merampas ponsel Suk Hoon. Suk Hoon memohon pada Jae Suk untuk mengembalikan ponselnya.

Jae Suk : "Kau harusnya membagikan hal ini."
Suk Hoon : "Kembalikan itu!"
Jae Suk : "Takut! Kau tak akan menempati tempat kedua jika kau dinilai untuk ketidakjujuranmu ini. Ya, kau akan memerlukan ini untuk mengalahkan Hwang Sung Yeol. Benarkan? Biarkan aku mendapatkan nilai bagus juga."

Jae Suk memukul kepala Suk Hoon dengan ponsel itu.

Jae Suk : "Salin ini ke otakmu. Kau mengerti kan?"

lalu Jae Suk mengembalikan ponsel Suk Hoon kemudian pergi.


dirumah, Woo Hyun dan Seul Bi sedang belajar bersama. Woo Hyun mengeluh kalau dia tidak pernah belajar untuk ujian.

Seul Bi : "Apa kau terlalu malas untuk belajar?"
Woo Hyun : "Hei! Tujuan dari ujian ini adalah untuk menguji pengetahuanmu. Itu untuk orang-orang yang memang punya pengetahuan di kepala mereka."
Seul Bi : "setidaknya.. Kau harus menghafalkan"
Woo Hyun : "Dan mendapat pukulan cahaya."

Woo Hyun berteriak mengejutkan Seul Bi. Seul Bi tampak sedikit kesal. Seul Bi melihat Woo Hyun sedang membuat balon dari permen karet.


Seul Bi tiba-tiba mendekatkan wajahnya pada Woo Hyun dan mengatakan untuk membiarkannya melakukannya juga.

Woo Hyun memberi Seul Bi permen karet. Seul Bi mengunyah permen karet seperti petunjuk yang Woo Hyun katakan.

Woo Hyun : "Kunyah permen karet dan
keluarkan jusnya. Lalu gulung jadi bola di mulutmu. Lalu bersatulah dengan permen karet. Lalu julurkan lidahmu dan tiupkan udara ke dalamnya.

Woo Hyun mencontohkan caranya pada Seul Bi. Seul Bi mencoba meniru tapi tidak bisa.

Seul Bi : "Ini sulit. Rahangku sakit."


sejenak mereka diam, ketika akan berbicara, mereka mengatakan hal yang sama.

Woo Hyun : "Apa?"
Seul Bi : "Kau dulu."
Woo Hyun : "Tidak, kau dulu."
Seul Bi : "Apa kau berteman dekat dengan Ye Na? Apa kalian berdua couple?"

Woo Hyun tertawa mendengar pertanyaan Seul Bi.

Woo Hyun : "couple? Apa kau tahu apa artinya itu?"
Seul Bi : "Bisakah kau mengeja 'couple'?" 

Woo Hyun tertawa keras kali ini.

Woo Hyun : "Apa kau jadi cemburu sekarang?"
Seul Bi : "Aku? kenapa? Aku bahkan tidak tahu bagaimana menjadi cemburu."
Woo Hyun : "Kau jelas-jelas cemburu."
Seul Bi : "Pasti ada sesuatu yang salah dengan kepalaku karena belajar semuanya dengan tiba-tiba."
Woo Hyun : "Melihatmu mencoba mengganti topik pembicaraan membuatku percaya kalau kau sedang cemburu."

Seul Bi tanya, apa yang tadi ingin Woo Hyun tanyakan padanya tadi.

Woo Hyun : "Aku? Aku lupa."

Seul Bi tahu kalau Woo Hyun berbohong ketika mendengar nada suara Woo Hyun.

Seul Bi : "Tak heran kau mendapat nilai yang buruk. Bodoh!"

Woo Hyun mengejek Seul Bi dengan meniup balon dari permen karet. Seul Bi memecahkan balon permet karet Woo Hyun dengan tangannya lalu segera lari pergi.

Woo Hyun : "Hei!" teriaknya.

Woo Hyun berkata pada dirinya sendiri kalau sekarang dia yang menjadi cemburu.


Woo Jin memakai celemek/apron dan sibuk mempersiapkan makanan dimeja makan. Ji Hye datang, Woo Jin memintanya untuk duduk.

Woo Jin tanya bagaimana perasaan istrinya, apakah sudah lebih baik sekarang.

Ji Hye : "Lebih baik. Terima kasih."

Sung Yeol datang dan kaget melihat apa yang telah dilakukan ayahya.

Woo Jin : "Tak ada sedikitpun kepiting di dalamnya. Makanlah."

Ji Hye tertawa mendengarnya. melihat disitu ada Sung Yeol, Ji Hye memintanya untuk makan bersama.

Sung Yeol : "Tidak terima kasih!!" ucapnya lalu pergi.


Woo Jin : "Sung Yeol! Kau tahu kan, aku sangat berusaha keras membuatnya. Kau ujian hari ini!
Kau harus makan dengan sepenuh hati dan kerjakan dengan baik."
Sung Yeol : "Aku tak mau mengecewakan perutku dengan itu sebelum ujianku."

Ji Hye mencegah Sung Yeol pergi dan mengatakan kalau ayahnya telah mengkhawatirkannya.

Sung Yeol : "Jika dia mengkhawatirkanku... Maka dia tak akan berpisah dengan ibu." ucapnya pada Ji Hye. "Kau bahkan tak pernah memasak ramen instan untuk ibu!" ucapnya lagi pada ayahnya.

setelah mengatakan itu, Sung Yeol pergi dengan kesal.


Seul Bi sedang ada dikedai memotong bawang ditemani dengan bonekanya. Seul Bi menangis karena bawang membuat matanya menjadi pedih.

Woo Hyun kekedai dan terkejut ketika melihat Seul Bi yang membawa pisau dengan mata yang berair sedang menatapnya. (hahaha)

Seul Bi : "Ada apa?"
Woo Hyun : "Apa kau sedang membuat film horor?"
Seul Bi : "Nenek sakit tadi malam. Aku setidaknya ingin membantunya dengan ini."
Woo Hyun : "Dia sakit?"
Seul Bi : "Ya, dia tertidur setelah 
kesakitan sepanjang malam."


melihat Seul Bi menangis karena bawang, Woo Hyun mengambil helmnya dan memasangkannya kekepala Seul Bi.

Woo Hyun : "Hanya kau satu-satunya yang aku beritahu rahasia ini. Air matamu akan berkurang jika kau memakai itu. Coba pakailah."
Seul Bi : "Ini adalah air mata kan?Mereka keluar saat manusia menangis dalam kesedihan atau sukacita."
Woo Hyun : "Kau mengatakannya lagi." ucapnya seraya menutup kaca helm. "Itu hanya keringat dari matamu."
Seul Bi : "Keringat dari mataku?"


Woo Hyun tidak menjawab pertanyaan Seul Bi. ia menguap dan mengucek matanya, ketika berbalik ia kaget stengah mati melihat Nenek yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya. Nenek juga ikut kaget. (hahaah ketawa aku lihat ini =D)


Nenek : "Apa kau melakukan sesuatu yang salah? Kenapa kau sangat takut?"
Woo Hyun : "Nona Gong! Kau hampir 
membuatku mengalami serangan jantung."
Nenenk : "Kau lebih menakutiku!"
Woo Hyun : "Nona Kong! Aku dengar kau sakit. Apa kau baik-baik saja?"

Nenek tanya, Woo Hyun ingin dirinya sakit atau ingin yang laiinya.

Woo Hyun : "Tentu saja tidak. Aku tak mau kau sakit. sampai aku mati." ucapnya seraya memeluk Neneknya.
Nenek : "Menjengkelkan! Itu tidak mungkin."

Nenek tanya pada Seul Bi, tadi malam dia belajar sampai jam berapa dan jam berapa Seul Bi bangun. Nenek mengatakan kalau dia yang akan melakukan memotong lobak. Seul Bi menolak, ia meminta Nenek untuk beristirahat saja. Woo Hyun memijit Neneknya.

Nenek : "Orang tua akan memburuk
jika mereka tak bergerak. Jangan mengkhawatirkanku dan kerjakan ujianmu hari ini dengan baik."

Nenek tanya pada Seul Bi apakah Woo Hyun mampu belajar.

Seul Bi : "Dia lulus SD kan?" (ahahaha)

mendengar ucapan Seul Bi, Woo hyun menjadi kesal.

Seul Bi : "Tapi kenapa dia tak bisa mengerti bahasa korea?"

Nenek mengalihkan pembicaran, ia mengatakan kalau Woo Hyun dan Seul Bi tidak boleh gagal dalam ujian.

Nenek : "Kalian tak akan lolos begitu saja."

Nenek mengambil sendok lalu akan memukul Seul Bi dan Woo Hyun. Seul Bi dan Woo Hyun segera berlari dari pukulan Nenek. 


seperti biasa, Pak guru sedang menghukum murid-murid yang melanggar aturan sekolah didepan sekolah. bahkan Pak guru memarahi murid yang lewat karena memanjangkan rambutnya.

Pak guru menyapa Suk Hoon yang lewat sambil belajar. Pak guru menyemangati Suk Hon.


Suk Hoon masuk kekelas ujian. ia duduk didepan Jae Suk. Jae Suk berbisik mengajaknya untuk berbicara berdua.

diluar kelas, Jae Suk mendorong Suk Hoon kedinding. ia tanya apakah Suk Hoon begadang sepanjang malam.

Jae Suk : "Apa kau sudah siap?"
Suk Hoon : "Tapi ini..."
Jae Suk : "Lakukan saja! Jangan mundur sekarang. Apa? Apa aku menyakiti harga dirimu? Jika kau ingin menyimpan kehormatan terakhirmu. Kau tinggal memberikannya padaku sekarang."
Suk Hoon : "Oke."

tanpa sengaja Seul Bi menyenggol Jae Suk ketika akan masuk kedalam kelas. Jae Suk mendorong Suk Hoon untuk pergi. setelah itu, ia menyapa Seul Bi. Woo Hyun mendorong Seul Bi untuk masuk kedalam kelas.


ujian akan dimulai. semua murid tampak sibuk membuat contekan. Jae Suk tampak tenang diujian kali ini.

Seul Bi mengatakan pada Woo Hyun semoga beruntung diujian kali ini. Woo Hyun yang melihat Seul Bi mengunyah permen karet, memarahinya.

Woo Hyun : ""Hei! Siapa yang bilang kau boleh mengunyah permen karet di kelas. Cepat keluarkan itu."

Seul Bi tidak menuruti perintah Woo Hyun. ia malah memalingkan mukanya. Woo Hyun melihat Seul Bi menggoyang-goyangkan kakinya. Woo Hyun tersenyum dan bertanya apakah Seul Bi sedang takut sekarang.

Seul Bi : "Tidak, Aku tak takut sama sekali."

Woo Hyun menunjuk kearah kaki Seul Bi. dengan cepat Seul Bi diam.

Woo Hyun : "Jangan gugup. Lakukan yang terbaik pada apa yang kau ketahui. Dan lewati pertanyaan yang tak kau ketahui."
Seul Bi : "Kita sudah belajar untuk ujian. Maka kita harus mendapat 100%. Bagaimana jika tak ada yang aku tak ketahui?"
Woo Hyun : "Kau sangat percaya diri."


Seul Bi melihat Ki Soo yang kali ini belajar sangat keras. baru kali ini ia melihat Ki Soo seperti itu.

Woo Hyun yang duduk dibelakang Ki Soo, memukul kepala Ki Soo dengan keras.

Woo Hyun : "Kau hanya akan melakukan kesalahan jika kau tak tahu."
Ki Soo : "Tidak aku akan bisa melakukannya dengan benar."


Ji Hye masuk kekelas untuk mengawasi ujian. ia meminta semua murid untuk memasukkan semua buku diatas meja. 

murid dikelas manaruh tangan diatas kepala mereka sedangkan Ji Hye memeriksa setiap meja.

ketika berada disamping Young Eun, Ji Hye bisa tahu kalau Young Eun menyembunyikan sebuah contekan dipahanya. Ji Hye memukul kepala Young Eun menggunakan tongkatnya.

Ji Hye melihat ada botol minuman diatas meja seorang murid pria. Ji Hye memeriksa botol itu.

Ji Hye : "Sejak kapan bahan minuman ini ada dalam persamaan?"

Ji Hye mengambil botol minuman itu.

Ji Hye : "Aku akan membiarkannya 
karena ujian belum dimulai. Tapi mulai dari sekarang, kau akan dapat nol. Dapat nol pada intinya dan kau bisa memberikan ciuman perpisahan pada keinginanmu masuk perguruan tinggi."


Ji Hye mulai membagikan kertas ujian. ketika lembar jawaban dibagikan, Suk Hoon menyembunyikan kertas lembar jawaban yang seharusnya diberikan pada Jae Suk. Jae Suk mengangangkat tanganya, ia meminta lembar jawaban pada Ji Hye.

ujian dimulai, semua murid fokus pada soal ujian dimejanya masing-masing. Suk Hoon menulis jawaban ujian di dua lembar kertas jawaban.

Jae Suk menendang kursi Suk Hoon untuk meminta jawaban. tapi Suk hoon tidak menghiraukan Jae Suk. Woo Hyun menoleh melihat tingkah Jae Suk yang aneh.


Woo Hyun mengangkat tangannya dan meminta lembar jawaban baru pada Ji Hye. Ji Hye mengantarkan lembar jawaban yang baru kemeja Woo Hyun dan memberinya stempel. tidak lupa Ji Hye mengambil lembar Jawaban Woo Hyun yang pertama.

Sung Woo selesai mengerjakan ujiannya. ia menaruh pensilnya kemudian memejamkan matanya.

Ji Hye masih berdiri dibelakang Woo Hyun sambil memperhatikannya. Woo Hyun menoleh, Ji Hye segera pergi.

Suk Hoon menggunakan kesempatan itu untuk memberikan lembar jawaban yang satunya pada Jae Suk.


didepan kelas, Ji Hye melihat ada tulisan tersembunyi dilembar jawaban Woo Hyun yang ditukar. Ji Hye mencoba menggosok tipe-x yang menutupi tulisan itu. dan ternyata tulisannya adalah 'tidak berhasil! coba lain kali!' (hahaha) Ji Hye tertawa geli membaca itu.


ketika kembali mengawasi murid-murid, Ji Hye melihat sesuatu yang aneh pada Jae Suk. 

Ji Hye : "Choi Jae Suk, letakkan tanganmu dikepala!"

Jae suk tampak gugup. semua murid melihat kearah Jae Suk.

Ji Hye menghampiri Jae Suk. ia memeriksa lembar jawaban Jae Suk yang ternyata ada dua.

Ji Hye : "Siapa dia?"
Jae Suk : "Apa?"
Ji Hye : "Siapa yang memberikanmu lembar jawaban ini?"
Jae Suk : "Itu milik saya."

Ji Hye memberitahu kesemua murid dikelas siapapun yang melakukan kontak mata dengannya akan dianggap curang. murid-murid langsung menghadap kesoal ujian dimeja masing-masing.

Ji Hye : "Biarkan aku menanyaimu sekali lagi. Siapa dia?"
Jae Suk : "Hwang Sung Yeol."

semua murid dikelas menoleh pada Sung Yeol. Sung Yeol membuka matanya lalu menoleh pada Jae Suk.


Ji Hye membawa Jae Suk dan Sung Yeol Keruang guru. Pak Kim datang dan kaget melihat ada kecurangan dikelasnya. (Pak Kim ini adalah wali kelas.)

Pak Kim  : "Kenapa kau, Sung Yeol?"
Ji Hye : "Kami tidak yakin. Dia tak mengakuinya. Jae Suk yang memiliki 
kedua salinan lembar jawaban itu."
Jae Suk : "Saya mendapatkannya dari Hwang Sung Yeol."

Pak Kim mengangguk mengerti. ia kemudian mengajak Jae Suk untuk berbicara berdua.

Ji Hye meminta Sung Yeol untuk ikut dengannya. Sung Yeol menghela nafas kesal.


dalam perjalanan pulang, Seul Bi mengatakan pada Woo Hyun dan Ki Soo kalau ia tak percaya Sung Yeol melakukan hal seperti itu.

Seul Bi : "Ada sesuatu yang salah dengan ini, kan?"
Ki Soo : "Aku mencurangi Young Woo juga. Choi Jae Suk menyelamatkan pantatku."

Woo Hyun mengingat ketika saat ujian Jae Suk bertingkah aneh yang menendang-nendang kursi Suk Hoon.

Woo Hyun : "Kalian pergilah duluan. 
Aku perlu pergi ke suatu tempat."

Woo Hyun menyuruh Ki Soo untuk mengantar Seul Bi pulang.


Ji Hye dan Sung Yeol sedang berada disalah satu ruang disekolah.

Ji Hye : "Kenapa membiarkan ini terjadi? Normalnya kau harus mengatakan, 'Kau tak melakukannya, kan?' Apa Jae Suk mengganggumu?
Kau perlu jujur agar aku bisa membantumu."
Sung Yeol : "Jangan bantu aku dan 
kerjakan saja pekerjaanmu dengan benar."
Ji Hye : "Apa kau melakukan ini dengan sengaja? Karena jika itu benar, kau akan dapat nol."
Sung Yeol : "Aku tak perduli."
Ji Hye : "Kau! Kau lebih bodoh daripada yang aku pikir. Aku tak berpikir kau akan merusak hidupmu karena kebencianmu."
Sung Yeol : "Sangat tipikal untukmu sebagai guru  berpikir kalau mendapat 
nol merusak hidupku. Sejak kau ada di hidupku... walaupun Aku mendapat 100% atau menjadi yang pertama di sekolah... Aku tak bahagia."
Ji Hye : "Kau perlu membawa orang tuamu ke sekolah. Ayahmu akan kecewa."

Ji Hye pergi dengan kesal melihat sikap Sung Yeol.


Ji Hye menuruni tangga dengan tak bersemangat. Woo Hyun menghampiri Ji Hye dan mengatakan kalau itu bukan Sung Yeol pelakunya karena dia sendiri melihatnya.

Woo hyun : "Ada sesuatu antara Suk Hoon dan Jae Suk."
Ji Hye : "Apa itu? Kau melihat Suk Hoon memberikan lembar jawaban pada Jae Suk?"
Woo Hyun : "Tidak saya tak melihatnya. Tapi tak ada alasan Sung Yeol akan melakukan itu."
Ji Hye : "Apa kau berteman dengan Sung Yeol?"
Woo Hyun : "Tidak."
Ji Hye : "Lalu kenapa?"
Woo Hyun : "Karena itu harus adil."
Ji Hye : "Akan tak adil untukmu jika kau ikut terlibat tanpa ada bukti."
Woo Hyun : "Sung Yeol menulis jawaban dengan tangan kiri karena tangan kanannya terluka."
Ji Hye : "Tangannya terluka? Kapan? Seburuk apa?"
Woo Hyun : "Aku akan menemukan buktinya untuk Anda. Tolong tunggu sebentar saja."


Woo Hyun melangkah pergi. Ji Hye memanggilnya. Woo Hyun kemudian menoleh. Ji Hye tanya apakah Woo Hyun sudah merasa baikan.

Ji Hye : "Apa kau sering mengalami reaksi alergi?"
Woo Hyun : "Ya, kadang-kadang. Tidak apa-apa."
Ji Hye : "Dapatkan resep anti-histamin yang diresepkan. Dan minum obat flu dalam keadaan darurat."
Woo Hyun : "Baik, terima kasih."

setelah mendengarkan nasehat Ji Hye, Woo Hyun pergi. 

Ji Hye: "Dia tumbuh dengan baik."


tanpa sengaja ketika sedang berada diluar sekolah Woo Hyun melihat sebuah mobil berhenti didekat Jae Suk. Seorang Ahjussi keluar dari dalam mobil lalu memarahi Jae Suk. Ahjussi itu adalah ayah dari Jae Suk. ayah Jae suk akan menamparnya tapi tidak jadi.

Ayah Jae Suk : "Apa semua yang bisa kau lakukan hanya berbuat curang? Kau mempermalukanku!"
Jae Suk : "Kau bilang aku harus mendapatkan nilai yang lebih baik
atau aku akan ditendang keluar."
Ayah Jae Suk : "Jika kau benar-benar anakku, kau tak perlu berbuat curang untuk mendapat tempat pertama. Atau aku akan melakukannya jika perlu. Jangan membuatnya lebih buruk 
dan diam saja. Akan ada waktunya untukmu menggunakan tangan rahasiamu. Aku menjadwalkan tes DNA. Tak ada bukti kalau kau adalah anakku."

setelah mengatakan semua itu, ayah Jae Suk masuk kemobil dan pergi.

Jae Suk melihat ada seseorang yang bersembunyi dibalik tembok.


Woo Hyun : "Keluarga macam apa itu?"

Jae Suk tiba-tiba mencengkram baju Woo Hyun. Woo Hyun terkejut melihat Jae Suk yang tiba-tiba ada didekatnya.


ketika Sung Yeol dalam perjalanan menuju rumah, ia mendapatkan pesan dari Seul Bi yang memintanya untuk meneleponnya.

Sung Yeol memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya. saat beberapa langkah, Seul Bi kembali mengiriminya pesan.

[makan adalah hal terbaik ketika sedang sulit. ayo kita makan kue beras.]


dikedai, Seul bi sedang memandangi ponselnya. Sung Yeol masuk kekedai lalu berseru memesan makanan. Seul Bi senang Sung Yeol datang.

Sung Yeol : "Kau mengirim terlalu banyak pesan."
Seul Bi : "Maaf, aku hanya sangat khawatir."
Sung Yeol : "Kau khawatir?"

Seul Bi mengangguk. kemudian ia meminta Sung Yeol untuk menunggu sebentar, ia akan 
membawakan Sung Yeol kue beras.


Seul Bi menyajikan kue beras untuk Sung Yeol.

Seul Bi : "Makan dan cerialah."

Sung Yeol hanya diam saja. Seul Bi mengambil garpu, lalu akan menyuapi Sung Yeol.

Seul Bi : "Benar! Ini akan memberimu kekuatan. Dan akan menghangatkan hatimu." tapi kemudian ia meralat kata-katanya. "Tidak, tidak menghangatkan hatimu."

Sung Yeol tersenyum. ia akan mengambil garpu itu dari Seul Bi. Sung Yeol lupa menggunakan tangan kanannya yang terluka, tapi ia segera menggantinya dengan tangan kirinya.

Sung Yeol : "Apa yang kau maksud 'mengetuk'?"
Seul Bi : "Ya, mengetuk hatimu. (Seul Bi kembali meralat kata-katanya). Jangan khawatir, Aku tahu kau tak melakukan itu."
Sung Yeol : "Bagaimana kau tahu?"
Seul Bi : "Karena kau adalah orang baik yang meminjamkan payung dan mengajakku makan ketika aku lapar. Dan kau membuatku tersenyum ketika 
aku sedang dalam suasana hati yang buruk."
Sung Yeol : "Apa kau yakin? Apa kau yakin kau tidak salah paham?"
Seul Bi : "Aku percaya padamu.
Woo Hyun percaya padamu juga."

Sung Yeol tanya dimana Nenek dan juga Woo Hyun.

Seul Bi : "Nona Kong beristirahat di atas. Dan Woo Hyun... Dia mengabaikan pesanku."


Jae Suk dan genknya menghajar Woo Hyun habis-habisan.

Jae Suk : "Kenapa menguping urusan keluarga lain? Kau yang menguping."
Woo Hyun : "Beritahu guru kalau itu bukan Sung Yeol."
Jae Suk : "Aku akan mengatakannya. Kau mau merekamku mengatakan kalau itu bukan Hwang Sung Yeol?"
Woo Hyun : "Beritahu dia kalau itu 
adalah kau dan Suk Hoon! Ini adalah kesempatan terakhir yang kuberikan padamu."
Jae Suk : "Kesempatan? Kau memberiku kesempatan? Ya Tuhan, aku sangat tersentuh!"


tiba-tiba ponsel Woo Hyun berbunyi. Seul Bi meneleponnya. Jae Suk mengangkat telepon Seul Bi.

Seul Bi : "Dimana kau? Dimana Woo Hyun?"
Jae Suk : "Lee Seul Bi? Aku jalan-jalan dengannya di taman. Kau harusnya datang juga. Ini akan jadi menarik."

lalu terdengar suara Woo Hyun yang berteriak menyuruh Seul Bi untuk tidak datang. setelah itu telepon mati.


Sung Yeol : "Ada apa?"
Seul Bi : "Aku pikir Woo Hyun sedang dalam bahaya."


Seul Bi segera berlari ketaman untuk menemui Woo Hyun. Sung Yeol mengikuti Seul Bi. ditaman, Jae Suk terlihat sedang menaiki motor. genk Jae Suk menyuruh Woo Hyun berlutut menghadap pada Jae Suk. perlahan-lahan, Jae Suk mulai meng-gas motornya menuju kearah Woo Hyun.

Seul Bi dan Sung Yeol berlari dengan kencang menuju ketaman.


bersambung...

5 comments:

  1. Gomawo sinopsisnya ^^ ditunggu-tunggu akhirnya keluar juga.

    ReplyDelete
  2. Gomawo....:) aq cantika,semangat ya kakak buat sinopsisnya...aq uda nunggu dr minggu lalu lho...:) salam kenal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal juga Cantika, selamat membaca :)

      Delete
  3. wwwwwah.. gumawo onni sinopsisnya,, tetap semangat ya onni. :)

    ReplyDelete