August 5, 2014

SINOPSIS HIGH SCHOOL - LOVE ON EPISODE 1

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


Title : High School - Love On
Also Known As : Hi! School - Love On
Genre : Romance, Fantasy, School, Youth
Episode : 20


Cast
Nam Woo Hyun as Shin Woo Hyun
Kim Sae Ron as Lee Seul Bi
Lee Sung Yeol as Hwang Sung Yeol

Choi Soo Rin as Ahn Ji Hye
Jo Yun Woo as Hwang Woo Jin
Jung Jae Soon as Gong Mal Sook (Shin Woo Hyun Grandma)

===== EPISODE 1 =====

MUSIM SEMI, 2016

seorang pria bernama Shin Woo Hyun berlari sedikit tergesa menaiki anak tangga, dan tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita hingga buku yang dibawa wanita itu terjatuh.

Woo Hyun segera meminta maaf lalu mengambil buku yang terjatuh dan segera memberikannya kepada wanita itu. setelah menerima bukunya, wanita itu langsung pergi. Woo Hyun melihat ada satu buku lagi milik wanita tadi yang tertinggal. ia berlari mengejar wanita tadi untuk mengembalikan buku tersebut.


Woo Hyun melihat kesana-kemari namun, ia kehilangan jejak wanita pemilik buku itu. ia juga belum sempat melihat wajah dari pemilik buku. Woo Hyun menatap buku itu yang berjudul 'untukmu' dan menghela nafasnya. tiba-tiba hujan turun, Woo Hyun segera berlari mencari tempat untuk berteduh. 

saat berteduh, Woo Hyun menatap langit sambil mengadahkan tangannya pada cucuran air hujan. kemudian ia menunduk dan tampak terlihat sedih.

seorang wanita berdiri disampingnya dengan sebuah payung. wajah wanita itu tidak terlihat karena tertutup payungnya. Woo Hyun melihat wanita itu yang memakai kalung dengan liontin yang berbentuk kunci. Woo Hyun sedikit terkejut lalu memegang kalungnya.

Woo Hyun : "kalung itu..."


wanita itu beranjak pergi ketika Woo Hyun mencoba berbicara padanya. tampak terlihat kalung yang dipakai Woo Hyun adalah pasangan dari kalung milik wanita tadi.

disetiap hari yang ku lalui, kami saling mencintai. dan saat ini, aku melihatmu.

MUSIM SEMI, 2014

Woo Hyun sedang mengendarai motornya dengan membawa beberapa sayuran dibelakangnya. 


seorang pria bernama Hwang Sung Yeol berjalan dengan memakai ear phone ditelinganya. 


seorang wanita misterius dengan pakaian serba hitam sedang duduk diatas sebuah atap toko sambil membaca sebuah buku.


Woo Hyun masih mengendarai motornya dengan santai, saat berada disebuah perempatan jalan, ia terkejut melihat Sung Yeol yang menyebrang jalan begitu saja tanpa melihat kanan-kiri. 

Woo Hyun berteriak dan segera mengerem motornya mendadak karena jika tidak, bisa menabrak Sung Yeol. scene berubah menjadi slow motion dan waktu seakan-akan berhenti begitu saja. sehingga mereka semua yang ada ditempat itu menjadi diam dan mematung.


wanita misterius yang berada diatap, melihat kejadian itu dengan tatapan yang dingin. kemudian ia tiba-tiba muncul diperempatan dan menarik Sung Yeol mundur kebelakang agar terhindar dari tabrakan motor Woo Hyun. setelah itu wanita misterius itu hilang.


keadaan kembali normal, Woo Hyun jatuh tersungkur dari motornya, dan Sung Yeol selamat. tapi akibatnya, sayuran yang dibawa Woo Hyun jatuh berserakan dijalan.

Sung Yeol melepas ear phonenya dan menatap aneh pada Woo Hyun yang terjatuh didepannya. sedangkan Woo Hyun berusaha berdiri sambil sedikit menggeram kesakitan. 

Woo Hyun menatap Sung Yeol lalu memberikan isyarat dengan tangannya agar Sung Yeol memberikan bawang bombay yang jatuh dibawah kakinya. bukannya mengambil bawang itu, Sung Yeol justru menginjaknya hingga hancur kemudian pergi dan memakai ear phonenya lagi. Woo Hyun hanya bisa tertawa kesal. ia ingin sekali memukul Sung Yeol dengan bawang yang dipegangnya.


EPISODE 1 : AN UNDENIABLE BOLT OUT OF THE BLUE

Woo Hyun berada dikedai ddeokkbokki milik neneknya, ia terlihat sedang mengiris bawang dengan memakai helm agar matanya tidak pedas. tapi tetap saja bawang itu membuatnya menangis. nenek Woo Hyun datang dan memarahi cucunya itu.

Nenek : "apa yang kau lakukan? Aigoo, aku akan melakukannya. mengapa kau melakukan itu?"

lalu nenek membantu Woo Hyun melepas helmnya. sedangkan Woo Hyun mengucek matanya yang berair.

Woo Hyun : "aku tidak ingin melihatmu menangis."
Nenek : "itu bahkan bukan air mata asli.., itu karena bawang!"
Woo Hyun : "bagaimanapun juga, jangan menangis."


Woo Hyun kemudian mengadahkan tangannya dan tersenyum. nenek mengerti kemudian memberi uang pada cucunya itu.

Nenek : "tidak ada perampok yang lain. kau mungkin akan menjadi chaebol (konglomerat)."
Woo Hyun : "aku akan menjadi seorang chaebol dan akan memberimu hidup mewah, nek!"

Nenek senang dengan apa yang dikatakan cucu kesayangannya itu. setelah itu Woo Hyun pamit pergi untuk kesekolah.


ditempat lain, Sung Yeol sedang makan mie ramen didepan market. tanpa ia sadari, Woo Hyun juga ada disekitarnya hanya saja mereka tidak saling melihat.

seorang pria bernama Hwang Woo Jin (ayahnya Sung Yeol) datang dan duduk disamping Sung Yeol.

Woo Jin : "apa kau serius akan bertindak seperti ini?"
Sung Yeol : "apa yang aku lakukan?"
Woo Jin : "ibumu tidak menyukaimu makan ramen."
Sung Yeol : "ibu yang mana?" tanyanya dengan dingin.
Woo Jin : "KEDUA!!!!" teriaknya dengan kesal.

Sung Yeol tampak tidak senang, ia mengacuhkan ayahnya dan memakan mie ramennya.

Woo Jin : "mengapa kau tidak menyukai ibu barumu?"
Sung Yeol : "dia bukan style-ku."

Woo Jin tampak kesal mendengar ucapan putranya itu.


tidak jauh dari situ, Woo Hyun berusaha membangunkan seorang Ahjussi yang tergeletak dipinggir jalan. ia melepas jas sekolahnya untuk dijadikan sandaran kepala Ahjussi yang pingsan itu.

Woo Hyun segera melakukan pertolongan pertama, yaitu melakukan CPR (memberi nafas buatan). beberapa orang mengerumuninya dan ada juga yang merekam kejadian itu melalui ponsel.


Woo Jin datang dan memperkenalkan kalau dirinya adalah seorang polisi. ia segera menelepon ambulan dan menggantikan Woo Hyun untuk melakukan CPR. 

ditengah-tengah kejadian itu, wanita misterius kembali muncul diantara mereka dan menatap pada Ahjussi yang pingsan. sepertinya tidak ada orang yang bisa melihat wanita misterius itu.


wanita misterius : "kau keluarlah!"

hal yang aneh terjadi, arwah dari Ahjussi yang pingsan tadi keluar dari tubuhnya. wanita misterius itu membuka bukunya dan membacakan data mengenai Ahjussi yang pingsan.

wanita misterius : "Lee Yeon Dong, pria berusia 59 tahun. meninggal tanggal 13 Juni."

Ahjussi menengok kebelakang melihat tubuhnya yang tergeletak.

Ahjussi : "apa aku benar-benar mati?"
wanita misterius : "semua manusia pasti akan mati."
Ahjussi : "jadi kau adalah ....."


aku memandu manusia yang mati, oleh manusia aku disebut malaikat (pencabut nyawa).

karena belum tahu namanya, sekarang kita panggil wanita misterius dengan panggilan malaikat saja ya....

ambulan datang dan membawa tubuh Ahjussi itu pergi. kemudian malaikat si pencabut nyawa meminta roh dari Ahjussi yang tadi untuk mengikutinya.

Woo Hyun melihat jam diponselnya dan mengeluh kalau ia sudah terlambat masuk sekolah. ia segera berlari pergi. saat malaikat si pencabut nyawa menengok kebelakang, ia terkejut melihat Woo Hyun yang berlari kearahnya. dengan cepat ia melangkah mundur untuk menghindari tertabrak tubuh Woo Hyun. lalu ia tersenyum senang pada Ahjussi karena selamat.


Woo Jin berteriak memanggil Woo Hyun karena jasnya tertinggal. saat wanita si malaikat pencabut nyawa berbalik melihat Woo Hyun, ia terkejut Woo Hyun berlari kearahnya dan menabraknya (menembusnya). buku catatan kematian yang dipegangnya terjatuh ketanah dan ia sedikit merasa aneh (sakit) pada tubuhnya.


kami dan manusia adalah mahkluk yang berbeda. karena itulah meski hati kita serasi, namun kita tidak bisa merasakannya. tapi setelah aku bertemu mereka, hal-hal yang tidak biasa, terjadi.

didalam kelas disalah satu sekolah, dua orang siswi SMA sedang menonton video Woo Hyun yang menyelamatkan Ahjussi melalui ponsel. mereka memuji Woo Hyun yang tampak begitu mengangumkan. siswi yang berambut pirang mengatakan pada temannya yang memiliki video itu untuk tidak mendekati Woo Hyun karena dia itu adalah miliknya. 


seorang siswi lain yang bernama Jin Young datang dan memberi beberapa lembar uang pada pemilik video. (Jin Young berniat membeli video itu).

Jin Young : "beritahu aku jika kau butuh lebih banyak!"

siswi yang berambut pirang langsung mengeluarkan dompetnya. Jin Young tidak mau kalah, ia juga memberikan dompetnya.

siswi berambut pirang : "aku dengar kau melewatkan les kemarin untuk mengikuti suami-ku (Woo Hyun)?"
Jin Young : "pikirkan dirimu sendiri!!"
siswi berambut pirang : "pada semester ini, apa bisa kau menjadi murid populer?"

Jin Young tampak kesal karena diledek.


Woo Hyun masuk kelas dan semua siswi perempuan memperhatikannya. sebelum duduk, Woo Hyun menaruh ponselnya dimeja guru. (dikelas, murid tidak diperbolehkan membawa ponsel, jadi mereka menaruh ponselnya dimeja guru saat belajar. herannya, ponselnya kuno semua :D)

melihat Woo Hyun yang berkeringat, Jin Young dan Siswi yang berambut pirang serempak menyodorkan tisu pada Woo Hyun. Woo Hyun yang ternyata populer disekolah, mengacuhkan mereka. ia membereskan beberapa kotak makanan dimejanya dan menaruhnya dibelakang kelas. 

Woo Hyun : "yang belum sarapan, ayo makan kesini!"

mendengar itu, para siswa pria senang dan berebut mengambil kotak makanan. sedangkan para siswi wanita kesal dengan sikap Woo Hyun.


pak guru datang dan meminta semuanya untuk duduk dibangkunya masing-masing.

ditengah pelajaran, sifat usil Woo Hyun muncul. ia mengerjai pak guru yang tengah tertidur. ia mengeluarkan ponsel disakunya dan memantulkan cahaya dari ponsel kewajah pak guru. sepertinya Woo Hyun membawa dua ponsel karena ponsel yang ini tidak kuno seperti yang dia kumpulkan dimeja guru. karena silau cahaya, pak guru bangun dengan kesal dan melempar sebuah spidol pada Woo Hyun. tapi Woo Hyun bisa menangkap spidol itu dengan tepat.semua murid dikelas bersorak.


saat pak guru akan memarahi Woo Hyun, seorang wanita diduga bernama Choi Sung Kook (ibu dari Jin Young) masuk kedalam kelas dengan kesal. pak guru terkejut melihat kehadiran ibu Jin Young. begitu juga dengan Jin Young.

ibu Jin Young : "Shin Woo Hyun dikelas ini, kan?"

semua murid dikelas kaget dan serempak menatap kearah Woo Hyun. Woo Hyun kemudian berdiri. ibu Jin Young mendekat ke Woo Hyun, ia membaca name tag di baju Woo Hyun lalu menampar Woo Hyun dengan keras. semua murid dikelas terkejut. Jin Young spontan berdiri dari duduknya melihat perlakuan ibunya, ia sangat syok.

ibu Jin Young : "beraninya kau merayu putriku!! jika dia tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi karena membolos dan kencan, apa kau yang akan mengurus Jin Young?"


semua murid dikelas merekam kejadian itu dengan ponsel mereka masing-masing. (wah.. semua murid membawa 2 ponsel... =D)

ibu Jin Young : "orang sepertimu..., hanya pantas berada dibawah, sehingga dia bisa tetap diatas."

pak guru memarahi murid-muridnya untuk menaruh ponselnya. dan mengancam murid yang membawa dua ponsel akan disita. ibu Jin Young juga memarahi pak guru.

ibu Jin Young : "kau juga seharusnya tidak seperti ini. kau seharusnya tidak membiarkan anak seperti ini dekat dengan anakku!" 

ibu Jin Young juga menghina Woo Hyun yang tidak menyadari posisinya.


Jin Young : "ibu, tolong!! akulah yang mengikutinya!!"

ibu Jin Young menghina Woo Hyun lagi dengan mengatakan apa sangat mudah merayu putrinya.

Woo Hyun : "aku tidak pernah merayunya, aku juga tidak jatuh cinta padanya."

ibu Jin Young tersenyum sinis mendengar ucapan Woo Hyun.

ibu Jin Young : "Kim Jin Young! kau pikir aku membayar sekolahmu yang mahal untuk membuka usaha ddeokkbokki?" 

Jin Young hanya terdiam. ibu Jin Young mendorong Woo Hyun dan mengancamnya untuk tidak mendekati putrinya lagi. melihat sikap ibunya yang keterlaluan, Jin Young meninggalkan kelas karena malu dan kesal.

Woo Hyun : "sepertinya Jin Young tidak menyerupai ibunya, melihat betapa malunya dia."
ibu Jin Young : "apa??? kau pikir aku ini siapa? beraninya kau bertingkah?"

pak guru kembali memarahi murid-murid yang sedang merekam. sebelum meninggalkan kelas, ibu Jin Young berucap kalau dirinya akan terus mengawasi pak guru. setelah kepergian ibu Jin Young, pak guru meminta Woo Hyun untuk mengikutinya ke kantor kepala sekolah.


ketika menuju kekantor kepala sekolah, Woo Hyun menghentikan langkahnya dan menatap keatas tangga yang menuju keatap sekolah.

disebuah toko elektronik, malaikat si pencabut nyawa sedang berada di bagian penjualan televisi. ia tiduran dengan santainya disofa sambil menonton drama yang sedang tayang.


ketika pembeli menghalangi pandangannya, ia kesal dan bangkit dari posisinya dan berdiri diatas sofa.

tiba-tiba malaikat pencabut nyawa pria, muncul dan bertanya pada malaikat si pencabut nyawa wanita kenapa tiba-tiba suka dengan drama manusia?

malaikat pria : "ceritanya selalu sama, hanya manusia sebagai objeknya. apa yang begitu ingin kau ketahui tentang hal itu?"
malaikat wanita : "sakit itu bagaimana dan bahagia itu seperti apa? bagaimana perasaan cinta? mengapa orang saling cinta walaupun mereka tahu kalau mereka akan putus? mengapa orang hidup ketika mereka tahu mereka akan mati? sepertinya aku akan sedikit tahu kalau aku menonton itu." ucapnya dengan pandangan masih tertuju pada layar televisi.


malaikat pria melihat buku kematian miliknya yang bunyi dan bersinar pertanda ada seseorang yang akan mati dan dia harus menjemput roh.

malaikat pria : "yang pasti manusia tidak akan membiarkan kita beristirahat. jangan tertarik pada masalah manusia dan lakukan pekerjaanmu dengan benar."
malaikat wanita : "ya, ya!" serunya tanpa menoleh sedikitpun.

malaikat pria tersenyum melihat tingkah dari malaikat wanita dan kemudian pergi.


ketika drama yang ditontonnya terdapat adegan berciuman, malaikat wanita berseru senang. ia kembali berdiri diatas sofa dan melompat-lompat.

malaikat wania : "apa yang harus kulakukan? apa yang harus kulakukan?"

saat itu juga buku kematiannya berbunyi dan mengeluarkan sinar. malaikat wanita kesal karena ia harus pergi menjalankan tugas disaat drama yang ditontonnya sedang seru-serunya.

malaikat wanita mengambil bukunya dan membukanya. kemudian muncul wajah Jin Young dibuku kematiannya.


Jin Young berdiri pinggiran atap sekolah, ia berencana akan melompat dan mengakhiri hidupnya. diseberang gedung yang lain, si malaikat wanita sedang duduk manis memperhatikan.


tiba-tiba Woo Hyun datang dan menghampiri Jin Young. ia bertanya apa yang sedang dilakukan Jin Young. 

malaikat : "oh..! itu kau!" serunya ketika mengenali Woo Hyun.


Jin young : "aku.., bukan pertama kalinya berada disini. setiap kali aku frustasi, sedih, dan ketika aku tidak ingin melihat ibuku, aku selalu datang kesini. aku benci ibuku dan bahkan lebih benci diriku sendiri."

Woo Hyun ikut naik ketepi dan berdiri disamping Jin Young. Jin Young kaget dengan apa yang dilakukan Woo Hyun.

Woo Hyun : "jika kau mau mati, mari mati bersama-sama."

Woo Hyun menyuruh Jin Young untuk memegang tangannya. dan malaikat tampak kesal melihat mereka berdua.

malaikat : "apa ini drama? aku sibuk!!" keluhnya kesal.


tapi Jin Young tidak mau meraih tangan Woo Hyun. ia melangkah mundur, sedangkan Woo Hyun berusaha mendekat pada Jin Young untuk menyelamatkannya.

seketika langit berubah menjadi gelap dan banyak petir juga gemuruh menggelegar. bahkan angin juga sangat kencang. 


buku kematian malaikat si pencabut nyawa bunyi dan mengeluarkan cahaya. ia membukanya dan muncul wajah Woo Hyun dan Jin Young bergantian.

malaikat : "apa yang salah dengan ini? benar-benar, ada apa dengan ini?" serunya kebingungan.

malaikat tampak kesal melihat ketidak pastian kematian dibukunya, ia menggoncang-goncangkan bukunya dan tanpa sengaja buku kematiannya jatuh. tapi dengan kekuatannya, ia muncul tepat diatas sebuah mobil dan mampu menangkap bukunya sebelum terjatuh untuk kedua kalinya. ia membuka bukunya dan masih tidak jelas wajah siapa yang akan meninggal.


Woo Hyun yang melihat Jin Young sedang lengah, mendorongnya menjauh ketepi. tetapi akibatnya ia terjatuh dari gedung. malaikat mendegar teriakan dan menatap keatas gedung, dilihatnya Woo Hyun akan jatuh menimpanya. dengan kekuatannya, ia berusaha menahan Woo Hyun agar tidak menimpanya. mereka berdua saling berpandangan dan beberapa saat kemudian, muncul cahaya yang sangat terang menyinari mereka, buku kematian si malaikat hilang dan langit kembali cerah.


ibu Jin Young yang akan pulang, ia sangat terkejut melihat Woo Hyun dan seorang wanita sedang pingsan diatas mobilnya. 

ibu Jin Young : "apa yang kalian lakukan? oh tuhan! mobilku! mobilku! mobilku rusak!!! oh tuhan, apa yang kau lakukan?" teriaknya.

pak guru melihat Jin Young yang berada diatap gedung dan memanggilnya. 

pak guru : "hei! Kim Jin Young, kesini kau!"

ibu Jin Young kaget melihat putrinya ada diatap gedung. ia ikut berteriak memanggil anaknya. kemudian ia dan pak guru berlari pergi menemui Jin Young.


Woo Hyun dan malaikat si pencabut nyawa berada dirumah sakit. mereka berdua sedang di infus. 


Woo Hyun yang lebih dulu sadar, kaget melihat keberadaanya. ia menoleh kesamping melihat seorang wanita (malaikat si pencabut nyawa) yang masih belum sadar.

Woo Hyun : "apa? apa aku baik-baik saja?"

seorang perawat datang memeriksa Woo Hyun. Woo Hyun menanyakan keadaan wanita yang menyelamatkannya (malaikat si pencabut nyawa).

perawat : "dia hanya terkejut. dia hanya perlu mendapatkan beberapa cairan infus lalu boleh pergi." setelah mengatakan itu perawat pergi.

Woo Hyun duduk sedikit mendekat pada malaikat si pencabut nyawa. selang beberapa saat, malaikat si pencabut nyawa sadar, ia melihat Woo Hyun sedang menatapnya.

Woo Hyun : "apa kau sudah sadar?" 


malaikat si pencabut nyawa heran, apa Woo Hyun bisa melihatnya. 

Woo hyun : "apa kau terluka? apa kau baik-baik saja?"

malaikat si pencabut nyawa bingung dengan maksud ucapan Woo Hyun yang mengatakan 'terluka'. ia berusaha untuk bangun dan menatap Woo Hyun.

Woo Hyun : "apa kau benar-benar baik-baik saja?" tanyanya lagi.
malaikat : "kau tidak mungkin bisa... melihatku, kan?"
Woo Hyun : "apa yang kau katakan?"


Woo hyun mencoba untuk memeriksa dahi wanita yang ada didepannya, tapi malaikat justru malah menggigit tangan Woo Hyun. Woo Hyun berteriak kesakitan. malaikat si pencabut nyawa memegang tubuhnya dan terkejut melihat dirinya telah menjadi manusia, ia lalu teriak histeris hingga membuat Woo hyun kaget.

malaikat si pencabut nyawa turun dari tempat tidur pasien lalu beranjak pergi dengan kaki telanjang. Woo Hyun mengambil sendal selop yang ada dibawahnya dan membersihkannya. tapi tiba-tiba malaikat si pencabut nyawa teringat tentang buku kematiannya. ia kembali ke tempat tidur pasien dan mencari bukunya. 

Woo Hyun menanyakan apa yang sedang dicari oleh si malaikat. malaikat si pencabut nyawa mengatakan ia mencari buku catatan hitamnya.

malaikat : "tidak mungkin!! apa yang harus aku lakukan?" serunya kebingungan.
Woo Hyun : "catatan hitam? apa kau mencari notebook hitam?"

malaikat si pencabut nyawa duduk lemas mengetahui kalau buku kematiannya hilang. 

Woo Hyun : "kau harus memberitahuku itu apa. aku akan menemukan apapun itu kecuali pikiranmu."


Woo Hyun dan malaikat sudah keluar dari rumah sakit. malaikat si pencabut nyawa kini memakai sendal yang tadi dibersihkan Woo Hyun. Woo Hyun bertanya pada wanita yang menolongnya itu apakah sudah ingat tempat tinggal dan nomor teleponnya. 

malaikat : "mengapa aku harus ingat itu?"
Woo Hyun : "apa kau ingat darimana kau berasal?"
malaikat : "kau tidak akan percaya padaku walaupun aku memberitahumu."
Woo Hyun : "aku akan percaya. ceritakan semuanya! aku akan percaya semua."

kemudian malaikat menunjuk kearah langit. Woo Hyun mendengus dan sedikit tertawa. ia berpikir kalau wanita yang ada didepannya itu terganggu pikirannya.

malaikat : "lihat, kau bahkan tidak percaya padaku!"


malaikat merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. ia memegang dadanya dan merasakan kalau ada sesuatu yang berdetak didalam. ia terkejut dan kemudian berteriak. Woo Hyun ikut terkejut dan menanyakan apa yang terjadi.

malaikat : "disini berdetak! apa kau seperti itu juga?"

malaikat tiba-tiba memegang dada Woo Hyun dan membuatnya sedikit kaget.

Woo Hyun : "hei!!! kau mau menyentuh apa?"
malaikat : "apa yang harus kulakukan?" keluhnya.


malaikat melihat diseberang jalan ada malaikat pria yang barusaja menjemput roh. (dia adalah malaikat pria yang mengajak bicara ketika di toko elektronik). Woo Hyun penasaran apa yang sedang dilihat oleh wanita yang menolongnya itu.


malaikat si pencabut nyawa senang, ia berlari menuju ke malaikat pria yang berada disebrang jalan. akan tetapi Woo Hyun segera menariknya karena ia hampir saja tertabrak mobil yang lewat. dan membuat posisi malaikat memeluk Woo Hyun.

Woo Hyun : "apa yang kau lakukan?"
malaikat : "kau juga berdetak. apa aku benar-benar menjadi manusia?"


Woo hyun mendorong malaikat agar menjauh darinya. malaikat melihat kearah malaikat pria dan memanggilnya dengan panggilan sunbae. malaikat pria menoleh dan terkejut melihat keadaan juniornya yang menjadi manusia.

malaikat memanggil subaenya untuk mendekat. Woo Hyun melihat kearah yang dilihat malaikat, tapi ia tidak melihat siapapun.

Woo Hyun : "siapa yang dia lihat? ini aneh!"

malaikat pria tanya apa yang telah terjadi dengan juniornya itu. 

malaikat wanita : "tidak! begini... aku menyelamatkannya dan aku berakhir seperti ini. catatan hitamku juga menghilang."
malaikat pria : "catatan hitamnya menghilang?"

malaikat wanita mengangguk sedih.

malaikat wanita : "aku sudah mencarinya, tapi aku tidak bisa menemukannya."

Woo Hyun menatap aneh pada wanita yang menolongnya itu karena telah bicara sendirian.

Woo Hyun : "siapa yang dia ajak bicara?"

malaikat wanita : "aku tidak tahu dimana aku menghilangkannya."

Woo Hyun berpendapat kalau wanita yang menolongnya menjadi aneh seperti itu karena dirinya. (karena sudah menolong Woo Hyun).

Woo Hyun : "tidak mungkin!! hal seperti ini tidak mungkin, kan?" ucapnya sendirian.

malaikat pria : "kau berakhir seperti ini ketika mencoba untuk menyelamatkannya, kan?"

malaikat wanita mengangguk lemas. ia kemudian menatap Woo Hyun. 


Woo Hyun yang ketakutan, segera menarik malaikat untuk pergi dari situ.

Woo Hyun : "mari kita pergi. kita punya tempat yang harus dikunjungi sebelum ini jadi lebih buruk!!"

malaikat berteriak kepada sunbaenya untuk mencari sebuah cara agar dirinya bisa kembali lagi. ia juga mengatakan kalau jawabannya pasti ada pada Woo Hyun.


Woo Hyun ternyata mengajak malaikat ke kantor polisi. malaikat berusaha melepaskan tangan Woo Hyun yang menariknya tapi Woo Hyun berusaha keras menarik malaikat untuk masuk kedalam.

seorang pria yang sedang mengecat melihat malaikat dengan pandangan yang aneh, begitu juga dengan malaikat.


Woo Hyun dan malaikat sudah ada didalam kantor polisi untuk melakukan pendataan pencarian orang hilang.

polisi menanyakan siapa nama malaikat. Woo Hyun menmberitahu polisi kalau malaikat tidak tahu nama dan dimana tempat tinggalnya. Woo hyun juga mengatakan kalau sepertinya pikiran malaikat sedikit terganggu.

Woo jin (ayah Sung Yeol) juga berada disitu. ia menyapa Woo hyun dengan sebutan anak yang terpuji karena sikapnya yang tadi telah menolong Ahjussi yang tergeletak dijalan.

polisi yang mengintrogasi tanya apa Woo Jin mengenal Woo Hyun juga malaikat.


polisi: "aku harus tahu sesuatu agar bisa membantu mereka, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya pada Woo jin.

malaikat berdiri dari duduknya dan menatap sekitarnya dengan kebingungan.

Woo Jin : "bisakah aku mengajukan beberapa pertanyaan?" tanyanya pada malaikat.

Woo Hyun mengajak malaikat untuk kembali duduk. ponsel Woo Hyun tiba-tiba bunyi, sahabatnya Kang Ki Soo meneleponnya.


Ki Soo berada dikedai ddeokkbokki nenek Woo Hyun. ia kaget ketika mendengar Woo Hyun berada dikantor polisi. ia tanya, bagaimana bisa Woo Hyun berada dikantor polisi. ternyata ibu Jin Young datang kekedai ddeokkbokki milik nenek Woo Hyun. 

Nenek : "mengapa Woo Hyun-ku di kantor polisi?" tanyanya pada Ki Soo.
ibu Jin Young : "karena dia sudah di kantor polisi, itu sangatlah bagus." ucapnya seraya merebut ponsel dari tangan Ki Soo.

ibu Jin Young kemudian pergi. Nenek segera bersiap untuk pergi kekantor polisi menjemput Woo Hyun.


kembali kekantor polisi...
Woo Jin menanyakan kembali apakah malaikat masih belum mengingat namanya. malaikat melihat sekitarnya dan melihat sebuah majalah yang tergeletak dimeja. ia juga melihat sebuah gambar botol minuman dengan merek 'Iseul Cheoreong'. ia kemudian mendapatkan ide.


malaikat : "Lee Seul". ucapnya pada Woo jin.
Woo Jin : "Lee Seul? lalu, apa nama keluargamu?"

malaikat kembali melirik majalah dimeja dan melihat cover bintang Hallyu Bi (hujan).

malaikat : "Bi"
Woo Jin : "Bi?"

Woo Jin mencoba mengeja nama malaikat.

Woo Jin : "ah..., Lee Seul bi?"
malaikat : "Lee Seul Bi!!" ucapnya dan tersenyum senang.

sekarang kita panggil malaikat dengan nama Lee Seul Bi ya!


Woo Hyun heran, kenapa sangat mudah Woo Jin bertanya dibandingkan dirinya saat bertanya tadi.

Woo Hyun : "kau ingat namamu? kalau begitu aku pikir kau bisa mengingat hal-hal lain juga."

Woo Hyun merasa dirinya sekarang sudah aman karena Seul Bi sudah bisa mengingat namanya. ia pamit pergi pada polisi. ia juga meninggalkan nomor ponselnya untuk dihubungi jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu.

tapi ketika Woo Hyun akan beranjak pergi, Seul Bi memegang lengannya dengan erat hingga Woo Hyun sulit melepas genggaman Seul Bi.


Ibu Jin Young datang kekantor polisi ditemani pak guru. Woo Jin tanya pada ibu Jin Young tujuannya datang kekantor polisi.

Ibu Jin Young : "untuk menuntut orang ini" ucapnya seraya melirik Woo Hyun.

Woo Jin tampak terlihat bingung sedangkan Woo Hyun kembali duduk seraya menatap kesal pada Ibu Jin Young.


Ibu Jin Young : "untuk kejahatan membantu percobaan bunuh diri dan sebagai penyerang dan tindakan kekerasan disekolah."
Woo Hyun : "Ahjumma!!!"
Ibu Jin Young : "putri ku..., mencoba untuk bunuh diri karena lelaki sepertinya!" ucapnya pada Woo Jin. ia lalu melihat Woo Hyun. "hanya memakan (menghancurkan) hidupmu sendiri, sangat nikmat. jangan mengganggu kehidupan orang lain dan menyemprotkan air bajinganmu! ah serius..., benar-benar!"

Nenek juga datang kekantor polisi. Woo Hyun kaget melihat neneknya datang kekantor polisi.

Woo Jin memberikan sarannya pada Ibu Jin Young untuk menyelesaikan dengan musyawarah dibandingkan menuntut Woo Hyun. Nenek terkejut mendengar kata 'menuntut'.


Ibu Jin Young : "ah benar-benar! apa polisi lebih membela pelaku penyerangan sekarang?"
Woo Jin : "bukan begitu, tapi sulit untuk menuntut tanpa bukti yang jelas. dan juga, itu karena masalah anak-anak, mari kita dengarkan mereka terlebih dahulu."

Seul Bi yang ikut kesal melihat sikap Ibu Jin Young mengatakan kalau Woo Hyun menyelamatkan putrinya, dan dia melihatnya.

Ibu Jin Young : "kau siapa? ah, benar-benar..."

Ibu jin Young melihat pak guru lalu memberikan kode. pak guru menyerahkan amplop berisi dokumen pada Woo Jin sebagai barang bukti kalau Woo Hyun bersalah.

Ibu Jin Young mengatakan pada Woo Jin kalau itu adalah laporan kekerasan Woo Hyun dari teman-teman sekolahnya.

Ibu Jin Young : "ada banyak bukti, kan? aku minta penanganan yang cepat darimu."

Woo Jin memeriksa dokumen itu. Woo Hyun memanggil gurunya, tapi pak guru mengalihkan pandangannya dari Woo Hyun.

Seul Bi : "dia tidak melakukan sesuatu yang salah. aku melihatnya!!" ucapnya pada Ibu Jin Young.
Ibu Jin Young : "siapa kau ikut campur masalah ini? terlalu...."
Seul Bi : "aku?" 

Seul Bi terdiam sesaat mengingat namanya. 

Seul Bi : "aku Lee Seul Bi!! kau siapa?"
Ibu Jin Young : "kau ini anak kecil, serius.., untuk orang dewasa. siapa yang kau bilang??"
Seul Bi : "Ahjumma jahat!!"
Woo Hyun : "jangan mengatakan apa-apa, pergilah!" ucapnya pada Seul Bi.

Seul Bi bersih keras mengatakan kalau dia melihat semuanya. Woo Hyun tetap menyuruh Seul Bi untuk keluar.


Woo Hyun menarik Seul Bi menjauh dari ruang kantor polisi tadi. ia meminta Seul Bi untuk tidak pergi kemana-mana dan tetap tenang. Seul Bi kesal diperlakukan seperti itu. ia mengomel memaki Woo Hyun. tapi kemudian ia terdiam dan tampak memikirkan sesuatu.


diruang introgasi, Nenek duduk berjongkok dan meminta maaf pada Ibu Jin Young. Woo Jin meminta Nenek untuk berdiri. 

Nenek : "dia setidaknya harus lulus sekolah tinggi untuk bisa mencari nafkah." 
Ibu Jin Young : "kenapa kau mengemis padaku tentang mencari nafkah? menjijikkan!! ah, ini benar-benar..., begitu menjijikkan!"

Ibu Jin Young pergi dari kantor polisi. Nenek memanggil Ibu Jin Young dan berusaha tetap memohon.


Woo Hyun kembali dan menanyakan pada pak guru apa benar anak-anak disekolah menulis laporan itu. pak guru tergagap dan mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan pada Woo hyun kenapa dia menyebabkan masalah seperti ini terjadi.

Woo jin meminta kepada detektif dikepolisisan yang bernama Park untuk menyelidiki tulisan tangan pada bukti itu. pak guru yang mendengarnya menjadi ketakutan. sepertinya Woo jin sengaja melakukan itu untuk menakut-nakuti pak guru.

Woo jin : "kami mengurus orang yang berbohong dengan hukum yang tegas. sedikit lebih agresif!"

pak guru semakin ciut nyalinya. ia bergegas pergi dari kantor polisi.

Woo Hyun mengingat sesuatu mengenai pak guru yang pernah ia pergoki menelepon seseorang ketika berada dikantornya. mengingat hal itu, Woo Hyun menggenggam tanganya memendam rasa kesalnya.


Woo Hyun mengejar pak guru diluar kantor polisi. ia tanya kalau laporan itu pasti bohong. 

Woo Hyun : "kenapa? apa kau begitu takut kepada ibunya Jin Young? karena dia presiden komite sekolah? karena dia lumbung uang untuk sekolah kita?"

Nenek kesal karena Woo Hyun berbicara dengan nada tinggi pada gurunya. pak guru mengatakan pada Woo Hyun kalau hanya inilah hal terbaik yang bisa ia lakukan, dan pak guru beranjak pergi. Nenek justru menunduk dan mengucapkan terima kasih pada pak guru berkali-kali.

Woo Hyun : "aku menyelamatkan Jin Young. aku adalah korban!" teriaknya.

Nenek memukul Woo Hyun dengan kesal.

Nenek : "apa kau pikir aku bekerja dengan jari-jari ini untuk membesarkanmu sehingga kau bisa sering keluar masuk kantor polisi?"
Woo Hyun : "Nenek, kau tidak percaya padaku? aku sedang menerima ketidak adilan sekarang!!" protesnya.
Nenek : "jika kau berakhir disini sekali lagi, aku akan mengeluarkanmu dari daftar keluargaku!"

(dikorea, garis keturunan keluarga terdaftar.)


ditempat parkir, Ibu Jin Young berteriak histeris melihat mobilnya yang kotor penuh dengan coretan bertuliskan "pembohong!", "bodoh, Ahjumma jahat", "diam, Ahjumma!" dan sebagainya.


Seul Bi ada di kedai ddeokkbokki milik nenek Woo Hyun. wajahnya penuh dengan coretan cat. (haha.. ternyata Seul Bi yang mencorat-coret mobil ibunya Jin Young =D)

Seul Bi memperhatikan Ki Soo yang sedang makan ddeokkbokki. 

Seul Bi : "dia menempatkan dalam mulutnya, dia mengunyah itu. kemudian tegukan dan menelannya sampai kebawah. okay!!" ucapnya dalam hati.

Seul Bi mengambil sumpit dan akan mencoba mempraktekkan bagaimana caranya manusia memakan makanan.


Seul Bi tidak bisa mengambil ddeokkbokki dengan sumpit. bahkan ia tidak tahu bagaimana caranya menggunakan sumpit. Woo Hyun dan Ki Soo melihat Seul Bi dengan heran. sampai Woo Hyun berteriak karena kuah ddeokkbokki nya terciprat mengenai wajahnya.

Woo Hyun : "kau melakukannya dengan sengaja kan?"

Seul Bi tersenyum lalu mengucapkan maaf.

Seul Bi mencoba kembali mengambil ddeokkbokki dengan sumpit. Woo Hyun dengan segera mengganti sumpit dengan garpu. Seul bi tersenyum senang.

ia segera mengambil ddeokkbokki dan mempraktekkan bagaimana caranya memakan makanan sama seperti 
yang dilakukan Ki Soo tadi.

saat mengunyah, Seul Bi tiba-tiba teriak karena rasanya yang pedas.


Ki Soo : "ah, kau sedang mencari perhatian kan? kau bahkan tidak bisa makan sesuatu yang pedas? ddeokkbokki memanglah seperti ini."

Seul Bi tidak mengerti dengan maksud dari kata 'pedas'. Nenek datang dan memberi air putih. ia juga tanya berapa usia Seul Bi.

Seul Bi : "aku tidak pernah menghitungnya!"

semua menatap Seul Bi dengan pandangan aneh. Seul Bi lalu mengatakan kalau usianya sama dengan Woo Hyun.

Nenek : "usiamu 18 tahun?"
Seul Bi : "ya, 18 tahun!"

semua saling memandang tidak percaya kalau Seul Bi berusia 18 tahun.

Woo Hyun : "hei, kau tidak bohong kan kalau kau lebih muda dariku?"


Seul Bi melihat pengumuman pencari pekerja paruh waktu di kedai ddeokkbokki milik nenek. ia menunjuk tulisan itu dan mengatakan kalau dia akan melakukannya.

Nenek : "apakah kau pernah bekerja sebelumnya?"
Woo Hyun : "hei, jangan pernah berpikir untuk jadi benalu kami. kami hanya membiarkan kau tidur disini malam ini saja!"

mendengar ucapan Woo Hyun, Seul Bi memanyunkan bibirnya. Nenek tanya dimana orang tua Seul Bi. Seul Bi hanya diam saja.

Woo Hyun : "kau tidak ingat?"

Seul Bi hanya menjawab dengan anggukan saja. 

Nenek : "kau akan ingat setelah kau makan yang banyak dan beristirahat. kau dapat tingga selama yang kau inginkan karena kau menyelamatkan Woo Hyun."

Woo Hyun memprotes ucapan Nenek yang membiarkan Seul Bi tinggal kapanpun. Nenek menyela kalau Seul Bi adalah penyelamat hidupnya. Nenek menyuruh Seul Bi untuk beristirahat dan mengganti pakaiannya. Seul Bi tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih pada nenek. Woo Hyun hanya bisa mendengus pasrah.


Woo Hyun sedang bersama Ki Soo ditepi sungai. Ki Soo menanyakan apakah Woo Hyun sama sekali tidak terluka setelah insiden jatuh dari atap gedung sekolah.

Ki Soo : "wow, ini benar-benar misterius!"
Woo Hyun : "aku tahu. tidak ada orang lain selain aku."

Ki Soo mengganti topic dan menanyakan kapan Woo hyun akan pindah sekolah. ia menyarankan pada Woo Hyun untuk pindah kesekolahnya dan juga mengatakan kalau gadis-gadis disekolahnya cantik-cantik. Woo Hyun menjawab kalau saat ini tidak ada yang bisa ia lakukan. kemudian ia menyuruh Ki Soo untuk pergi.

Ki Soo : "menjadi pengecut adalah cara tercepat. Aigoo, menjadi populer benar-benar membuat sakit kepala!" 

Ki Soo mengarahkan lampu motor yang menyala pada Woo hyun. Woo Hyun menutupi silau sinar motor dengan tangannya.

Ki Soo : "itu sebabnya jika kau memberi tahuku bagaimana (menjadi populer), maka aku bisa meringankan sedikit beban itu..."

Woo Hyun menjadi kesal dengan Ki Soo yang terus mengoceh. ia mendorong Ki Soo hingga terjatuh dari atas motornya lalu meninggalkannya sendirian. Ki Soo marah-marah, ia memaki Woo Hyun. (haha kasian =D)


Nenek sedang menghitung uang dari penjualan ddeokkbokki-nya. Seul Bi sudah berganti pakaian, ia mengenakkan pakaian milik Nenek. ia melihat-lihat kamar nenek kemudian duduk disamping nenek.

Woo Hyun masuk kekamar nenek, ia memuji nenek yang mendapatkan penghasilan banyak hari ini.

Nenek : "kenapa? kau punya sesuatu untuk dikatakan?"
Woo Hyun : "nona Gong..." godanya pada neneknya.


nenek memarahi Woo Hyun yang memegang uang karena dia sudah mandi. Woo Hyun menyela, walaupun uang itu kotor, neneknya suka. nenek memberitahu Woo Hyun saat menjadi tua nanti, uang adalah bantuan terbesar.

nenek memberikan sebuah kotak hadiah pada Woo Hyun.

Woo Hyun : "dari ayah?"
Nenek : "batin ayahmu itu nol. nol besar! bagaimana bisa ia terus mengirim ukuran yang sama?"

Woo Hyun membuka kotak hadiah dari ayahnya yang ternyata berisi sepatu.


Woo Hyun : "mintailah dia uang seperti ibu!"

Woo Hyun melemparkan kotak hadiah itu pada Seul Bi dan mengatakan kalau ia bisa memakainya. Seul Bi tersenyum senang.

Seul Bi : "kau benar-benar memberikannya padaku? terima kasih!"

Seul Bi melihat sepatu pemberian Woo Hyun, ia lalu menanyakan sesuatu..

Seul Bi : "apa ayahmu mengirimkannya dari Amerika? lalu dimana ibumu? ibumu tidak tinggal disini?"

Nenek segera menyuruh Woo Hyun untuk pergi istirahat. Woo Hyun mengatakan pada nenek kalau ia tidak akan pindah sekolah. 


saat Woo Hyun akan keluar kamar, Seul Bi mengambil bantal dan mengikuti Woo Hyun. Woo Hyun menghentikan langkahnya dan menoleh pada Seul Bi.

Woo Hyun : "apa kau berencana untuk tidur denganku?"
Seul Bi : "kenapa? kita tidak bisa tidur bersama? mereka semua tidur bersama didrama!" (wkwkwkwk =D)
Woo Hyun : "tidakkah kau pikir keinginanmu itu terlalu berbahaya? bagaimana dengan adegan selanjutnya?"

Seul Bi diam dan berpikir.

Seul Bi : "ah.., itu.. gelap!" jawabnya polos. (hahaha...)
Woo Hyun : "setidaknya, kau melihatnya dengan benar!"

Woo Hyun mengatakan pada neneknya untuk tidur yang nyenyak kemudian segera keluar dari kamar. nenek memanggil Seul Bi yang akan beranjak mengikuti Woo Hyun.

nenek meminta Seul Bi untuk tidak berbicara mengenai ibu Woo Hyun didepan Woo Hyun. walaupun Seul Bi membicarakannya tanpa sengaja, Seul Bi harus meninggalkan rumah.

Seul Bi : "kenapa begitu?"

nenek hanya memelototi Seul Bi. kemudian Seul Bi mengatakan iya.


dikamar, Woo Hyun menyimpan uang yang dia punya kedalam sebuah kotak. lalu ia mengambil permen karet dari wadah toples dan beranjak ketempat tidurnya. Woo Hyun memakan permen karetnya sambil tiduran dan melamun, ia terlihat memikirkan sesuatu. Woo hyun menggenggam liontin kalungnya yang berbentuk sebuah kunci.

Woo Hyun : "dimana ibuku hidup?" ucapnya.

ponsel Woo Hyun bunyi, ia mendapat panggilan dari Jin Young.


Seul Bi sedang ada dikedai. ia membuka lemari pendingin untuk menjual minuman. Seul Bi mencoba satu-satu minuman yang ada dipendingin.


Woo Hyun yang akan keluar rumah, terkejut melihat Seul Bi yang ada didalam kedai dalam keadaan gelap.

Woo Hyun : "kau membuatku takut!!"

Seul Bi hanya tersenyum. ia melihat kepergian Woo Hyun.


Woo hyun ternyata keluar untuk menemui Jin Young. Jin Young meminta maaf pada Woo Hyun. 

Woo Hyun : "lebih baik kita tidak saling bertemu lagi. aku tidak ingin dikeluarkan. bahkan walaupun itu sulit, jangan bunuh diri."


setelah mengatakan itu, Woo Hyun beranjak pergi. Jin Young menarik tangan Woo Hyun. ia mengatakan pada Woo Hyun  untuk berbicara pada ibunya karena sudah menyelamatkannya.

Woo Hyun : "kau memintaku untuk mengemis padanya?"


Woo Hyun menghempaskan tangan Jin Young yang memegangnya. tanpa sengaja, Woo Hyun melihat Seul Bi berdiri dibalik pohon tidak jauh dari situ. sepertinya Seul Bi sengaja mengikutinya.

Jin Young tiba-tiba memeluk Woo Hyun dari belakang. ia mengatakan kalau tidak bisa membiarkan Woo Hyun pindah sekolah.

Jin Young : "aku akan mencegah mu untuk pindah. tidak peduli apa yang diperlukan, aku akan... aku akan mencegah itu!"

Woo Hyun tampak sedang memikirkan sesuatu.


Woo Hyun : "jadi pada akhirnya perpindahanku berada ditanganmu?"
Jin Young : "jika kau berkencan denganku, aku akan memastikan kau tidak dikeluarkan! tolong percaya padaku!"

Woo Hyun memanggil Seul Bi lewat isyarat dari tangannya. Seul Bi menoleh kebelakang barangkali yang dipanggil Woo Hyun bukanlah dirinya. ia heran kenapa Woo Hyun memanggilnya.


Seul Bi berjalan menuju Woo Hyun dan Jin Young.

Woo Hyun : "maafkan aku, tapi bisakah kau pergi? pacarku ada disini!"

Woo Hyun melepas pelukan Jin Young. ia mendekat pada Seul Bi yang berjalan kearahnya. 

Woo Hyun : "apa yang kau lakukan disini?" ucapnya pada Seul Bi. ia membuka jaketnya dan memakaikannya pada Seul Bi.

Woo Hyun mengajak Seul Bi untuk pergi dari situ sambil merangkulnya. Jin Young yang melihat itu berteriak kesal memaki Woo Hyun. Woo Hyun melarang Seul Bi untuk berbalik melihat Jin Young.


Seul Bi berjalan dengan sangat aneh dan Woo Hyun baru menyadari kalau Seul Bi belum mengikat tali sepatunya. Woo Hyun kemudian jongkok dan mengikat tali sepatu Seul Bi.

Seul Bi : "wow... kau benar-benar baik! aku bahkan tidak bisa melakukannya."
Woo Hyun : "memanggilmu pacar, aku..."
Seul Bi : "aku baik-baik saja. aku sering melihat ini didrama. itu? wow.. itu sangat menyenangkan!"

Woo Hyun tersenyum mendengar itu.


Seul Bi : "aku seorang teman wanitamu bukan pacarmu! ini bahkan bukan sesuatu yang salah."
Woo Hyun : "lebih bagus kalau kau anak laki-laki."

Woo Hyun mendorong dahi Seul Bi menggunakan telunjuknya.

Seul Bi : "apa kau benar-benar tidak akan pindah? apa itu buruk?"

Woo Hyun terdiam tidak menjawab pertanyaan Seul Bi. Seul Bi bisa menebak kalau itu pasti buruk.

Woo Hyun : "itu tidak buruk. itu akan meninggalkan kenangan ku."
Seul Bi : "kenanganmu? itu pasti buruk!"
Woo Hyun : "ada kenangan yang aku ingin hapus."
Seul Bi : "meninggalkannya dan menghapusnya. ah.., manusia terlalu rumit!"
Woo Hyun : "kau berbicara seolah olah kau bukan manusia."

mereka berdua lalu menatap langit. Seul Bi mengeluh kapan ia bisa kembali. ia tidak yakin apakah dirinya bisa kembali.

Seul Bi kemudian melambaikan tangannya kelangit.

Seul Bi : "lihat disini!! aku disini!!" teriaknya.
Woo Hyun : "aku juga disini!!" teriaknya juga.

mereka berdua tertawa bersama.

Woo Hyun : "tapi dengan siapa kau bicara?"

Seul Bi tidak menjawab, ia hanya tersenyum. Woo Hyun mengatai Seul Bi kalau dia sudah gila.


paginya, Seul Bi sedang berlatih menggunakan sumpit dengan memindahkan biji kemangkuk dikedai milik nenek. didepannya, ada Sunbaenya sedang duduk mengunjunginya.

Seul Bi : "lalu berapa lama aku harus hidup sebagai manusia?"
Sunbae : "sampai aku menemukan jalan."
Seul Bi : "jika kau tidak bisa, akankah aku mati saat hidup sebagai manusia?"
Sunbae : "jika aku tidak bisa, kau mungkin akan..."
Seul Bi : "aku akan mati? sunbae, temukan jalannya!"


Sunbaenya tanya mengapa Seul Bi melakukan hal itu (memakai sumpit). Seul Bi mengatakan kalau ia sedang mempelajari sesuatu yang dasar menjadi manusia yaitu menggunakan sumpit dan juga makan dengan baik layaknya manusia. Seul Bi tampak bersemangat menceritakannya pada Sunbaenya. sedangkan sunbaenya hanya diam saja seperti tidak senang.

sunbae menggunakan kekuatannya untuk mengangkat semua biji kemudian memindahkan kemangkuk bersamaan. Seul Bi terdiam melihatnya.

sunbae : "kau bukan manusia, jangan lupa itu!" serunya.

setelah mengatakan itu, ia pamit pergi. 


Seul Bi : "sunbae!!" panggilnya. "maafkan aku!!"
Sunbae : "tentang apa? menjadi manusia?"
Seul Bi : "aku tidak tahu, untuk semuanya!"

Sunbaenya tidak mengatakan apapun, ia berbalik dan akan pergi. tepat ketika itu Woo Hyun datang dan Seul Bi berseru "tidak, menghindar!!"

mendengar Seul Bi berteriak, Sunbaenya dan Woo Hyun terhenti dari langkah mereka. Sunbae melihat Woo Hyun sedangkan Woo Hyun menengok kekanan-kekiri dan tidak melihat siapapun.

Woo Hyun : "apa yang kau lakukan?" tanyanya pada Seul Bi. "apa kau berbicara dengan seseorang?"
Seul Bi: "aku sendirian"


Woo Hyun : "apakah kau begini karena kejadian terakhir kali itu?" tanyanya khawatir. "apa kau kesakitan?" tanyanya lagi seraya memeriksa dahi Seul Bi.

Seul Bi justru bertanya arti kata 'sakit' pada Woo Hyun. Woo Hyun kaget mendengar pertanyaan Seul Bi. ia lapor pada neneknya kalau Seul Bi tidak normal. (haha =D)

Nenek : "kata-katamu itu akan mengambil benih (apa yang kau katakan akan terjadi)" sahutnya pada Woo Hyun.

Nenek memanggil Seul Bi dan menganjarinya memotong sayuran. saat telepon dikedai berdering, Woo Hyun menerima telepon dan mencatat pesanan ddeokkbokki.


disebuah apartemen tempat tinggal Sung Yeol. ia terlihat sedang belajar dikamarnya. ibu tirinya (Ahn Ji Hye)masuk dan mengajaknya untuk makan bersama. tapi Sung Yeol tidak menjawab ajakan Ji Hye. ia malah memakai ear phonenya.

Ji Hye mendekat lalu menulis ajakan makan dibuku yang terletak disamping Sung Yeol. Sung Yeol merobek kertas yang ditulis Ji Hye dan mengatakan untuk makan secara terpisah saja. Ji Hye menghela nafas kesal dan mengatakan kalau sebenarnya dia juga tidak ingin makan bersama Sung Yeol.

Woo Jin, ayah SUng Yeol masuk kekamar dan menyuruh istri dan anaknya untuk cepat keluar sebelum makanannya menjadi dingin. tiba-tiba bel pintu berbunyi, Ji Hye heran, seharusnya tidak ada siapapun yang akan datang. ia keluar untuk memeriksa.


ternyata yang menekan bel rumah Sung Yeol adalah Woo Hyun. ia datang untuk mengantarkan pesanan ddeokkbokki.

Ji Hye mengatakan kalau dirinya tidak memesan apapun. saat Ji Hye akan menutup pintu, Woo Hyun menghalanginya dengan kakinya.

Woo Hyun : "kau benar-benar tidak memesan?"
Ji Hye : "aku bilang aku tidak..." Ji Hye terdiam dan melihat kedalam rumah, ia berpikir kalau ini pasti ulah dari Sung Yeol.


Woo Jin yang ada di meja makan dan mendengar semuanya tanya pada Sung Yeol apakah ini adalah perbuatannya. Sung Yeol mengatakan kalau dia merasa lapar. kemudian Woo Jin berteriak pada istrinya kalau Sung Yeol yang telah memesan. ia beranjak untuk keluar.


Ji Hye yang mendengar itu, mengatakan kalau ingatannya bermasalah, sehingga ia lupa setelah memesan. 

Ji Hye mengomeli Woo Hyun yang datang terlambat. Woo Hyun menunduk dan meminta maaf. Ji Hye mengeluarkan uang 50.000 won untuk membayar. 

Woo Hyun : "aku hanya membawa 1.000 won untuk kembaliannya"

Ji Hye menghela nafas dan mengeluarkan kartu kreditnya.

Woo Hyun : "kau harus memberitahu kami sebelumnya agar kami bisa membawa mesinnya"
Ji Hye : "lalu apa yang kau ingin aku lakukan?" tanyanya kesal.
Woo Hyun : "maafkan aku, itu adalah kesalahan ku tidak membawa uang kembalian yang cukup. jadi, silahkan makan dan bayarlah untuk pemesanan berikutnya" 

Woo Hyun memberikan pesanan ddeokkbokki itu. Woo Jin memberi uang pada Woo Hyun dan mengatakan untuk tidak perlu mengembalikan kembaliannya. Woo Hyun mengucapkan terimakasih.

Woo Hyun : "dan selanjutnya hanya memungkinkan untuk memesan pengiriman jika itu lebih dari 10.000 won. karena harga bahan bakar sangat mahal."

Ji Hye dan Woo Jin tertawa mendengarnya. Ji Hye mengatakan kalau lain kali dia akan memesan di tempat lain.

Woo Hyun : "kau bisa melakukan itu. tapi, cita rasa buatan kami yang terbaik. nenekku memasak dengan sangat enak! jika kau memesan 10.000 won, selanjutnya kita akan memberikan banyak layanan gratis."

Ji Hye masuk dan berteriak memanggil Sung Yeol untuk mengajaknya makan. Woo Hyun pamit pergi. Woo Jin memberi semangat pada Woo Hyun untuk bekerja keras. ia tidak mengenali wajah Woo Hyun karena tertutup kaca dari helm.


diluar, Woo Hyun mengejek Ji Hye saat mengajak anaknya makan. bahkan Woo Hyun mendoakan Ji Hye mengalami gangguan pencernaan. ponsel Woo Hyun berdering, setelah menjawab panggilan, ia tampak terlihat kaget dan mengatakan akan pulang secepatnya.


dimeja makan, Ji Hye mengatakan pada suaminya Woo Jin kalau dirinya akan pergi kesekolah memasak mulai minggu depan. lalu Ji Hye mengelus kepala Sung Yeol.

Ji Hye : "mugkin karena dia semakin dewasa, tetapi tampaknya tidak punya nafsu makan."
Sung Yeol : "jika kita akan makan, buatlah makanan istana"
Woo Jin : "Sung yeol, tidakkah kau ingin tahu apa orang yang mengalami kecelakaan kemarin masih hidup atau mati?"
Sung Yeol : "aku lebih ingin tahu tentang ibuku." serunya dengan marah.

Sung Yeol meninggalkan meja makan begitu saja. Woo Jin marah dan kesal melihat tingkah anaknya. Ji Hye mengatakan kalau Sung Yeol hanya belum bisa menyesuaikan diri dengannya.


Sung Yeol bermain drum dikamarnya. terdengar ketukan dipintu kamarnya lalu Ji Hye masuk sambil membawa makanan dan menaruhnya dimeja.

Sung Yeol : "aktingmu itu sangat bagus!"
Ji Hye : "kau juga sudah cukup untuk memenangkan penghargaan aktor terbaik."
Sung Yeol : "kau benar-benar seorang pembohong!!"
Ji Hye : "sebuah jumlah tertentu dari kepura-puraan adalah sikap yang baik. jika kau menunjukkan kepada mereka semua, mereka pasti akan sakit karenamu."

Sung Yeol tampak marah mendengar ucapan Ji Hye.

Sung Yeol : "seseorang yang menghancurkan keluarga orang lain mengajarkan tentang etika? bukankah itu benar-benar lucu?"

Sung yeol memukul drum dengan keras sehingga drumnya patah.

Ji Hye : "orang itu juga adalah ibu barumu!! aku bukanlah penyebab kehancuran itu. aku orang yang datang untuk mengambil tanggung jawab untuk keluarga yang hancur itu."
Sung Yeol : "tidak!! jika itu bukan karenamu, maka ayahku tidak akan lepas dari ibuku!"

Ji Hye malah menasehati Sung Yeol untuk belajar saja karena ujian sekolah nanti akan lebih sulit. kemudian ia pergi. Sung Woo benar-benar kesal kali ini dengan Ji Hye.


ibunya Jin Young datang lagi ke kedai ddeokkbokki milik nenek. kali ini ia membawa surat tuntutan pada nenek untuk membayar uang padanya sebesar sepuluh juta won. nenek terkejut mendengarnya. itu adalah surat tuntutan perbaikan mobil yang telah dirusak Seul Bi dengan mencorat-coretnya menggunakan cat.

nenek tanya pada Seul Bi apakah Seul Bi benar-benar merusak mobil ibu Jin Young. Seul Bi hanya terdiam.

Ibu Jin Young : "dia pantas makan kacang beras (dipenjara) bersama cucumu"


Woo Hyun datang langsung merampas kertas tuntutan itu dari tangan nenek. kemudian ia menatap Seul Bi dengan pandangan marah. Seul Bi menghindar dari tatapn Woo Hyun.

Woo Hyun : "apa kau melakukan ini agar aku pindah?" tanyanya pada ibu Jin Young.
Ibu Jin Young : "ya! tampaknya kepalamu sedikit bekerja! bukankah aku sudah pernah bilang, jika kau mendekati Jin Young ku sekali lagi kau akan diusir? tapi kau memanggilnya lagi kemarin malam."
Seul Bi : "anakmu yang memanggilnya keluar!"


Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk diam. ia mengatakan pada ibu jin Young kalau ia tidak akan pindah.

Ibu Jin Young : "oke, maka jangan pergi! kau (Seul Bi) akan membayar harga untuk kejahatanmu dan aku akan menerima 10 juta won. dan untukmu, pengusiran!"
Woo Hyun : "akan lebih baik untuk memindahkan Jin Young kesekolah lain, ketika kau masih memiliki banyak uang dan kemampuan."
Ibu Jin Young : "itu tidak benar!! sebenarnya, tidak ada jaminan Jin Young-ku akan menjadi orang pertama disekolah lain. jadi, kau harus pergi. lalu aku tidak akan menerima hal sedikit 10 juta won ini."

Woo Hyun tertawa kesal mendengar ocehan Ibu jin Young. nenek yang juga ikut kesal, menggebrak meja dan mengatakan kalau Woo Hyun tidak akan pindah. nenek juga mengatakan kalau dia akan membayar 10 juta won itu. nenek mengancam Ibu Jin Young untuk tidak muncul lagi didepan cucunya karena jika tidak, saat itu adalah hari dimana pemakaman ibu Jin Young.

Ibu Jin Young : "hari pemakaman? sekarang, apa yang kau katakan?"

nenek yang sudah kesal mengambil sendok panci.

Nenek : "haruskah aku mengusirmu dari kehidupanmu juga?"
Ibu Jin young : "aigoo... keterlaluan!! apa yang akan kau lakukan dengan sendok itu?"

Seul Bi ikut mengambil pengaduk ddeokkbokki.

Seul Bi : "dia benar! kau benar-benar buruk!!" serunya pada Ibu Jin Young.

Ibu Jin Young marah-marah melihat perlakuan Nenek juga Seul Bi. Woo Hyun meminta Seul Bi untuk keluar. Seul Bi manyun dan mengikuti Woo Hyun yang keluar dari kedai.


Woo Hyun menarik Seul Bi menjauh dari kedai. setelah itu, ia melemparkan Seul Bi dengan kesal. Seul Bi memegang pergelangan tangannya yang kesakitan karena Woo Hyun menarik tangannya cukup keras.

Woo Hyun : "apa itu benar-benar kau yang melakukannya? aku bertanya apa itu kau?"

Seul Bi mengangguk dengan lemah.

Seul Bi : "aku merasa bahwa itu tidak adil untukmu. wanita itu adalah orang jahat."
Woo Hyunv: "kau lebih buruk!! kau lebih buruk karena kau hanya mengganggu dan menyebabkan kerusuhan! karena kau, aku..."
Seul Bi : "aku mencoba untuk membantumu..."
Woo Hyun : "siapa yang membantu siapa? kau bahkan tidak tahu dimana kau tinggal. bagaimana kau akan membantu?"

Seul Bi terdiam tidak dapat menjawab. kali ini Woo Hyun benar-benar marah pada Seul Bi. ia menyuruh Seul Bi untuk pergi saja.

Seul Bi : "aku hanya mengenalmu..."
Woo Hyun : "aku tidak mau tahu, jadi pergilah!"

Seul Bi diam menatap Woo Hyun.

Woo Hyun : "kau tidak mau pergi? kalau begitu, aku yang akan pergi!"

Woo Hyun berbalik dan meninggalkan Seul Bi. Seul Bi memanggilnya, ia menghentikan langkahnya.

Seul Bi : "yang kutahu hanya kau didunia ini... mari kita pergi bersama-sama."
Woo Hyun : "kenapa aku? ini sudah sangat keras dan cukup gila untukku meninggalkanmu. setelah bertemu denganmu, semuanya semakin buruk. jangan ikuti aku!!"

Woo Hyung berbalik dan lari dengan kencang meninggalkan Seul Bi sendirian. Seul Bi terdiam menatap kepergian Woo Hyun.


Seul Bi jalan tanpa tujuan sendirian dengan lesu. tidak jauh darinya, sunbaenya sedang memperhatikannya dari belakang. tidak lama kemudian catatan hitamya bunyi dan bersinar dan ia segera pergi menjalankkan tugasnya sebagai malaikat.

(aku kok ngerasa sunbaenya Seul Bi ini suka sama Seul Bi ya....)


dirumah, Woo Hyun melihat pakaian milik Seul Bi dimeja. (pakaian ketika Seul Bi menjadi malaikat). Woo Hyun mengambilnya dan membuangnya ketempat sampah.


Seul Bi tersenyum senang ketika ia melewati toko buku. ia masuk dan merasa bisa menemukan catatan hitamnya didalam.

Seul Bi mencari buku yang mirip dengan catatan hitamnya, tapi setelah dibuka ternyata bukan. Seul Bi membuang buku yang diambilnya sembarangan hingga berserakan dilantai. tidak jauh darinya Sung Yeol juga ada disitu.


dirumah, Woo Hyun bermain robot-robotan kecil miliknya, tapi ia tidak bisa berkonsentrasi. ia sedikit merasa bersalah dan keterlaluan pada Seul Bi.

Woo Hyun mengambil jaketnya dan memilih untuk mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi untuk menghilangkan kegalauannya.


hari sudah gelap, Seul Bi malah asik membongkar-bongkar sampah untuk mencari sesuatu untuk dimakan. 

Seul Bi mengeluh, jika dirinya melakukan kerja paruh waktunya dengan benar, maka dia tidak akan berada dalam situasi seperti ini.

Seul Bi : "Subae bilang padaku untuk tidak mempercayai manusia. ah..., dia benar!"

Seul Bi melihat boneka yang rusak tergeletak tidak jauh darinya. Seul Bi mengambil boneka itu.

Seul Bi : "um..,kau punya nasib yang sama sepertiku." (maksudnya adalah sama-sama dibuang / ditinggalkan)

Seul Bi memeluk boneka itu dan mengelusnya. rintik hujan turun dan berubah menjadi hujan deras. Seul Bi segera lari untuk berteduh.


ia berteduh didepan market. Seul Bi berbalik melihat kedalam market. disitu ada Sung Yeol yang sedang makan mie ramen. Seul Bi yang merasa lapar, memperhatikan Sung Yeol yang sedang makan dengan tatapan ingin. ia sampai menelan ludahnya.

Sung Yeol merasa diperhatikan, ia menoleh keluar dan melihat Seul Bi sedang berdiri memperhatikannya. tapi Sung Yeol cuek, ia terus melanjutkan makannya. ia menoleh lagi dan masih melihat Seul Bi memperhatikannya makan. merasa tidak nyaman, Sung yeol memilih pergi.


Seul Bi terduduk dengan lemas sambil memeluk bonekanya.

Seul Bi : "ini terasa seperti pengkhianatan! aku bahkan menyelamatkan nyawanya! tapi dia memperlakukanku sebagai musuhnya."

Seul Bi yang kesal dengan perlakuan Woo Hyun padanya memaki Woo Hyun dengan berteriak "lelaki jahat". tepat ketika itu, Sung Yeol keluar dari market. sehingga terlihat seperti Seul Bi mengatai Sung Yeol.

Sung Yeol langsung menoleh pada Seul Bi.

Seul Bi : "bukan kau..., ada orang lain yang jahat!"


Sung Yeol sepertinya mengerti. Seul Bi yang melihat Sung Yeol membawa payung, tersenyum dan segera bergeser dan berteduh dibawah payung Sung Yeol. Seul Bi berdiri tepat didepan Sung Yeol. Sung Yeol tampak terkejut dengan aksi dari Seul Bi.

Sung Yeol melihat payungnya, ia menggerakkan payungnya kekiri, Seul Bi bergeser kekiri mengikuti payung itu. Sung Yeol menggerakkan payungnya ke kanan, dan Seul Bi mengikutinya kekanan, dan begitu terus. Sung Yeol heran melihat tingkah Seul Bi yang aneh. 

(aku suka scene ini =D)


Sung Yeol menarik baju Seul Bi agar menjauh dari payungnya, dan ia pergi.
Seul Bi berteriak mengolok Sung Yeol.

Seul Bi : "kau sama seperti Shin Woo Hyun!!" teriaknya kesal.

Seul Bi menatap kelangit. tidak lama kemudian, Sung Yeol kembali dan memberikan payungnya pada Seul Bi.

Seul Bi : "kau memberi ini padaku?"

Sung Yeol tidak menjawab, ia memakai penutup kepala jaketnya lalu pergi.

Seul Bi berteriak mengucapkan terima kasih.

Seul Bi : "aku menarik ucapanku kalau kau seperti Woo Hyun."


Seul Bi bermain dengan payung pemberian Sung Yeol ditengah hujan yang turun. ia tampak senang.

karena Seul Bi cantik banget pas scene ini, spesial, gambarnya aku perbanyak =)



Seul Bi berjalan ditepi jalan dengan sedih. ia tidak tahu harus pergi kemana.

Seul Bi : "aku tidak punya catatan hitam. aku tidak punya tempat untuk pergi. mati disaat hidup sebagai manusia? uh.., apa yang harus aku lakukan untuk kembali?"


ketika melihat mobil yang lewat, Seul Bi memikirkan sesuatu, ia menemukan cara untuk kembali.

Seul Bi : "aku ingin kembali! aku akan kembali!"

Seul Bi melihat ada sebuah truk dari kejauhan yang akan lewat. Seul Bi memeluk bonekanya dengan erat. Seul Bi membuang payungnya lalu melangkah ketengah jalan. 


truk yang melaju semakin dekat dengan Seul Bi, membunyikan klaksonnya. Seul Bi terdiam menatap truk itu.

bersambung....

4 comments:

  1. Suka dengan sinopsis ini. Terima kasih.....

    ReplyDelete
  2. kok picture nya gak ke buka ya mbaa?

    ReplyDelete
  3. Fto.nya ga muncul kak..

    ReplyDelete
  4. Aku ud nonton film nya tapi pakai bahasa Inggris jadi kurang ngerti jalan ceritanya, jadi aq cari sinopsis dari google. Thank you

    ReplyDelete