Laman

June 27, 2013

SINOPSIS FROM ME TO YOU [J-MOVIE] Part 1

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!




FROM ME TO YOU

Title : From Me To You aka Kimi ni Todoke
Director: Naoto Kumazawa, Kojiro Hashimoto
Writer : Rika Nezu, Karuho Shiina, Naoto Kumazawa
Release : 2010
Genre : Romance, Teen, Based on a Comic
Country : Japan

CAST

Mikako Tabe as Sawako Kuronuma
Haruma Miura as Shota Kazehaya
Misako Renbutsu as Chizuru Yoshida
Natsuna Watanabe as Ayane Yano
Haru Aoyama as Ryu Sanada
Mirei Kiritani as Ume Kurumizawa

ADDITIONAL CAST

Masanobu Katsumura as Sawako Father
Yasuko Tomita as Sawako Mother
Yuta Kanai as Soichi Shironouchi
Arata as Kazuichi Arai

==== PART 1 ====

Seorang pria berlari kencang meninggalkan sebuah gedung pertunjukan orchestra. ia berlari menuju kesebuah tempat. Pria itu adalah ayah dari Sawako Kuronuma.

15 tahun yang lalu, saat malam tahun baru, ayahku bergegas pergi dari konser pentingnya. ada sesuatu yang lebih penting yang harus dihadirinya daripada konser waktu itu.

ayah Sawako menggendong Sawako yang baru saja dilahirkan. ternyata, ia berlarian meninggalkan konsernya hanya untuk melihat kelahiran Sawako. ayah mencium pipi Sawako dengan lebut dan tersenyum penuh kebahagian.


ada arti tersendiri dari nama yang diberikan oleh Ayah padaku, "SAWAKO".

saat Sawako masih kecil, ayah sering menceritakan tentang Zashiki Warashi yaitu seorang hantu wanita yang selalu membuat orang yang ada disekelilingnya bahagia. Sawako senang mendengar cerita ayah.


aku senang sekali ketika ayah mengatakan bahwa aku akan menjadi anak yang baik hati. oleh karena itu, aku selalu berperinsip, "berbuat baik setiap hari"

saat masih kecil, Sawako melihat seorang temannya yang membuang kaleng bekas minuman begitu saja dijalan, Sawako mengambil kaleng itu lalu membuangnya ketempat sampah.


malam harinya, Sawako, dan kedua orang tuanya menonton film The Ring yang menampilkan hantu yang seram bernama SADAKO. Sawako mengamati gaya hantu Sadako yang keluar dari televisi. Sawako tidak takut sama sekali dengan film itu, beda dengan ayah dan ibunya yang ketakutan.


keesokannya, saat jam bermain disekolah, ia keluar dari tempat permainan seolah-olah mempraktekkan gaya hantu Sadako yg ia tonton semalam. teman-teman Sawako yg melihat Sawako mirip dengan Sadako, berteriak ketakutan dan berlari

takdirku berubah saat anak laki-laki disekolah memanggilku 'SADAKO', hantu dalam film 'The Ring'.




BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN...

dua orang gadis, murid sekolah menengah menuju kesekolah dengan berjalan kaki. hari ini adalah hari pertama mereka menjadi murid sekolah menengah. salah satu dari gadis itu, tanpa sepengetahuannya menjatuhkan sapu tangan miliknya. gadis disebelahnya bercerita kalau semalam ia menonton film The Ring yg menurutnya sangat menakutkan.

"permisi... ini...." seru Sawako memanggil dua gadis itu.

kedua gadis itu menoleh kebelakang. ia melihat Sawako sedang mengambil sebuah sapu tangan dijalan. Sawako tampak menakutkan dengan rambutnya yang panjang menutupi wajahnya yang mirip dengan Sadako.

"kurasa ini punyamu..." ucap Sawako seraya mengulurkan sapu tangan pada kedua gkadis itu dengan tatapan yang seram.

gadis yang memiliki sapu tangan itu, mengucapkan maaf sebelum mengambil saputangannya. ia sangat ketakutan.


tanpa alasan yang jelas... semua orang takut padaku, 
bahkan mereka meminta maaf ketika aku mengajaknya berbicara

saat berada dipertigaan jalan, ia melihat seorang pria memakai seragam sekolah yang sama dengan Sawako. pria itu berdiri sambil membawa sebuah kertas dan terlihat kebingungan mencari arah. pria itu bernama Shota Kazehaya.

Sawako yang melihat Kazehaya kebingungan, memanggilnya dan menunjukkan arah yang benar menuju kesekolah.


Kazehaya berlari menghampiri Sawako.

"terima kasih!!" ucap Kazehaya sambil tersenyum ramah.

Sawako melirik Kazehaya dari rambutnya yg menutupi wajahnya. ia mengangguk pelan.

sebenarnya, ia sedikit terkejut melihat Kazehaya yg berani mendekatinya dan berbicara padanya, tidak seperti yang lain.


angin berhembus sedikit kencang menjatuhkan bunga Sakura disekitar mereka. salah satu kelopak bunga sakura, jatuh diatas rambut Sawako.

Kazehaya mengambil kelopak bunga yg tersangkut dirambut Sawako. Sawako yang melihat Kazehaya terlalu dekat dengannya, menunduk takut.

Kazehaya tertawa melihat bentuk kelopak bunga sakura yg menurutnya lucu.

"lucu sekali kelopak bunga ini.." seru Kazehaya.

ia lalu menaruh kelopak bunga sakura itu ditelapak tangan Sawako. Sawako melihat kelopak bunga itu berbentuk hati. ia melirik kazehaya lagi. Kazehaya tersenyum ceria melihat Sawako.


tiba-tiba teman Kazehaya memanggilnya, mengajaknya untuk berangkat kesekolah. Kazehaya pamit pada Sawako, ia akan pergi kesekolah duluan.

Sawako melihat Kazehaya yg berlari menuju temannya, kemudian Sawako menatap kelopak bunga ditelapak tangannya.


saat jam istirahat sekolah, Sawako menghabiskan waktunya untuk menyiram bunga ditaman.

ia mendengar teriakan nama Kazehaya dari lapangan sekolah. Sawako menoleh kearah lapangan, ia melihat Kazehaya bermain bola dengan murid yang lain dan mampu mencetak gol.


saat pelajaran dilakukan dilab kimia, Sawako memandang Kazehaya dengan sedikit iri. ia melihat Kazehaya begitu dekat dengan teman-teman yang lain. Kazehaya mudah bergaul dengan siapapun, dan tampak disegani sangat berbeda jauh dengan dirinya yang tidak memiliki teman satupun.


Kazehaya sedang menuju kelas ditemani Ryu, sahabatnya semenjak kecil. mereka berbincang mengenai teman-temannya saat kecil.

tanpa sengaja, Kazehaya melihat Sawako duduk didekat tempat sampah sedang mengumpulkan tutup dari botol-botol yg sudah dibuang.


Sawako juga menghapus papan tulis dikelasnya dengan bersih. ia menengok kebelakang saat mendengar seorang wanita sedang memanggil Kazehaya.

saat itu, Kazehaya berbincang sangat akrab dengan Kurumizawa. salah satu murid pria berpendapat kalau Kurumizawa sangat cantik. ada juga yang berpendapat kalau mereka adalah pasangan yang serasi. diam-diam Sawako menganggukan kepala menyetujui apa yang dikatakan teman-temannya itu.


Kazehaya sedang bercanda dengan teman-temannya dikelas. tanpa disengaja, ia melihat Sawako yang baru saja selesai mengepel lantai, lalu Kazehaya tersenyum.


dilain hari...

3 pria yg usil dikelas (kita panggil mereka 3 serangkai aja ya...), sedang membicarakan tentang Sawako yang tidak-tidak. salah satu dari mereka mengatakan kalau Sawako bisa memanggil arwah.

"aku dengar jika kita melihat matanya lebih dari 3 detik, kita akan dikutuk!!" ucap pria yg sedang memegang sapu. "tapi aku rasa, kita sudah biasa..." lanjutnya.

pria yg memegang sapu itu bergaya seolah-olah sedang bermain golf. ia mengayunkan sapu keudara. namun sayangnya, yang ada ia malah mematahkan sapu itu.

mereka beranggapan mungkin saja itu kutukan dari Sawako. pria yg mematahkan sapu itu berkata kalau guru tidak akan tahu kalau dia yang mematahkan sapunya.

tanpa mereka sadari, Sawako berdiri didekat mereka dengan tatapan yang menyeramkan. 3 serangkai itu terkejut melihat kehadiran Sawako yang tiba-tiba. Sawako menyapa mereka, tapi yang ada, mereka malah ketakutan dan meminta maaf.


saat ia melewati teman sekelasnya yang wanita, tingkah mereka pun sama saja, ketakutan saat melihat Sawako, juga mengucapkan maaf.

salah satu diantaranya ada yang mengatakan kalau Sawako bisa melihat arwah dan hantu. bahkan bisa meramal juga. teman-teman Sawako selalu gemetar jika berbicara dengan Sawako karena menurut mereka, Sawako selalu melihat dengan mata yg penuh dendam.

kazehaya baru datang kekelas, ia menyapa teman-temannya...

"selamat pagi...." teriak Kazehaya dengan ceria.

Kazehaya juga menyapa Sawako yg duduk dibangku depan.

"selamat pagi Kuronuma!!" sapa Kazehaya seraya tersenyum.

Sawako kaget melihat Kazehaya juga menyapanya.

"selamat......." ucap Sawako tidak selesai karena bel sudah berbunyi dan pak guru sudah datang.

pak guru berteriak menyuruh semua murid duduk dibangku masing-masing. Kazehaya beserta murid yang lain bergegas duduk dibangkunya.


saat Sawako berada diruang tempat menyimpan alat-alat olahraga untuk memompa bola, tanpa sengaja ia mendengar percakapan antara Kazehaya, Ryu dan temannya yang lain. mereka sedang membicarakan Sawako.

"aku tidak percaya hal seperti itu, tapi tetap saja dia bisa membuatku takut!!" ucap salah satu dari mereka.
"siapa?" tanya Kazehaya.
"Sadako!! Kuronuma Sadako!!" jawab teman Kazehaya itu. "kata orang, dia bisa mengambil keberuntungan kita jika kita menatap matanya lebih dari 3 detik." lanjutnya. mendengar itu Kazehaya tertawa.
"yang benar saja..." serunya tidak mempercayai hal-hal seperti itu. mereka pun pergi.

"Oh... begitu, jadi aku tidak boleh menatap mereka ya!!" guman Sawako. ia justru mempercayai apa yang dikatakan temannya itu.


Sawako berjalan kedepan kelas. ia mendapat tugas untuk mengumpulkan PR matematika.

"aku mau mengumpulkan tugas matematika. tolong kumpulkan kedepan!!" ucap Sawako pada teman-teman sekelasnya.

teman-teman sekelas Sawako takut mengumpulkan PR nya kedepan. itu berarti mereka harus berhadapan dengan Sawako.

karena takut, akhirnya mereka mengumpulkan PR mereka dimeja Sawako. Kazehaya memberikan PR nya pada Sawako. bahkan Kazehaya tersenyum pada Sawako. Sawako langsung mengalihkan pandangannya. ia mengambil buku Kazehaya dengan cepat lalu menumpuknya dengan buku teman-teman yang lain, setelah itu Sawako bergegas pergi keruang guru. Kazehaya menatap Sawako dengan heran karena Sawako sepertinya menghindarinya.


Sawako melihat seorang murid yg berada ditempat parkir menyenggol sepeda yg diparkir sehingga semua sepeda berjatuhan. mereka pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab.

Sawako mendirikan semua sepeda yg terjatuh. tiba-tiba saja Kazehaya datang dan membantunya. Sawako terkejut melihat Kazehaya yang mendadak muncul.

"te..terima kasih banyak..." ucap Sawako seraya melirik Kazehaya. Kazehaya tertawa melihat Sawako.
"Kuronuma, kau sangat baik!!" ucap Kazehaya memuji Sawako.
"apa? aku??" ucap Sawako terkejut.
"iya!!" seru Kazehaya.

Sawako menyadari, ia melihat lama kearah Kazehaya, dengan spontan ia menundukkan kepala. Sawako mengambil tasnya dilantai dengan cepat, ia langsung berlari menjauh dari Kazehaya. dan Kazehaya hanya berdiri menatap Sawako.


Kazehaya berada diruang guru. ia sedang menghadap wali kelas.

"Shota, aku mau tanya!!" ucap Kazuichi Arai seraya menyuruh Kazehaya mendekat padanya. "apa benar, kalau melihat mata Kuronuma kita bisa sial?" lanjutnya berbisik.
"tentu saja tidak!!" teriak Kazehaya kesal dan spontan berdiri dari duduknya.

Kazuichi memukul Kazehaya karena dia tidak memelankan suaranya hingga semua yang berada diruang guru memandang mereka.

Kazuichi merangkul Kazehaya dan mereka duduk kembali. Kazehaya memegang perutnya karena sakit.

"kau tidak pernah berubah!! jangan cepat emosi seperti itu..." ucap Kazuichi pelan.
"Kuronuma itu sering salah paham, tapi dia orang yang baik." ucap Kazehaya. Kazuichi mengangguk.
"jangan-jangan kau suka..." seru Kazuichi menebak. Kazehaya sedikit panik.
"jika anda penasaran, kenapa tidak membuktikannya saja sendiri! lagipula, anda kan wali kelasnya!!" seru Kazehaya mengalihkan pembicaraan. ia lalu beranjak pergi dari ruang guru.

Kazuichi mengangguk membenarkan pendapat Kazehaya sambil memakan kue.


Kazehaya sedang bercanda bersama teman-temannya didalam kelas. salah satu dari mereka mengeluh belum mempunyai pacar padahal sebentar lagi musim panas. teman-teman dikelas juga bingung mau kemana saat libur musim panas.

Kazehaya mengalihkan pandangannya pada Sawako yang sedang melepas selembar kertas dari mading.


Kazehaya memikirkan sesuatu, ia lalu berjalan mendekati Sawako lalu meminta kertas itu. kemudian Kazehaya berdiri didepan kelas.

"hei, kalian semua.. tolong perhatiannya..!! aku mau mengadakan permainan adu keberanian minggu depan. jika ada yang mau ikut, silahkan tulis nama kalian dikertas ini ya!! aku mau lihat siapa yang paling berani!!" teriak Kazehaya pada teman-temannya, ia lalu menempelkan kertas itu dipapan tulis.
"semua siswa ya..." guman Sawako.

semua murid dikelas langsung berdesakan menulis nama mereka. Sawako juga ingin ikut, ia mengambil pena dari kotak pensilnya, lalu berjalan menuju kepapan tulis.

"aku yakin kita pasti melihat hantu sungguhan jika Sadako ikut juga!!  aku takut, tapi kelihatannya juga menyenangkan!!" ucap salah satu teman yg sedang antri didepan kelas.

Sawako mendengar perkataan temannya itu. ia mengurungkan niatnya untuk ikut. Sawako kembali kemejanya dan mengembalikan penanya ke tempat pensil.

suara hati Sawako berkata *tidak... aku tidak bisa menghancurkan harapan mereka!!*


Sawako berada ditaman. ia sedang menyiram dan merawat bunga.

"jika hanya aku yang disangka hantu... seharusnya, aku bisa sedikit berguna..." ucap Sawako pelan.


pak Kazuichi datang menghampiri Sawako. ia memegang kedua bahu Sawako dengan tegang.

"lihat mataku!!" seru Kazuichi.
"hah?" ucap Sawako tak mengerti.

Kazuichi menatap tajam Sawako dan mulai menghitung dari 1 sampai 3. kemudian ia melepas tangannya dari bahu Sawako dan mengamati dirinya sendiri untuk memastikan tidak terjadi apa-apa pada dirinya.

"tidak ada.. aku tidak apa-apa!!" seru Kazuichi senang.

Sawako menatap gurunya itu dengan heran.


"Shota... maksudku, Kazehaya, menyuruhku untuk membuktikan sendiri." ucap Kazuichi menjelaskan.
"huh? Kazehaya?" tanya Sawako.

mendengar nama Kazehaya disebut, Sawako menundukkan kepalanya.

"bagaimana pendapatmu tentang dia?" tanya Kazuichi.
"i..itu... Kazehaya itu selalu ceria..." ucap Sawako pelan.

pak guru sepertinya tidak setuju dengan pendapat Sawako.

"Ceria???? anak nakal begitu...." teriak Kazuichi.


tanpa mereka sadari, Kazehaya melihat mereka berdua. bahkan Kazehaya juga mendegar apa yang dikatakan Sawako.

"betul!! sebenarnya, bisa dibilang dia selalu bisa menyejukkan orang-orang disekitarnya!!" ucap Sawako tegas.

Kazehaya memanggil mereka. pak guru dan Sawako terkejut melihat Kazehaya.

"apa maksudnya itu??" teriak Kazehaya dari kejauhan.

pak guru langsung merangkul Sawako.

"Kuronuma... mungkin kau tidak bermaksud seperti itu, tapi dia menganggap perkataanmu yang tadi itu sebagai penghinaan." ucap Kazuichi menakut-nakuti Sawako.
"apa?" seru Sawako terkejut.

setelah berkata seperti itu, pak guru langsung berlari menghindari Kazehaya yang berjalan mendekat. kini tinggal Sawako dan Kazehaya saja berdua. sebenarnya Kazehaya ingin tertawa, tapi ia menahannya.


"jadi, apa maksud dari yang kau bilang tadi...?" tanya Kazehaya.
"ummm... ak..aku ta...tadi bermaksud memujimu." jelas Sawako terbata-bata.

Kazehaya tidak dapat menahan tawanya, ia pun tertawa.

"yang benar saja... aku tidak seceria yang kau kira...." seru Kazehaya.
"ti..tidak!! kau memang seperti itu. namamu juga mempunyai arti 'angin'." ucap Sawako.
"hey, arti namamu juga orang yang menyejukkan!" sahut Kazehaya.
"tapi, nama terakhirku mempunyai arti 'rawa gelap'." ucap Sawako.


Kazehaya mengambil pena lalu menuliskan nama Sawako dikertas yang dibawanya.

"nama depanmu 'Sawako' kan, dalam huruf kanji, namamu berarti 'orang yang menyejukkan'." ucap Kazehaya.

Kazehaya menunjukkan kertas itu pada Sawako. tanpa Sawako sadari sebelumnya, Kazehaya telah menulis namanya dalam daftar murid yang mengikuti adu keberanian. Sawako menatap Kazehaya heran.


"aku selalu mengira kau membenciku... semenjak kau selalu menghindariku." ucap Kazehaya.
"ti...tidak!! aku pasti sudah membuatmu salah paham..." jelas Sawako.
"mungkin kau juga harus merubah sikapmu kepada semua orang, seperti sekarang ini.." seru Kazehaya.

Sawako hanya diam menatap Kazehaya. setelah mengatakan itu, Kazehaya berjalan pergi. ia sempat berhenti sebentar untuk mengatakan pada Sawako kalau dia menunggu Sawako hari minggu nanti di acara adu keberanian.


pak guru Kazuichi sedang berbicara dengan 3 serangkai. ia bercerita kepada 3 serangkai itu kalau dia sudah mencoba untuk menatap mata Sawako lebih dari 3 detik dan tidak terjadi apapu padanya.

"anda menatap mata Sadako lebih dari 3 detik?" tanya salah satu dari 3 serangkai.
"berhenti melongo!! dasar bodoh!!" teriak Kazuichi seraya memukul kepala 3 serangkai yang bertanya tadi. "aku serius!! berhenti mengkhayal yang bukan-bukan!!" lanjut Kazuichi.


tidak lama kemudian, Kazuichi merasakan sakit diperutnya. 3 serangkai terlihat khawatir. Kazuichi tidak dapat menahan sakit deperutnya, hingga membuatnya tergeletak kelantai. 3 sekawan berlarian ketakutan karena menganggap kalau Kazuichi terkena kutukan dari Sawako.

Kazuichi merogoh saku celananya. ia mengambil bungkus kue yang dimakannya tadi. ternyata kue yang dia makan tadi sudah kadaluarsa.


Sawako berjalan kelorong kelas dengan membawa ember. saat melewati depan kelasnya, tanpa disengaja ia mendengar Yoshida dan Yano sedang membicarakannya.

"tapi... coba kau pikirkan jika Sadako menakuti siswa lain dengan memakai pakaian hantu!!" ucap Yoshida.
"pastinya..." seru Yano.
"apa kita suruh saja dia melakukannya? aku yakin yang lain pasti akan kencing dicelana jika dia menakuti mereka!!" ucap Yoshida semangat.
"tentu saja... tapi apa dia mau melakukannya..." ucap Yano.

Sawako masuk kelas mendekati Yoshida dan Yano. Yoshida dan Yano yang menyadari keberadaan Sawako dibelakangnya terkejut. mereka ketakutan.


"aku mau... kalian mau aku menjadi hantu?" tanya Sawako lirih.
"apa?" tanya Yoshida tidak mengerti.
"begini... aku mau, aku akan menakuti yang lain. tapi aku tidak bisa memanggil arwah... ak...aku ingin menjadi orang yang berguna untuk kalian... jadi, bisakah aku menjadi hantunya? kumohon..." ucap Sawako pelan lalu menundukkan kepala untuk memohon. Yano dan Yoshida terkejut melihatnya.


Hari minggu sudah tiba, acara adu keberanian pun sudah dimulai...

Sawako berpakaian hantu dan menakuti 3 serangkai yang akan lewat. mereka berteriak histeris ketakutan, dan langsung berlari menjauh. tidak jauh dari tempat Sawako, Yoshida dan Yano mengamati dan tertawa melihat Sawako berhasil menakuti 3 serangkai.


Yano dan Yoshida mendekati Sawako.

"Sadako!! kau hebat juga menakuti mereka..." seru Yoshida.
"Yoshida-san... Yano-san..." ucap Sawako melihat kehadiran mereka.

Yoshida lalu menyodorkan minuman untuk Sawako. Sawako hanya diam saja tidak paham dengan apa yang dimaksud Yoshida.

"ini untukmu..." ucap Yoshida.
"oh.. terima kasih..." ucap Sawako pelan.


Yano mendekati Sawako, ia mempunyai ide dan menyuruh Sawako untuk menggunakan lampu senter menerangi wajahnya agar tampak semakin menyeramkan. Yoshida tertawa melihatnya. Sawako menaruh minumnya ketanah, lalu ia mengambil lampu senter dari tangan Yano, kemudian mempraktekkan apa yg diajarkan Yano barusan.

"apa seperti ini?" tanya Sawako. Yoshida dan Yano tertawa.
"itu menakutkan sekali!! peserta berikutnya pasti akan kencing dicelana." seru Yoshida.
"iya.." seru Yano membenarkan.


tidak lama kemudian, Kazehaya turun dari bukit dan terkejut saat melihat Yano dan Yoshida.

"bikin kaget saja!!" seru Kazehaya. Sawako menengok kebelakang kearah Kazehaya.

Kazehaya kaget melihat Sawako juga ada disitu.

"Kuronuma... seharusnya kau bilang kalau kau datang ke acara ini. sehinga aku bisa mengatur pasangan pesertanya. aku kira kau tidak datang." ucap Kazehaya.
"aku minta maaf.." ucap Sawako menyesal.

Yano merasakan ada sesuatu antara Kazehaya dan Sawako. ia bergegas mengajak Yano pergi.

"ya sudahlah, kami pergi dulu, Sadako.." seru Yano.
"tetap semangat ya!!" seru Yoshida memberi semangat.
"kalian sangat baik.. terima kasih untuk minumannya..." ucap Sawako seraya menundukkan kepala.

dari belakang, Kazehaya memperhatikan baju yang dikenakkan Sawako. ia menyadari kalau Sawako pasti sedari tadi menakut-nakuti teman-teman yang lain.

"sebaiknya kau istirahat dulu saja.." ajak Kazehaya.


Kazehaya dan Sawako berada diatas bukit berdua.

"apa kau tidak takut sendirian disini?" tanya Kazehaya.
"ak..aku ingin mengikuti acara ini. dan aku... aku senang bisa menjadi hantu diacara ini." ucap Sawako pelan. mendengar itu, Kazehaya tertawa.
"kau senang menjadi hantu?" tanya Kazehaya.
"aku bahagia. teman-teman semua bisa menghabiskan waktu dengan gembira diacara ini." ucap Sawako sambil tersenyum.

saat itu, angin bertiup menyibakkan rambut Sawako yang menutupi wajahnya. sehingga Kazehaya dapat melihat dengan jelas senyuman Sawako.


Sawako melihat kearah Kazehaya, dengan cepat Kazehaya mengalihkan pandangannya dari Sawako. Kazehaya tersenyum, ia menyadari kalau ia sudah terpesona melihat Sawako yang sedang tersenyum.

Kazehaya beranjak dan berdiri ketempat yang lebih tinggi. ia melihat kedepan dan begitu terkejut melihat pemandangan dari atas.

"luar biasa... lihatlah, Kuronuma..!!" ajak Kazehaya.


Sawako mencoba naik untuk melihat yg ditunjukkan Kazehaya. Kazehaya mengulurkan tangannya untuk membantu Sawako naik, tapi Sawako mengacuhkan Kazehaya dan berusaha untuk naik sendiri.

Sawako melihat apa yg ditunjukkan Kazehaya. ternyata Kazehaya menunjukkan pemandangan kota saat malam hari dari atas bukit. begitu indah dan mengagumkan.

"kenapa... aku baru tahu kalau pemandangan disini sangat indah..." seru Sawako kagum.


besoknya saat disekolah, 3 serangkai bergaya seperti hantu berdiri didepan kelas untuk memberi pengumuman mengenai acara adu keberanian semalam. murid yang lain tampak bersemangat.


"yang kalah adalah.... Kazehaya!!" seru mereka.

semua murid dikelas bersorak heboh. Kazehaya hanya tertawa.

"Kazehaya tidak menyelesaikan penelusuran!!" ucap 3 serangkai.
"ketahuan juga..." ucap Kazehaya sambil tertawa.

3 serangkai menyuruh Kazehaya untuk maju kedepan.

"dan hukuman untuk yang kalah adalah... kau harus kencan dengan Sadako selama seminggu!!" ucap salah satu dari 3 serangkai seraya menyerahkan sebuah kertas hukuman. Kazehaya diam terkejut.

semua murid berteriak heboh.


"dia berduaan denganmu saat penelusuran, kan?" tanya 3 serangkai.
"DIA ADA BERSAMA KAMI SAAT ACARA ITU!!" teriak Yoshida marah.
"benar!! kalian jangan bicara sembarangan!! teriak Yano juga ikut marah.
"kenapa kalian jadi marah? ini kan cuma hukuman.." ucap 3 serangkai pada Yano dan Yoshida. "kenapa kau tidak pacaran saja dengan dia selama seminggu?" lanjut 3 serangkai.

Kazehaya menyodorkan kertas hukuman itu pada 3 serangkai.

"Kalian bilang ini cuma permainan? kalian seharusnya memikirkan juga perasaan Kuronuma." seru Kazehaya marah.
"ada apa kawan? aku cuma bercanda!!" seru 3 serangkai.
"itu tidak lucu!!" teriak Kazehaya kesal. "dia adalah seorang gadis..." lanjutnya.


3 serangkai curiga melihat sikap Kazehaya yang sensitif mengenai Sawako, mereka menebak kalau Kazehaya benar-benar menyukai Sawako. semua teman sekelas berbisik-bisik mendengar hal itu. mereka memaksa Kazehaya untuk mengatakan yang sebenarnya. Kazehaya hanya diam saja.

Sawako khawatir melihat Kazehaya yang terpojok. ia merasa bersalah. Yoshida berteriak kepada semua teman dikelas menyuruh mereka untuk berhenti memojokkan Kazehaya.

disaat itu, Sawako bangkit dari mejanya dengan tiba-tiba membuat semua yang ada dikelas terkejut dan memandangnya.

"ini... ini semua cuma salah paham. Kazehaya hanya... ingin berteman denganku, seperti apa yang dia lakukan pada kalian semua. jadi... kalian semua sudah salah paham!!" ucap Sawako pelan. setelah itu, ia langsung beranjak meninggalkan kelas.


Sawako berjalan pulang sambil menangis. ia takut jika Kazehaya menjauhinya karena kejadian tadi.

"kenapa begini..." keluhnya seraya menghapus air matanya yang menetes dipipi.

dari belakang, Kazehaya mengejar Sawako dan memanggilnya agar berhenti.

Sawako berhenti tepat di pertigaan jalan, tempat pertama kalinya ia bertemu dengan Kazehaya. kazehaya sedikit terkejut melihat Sawako yg menangis.


"Kuronuma!! mereka semua minta maaf karena sudah keterlaluan padamu." ucap Kazehaya.
"ak..aku minta maaf..." ucap Sawako seraya menundukkan kepala. "kau selalu baik padaku, tapi aku malah memberikan masalah untukmu." lanjutnya.
"itu tidak benar!!!" seru Kazehaya dan tersenyum.

Kazehaya menyadari tempat dimana mereka sedang berdiri saat ini.


"apa kau ingat... kau masih ingat hari pertama kita kesekolah? disini kau pernah membantuku menunjukkan jalan. semenjak saat itu, aku...." ucap Kazehaya.
"aku ingat!!" sahut Sawako memotong pembicaraan Kazehaya. "Karena semenjak saat itu, Kazehaya selalu membuatku kagum." lanjutnya.
"kagum?" tanya Kazehaya tak mengerti.
"iya. kau selalu ceria dan gembira. aku... selalu ingin menjadi sepertimu. kau selalu disegani disegani teman-teman." ucap Sawako menjelaskan.
"segan?" tanya Kazehaya heran.
"a...aku tidak menghinamu, sungguh. terima kasih atas segalanya." seru Sawako lalu menunduk dan pergi.

Kazehaya berpikir kalau Sawako pasti sudah salah paham dengan dirinya. ia menghela nafas lalu mengadahkan kepalanya keatas.


aku berharap suatu saat nanti kau menyadari perasaanku kepadamu. perasaan yang datang dihatiku pada hari itu... semakin lama semakin tumbuh setiap waktu

FLASHBACK

saat pertama kali Kazehaya bertemu Sawako dipertigaan jalan, Kazehaya meninggalkan Sawako sendiri untuk berangkat kesekolah bersama teman-temannya.

ia sempat menengok kebelakang melihat Sawako. saat itu, tepat dimana Sawako tersenyum melihat kelopak bunga Sakura yang berjatuhan dan angin bertiup menyibakkan rambut Sawako.


Kazehaya dengan jelas bisa melihat Sawako yang tampak berbeda saat tersenyum. ia terpesona dengan Sawako hingga membuatnya jatuh cinta pada Sawako. Kazehaya tersenyum bahagia bisa melihat Sawako yang tersenyum.

FLASHBACK END

besoknya....

Kazehaya duduk dijendela menatap hujan. saat ia mengalihkan pandangannya, ia melihat Sawako sedang menata bunga divas. Sawako menoleh dan melihat Kazehaya, Kazehaya langsung membaca bukunya.


Pak guru mengumumnkan kalau dia akan mengubah tempat duduk disemester baru ini. ia menyuruh semua murid dikelas untuk berdiri didepan dan memberi aba-aba untuk berbaris.

pak guru meminta Sawako untuk mengambil nomor undian yang pertama. semua pada protes karena mereka sudah berbaris rapi. Pak guru menggebrak meja menyuruh mereka untuk diam.

melihat Sawako sudah mengmabil nomor undian, mereka berbisik-bisik berharap agar tidak mendapatkan tempat duduk didekat Sawako. karena sudah ada gosip yang mengatakan kalau duduk didekat Sawako, nilai sekolah jadi turun drastis.

Sawako berjalan kebelakang. ia mendapat undian nomor 30. Kazehaya tersenyum senang saat
melihat Sawako mendapat meja dibangku belakang, disebelah mejanya yang dulu. ia langsung berjalan menuju mejanya dan mengatakan kalau ia tidak perlu mengambil nomor undian.


Kazehaya duduk dimejanya yang tepat disebelah meja Sawako. murid yang lain bengong melihat tingkap Kazehaya. Kazehaya tersenyum pada Sawako. Sawako yang melihat Kazehaya menatapnya, ia buru-buru menundukkan kepala.


Yoshida, Yano dan Ryu juga ikut-ikutan Kazehaya. mereka mengambil tempat duduk didekat Sawako tanpa mengambil nomor undian. Jadi, Sawako diapit oleh mereka berempat.

Yoshida yang duduk didepan Kazehaya menoleh kebelakang untuk melihat Sawako. ia terkejut melihat Sawako yang memasang wajah mengerikan.

"kau terlihat seram!! kenapa wajahmu seperti itu!!" seru Yoshida pada Sawako.
"aku... senang sekali...!! jika aku tidak melebarkan mataku seperti ini, aku bisa menangis... bkankah kalian tidak ingin melihat wajahku yang lebih menyeramkan... aku... senang sekali duduk disini!!" seru Sawako pelan. Kazehaya, Yoshida dan Yano tersenyum geli mendengar ucapan Sawako.


sepulang dari sekolah, Sawako, Kazehaya juga Yano dan Yoshida makan bersama di kedai mie ramen. saat mereka bertiga memakan ramennya, Sawako hanya diam saja dan menunduk.

"apa kau tidak lapar, Kuronuma?" tanya Kazehaya heran melihat Sawako.
"ii...ini.. pertama kalinya aku makan diluar... selain dirumah... aku sangat senang..." jawab Sawako. Kazehaya tersenyum.
"sudahlah... cepat makan..nanti mie mu bisa mengembang" pinta Kazehaya.

Sawako mengangguk lalu mulai memakan ramennya.


tidak lama kemudian Ryu Sanada datang juga kekedai itu.

"Ryu, bukankah kau ada latihan baseball hari ini?" tanya Yoshida yang melihat kedatangan Ryu.
"sudah selesai, aku mau makan, lapar!!" jawa Ryu.
"kenapa Sanada bisa kesini?" tanya Sawako heran.
"kedai mie ini punya keluarga Ryu". Jawab Kazehaya.
"benarkah?" seru Sawako tak percaya.

lalu Ryu memesan ramen pada neneknya.

"Kurosuma?" seru Ryu heran melihat Sawako ada disitu.
"siapa itu Kurosuma?" tanya Kazehaya tertawa mendengar Ryu salah menyebut nama.
"kau ini susah sekali mengingat nama teman sekelasmu!!" ledek Yoshida.
"mereka bertiga ini sudah berteman sejak Sd hinga SMP." ucap Yano memberitahu Sawako.
"Yoshida dan Ryu pindah sekolah setelah itu.." sahut Kazehaya.
"sepertinya dia selalu membuntutiku dari sejak kecil... seperti lem yang tidak mau lepas!!" keluh Yoshida.
"Chizuru ini sudah kuanggap seperti saudara laki-lakiku." seru Ryu menggoda Yoshida.
"tunggu dulu, siapa yang seperti laki-laki?" tanya Yoshida memprotes perkataan Ryu.
"memang begitu adanya... apa yang mau kau protes?" seru yano ikut mengejek Yoshida.

Kazehaya dan yang lain tertawa mendengar itu. tanpa mereka Sadari Sawako juga ikut tertawa bersama mereka.

Yoshida dan Yano yang akhirnya menyadari kalau Sawako ikut tertawa, terkejut.

"wow...!!!! Sadako tertawa..." seru Yoshida. Ryu dan Kazehaya melihat Sawako.
"Hey!! seharusnya kau lebih banyak tersenyum!!" seru Yoshida meminta.

Sawako langsung menundukkan wajahnya karena malu.

"ka...kalau aku gugup, wajahku jadi agak tegang!!" ucap Sawako pelan.
"wajahmu jadi menakutkan kalau kau gugup!!" sahut Yoshida seraya tertawa diikuti yano.
"yang benar saja, kau Chizu....!!" seru Yano. Sawako tersenyum.


selesai makan, mereka saling berpamitan. Yoshida dan RYu masih tinggal dikedai. Yano memngingatkan Kazehaya yang berjalan searah dengan Sawako.

"Kazehaya!! bukankah rumahmu lewat sini?" tanya Yano.
"umm.. aku mau mampir ke swalayan dulu..." ucap Kazehaya beralasan.

Yano hanya tersenyum melihat gelagat Kazehaya yang mudah dibaca olehnya. ia tahu kalau Kazehaya ingin mengantarkan Sawako pulang.


"rumahmu arah kesini kan?" tanya Kazehaya.
"iya." jawab Sawako seraya mengangguk.
"mari ku antar pulang. hari mulai gelap" ucap Kazehaya khawatir.
"tidak perlu mengkhawatirkan aku... rumahku... sangat jauh dari sini." seru Sawako. Kazehaya tidak menghiraukannya.


mereka berjalan berdua melewati keheningan malam. langkah Sawako sangat lambat sehingga ia tertinggal agak jauh dari Kazehaya.

Kazehaya berhenti dan melihat Sawako yang berdiri jauh dari belakangnya. Sawako langsung berlarian kecil menyusul Kazehaya. saat Kazehaya berjalan lagi, Sawako masih melangkah lambat dan membuat sedikit jarak dari Kazehaya.

Kazehaya berhenti lagi untuk melihat Sawako. Sawako buru-buru mendekat pada Kazehaya.

"umm... ma..maaf!!" seru Sawako.
"kenapa kau ini...?" seru Kazehaya heran.


ayah baru saja pulang dari latihan orchestra. Sawako dan ibu sedang menyiapkan makan malam.

"aku pulang.... latihan orchestra membuatku terlambat pulang!!" seru ayah pada keluarganya.
"selamat datang ayah...." sapa Sawako.

ibu bergegas menghampiri ayah untuk membawakan tas dan kemeja ayah. ayah menuju kemeja makan dan heran karena tidak melihat mangkuk makan untuk Sawako.

"mangkuk makan Sawako mana?" tanya ayah.
"tadi aku sudah makan mie ramen!" jawab Sawako gembira.
"teman sekelasnya yang mengajaknya makan.." ucap Ibu pelan pada ayah.

ayah terkejut mendengarnya, mendekat pada ibu.

"dia punya teman? seperti apa temannya?" tanya ayah pada ibu.
"tidak tahu... mungkin teman lelaki.." jawab ibu senang.

didapur, Sawako menyiapkan makanan dengan hati yang ceria.


disekolah...

Yoshida dan Yano mengajari Sawako agar bisa menendang bola. Yoshida mengoperkan bola pada Sawako dengan pelan, tapi tetap Saja Sawako tidak bisa menendang bola itu. tendangan Sawako selalu meleset.

"kelihatannya agak susah ya.." ucap Yoshida pada Yano sedikit putus asa.
"kumohon.... sekali lagi..." pinta Sawako seraya menunduk.

Yoshida kembali mengajari Sawako untuk menendang bola lagi. dan tendangan Sawako masih tetap meleset.


Sawako membelikan minuman untuk Yoshida dan Yano setelah istirahat berlatih. Sawako menyodorkan minuman itu pada mereka.

"ummm.... ini untuk kalian berdua... terima kasih sudah membantuku latihan menendang." ucap Sawako.
"untuk kami? terima kasih...." seru Yoshida senang.

Yoshida dan Yano terkejut melihat Sawako membelikan mereka minum. mereka langsung mengambil minuman itu dari tangan Sawako dengan senang.


"ikut pertandingan sepak bola difestival olah raga nanti mungkin tidak terlalu cocok untuk kita!!" ucap Yoshida.
"ak... aku minta maaf... aku akan berlatih keras agar tidak membuat kelas kita kalah..." ucap Sawako menyesal.

lalu, sebuah bola menggelinding didekat Sawako.


Sawako mengambil bola itu dan memberikannya pada seorang murid wanita yang sedang bermain bola.

murid wanita itu ketakutan melihat Sawako yang menyeramkan.

"maaf... merepotkanmu..." seru wanita itu lalu bergegas pergi. Sawako memnunduk sedih.

murid wanita itu menceritakan pada teman-temannya kalau tadi yang mengembalikan bola ada Sadako dan itu sangat menyeramkan. Yano dan Yoshida melihat kejadian itu.


Sawako, Yano dan Yoshida berjalan bersama menuju kelas.

"aku berpikir bagaimana caranya menghilangkan rumor tentang Sadako itu, ya?" ucap Yoshida kesal.
"aku pikir... mungkin aku bisa menulisnya dikoran. dengan artikel berjudul cara menghidari kutukan dariku. lalu disebarkan diseluruh kota ini." ucap Sawako polos. Yano tertawa mendengarnya.
"jangan.. itu akanmembuat keadaan makin parah!!" seru Yoshida.
"kurasa, kau harus tetap seperti dirimu yang sekarang ini. mungkin kita harus membuat mereka belajar tentang cerita hantu." sahut Yano.
"hantu?" tanya Sawako tidak paham.
"benar!!" jawab Yano.
"agar kau bisa menjelaskan pada mereka...!!" ucap Yoshida.


pak guru Kazuichi melihat mereka bertiga berjalan bersama-sama. lalu ia berjalan menghampiri mereka.

"oh, kalian latihan untuk festifal olah raga ya? kalian membuatku bangga!!" ucap Kazuichi.
"bapak lihat saja nanti!! tendanganku akan membuat bapak terlempar!!" seru Yoshida bersemangat sambil melempar bola yang dibawanya pada Kazuichi.
"baikalah, Yoshida!! aku harap itu akan benar-benar terjadi.. tapi... yang boleh mengikuti pertandingan harus lulus ujian MID semester dulu" ucap Kazuichi seraya meletakkan bola itu dikepala Yoshida lalu pergi. "sebaiknya kau berhati-hati, nona..." lanjut Kazuichi.


Yoshida panik mendengarnya.

"gawat!!! aku lupa mengenai ujian itu!!!" rengeknya. Sawako menatap Yoshida heran.


Sawako pulang sekolah ditemani Yoshida dan Yano. mereka berjalan bersama-sama dengan senang sambil bercerita.


keesokannya...

Sawako duduk dimejanya dengan sebuah buku ditangannya. raut wajahnya tampak aneh. Yoshida datang dan menyapa Sawako dan Yano yang sudah datang kesekolah.

Sawako mendekati Yoshida dan memberinya sebuah buku yang sedari tadi dipegangnya. itu adalah buku catatan untuk ujian MID semester yang sudah dirangkum oleh Sawako. buku itu khusus ia buat dan diberikan untuk Yoshida.

"semoga ini bisa membantumu..." ucap Sawako pelan.

Yoshida terkejut melihat apa yang dilakukan Sawako untuknya, ia membuka buku itu dan melihat isinya, Yoshida benar-benar terharu.


"luar biasa!!! terima kasih banyak ya!!" teriak Yoshida kagum. ia menunjukkan buku itu pada Yano.

Yano ikut terkejut melihat buku itu. Ryu yang baru datang ikut melihat buku yang diributkan itu.

"apa kau pernah belajar sebelum ikut ujian?" ledek Ryu pada Yoshida.
"berisik!!! kali ini aku akan belajar!! aku janji!!" seru Yoshida.

Kazehaya datang dan menyapa mereka tapi tidak dihiraukan.

"luar biasa semuanya sudah dirangkum.. apa mungkin kau mengerjakan ini semalam?" tanya Yano pada Sawako. Sawako mengangguk pelan.
"Hey, kalian lihat apa?" tanya Kazehaya.

Yoshida menunjukkan buku bikinan Sawako pada Kazehaya.

"hebat!! semuanya tulisan tangan!!" seru Kazehaya kagum. "pasti banyak menghabiskan waktu, iya kan???" tanyanya pada Sawako.
"tidak!! tidak juga!! aku senang bisa mengerjakan apa yang membuat kalian terbantu" jawab Sawako.
"Sawako, terima kasih!!!" teriak Yoshida lalu memeluk Sawako.


Kurumizawa datang kekelas untuk mencari Kazehaya. ia melihat Kazehaya sedang berbincang dengan gembira bersama Sawako dan yang lain. mereka tampak akrab. Kurumizawa tidak senang melihatnya.

"Kazehaya!!" panggil Kurumizawa dari pintu. Kazehaya melihat Kurumi lalu mendatanginya.


"ada apa?" tanya Kazehaya.
"aku sedang menyelesaikan  pemilihan penugasan panitia komite festifal olahraga. apa kau mau berpartisipasi?" tanya Kurumizawa.
"wah luar biasa... aku mau ikut!! terima kasih ya..." seru Kazehaya. Kurumizawa mengangguk.

Kazehaya memanggil Sawako yang berjalan keluar dari kelas.

"Hey, kau mau kemana?" tanya Kazehaya.
"umm... aku sedikit mengantuk!! aku mau ketoilet untuk cuci muka." jawab Sawako. Kazehaya tertawa mendengarnya.


Kurumizawa berjalan mendekati Sawako.

"kau Kuronuma, kan?" tanya Kurumizawa. Kazehaya berjalan mendekati mereka.
"iya!!" jawab Sawako seraya mengangguk.
"baguslah.. aku ingin sekali ngobrol denganmu..." seru Kurumizawa. Kazehaya terkejut mendengarnya.
"aku?" tanya Sawako heran. Kurumizawa mengangguk.
"namaku Kurumi, salam kenal!!" seru Kurumizawa. Kazehaya tersenyum senang.
"salam kenal juga.." sahut Sawako.

dari dalam kelas, Yano memperhatikan Kurumizawa dan Sawako.


ditempat meeting panitia festifal olahraga...

pak Kazuichi memnyuruh semua panitia untuk beristirahat selama 10 menit.

"setelah selesai istirahat, kita lanjutkan rapat kepanitiaan!" teriak Kazuichi.
"baik!!" teriak semua murid.

Kurumizawa yang duduk dibelakang Kazehaya, memanggilnya.

"hey, Kazehaya..." panggil Kurumizawa.
"apa?" tanya Kazehaya menoleh melihat Kurumizawa.
"apa kau sudah mendengarkan album terbaru Martinez?" tanya Kurumizawa.
"sudah, kemarin aku baru membeli albumnya..." jawab kazehaya tersenyum sambil mengangguk.
"benarkah? bisakah kau pinjamkan kasetnya padaku? keuanganku menurun bulan ini..." seru Kurumizawa memohon.


Kazehaya tidak mendengarkan apa yang dikatakan Kurumizawa. karena tanpa sengaja, dia melihat Sawako sedang berlatih menendang bola bersama Yano dan Yoshida. Kazehaya melihat mereka dari jendela. melihat Sawako yang sudah bisa menendang bola, Kazehaya tersenyum geli.


"Kazehaya... apa kau mendengarkanku?" tanya Kurumizawa.
"oh maaf..." seru Kazehaya.
"bisakah kupinjam album terbaru martinez?" tanya Kurumizawa lagi.
"iya.. besok akan kubawakan!!" jawab Kazehaya. ia lalu melihat Sawako yang ada diluar jendela sambil senyum-senyum sendiri.

Kurumizawa penasaran dengan apa yang sedang dilihat Kazehaya, ia juga ikut melihat kearah luar jendela. ternyata Kazehaya sedang memperhatikan Sawako. Kurumizawa tidak senang melihat itu.


dirumah, Sawako baru saja selesai belajar. ia tampak sedikit kelelahan. ia mengambil kalender yang ada dimeja belajarnya dan memikirkan Yoshida.

"ujian tinggal 2 hari lagi...aku harap Yoshida mempelajari catatan yang aku buat..." guman Sawako khawatir.

Sawako lalu mengambil bunga sakura yg didapatnya saat bertemu pertama kali dengan Kazehaya. ia menaruh bunga sakura itu di pigura kecil.

Sawako memandangi kelopak bunga itu dengan gembira.


saat disekolah...

Sawako sedang menenteng dua kantong sampah dan berjalan menuju ketempat sampah. tanpa sengaja, ia mendengarkan beberapa murid sedang membicarakan dirinya, Kazehaya juga Yano dan Yoshida.


"apa kalian mendengar gosip mengenai Yano dan Yoshida?" tanya salah satu murid.
"sudah... gosip itu kan?" sahut murid yang lain.
"menakutkan sekali Sadako..." seru murid yang pertama.
"iya!! dengar-dengar, reputasi mereka memburuk semenjak berteman dengan Sadako!" ucap murid yang lain.
"begitu juga Kazehaya...! Kazehaya mungkin saja dimanfaatkan oleh Sadako!!" seru murid yang pertama.

Sawako mendegar semua pembicaraan mereka. Sawako merenungkan semua yang dikatakan murid-murid itu dengan sedih.


ujian MID sedang berlangsung.. guru sedang berkeliling mengawasi murid-murid.

setelah ujian selesai, Yano san Yoshida mendekati Sawako dan mengajaknya untuk makan ramen bersama lagi.

Sawako menghindari mereka dan terlihat gugup.

"maaf...." seru Sawako lalu segera berjalan pergi meninggalkan mereka.

Yano dan Yoshida heran dengan sikap Sawako yang tidak seperti biasanya.

"ada apa dengan dia?" tanya Yoshida pada Yano kebingungan.


dikantin,ada 3 murid wanita sedang bergosip. mereka membicarakan hal yang buruk mengenai Yano dan Yoshida.


"dengar-dengar Yoshida pernah dipindahkan keasrama karena banyak hutang!!" ucap murid pertama.
"benarkah?" tanya murid kedua tidak percaya.
"dan aku pernah dengar, Yano sering tidur dengan murid lelaki saat SMP!" ucap murid yang ketiga.
"bukankah itu namanya wanita jalang!!" seru murid yang kedua.

Murid yang kedua terkejut saat melihat Yano dan Yoshida berdiri diambang pintu dan mendegarkan apa yang mereka katakan.


"menarik sekali. coba ceritakan pada kami...!!" seru Yano kesal. Yoshida tertawa sinis.
"dan siapa orang yang pertama kali mengatakan itu semua?" tanya Yoshida.
"itu...." ucap murid yang ketiga lirih.

mereka ketakutan melihat kehadiran Yano dan Yoshida yang tiba-tiba. Yoshida marah, ia menggebrak mesin minuman tepat disebelah murid yang ketiga.

"cepat katakan!! siapa?" teriak Yoshida marah.
"Sadako!! yang mengatakan Kuronuma Sadako!!" seru murid ketiga dengan ketakutan.
"apa????" seru Yoshida terkejut.


Bersambung!!!

1 comment: