Laman

August 12, 2014

SINOPSIS LOVE CLINIQUE [K-MOVIE] Part 1

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


Release Date : 29 November 2012
Genre : Romantic, Comedy, Music
Director : Kim Jin Young
Writer : Park Shim Sung, Kim Jin Young
Producer : Lee Seo Yeol, Kim Hyo Sang

CAST
Park Ha Sun as Dong Joo
Yoon Sang Hyun as Shin Heung
Park Chul Min as Director Mok
Kim Hae Sok as Dong Joo Mother

===== PART 1 =====

Nampak sebuah alunan lagu riang dari film kartun Chiro Chico Chiyo. disebuah studio rekaman, seorang Direktur sedang mengamati musik yang dinyanyikan dari lagu kartun tersebut sambil menganguk-anggukkan kepalanya. para dubber menyanyikan lagu dengan perannya masing-masing. 


tiba giliran seorang wanita yang bernama Da Dong Joo mulai bernyanyi. ia bernyanyi dengan suara yang besar (sangat nge-bazz :D).

"wo... la...la... lagu kuda nil... wo... la... la..aaaa..."

sang Direktur menatap kesal pada Dong Joo. ia seperti tidak terlihat senang. tak lama kemudian Direktur berteriak cut dan meminta Dong Joo untuk mengulang nyanyiannya lagi karena menurutnya, Dong Joo salah menyanyikan lirik lagunya. bahkan Direktur mengejeknya terang-terangan didepan dubber yang lainnya.

"wu lah lah lah ah.. wu lah lah lah ah!" nyanyi sang Direktur mencoba memberitahu Da Dong Joo. "kenapa kau masih tidak mengerti?? coba nyanyikan lagi!!!" amuk Direktur pada Da Dong Joo.

Da Dong Joo tampak sangat sedih juga kesal. ia diam dan menunduk kesal menahan kemarahannya apalagi Direktur terus saja mengejeknya dan menyuruh untuk mengulang nyanyiannya.


dengan frustasi dan juga perasaan kesal, Dong Joo melepas earphonenya dan keluar dari ruang rekaman. ia segera menghampiri Direktur.

"kenapa kau selalu mengubah liriknya? apa Direktur jurinya?" amuk Dong Joo. 

Direktur sedikit terkejut Dong Joo berani mengomelinya. dubber yang lain pun mengikuti Dong Joo keluar ruangan rekaman dan menonton Dong Joo sedang marah-marah pada Direktur.

"apa??" ucap Direktur syok.
"beberapa hari lalu kau bilang aku bagus. bukankah kau bilang suaraku sangat merdu?" omel Dong Joo sedikit terisak. "tidak bisa menyanyi bukan sebuah kejahatan!! baiklah, aku berhenti. lagipula, aku tak ingin melakukan ini selamanya" lanjut Dong Joo. 

ia segera mengambil tasnya. bahkan Dong Joo juga meminta sisa upahnya pada Direktur. sebelum pergi, Dong Joo mengatakan pada Direktur untuk mengembalikan uangnya yang terpakai untuk membayar makanan saat perjamuan makan.


...... LOVE CLINIQUE ......

*aka Klinik tuli nada


seseorang sedang menempelkan poster selebaran promosi kedai kue beras terbang ditembok-tembok. ia berpenampilan sangat aneh, yaitu dengan menggunakan helm. yah, orang itu adalah Dong Joo. dengan curangnya, ia menumpuk bahkan melepas semua selebaran yang sudah tertempel ditembok dan menggantinya dengan selebarannya. 


seorang pria bernama Shin Heung tiba-tiba saja memegang helm yang dipakai Dong Joo. 

"Hei!! kenapa kau menutupi selebaran lain?" teriak pria itu. ia menyuruh Dong Joo untuk segera melepas helmnya.

Dong Joo hanya diam tak berkutik. pria itu memukul-mukul helm Dong Joo dan berteriak untuk segera dilepas.

"apa yang kau lakukan?" omel Dong Joo. ia berjalan pergi tak menghiraukan Shin Heung.
"kau mau kemana?" ucap Shin Heung seraya memegang lengan Dong Joo. 

Dong Joo mengelak dan menyuruh Shin Heung agar tak menyentuhnya.

"kau wanita?" seru Shin Heung menyadari. "aku tahu ini memalukan dan melelahkan bagi wanita untuk kerja semacam ini." ucap Shin Heung mencoba mengerti. "apa kau suka sashimi?" tanya Shin Heung. 

Dong Joo hanya diam saja. Shin Heung kembali kesal dan memarahi Da Dong Joo. 

"kau ini hanya tau mentahnya saja!!! secara logis, kau perlu kerja keras untuk dapat hasil." omel Shin Heung.
"ya, aku tahu, aku tahu... maaf.." sahut Dong Joo.

sebelum beranjak pergi, Dong Joo mengatai Shin Heung pengemis yang sombong. mendengar hal itu, Shin Heung marah dan mengejar Dong Joo yang berusaha kabur darinya. 

Shin Heung mengambil sendalnya yang terlepas dan melemparnya pada Dong Joo. dengan tepat sasaran, sendal itu berhasil mengenai kepala Dong Joo

Dong Joo secara mendadak berhenti dan menoleh dengan kesal. ia mengambil sendal yang mengenai kepalanya dan membawanya lari.

Shin Heung sangat marah dan meneriaki Dong Joo memintanya untuk berhenti. namun sayang selebaran yang dibawa Shin Heung jatuh dan berserakan dijalan sehingga ia tertinggal jauh oleh Dong Joo yang sukses melarikan diri.


==di kedai kue beras terbang shunji==

seorang wanita setengah baya memasak kue beras dengan cekatan. dia adalah ibu dari Dong Joo. seorang pelanggan berteriak menanyakan pesanannya apakah sudah jadi. 

"akan terbang kesana, tunggu sebentar." ucap ibu Dong Joo.

dengan kerennya, ibu Dong Joo melempar kue berasnya pada pelanggan. dan kue beras tersebut mendarat sempurna pada tempatnya di masing-masing meja. semua pelanggan yang menyaksikan bertepuk tangan senang.

saat akan melemparkan kue berasnya pada pelanggan lagi, tanpa sengaja mengenai pria botak yang baru saja selesai menaruh barang pesanan ibu Dong Joo.

"ah, panas,panas!" teriak pria botak itu kesakitan. (hahaha)
"kenapa kau lewat sebelah sini?" omel ibu Dong Joo.

pria botak itu kesal ia terkena lemparan kue beras ibu Da Dong Joo lagi. bahkan luka bakarnya yg kemarinpun belum sembuh, sekarang terkena kembali.

"kenapa kau memperlakukanku seperti ini?" protes pria botak itu kesal.
"aku sudah bilang agar kau menumbuhkan rambutmu!! itu tidak akan sakit jika kau punya rambut!" sahut ibu Da Dong Joo membela diri. (hahaha)


Dong Joo datang kekedai dan mengatakan bahwa semua selebarannya sudah habis. Dong Joo mengadahkan tangannya sebagai isyarat meminta upah hasil menempel selebaran. 

ibu mengambil uang disakunya dan memberikan beberapa lembar pada Dong Joo.

"kenapa sedikit sekali?" protes Dong Joo.
"kenapa tidak kau kembalikan dulu hutangmu?" sahut ibu sambil menggoreng kue beras.
"apa ibu pikir ini lucu? memberi pinjaman keputrimu sendiri?" ucap Dong Joo kesal.
"pinjaman tanpa bunga dan tenggang waktu... itu sumbangan namanya!" jawab ibu tenang. "kalau begitu, kenapa malah berhenti dari pekerjaanmu?" teriak ibu marah.

Dong Joo membela diri dan mengatakan kalau Direktur sutradara selalu menganggunya. kemudian Dong Joo merengek manja pada ibunya untuk menambah upahnya karena hari ini ia mempunyai acara yang sangat penting. ia merayu dengan mencium ibunya dengan manja.

ibu Dong Joo akhirnya luluh dan mengeluarkan uang dari sakunya, ia menghitung uang untuk diberikan pada putrinya itu. tiba-tiba saja dengan cepat Dong Joo merebut uang yang dipegang ibunya dan berusaha untuk kabur.

sebelum benar-benar pergi, Dong Joo melempar sendal selop pada ibunya. (sendal selop milik Shin Heung)

"hei!! apa ini??" teriak ibu.
"hadiah! kau kehilangan satu sandal selop, kan?" seru Dong Joo lalu kabur.
"gadis nakal!!!" omel ibu kesal.

ibu Dong Joo memakai sendal yang bersebelahan. ia melepas sendal selopnya yang berwarna pink dan memakai sendal selop yang dilempar putrinya tadi.


Shin Heung yang mengejar-ngenjar Da Dong Joo tadi sampai di kedai kue beras terbang milik ibu Dong Joo. ia masuk kedalam kedai dengan sendal selop sebelah.

dengan nafas yang terengah-engah ia bertanya pada ibu Dong Joo apakah dirinya melihat seseorang yang memakai helm.

"apa?" seru ibu tak mengerti.
"wanita yang memakai helm. dia menempel selebaran untuk tokomu." ucap Shin Heung dengan sedikit kesal.

ibu akhirnya mengerti siapa yang dimaksud Shin Heung. ia menatap kebawah dan melihat sendal yang dipakai Shin Heung hanya sebelah. ia menyadari ulah yang sudah dilakukan putrinya.

"oh,,, aku hanya bertanggung jawab membayar mereka. tentang wanita itu... aku tidak tahu siapa dia. istilahnya, mereka hanya membantu." ucap ibu tenang. diam-diam ia menyembunyikan identitas bahwa wanita itu adalah putrinya sendiri.
"dimana sijalang itu?" omel Shin Heung kesal.


dirumah, Dong Joo sedang berdiri didepan kaca seraya menggenakkan sebuah gaun merah panjang yang cantik.


kembali kekedai. Shin Heung duduk dimeja pelanggan sambil menelepon temannya dan mengajaknya untuk bertemu. terlihat kalau ibu Dong Joo telah meminjamkan selopnya yg berwarna pink pada Shin Heung.


Dong Joo sedang berada disebuah kafe. kafe itu milik teman baiknya yang bernama Man Bo Ra. Bo Ra protes pada Dong Joo karena memintanya untuk menutup kafenya. 

"sudah kubilang, aku bertanggung jawab untuk mengganti kerugianmu." ucap Dong Joo.

Dong Joo menyewa kafe milik sahabatnya itu karena akan ada pertemuan dengan teman-temannya semasa sekolah.

"siapa yang akan datang mencari teman lama yang hilang sepertimu???" seru Bo Ra mengejek. Dong Joo hanya memanyunkan bibirnya.

"tapi... kurasa kau memang menakjubkan! dalam setahun, kau sudah tidak bisa mengingatnya, kenapa kau masih merindukannya?" tanya Bo Ra.
"entahlah... tapi, penampilannya masih teringat jelas olehku." ucap Dong Joo sambil tersenyum.


==== FLASHBACK ====

saat masih duduk dibangku sekolah, Dong Joo diminta untuk maju kedepan kelas dan bernyanyi. pak guru mengancamnya untuk lari mengitari lapangan sebanyak 2 kali jika Dong Joo menolaknya. teman-teman sekelas meneriaki Dong Joo memintanya untuk menyanyi. Dong Joo berdiri sangat gugup didepan kelas. 

pak guru berucap bahwa ia akan membantu Dong Joo memberi irama supaya Da Dong Joo bisa menyanyi.

"terserah lagu apapun, yang terpenting kau nyanyi. 2... 2... 3... 4..." celoteh pak guru memberi aba-aba.


Dong Joo mulai menyanyi didepan kelas. ia bernyanyi sambil menutup mata menahan rasa malu. kemudian Dong Joo bernyanyi sambil memberikan gerakan-gerakan yang lucu sehingga teman-teman sekelas menertawainya.

hanya satu orang siswa yang diam melihat Dong Joo. siswa itu bernama Min Soo. ia tidak tertawa sedikitpun seperti murid yang lain. merasa tak tahan melihat Dong Joo dipermalukan, Min Soo menggebrak meja dan meprotes pak guru.

"kau tau dia tidak bisa bernyanyi kenapa memaksa dia bernyanyi dan membuatnya malu? ini sudah keterlaluan!" ucap Min Soo.


pak guru marah karena Min Soo berani membentaknya. pak guru menghukum Min Soo untuk segera keluar kelas. Dong Joo hanya bisa menatap Min Soo sedih.

dirumah, Dong Joo belajar bernyanyi dikamar didepan adiknya dengan suaranya yang sangat jelek. bahkan ia mengulang-ulang lirik yang ia lupa.

"Nuna, kurasa mendaki tebing lebih cocok untukmu! itu bermanfaat untuk kesehatan. takdirmu bukan di paduan suara!!" protes adik Dong Joo tak tahan lagi mendengar suara kakaknya itu.
"diam kau!!!" sahut Dong Joo kesal.


saat akan mulai menyanyi lagi, ibu tiba-tiba saja masuk kekamar sehingga mengejutkan Dong Joo. ibu masuk membawakan makanan. 

"ah..ibu, kau mengejutkanku. sudah kubilang ketuk pintu dulu sebelum masuk!" omel Dong Joo.
"ketuk pintu apanya? pintunya terbuka gitu..." ucap ibu seraya menunjuk pintu kamar yang terbuka. (hahaha)

Dong Joo baru sadar kalau sedari tadi pintunya memang terbuka.

"kenapa kau tiba-tiba menyanyi? apa ada ujian seni musik?" tanya ibu penasaran.
"dia ingin gabung paduan suara." jawab adik Dong Joo.
"apaaaa???!!!!" teriak ibu terkejut.

adik Dong Joo mengatakan pada ibu bahwa kakaknya itu mengikuti paduan suara karena terobsesi dengan laki-laki yang disukainya. Dong Joo memarahi adiknya sedangkan ibu hanya tersenyum.


disekolah, Dong Joo sedang mengikuti tes untuk masuk ke grup paduan suara sekolah. Min Soo mengiringi dengan bermain piano sedangkan Dong Joo mengambil nada. senior paduan suara dan yang lain duduk didepan Dong Joo sebagai juri.

ketika Dong Joo mulai bernyayi dengan suaranya yang kacau-balau, dan nada nya berantakan, semua seniornya menahan tawa. karena tak tahan lagi mendengar suara Dong Joo yang jelek, salah satu senior laki-laki memintanya untuk berhenti bernyanyi. 


"kenapa berhenti? aku masih bisa bernyanyi." ucap Dong Joo pelan.
"kau tidak tahu? jangan bilang kalau aku sendiri yang merasakannya! suaramu terdengar aneh! bukan laki-laki juga bukan perempuan." sahut senior dengan dingin. bahkan ia menirukan suara Dong Joo saat menyanyi.

Min Soo yang kasihan melihat Dong Joo, mendatanginya dan bertanya apakah Dong Joo bisa bermain piano.
Dong Joo mengatakan kalau saat masih SMP ia sering bermain piano.


Dong Joo menunjukkan keahliannya didepan semuanya dengan memainkan sebuah lagu mozzart. semua seniornya merasa senang melihat permainan piano Dong Joo yang bagus bahkan mereka memberinya tepuk tangan saat selesai.

"itu tidak buruk! meskipun menyanyi tidak begitu bagus, tapi iringan piano juga bagian dari anggota kuartet." ucap Min Soo.

semua setuju dengan yang dikatakan Min Soo. mereka pun akhirnya menerima Dong Joo sebagai anggota mereka. 


dan... diadakanlah jamuan makan. seorang senior laki-laki berdiri dan memberi sambutan untuk Dong Joo karena terpilih menjadi pengiring piano yang baru dan meminta yang lain untuk memberinya tepuk tangan.

"dan juga, seseorang yang akan pergi kejepang, dia adalah pengiring piano kita selama ini. tepuk tangan perpisahan untuk Min Soo." ucap senior itu. Dong Joo sangat terkejut dengan apa yang didengarnya.

dan Min Soo pun diminta untuk menyanyi untuk terakhir kalinya. Dong Joo hanya diam linglung, ia sangat sedih mendengar kepindahan Min Soo. padahal, niatnya untuk bergabung kegrup paduan suara agar dirinya bisa bersama-sama dengan Min Soo.

Min Soo mengatakan kepada teman-temannya bahwa ia menyanyikan sebuah lagu yang biasa ia nyanyikan saat ia sedang merindukan sesuatu. dan ia pun berjanji akan menyanyikan lagu ini jika ia merindukan teman-temannya.

Min Soo bernyanyi dengan sangat merdu, dan yang lain mendengarkan. sedangkan Dong Joo mendengarkan nyanyian Min Soo dengan sedih.


seusai perjamuan makan, Min Soo memberikan sebuah buku musik pada Dong Joo juga CD latihan dan beberapa kaset rekamannya. Dong Joo menatap Min Soo sedih.

"Min Soo..." panggil Dong Joo pelan.
"hmm?" gumam Min Soo.
"berapa lama kau akan pergi?" tanya Dong Joo.
"entahlah, mungkin 5 tahun." jawab Min Soo.
"sungguh?" sahut Dong Joo sedih. Min Soo mengangguk pelan.

Dong Joo melambaikan tangannya dan mengatakan pada Min Soo untuk menjaga diri. Min Soo tersenyum dan mengatakan pada Dong Joo agar menjaga diri, juga menyemangati Dong Joo untuk terus berjuang dipaduan suara.

saat Min Soo beranjak pergi, Dong Joo memanggilnya. dengan sedih dan menahan tangisnya, ia hanya mampu mengatakan pada Min Soo "fighting!!"

"oke, kau juga. fighting!!" sahut Min Soo.

mereka pun saling melambaikan tangan.


esoknya, Dong Joo bermain piano mengiringi paduan suara yang sedang bernyanyi. ia mengantikan posisi Min Soo yang sebelumnya menjadi pengiring piano. ia memainkan pianonya sambil melamunkan Min Soo.


==== FLASHBACK END ====

kembali ke kafe milik Bo Ra. 
Dong Joo bermain piano mengiringi teman-teman paduan suara semasa sekolahnya dulu. sesekali Dong Joo menatap ke pintu masuk. sepertinya Dong Joo sedang menunggu kehadiran Min Soo yang kembali dari jepang.

Min Soo yang ditunggu-tunggu pun akhirnya hadir tepat setelah nyanyian selesai. Dong Joo menatap kedatangan Min Soo dengan senang.


mereka semua menghampiri Min Soo dan satu persatu memeluknya. Dong Joo mendekat dan mencoba menyapa Min Soo.

"senang bertemu denganmu, Min Soo." sapa Dong Joo dengan ceria.

Min Soo diam sejenak, ia bertanya kepada teman-teman yang lain siapa Dong Joo. sepertinya Min Soo melupakan Dong Joo. (poor Dong Joo)

salah satu dari mereka memberitahu dan mengatakan pada Min Soo kalau Dong Joo adalah seseorang yg tidak bisa menyanyi, tapi hanya menjadi pengiring. dan mereka pun tertawa, Min Soo akhirnya ingat dan menahan tawanya.

"ah... Dong Joo...!!" seru Min Soo.  Dong Joo tersenyum simpul. "wow!!! kau banyak berubah, kau makin cantik!" ucap Min Soo memuji.
"sungguh? kau terlihat tampan juga!" sahut Dong Joo riang.
"sungguh? senang bertemu denganmu!" ucap Min Soo lalu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Dong Joo.

Dong Joo menyambut uluran tangan Min Soo dengan senang.


dikedai ibu Dong Joo, Shin Heung sedang minum-minum dengan temannya (Mok) dan mereka berdua terlihat tengah mabuk. Shin Heung beranjak dari duduknya lalu akan pergi. ia juga memuji suara ibu Dong Joo yang sangat bagus ketika sedang bernyanyi.

"sungguh?" tanya ibu Dong Joo.
"suaramu sangat bagus, mungkin kau bisa punya album sendiri." ucap Shin Heung seraya menghitung uang untuk membayar makanannya.
"OMG..., aku sering mendengar semacam itu..." sahut ibu Dong Joo dengan percaya diri.

Shin Heung mengatakan pada ibu Dong Joo bahwa dia tidak pernah keliru, bahkan ia meminta ibu Dong Joo untuk melanjutkan nyanyiannya dan memperpanjang bagian akhir lagunya.

dan ibu Dong Joo pun menurut begitu saja. ia menyanyi dengan sangat serius. Shin Heung mendengarkan dan memperhatikan dengan serius juga.

"kau lihat.. kau lihat, ya seperti itu..." teriak Shin Heung penuh semangat.
"ah sungguh?" ucap ibu dengan girangnya.
"kau benar-benar tau caranya bernyanyi...." puji Shin Heung lagi.

setelah itu, Shin Heung mengatakan pada ibu Dong Joo untuk menyimpankan untuknya kue beras yang ada dimeja yang dia pesan tadi. 

ibu akhirnya mengerti maksud dari Shin Heung yang tak mampu untuk membayar makanan. tapi ibu mencoba mengerti dan meminta Shin Heung untuk mengajarinya menyanyi vibrato lain kali. Shin Heung menerima tawaran itu dengan senang. 


tiba-tiba saja Mok meminta ibu untuk menyimpan soju yang dibawanya.

"nunim, bisakah kau menyimpan ini juga?" tanyanya.

(nunim=kakak perempuan yang dihormati)

"ah tentu saja! aku akan menyimpannya dengan aman, jangan khawatir!" ucap ibu meyakinkan.

Mok juga memuji suara ibu yang bisa saja menguncangkan hati setiap orang. dia juga mengatakan akan sering datang ke kedai. sepertinya Mok
menyukai ibu Dong Joo.

Shin Heung menyuruh Mok untuk segera keluar karena dirasa sudah terlalu sangat mabuk. sedangkan ibu tidak mengerti apa maksud dari perkataan Mok tadi.


Dong Joo, Min Soo dan teman-teman yang lainnya sedang berpesta, mereka minum dan bernyanyi bersama. teman baik Dong Joo, Bo Ra membawakan beberapa minuman pada mereka. 

Bo Ra mengatakan pada Min Soo bahwa Dong Joo lah yang telah mempersiapkan tempat ini sebelumnya. Dong Joo tersenyum malu. Min SOo mengucapkan terima kasih pada Dong Joo. Min Soo menatap Bo Ra dengan pandangan berbeda, bahkan dirinya terlihat salah tingkah.


salah satu dari mereka memberi sambutan dan mengatakan bahwa ada nyanyian terakhir yang akan dibawakan oleh gadis yang sangat cantik dan seksi. Dong Joo tersenyum malu dan mengira pasti itu adalah dirinya. dengan penuh percaya diri, Dong Joo berdiri dari duduknya dan akan maju kedepan, akan tetapi.... mereka tidak menyebut nama Dong Joo, melainkan nama gadis lain.

"kita sambut dia.... nona Man Bo Ra!!" 

seketika Dong Joo langsung duduk menutupi rasa malunya. semuanya bersorak dan meminta agar Bo Ra maju kedepan untuk bernyanyi. Bo Ra yang juga terkejut, melihat pada Dong Joo yang menunduk kecewa.

Bo Ra pun akhirnya maju kedepan dan mulai bernyanyi. semua terdiam mendengar alunan suara merdu Bo Ra. bahkan Min Soo fokus menatap Bo Ra dan tidak berkedip sedikitpun. Dong Joo melihat keanehan pada tatapan Min Soo yang menatap Bo Ra dengan serius.

"Dong Joo, dia bernyanyi dengan baik." ucap Min Soo pada Dong Joo tanpa mengalihkan pandangannya terhadap Bo Ra.
"apa?" ucap Dong Joo terkejut.


setelah kejadian itu, Dong Joo menemui Bo Ra untuk berbicara berdua dioilet.

"jangan bermimpi!!!" seru Dong Joo kesal.
"apa??" tanya Bo Ra tak mengerti.
"kau pikir aku tidak melihat itu?" sahut Dong Joo.
"apa yang kau bicarakan?" tanya Bo Ra seraya tersenyum.
"senyummu itu.... saat kau mencoba merayu mereka..." ucap Dong Joo kesal.
"jangan memfitnahku!!" seru Bo Ra.
"kau tidak begitu???" tanya Dong Joo polosnya.
"apa aku berusaha merebut idaman temanku? tentu saja tidak!!!" ucap Bo Ra.

Bo Ra meminta Dong Joo agar tidak memikirkan hal yang aneh-aneh. Dong Joo tersenyum ia kemudian memeluk sahabatnya itu. Dong Joo percaya kalau Bo Ra tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu.

"kau, terus pegang janjimu, oke? kau harus tetap menjaga kepercayaanku sampai akhir." ucap Dong Joo.
"aku kan sudah bilang..." seru Bo Ra.



grup paduan suara akan membuat acara di sebuah acara pernikahan, mereka akan menyanyikan lagu pemberkatan. salah satu dari mereka meminta Dong Joo untuk berlatih dengan baik supaya tidak mempermalukan yang lain.

"jika kau memalukanku, kau lihat saja nanti." ancam seniornya.

dan ada yang mengatakan kalau Dong Joo perlu melakukan lip sync saja biar tidak ada masalah.

"hey.. kau jangan mempermalukanku, aku tidak perlu lip sync. aku bisa nyanyi cukup baik sekarang. aku bukan Dong Joo yang dulu." ucap Dong Joo membela diri.

yang lain bersorak tidak percaya dengan apa yang dikatakan Dong Joo.

"yup! aku aktris pengisi suara dan suaraku cukup merdu." ucap Dong Joo percaya diri. Min Soo hanya tersenyum mendengarnya.

"kalau begitu Dong Joo, apakah kau mau solo?" tanya Min Soo.
"solo?" sahut Dong Joo terkejut.

dan mereka pun memberikan kesempatan kali ini pada Dong Joo untuk menyanyi solo. dengan berat hati Dong Joo menerima tawaran itu. dan mereka mengajak Dong Joo untuk bersulang.


ketika acara sudah selesai, Min Soo membantu Bo Ra masuk kedalam mobil milik Dong Joo. saat itu, Bo Ra sedang mabuk berat dan tidak sadarkan diri.

"Dong Joo, kau bisa nyetir?" tanya Min Soo.
"aku tidak apa-apa. aku tidak minum banyak. aku tidak mabuk. aku tidak apa-apa." ucap Dong Joo.
"apa kau ingin kutemani?" tanya Min Soo lagi.
"apa?" tanya Dong Joo senang.
"paling tidak aku bisa mengajakmu bicara dan kau takkan bosan." ucap Min Soo.
"oh..., oke!" seru Dong Joo.


Dong Joo sangat senang karena Min Soo akan menemaninya menyetir. ia mengambil barang-barangnya yang ada di kursi samping agar tidak menghalangi Min Soo saat duduk disebelahnya. tapi kemudian, Min Soo malah memilih duduk disamping Bo Ra dikursi belakang. Dong Joo terkejut melihat Min Soo yang memilih duduk dibelakang.

Dong Joo terlihat sangat kesal, apalagi kepalaa Bo Ra menyadar pada bahu Min Soo. Dong Joo kembali menaruh barang-barangnya dengan kasar di kursi sebelahnya seperti semula.

dalam perjalanan, Min Soo tampak begitu senang berada disamping Bo Ra. sedangkan Dong Joo sangat kesal setengah mati melihat mereka.


"jelas-jelas hanya perlu minum obat flu, kenapa malah minum begitu banyak?" omel Dong Joo kesal pada Bo Ra. "Min Soo, jaga jarak darinya, kau nanti bisa tertular. Bo Ra masih flu." seru Dong Joo. 

ini adalah alibi Dong Joo supaya Min Soo tidak terlalu dekat dengan Bo Ra.

"tidak apa-apa... tapi Dong Joo...." ucap Min Soo.
"huh?" sahut Dong Joo tak mengerti.
"aku tidak pernah menyangka kalau Bo Ra bisa menyanyikan lagu itu dengan baik. suaranya benar-benar halus." ucap Min Soo seraya tersenyum.
"ya!" sahut Dong Joo simpul.

kali ini Dong Joo sangat sedih. ia berusaha menahan tangisnya.

"Dong Joo..." panggil Min Soo.
"hmmm??" gumam Dong Joo.
"bisakah aku minta no.Hp?" tany Min Soo.
"no.Hp? punyaku? kenapa? kenapa perlu nomor Hp ku?" tanya Dong Joo senang.
"maksudku nomor Hp Bo Ra." jawab Min Soo.

Dong Joo kaget dan kembali bersedih.


keesokan harinya, Dong Joo terbangun dari tidurnya karena teleponnya terus berdering. ia mengambil ponselnya dan bertanya-tanya nomor siapa yang pagi-pagi sudah meneleponnya. dengan berat hati ia mengangkat panggilan itu.

"halo..." ucap Dong Joo malas.
"hai, Bo Ra, ini aku Park Min Soo. teman SMA Dong Joo." sapa suara pria dari seberang telepon yang ternyata adalah Min Soo.

Dong Joo kaget, kalau yang menelepon ternyata adalah Min Soo. ia jadi salah tingkah dan bingung harus menjawab apa.

"apa kau baik-baik saja kemarin? halo, kau bisa mendengarku?" tanya Min Soo yang tidak mendapat balasan.

Dong Joo tergagap. ia tidak bisa menjawab pertanyaan Min Soo, karena dirinya bukanlah Bo Ra. sepertinya semalam Dong Joo memberikan nomor Hpnya pada Min Soo dan mengaku itu adalah nomor Bo Ra.

"apa aku tidak sopan? aku mendapat nomormu dari Dong Joo." ucap Min Soo ditelepon.
"oh, iya, ini aku, Dong Joo. sepertinya aku salah memberikan nomor." seru Dong Joo pura-pura lupa.
"ah, sungguh?" sahut Min Soo kecewa.
"tapi, kenapa kau mencari Bo Ra?" tanya Dong Joo penasaran.
"ah tidak, tidak apa-apa. terima kasih untuk kemarin, berkatmu aku dan teman-teman bisa bertemu. kita ketemu lagi nanti jika ada kesempatan." ucap Min Soo.

setelah menutup teleponnya, Dong Joo tampak sangat kesal. ia merasa seakan mau gila. apalagi ketika teringat tugasnya untuk menyanyi solo. ia benar-benar menyesal mengatakan bahwa dirinya bisa menyanyi solo.


Dong Joo pergi ketempat kursus menyanyi. KLINIK TULI NADA. ketika didalam lift, seorang siswi sekolah berbisik-bisik pada temannya mengatai Dong Joo seorang pengangguran.

"bukan, dia tante-tante!" ucap teman siswi yg satunya.
"tentu saja bukan, dia itu gadis udik." sahut yg satunya lagi.
"wajahnya dan kepala belakangnya kelihatan tua." ucap siswi yang pertama.

Dong Joo yang mendengar itu menjadi kesal. apalagi semua yang berada dilift ikut menertawai Dong Joo.


tanpa sengaja Dong Joo melihat selebaran diskon 50% dari klinik tuli nada yang tertempel didalam lift. diskon yang hanya berlaku bagi murid sekolah saja.


disuatu ruangan, tampak seorang pria sedang memperkenalkan dirinya. pria itu adalah Mok. ternyata Mok adalah Director nada dan suara.

"apa kabar, aku professor suara bagus, namaku "bunyi jelas"." ucap Director Mok. "kukira kau menelepon dari bawah, ternyata kesininya butuh waktu lama." lanjutnya.
"ah... aku mengganti pakaianku lalu datang kemari." jawab Dong Joo. kali ini Dong Joo mengenakkan seragam sekolah SMAnya.

"kau siswi yang baru lulus?" tanya Director Mok.
"aku masih sekolah." jawab Dong Joo.
"oh... masih sekolah..." ucap Director Mok tidak percaya.

Director Mok mengatakan pada Dong Joo bahwa menyanyi itu tidak susah, dan semua orang bisa menyanyi dengan baik. ini semua hanyalah mengenai rasa percaya diri seseorang.

"morane pernah berkata... musik dan lagu takkan lebih besar dari aku. aku 1.74 dan nyanyianku hanya 1.65. siapa yang lebih tinggi? tentu aku. siapa yang melakukan itu? aku yang melakukannya. apa yang menciptakan itu? percaya diri yang menciptakannya. mulai dari sekarang, kau bisa jadi penyanyi." ucap Director Mok dengan sangat cepat dan menggebu-gebu. Dong Joo memperhatikan dengan tatapan aneh.


Director Mok meminta Dong Joo untuk mengikutinya. 

"brrr.... ikuti aku, tak masalah jika ludahmu muncrat... brrrr...." seru Director Mok sambil menggerakkan bibirnya.

Dong Joo menurut dan mengikuti gerakan professor.  

(lihat adegan ini, asli ngakak.. gak tahan lihat bibir mereka berdua yang gimana gt... =D)

terakhir kalinya Director Mok berteriak dan Dong Joo mengikutinya. mereka berdua berteriak layaknya penyanyi rock. 

"teriak lebih keras..." ucap Director Mok. ia lalu mencubit lengan Dong Joo sangat keras.

Dong Joo berteriak kesakitan, ia memukul tangan Director Mok yang mencubitnya.

"diagnosa selesai" ucap Director Mok sambil tepuk tangan. "4 kali sebulan. butuh waktu 365 hari. maka semua temanmu akan memanggilmu 'PENYANYI'. kau bisa jadi superstar. dan jadi pemenang dalam 12 bulan. 24 bulan kemudian, kau akan jadi penyanyi terhormat. 36 bulan kemudian giliranmu untuk mengajariku." lanjut Director Mok.
"tapi aku butuh cepat. bisakah aku mulai sesegera mungkin?" sahut Dong Joo.
"maka, aku akan mencarikanmu guru pribadi. jadwalnya seminggu 4 kali. tapi biayanya juga akan meningkat." ucap Director Mok.
"berapa?" tanya Dong Joo memelas.
"seminggu 4 kali, 30.000 won perbulan." jawab Director Mok.
"aku dengar ada diskon 50% untuk murid sekolah." ucap Dong Joo.

Director Mok mengatakan kalau Dong Joo akan mendapat diskon setengahnya jadi ia hanya perlu membayar 15.000 won. Dong Joo senang mendengarnya, ia mengatakan akan latihan 4 kali dalam sebulan.

Director Mok menyuruh Dong Joo untuk cepat mendaftar, atau Dong Joo akan menunggu dan mengajak ibunya. 

"tidak perlu, ibuku sudah meninggal." sahut Dong Joo berbohong kemudian berakting sedih.


sesampainya dirumah, ibu marah pada Dong Joo karena meminta uang lagi padanya.

"hei!! kau masih punya muka untuk minta uang padaku???" omel ibu.

Dong Joo langsung duduk berjongkok dan membuat gaya aneh, tangannya melingkar diatas kepala membentuk love. ia juga berkali-kali mengatakan bahwa dia mencintai ibunya.

ibu trsenyum geli melihat tingkah putrinya itu. kemudian menyuruhnya untuk berdiri.

"kenapa kau perlu uang? kenapa?" tanya ibu.
"menurut ibu...." ucap Dong Joo seraya tersenyum manja.
"ibu mohon, cari kerja sana dan cari orang yang yang kau cintai." ucap ibu memohon.
"apa yang benar-benar ibu inginkan?" tanya Dong Joo.
"kau tidak tahu? tentu saja, ibu ingin menikahkanmu." teriak ibu kesal.
"aku berniat memenuhi keinginan ibu." ucap Dong Joo pelan.
"benarkah itu?" ucap ibu sambil memukul lengan Dong Joo.


Dong Joo berada diruang kursus menyanyinya. ia duduk dengan gugup menunggu guru privatnya datang.

tak lama kemudian, seorang pria masuk dengan mengenakan sendal selop. tak lain dan tak bukan pria itu adalah Shin Heung. ia berjalan pelan sambil memegang lehernya yang digips. Dong Joo kaget melihat Shin Heung. ia ingat siapa Shin Heung, dan masalah yang pernah terjadi diantara mereka. Dong Joo berusaha menyembunyikan wajahnya. (padahal Shin Heung waktu itu gak bisa lihat wajah Dong Joo, kan Dong pakai helm)


"kau siswi SMA itu?" tanya Shin Heung dengan sedikit kesakitan memegang lehernya. "SMA Tong guang?" tanya Shin Heung lagi.
"ya.." jawab Dong Joo dengan suara kecil.
"apa kau berlatih untuk tes evaluasi? kelasmu (maksudnya tingkat suara menyanyi) setara taman kanak-kanak." ucap Shin Heung.

Dong Joo tidak mengerti apa yang dimaksud Shin Heung.

"intinya, aku tidak bisa mengajarimu bernyanyi hari ini. untuk sementara, latihan pernafasan dan vokal dulu." seru Shin Heung.
"apa? tapi aku terburu-buru, apa bisa melewati latihan itu?" tanya Dong Joo.

Shin Heung sepertinya tidak menghiraukan ucapan Dong Joo, ia malah menjelaskan pada Dong Joo mengenai jenis-jenis suara.

"suara bisa terbagi dalam suara sengau dan suara nyaring. suara sengau berasal dari hidung. lalu darimana suara nyaring berasal?" tanya Shin Heung.

dengan wajah yang tertunduk Dong Joo menunjuk dahinya. Shin Heung membenarkan jawaban Dong Joo, bahwa suara nyaring berasal dari kepala. lalu ia mengajak Dong Joo untuk memulai latihan pernafasan perut. 

"pernafasan perut itu..., sama seperti saat memaksa buang air." jelas Shin Heung. Dong Joo merasa jijik mendengarnya. "moment saat kita memaksa buang air, disitulah titik fokusnya. ingat titik fokus itu!! sama halnya saat bersuara, gunakan kekuatan seperti memaksa buang air, sehingga nanti ada yang keluar meskipun dalam arah berlawanan. tapi apapun yang kau keluarkan, kau akan merasa lega." lanjut Shin Heung menjelaskan secara detail dengan memperagakannya. (hahaha, kentut ya maksudnya?)


Dong Joo membuang muka dan benar-benar merasa jijik dengan penjelasan Shin Heung. setelah menjelaskan panjang lebar, Shin Heung meminta Dong Joo untuk berdiri dan mulai berlatih menggunakan suara perut.

"tarik nafas dari perut, lalu keluarkan pelan-pelan." ucap Shin Heung. ia lalu memberi contoh.

Dong Joo segera menutup hidungnya karena bau mulut Shin Heung yang tidak enak. Shin Heung meminta Dong Joo melakukan hal sudah dicontohkannya tadi. ketika Dong Joo mulai melakukannya, Shin Heung mengatakan bahwa yang Dong Joo lakukan salah.

"perutmu perlu menonjol keluar. perut menonjol seperti kodok." seru Shin Heung seraya menepuk-nepuk perut Dong Joo.

saat Shin Heung akan memberikan contoh lagi pada Dong Joo, tanpa sengaja ia bersendawa. hal itu membuat Dong Joo semakin tidak tahan hingga ia menutup hidungnya lagi.

"maaf.. kalau begitu, istirahat dulu sebentar. tolong ambilkan segelas air." ucap Shin Heung lalu duduk.

Dong Joo segera mengambil tasnya lalu berlari pergi dari ruang kelas kursusnya.


diluar kelas kursus, Dong Joo mengambil segelas air lalu meminumnya, ia juga mengatai Shin Heung sangat menjijikkan.

Shin Heung keluar dan melihat Dong Joo malah minum sendiri. ia menepuk kepala Dong Joo hingga air yang diminumnya tumpah karena terkejut. dengan santainya Shin Heung mengatakan kalau dia akan pergi karena lehernya terlalu sakit.

"sisa pelajarannya, professor (Director Mok) yang akan ambil alih." ucap Shin Heung.

beberapa gadis SMA datang mendekati Shin Heung dan menanyakan bagaimana keadaan leher Shin Heung. mereka memangil Shin Heung dengan panggilan guru. mereka sangat perhatian dengan Shin Heung. mereka adalah murid SMA yang mengatai Dong Joo saat berada dalam lift. Dong Joo hanya bisa menatap mereka dengan pandangan kesal.


Dong Joo sedang berada dikelas kursus yang dipimpin oleh Director Mok. diakhir kursusnya, Director Mok mengatakan kalau setelah ini akan diadakan jamuan perpisahan lulusan. jadi ia meminta untuk semuanya hadir dalam pesta BBQ.


ketika dipesta jamuan perpisahan untuk senior yang telah lulus, Director Mok memberikan sambutannya. ia juga mengatakan pada para junior untuk lebih berusaha keras dan menghapuskan ketulian nada.

"kali ini temanya adalah 'seperti keluarga'. maksudnya, semua siswa (kursus) harus rukun seperti keluarga. aku akan berkata, "kita adalah....?" kalian mengatakan "keluarga". itu saja." ucap Director Mok dengan semangat.


kemudian Director Mok mengajak semuanya untuk bersulang. karena kali ini Dong Joo menyamar sebagai seorang murid sekolah, jadi ketika bersulang, ia hanya meminum segelas air, walaupun sebenarnya ia sangat ingin minum soju.

bahkan ketika seorang temannya bercerita, Dong Joo tidak mendengarkannya. ia justru memperhatikan gelas soju Ahjumma yang duduk disebelahnya. 

tak lama kemudian Ahjumma yang duduk disebelah Dong Joo pamit pergi, dia harus segera pulang karena anaknya sedang menunggunya. setelah kepergian Ahjumma itu, Dong Joo memperhatikan Director Mok dan sekelilingnya. dengan hati-hati ia mengambil gelas yang berisi soju disebelahnya dan menuangnya digelas miliknya. 


saat akan meminumnya, Shin Heung datang dan semua memberi salam sehingga membuat Dong Joo panik. dengan sedikit rasa kesal, ia menaruh gelasnya dimeja. 

Shin Heung langsung duduk disebelah Dong Joo. Director Mok tanya, bukankah tadi Shin Heung bilang bahwa dirinya tidak bisa hadir. Shin Heung menjawab, ia sudah melepas gips dilehernya jadi rugi kalau dia tidak datang.

karena merasa haus, Shin Heung mengambil gelas Dong Joo yang berisi soju begitu saja. melihat hal itu, Dong Joo panik dan hanya bisa menundukkan kepalanya.

menyadari yang diminumnya bukanlah air putih, Shin Heung langsung menoleh pada Dong Joo. Dong Joo melihat kearah Shin Heung dengan takut. untuk menutupi kesalahannya agar penyamarannya tidak terbongkar, Dong Joo segera pamit pergi.


"professor, aku pamit pergi, ibuku menunggu dirumah!" ucap Dong Joo dengan gugup.
"Dong Joo, bukankah ibumu sudah meninggal?" tanya Director Mok.
"Hei!!!! kenapa siswi harus seperti itu?" teriak Shin Heung tiba-tiba pada Dong Joo. Dong Joo spontan terkejut.
"apa?" tanya Dong Joo pura-pura tak tahu.

semuanya diam menatap Shin Heung dan Dong Joo. Shin Heung menatap tajam pada Dong Joo.

"mau minum? sudah langsung saja! kenapa kau sembunyi? kalau minum harus belajar dari awal. ayo minum!!" ucap Shin Heung mencairkan suasana tegang.

Dong Joo sedikit merasa lega ternyata Shin Heung tidak marah padanya. Shin Heung mengambil botol soju didepannya dan menuangnya kedalam gelas lalu diberikan pada Dong Joo. yang lain tersenyum melihatnya.

ketiga gadis yang pernah mengatai Dong Joo sewaktu dilift bertanya pada Shin Heung apakah mereka juga boleh minum seperti Dong Joo. 

"kalian masih SMA." ucap Shin Heung.

ketiga gadis itu protes karena kelas mereka hanya berbeda setahun dengan Dong Joo, tapi kenapa mereka tidak diijinkan untuk minum.

"dia ini kelas 3." ucap Shin Heung sambil menunjuk pada Dong Joo. "tapi lihatlah baik-baik, lihat lebih dekat! apa dia terlihat seperti kelas 2 atau kelas 3?" lanjut Shin Heung. ia tidak melanjutkan kata-katanya dan menyuruh semuanya untuk melanjutkan makan.

(padahal Shin Heung ini mau bilang kalau muka nya Dong Joo ini nampak tua dan gak seperti seorang siswi SMA, hihihihi....) 


Dong Joo ijin pergi ketoilet. 

Seorang pria bernama Kang Hyun Woo menghampiri Shin Heung dan mengajaknya bicara. Hyun Woo memanggil Shin Heung dengan panggilan guru. Shin Heung kaget melihat Hyun Woo, ia tanya bagaimana Hyun Woo bisa ada disini. 

Hyun Woo : "Terima kasih, karenamu, aku lulus audisi. Aku besok akan ke M."

Semua yang mendengar hal itu memberi Hyun Woo tepuk tangan dan mengucapkan selamat. tidak jauh dari situ, Dong Joo mendengar semuanya.

Shin Heung : "Kesini dan duduklah. Selamat untukmu. Bagaimana kau bisa masuk?"
Hyun Woo : "Karena kemampuanku."

Dong Joo tidak percaya melihat Hyun Woo yang bisa berhasil karena ajaran Shin Heung.

Dong Joo : "Apa dia belajar dari awal hingga bisa seperti itu?" tanyanya sendiri.


setelah makan-makan, mereka semua pergi untuk berkaraoke. Hyun Woo bernyanyi dengan sangat merdu.

Dong Joo tanya pada Ahjumma yang duduk disebelahnya, apakah Hyun Woo belajar dari awal sehingga bisa seperti sekarang ini yang memiliki suara yang bagus.

Ahjumma : "Bisakah kau sopan pada seniormu? Masih muda, tapi gak sopan. Dia akan kecewa jika dia mendengarmu."
Dong Joo : "Apa aku benar-benar seperti anak SMA?"
Ahjumma : "Kenapa kau bicara seperti itu? Ibumu pasti mengkhawatirkanmu.
Bukankah kau masih kelas 3 SMA? Atau masih kelas 1?"
Dong Joo : "Tidak, tidak. Aku siswa kelas tiga."


mereka kembali mendengarkan Hyun Woo yang masih bernyanyi dengan merdu. kemudian seorang Ahjussi bergantian menyanyi didepan. Ahjumma yang duduk disebelah Dong Joo memberitahunya kalau Ahjussi yang menyanyi itu adalah Kepala Deputi dan sangat kaya.

Ahjumma : "Orang seperti dia terlahir dengan suara bass yang mempesona. Suaranya termasuk khas. Tapi selalu gagap saat nyanyi."

tapi tiba-tiba cara bicara Ahjumma itu menjadi gagap seperti Kepala Deputi.


kemudian giliran Ahjumma yang duduk disebelah Dong Joo bernyanyi. ia bernyanyi dengan sangat semangat dengan gaya yang.. (aneh menurutku!)

Kepala Deputi yang kini duduk disebelah Dong Joo, mengatakan pada Dong Joo kalau Ahjumma itu punya kepribadian bagus, easy going. Tapi saat menyentuh mix, dia mulai gemetaran. Tidak bisa nyanyi sama sekali. Dong Joo hanya bisa memasang wajah aneh mendengarkan itu semua.


giliran ketiga gadis yang pernah mengatai Dong Joo bernyanyi. mereka menyanyi dan menari dengan sangat semangat dan antusias layaknya girlband. Dong Joo menggelengkan kepalanya mendengar suara mereka.


kembali kekelas musik Dong Joo...
Dong Joo memulai kursusnya. ia menyanyi sedangkan Shin Heung memperhatikan dengan wajah yang aneh. 

(suara Dong Joo gak enak banget didengernya! tapi ketawa pas lihat wajah Yoon Sang Hyun yang gak banget pokoknya :D)

Di hari yang sangat indah ini. 
Di hari yang sangat indah ini. 
Jika dia bisa datang. 
Bahagianya aku. 
A....aaaaa. 

mendengar suara Dong Joo yang fals dan amburadul (haha pake bahasa apa aku ini :D), Shin Heung memintanya untuk berhenti. 


Shin Heung : "Bravo, Bravo, Fantastik, Menakjubkan! Aku harus mengajarimu selama 10 tahun. Kau tuli nada terburuk dan ritmemu terpayah. Kau harus menghabiskan banyak waktu."
Dong Joo : "Berapa lama?" ucapnya dengan suara aegyo.
Shin Heung : "Sekarang 3 SMA?"
Dong Joo : "Kenapa? Ya."
Shin Heung : "Anggap kau cukup beruntung menikah diusia 30 tahun dan sangat beruntung melahirkan putri. Tunggu sampai putrimu tumbuh dan telah kelas 3 SMA. Hingga saat itu, entahlah kau bisa nyanyi atau tidak." jelasnya.

Dong Joo syok mendengarnya. ia terlihat kesal dengan ucapan Shin Heung.

Shin Heung : "Dengan mengubah suara pesawat tabrakan ke dalam lagu, itu akan lebih baik untukmu."

mendengar itu, Dong Joo makin kesal dan mengumpat Shin Heung. Dong Joo mengatainya bodoh.

Dong Joo : "Seberapa tua itu?" tanyanya dalam bahasa tak formal
Shin Heung : "31 tahun..."

Shin Heung menyadari Dong Joo telah berbicara kasar dan tidak formal dengannya. ia tanya apakah barusan Dong Joo bicara tak sopan padanya. Dong Joo yang sudah marah mengatakan iya, lalu kenapa.

Dong Joo kembali mengatai Shin Heung dengan kata 'pengemis'. mendengar itu Shin Heung berteriak marah dan memanggil Dong Joo yang kabur dari kelas kursusnya.

Shin Heung : "Beraninya kau sekasar itu!" teriaknya dengan kesal.


Dong Joo menemui Director Mok. ia mengadu pada Director Mok mengenai Sikap Shin Heung yang tidak sopan padanya.

Dong Joo : "Bagaimana bisa guru bicara kurang ajar pada muridnya? Bau mulut, bau badan. Aku tidak tahan lagi." keluh Dong Joo. ia kemudian berakting menangis sedih.
Director Mok : "Itu belum apa-apa... Pal Jika pakai sandal selop, semua siswa pasti sudah pergi. Tapi dia cukup kompeten. Bertahanlah dan semangat!"


setelah itu, Shin Heung menemui Director Mok diruangannya. ia meminta Shin Heung untuk merubah penampilannya lebih rapi, wangi dan bersih.

Shin Heung : "Hyung, tidak mungkin! ada batasan untuk cara mengajar demi mengubah caranya bernyanyi?" protesnya.
Director Mok : "Tidak ada tuli nada tanpa harapan. Bahkan bibi (ibunya Dong Joo) dari toko kue beras juga bisa dirubah."
Shin Heung : "Di penghujung hari, dia pasti membawa ibunya dan meminta pengembalian uang!!"
Director Mok : "Hei, idiot!" teriaknya.
Shin Heung : "Kenapa berteriak tiba-tiba?" tanyanya kesal.


Director Mok memberitahu kalau Dong Joo sudah tidak punya ibu. Shin Heung menyela, walaupun Tidak ada ibu, tapi kan masih ada ayah.

Director Mok : "Tidak ada ibu, bagaimana bisa dia punya Ayah? Kau musisi, kenapa hatimu begitu gersang? Seperti padang pasir saja."

Director Mok mengeluarkan uang dan menyuruh Shin Heung untuk mengajak Dong Joo makan malam dan membujuknya (untuk kembali ikut kursus lagi).

Shin Heung melihat lembar uang yang Diberikan Director Mok lalu tanya Kenapa banyak sekali.

Director Mok : "Tidak banyak, hanya 10.000 won."
Shin Heung : "Ini 100.000 won."
Director Mok : "Aku keliru."

Director Mok akan mengambil kembali uangnya dari tangan Shin Heung, tapi dengan cepat Shin Heung menghindar lalu kabur.

Director Mok : "Ah, siapa yang mencetak uang kertas mirip begitu? Maling sialan. Aku akan bunuh dia." omel Director Mok.


Shin Heung bertemu dengan Dong Joo, mereka makan bersama disebuah restaurant. tidak jauh dari tempat mereka duduk, diam-diam adik Dong Joo sedang menguping dan memperhatikan Dong Joo juga Shin Heung.

Shin Heung : "Aku curiga dengan sesuatu. Kenapa kau ingin belajar bernyanyi?" tanyanya pada Dong Joo. Dong Joo diam saja tidak menjawab. "Tidak mau cerita padaku? Baiklah, makan, makan. Meski aku tidak tahu apa  Menyanyi dengan baik tak bisa menyelesaikan apapun." jelasnya.

Dong Joo yang sudah kesal pada Shin Heung, memintanya untuk mempercepat dan mulai mengajarinya bernyanyi. Dong Joo mengatakan kalau dirinya akan menggunakan waktunya 10 jam sehari hanya untuk latihan.

Shin Heung : "Sungguh? Bukankah kau ingin latihan kilat?" 

Dong Joo diam tak menjawab. ia memakan makanannya dengan kesal. Shin Heung tiba-tiba mengatakan kalau dia sudah berjanji. mendengar itu, Dong Joo tersenyum pada Shin Heung.


Dirumah, Dong Joo sedang sibuk mengerjakan sesuatu dikomputernya hingga larut malam. Ibu mendengar suara ribut dari kamar Dong Joo. Ibu kemudian pergi untuk mengintip.

didalam kamar, Dong Joo sedang melempari kertas yang bertuliskan lagu yang ia tempelkan ketembok dengan bola.


tiba-tiba adik Dong Joo berteriak memanggil Ibunya. 

Adik Dong Joo : "Ibu! Kakak, kakak, dia..." teriaknya menghampiri Ibu.

Ibu menyuruh putranya itu untuk diam dan tidak berisik karena Dong Joo ada didalam kamar. 

Adik Dong Joo : "Kakak menemui laki-laki. (ibu tersenyum senang). Dan dia memakai seragam sekolah."
Ibu : "Sekolah...??" ucap Ibu syok.


Dong Joo pergi kegedung pertunjukan yang akan mengadakan sebuah acara. mendekat pada seorang pria yang ada disitu untuk menanyakan sesuatu. tapi pria itu salah paham dan mengira Dong Joo sedang mencari kerja.

Pria : "Aku bertugas disini. Kau bisa bicara padaku."
Dong Joo : "Bukan.. Bukan.. Boleh kutahu dimana direktur teater??"

Pria itu menunjuk kekursi penonton dengan kesal. Dong Joo senang telah menemukan Min Soo. 


mereka akhirnya makan bersama direstaurant.

Min Soo : "Kau datang jauh kesini dan
aku hanya mentraktirmu makan. Maaf, tapi kau pasti juga sibuk, kan?"
Dong Joo : "Tidak, tidak sama sekali. Min Soo..,"
Min Soo : "Huh?"
Dong Joo : "Aku belajar menyanyi baru-baru ini. di institusi pendidikan yang sangat bagus."
Min Soo : "Oh, sungguh?"
Dong Joo : "Dan instrukturnya berkata bahwa suaraku yang terbaik."
Min Soo : "Benarkah?"
Dong Joo : "Ya."

kemudian Min Soo tanya mengenai lagu pemberkatan, bukankah Dong Joo akan menyanyikannya solo. Dong Joo mengatakan kalau dia sedang mempersiapkannya.

Min Soo tanya lagi apakah Dong Joo Sudah memilih lagunya. Dong Joo menganguk dan mengatakan judul lagu yang akan ia nyanyikan nanti.Min Soo terkejut mendengarnya.

Dong Joo : "Aku menyukai lagu itu. Kau menyukainya juga, kan?"

Min Soo hanya diam tak menjawab.


besok paginya, seorang kurir keluar dari rumah Dong Joo. Dong Joo lari memanggil kurir itu dan menanyakan pemukul.

setelah itu, didalam rumah, Dong Joo sedang berlatih memainkan musik tradisional yang baru saja ia beli.


besoknya, Dong Joo pergi keruang kursus menyanyinya. didalam, Shin Heung sedang tidur pulas dikursinya.

Dong Joo : "Guru..." panggilnya.

Shin Heung yang tidur pulas tidak mendengar panggilan Dong Joo, ia masih tetap tidur.

Dong Joo jalan mendekat ke Shin Heung, kemudian ia mencium badan Shin Heung. setelah itu Dong Joo membuka tasnya lalu mengeluarkan semprotan pewangi setrika lalu menyemprotkannya pada Shin Heung.

Shin Heung langsung bangun karena kaget.


Shin Heung : "Apa yang kau lakukan?" tanyanya kesal.
Dong Joo : "Aigoo, duduk!" sahutnya seraya mendorong Shin Heung untuk duduk.

Dong Joo kembali menyemprot tubuh Shin Heung secara keseluruhan.

Shin Heung : "Apa yang kau lakukan?"

Dong Joo tidak menjawab pertanyaan Shin Heung, ia malah mendekat dan mencium aroma tubuh Shin Heung yang kini telah wangi. Shin Heung sampai syok dibuatnya.

Dong Joo : "Hmm... akhirnya aku bisa hidup."
Shin Heung : "Sial, kau mau apa?"
Dong Joo : "Ini hadiah. Kalau badanmu bau, semprot saja." ucapnya seraya memberikan semprotan pewangi itu.
Shin Heung : "Oh, terima kasih."

lalu Shin Heung menyuruh Dong Joo untuk segera persiapkan kelas.


didalam kelas, Dong Joo sedang berlatih menyanyi menggunakan suara perut sendirian. Shin Heung datang dan meminta Dong Joo untuk menambah powernya lebih keras. Dong Joo mencoba menyanyi lagi. setelah itu, Shin Heung menyuruh Dong Joo untuk beristirahat.

Shin Heung memberikan minum pada Dong Joo lalu pergi. 

Dong Joo : "Sejak kapan aku suka kopi?" gerutunya.

tapi Dong Joo meminum juga kopi itu.


Dong Joo selesai dari kursusnya, tanpa diketahuinya, adiknya diam-diam bersembunyi di depan gedung kursus menyanyi Dong Joo untuk mengintainya. bahkan adik Dong Joo memfoto perilaku kakaknya menggunakan ponsel.


3 murid sekolah yang pernah mengatai Dong Joo, melihat perilaku adik Dong Joo yang mencurigakan. mereka mengatai adik Dong Joo 'si mesum'. 

(mereka ini gak tau kalau si mesum yang mereka curigai adalah adik Dong Joo)

salah satu dari mereka tanya pada yang lainnya kenapa adik Dong Joo terus memotret.


mereka bertiga akhirnya membawa adik Dong Joo kesuatu tempat, mereka menginvestigasi adik Dong Joo. mereka tanya apa saja yang sudah dipotret oleh adik Dong Joo. mereka pun menghajar adik Dong Joo habis-habisan.

Shin Heung datang dan menyuruh mereka untuk berhenti.

Shin Heung : "Hei, hei, hei, apa yang kalian lakukan?"
Murid SMA : "Pak guru! Dia mesum. Dia residivis yang memotret siswi sekolahan. Orang macam ini harus mati."
Adik Dong Joo : "Bukan!!"


Shin Heung : "Mesum?"
Adik Dong Joo : "Tidak!"
Shin Heung : "Residivis?"
Adik Dong Joo : "Tidak!"
Shin Heung : "Lihat wajah gemukmu itu. Siapa yang menyuruhmu melakukan kejahatan?" 

Shin Heung berjalan mendekati Adik Dong Joo, ketika ia akan memukul, Adik Dong Joo terpeleset dan jatuh dari tangga hingga wajahnya luka dan hidungnya mimisan.

Adik Dong Joo : "Sungguh... Aku tidak tahu kenapa kalian melakukan ini padaku? Tapi kakiku tidak bisa digerakkan sekarang, tolong panggil ambulans. Aku mohon pada kalian." ucapnya seraya menangis.


Shin Heung mengantar Adik Dong Joo yang terluka pulang kerumah. Dong Joo yang sedang ada dirumah, membukakan pintu.

Shin Heung : "Selamat siang, nyonya." sapanya.

Shin Heung terkejut melihat Dong Joo. sebaliknya, Dong Joo lebih terkejut melihat Shin Heung ada didepan rumahnya bersama adiknya lagi.

Adik Dong Joo : "Kakak, kau dirumah?"
Shin Heung : "Kakak?" serunya terkejut.


Dong Joo menutup mulutnya. identitasnya kini sudah diketahui.

bersambung ke part 2 ya...

6 comments:

  1. keliatan dari sinopsisnya seru nih film....

    ReplyDelete
  2. yah gag dilanjutin yah ni film? padahal lucu..^^

    ReplyDelete
  3. iya nih.. masak g dilanjutin.. padahal uda buat q penasaran loh..

    ReplyDelete
  4. Apa ini gak mau di lanjut? Padahal seru lho kak :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. setelah sinopsis we broke up selesai, InsyaAllah diposting lanjutannya.

      Delete