June 1, 2015

SINOPSIS ORANGE MARMALADE EPISODE 4

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== EPISODE 4 ====

Ma Ri dan Jae Min kembali dari Mercusuar bersama-sama. ditengah-tengah perjalanan, Jae Min ingin sekali menggandeng tangan Ma Ri, tapi dia ragu.

Jae Min tersenyum lalu memegang tangan Ma Ri erat, setelah itu Jae Min melangkah lebih dulu didepan Ma Ri. melihat tingkah Jae Min, Ma Ri tersenyum.


kenangan mereka mulai terlihat. setelah mereka berciuman dimercusuar, Jae Min dan Ma Ri bersama-sama bermain gitar.


sesampainya didepan penginapan, Jae Min menyerahkan gitar milik Ma Ri. Ia meminta Ma Ri untuk masuk lebih dulu.

Ma Ri : "Bagaimana denganmu?" tanyanya.

Jae Min bilang, kalau dia akan jalan-jalan sebentar. Ma Ri mengangguk mengerti.

Jae Min : "Masuklah." ucapnya.

Ma Ri : "Pergilah dulu." sahutnya.

Jae Min : "Baiklah." ucapnya seraya tersenyum.


Jae Min mulai melangkah pergi, dan Ma Ri memperhatikan kepergian Jae Min.

setelah beberapa langkah, Jae Min berhenti lalu berteriak pada Ma Ri, "Tidur yang nyenyak!"

Ma Ri tersenyum, begitupun dengan Jae Min. mereka berdua tampak malu-malu.


Jae Min yang sendirian, kembali mengingat kejadian ketika dimercusuar. ketika dia dan Ma Ri melihat sebuah tulisan yang ada ditembok mercusuar.

ditembok itu tertulis sebuah pesan untuk Jae Min. Jae Min menyadari itu adalah pesan yang ditinggalkan Ibunya.

[Banyak tertawa, Jangan sampai sakit, Berharap kau tidak sendirian dan Hanya Memiliki Waktu yang Bahagia]

hal itu membuat Jae Min sedih. terlebih lagi ketika dia mengingat ucapan Ibunya yang mengatakan bahwa dia senang melihat Jae Min bermain gitar lagi.


Diam-diam Jae Min pergi kerumah Ibunya. hanya saja Jae Min tidak masuk. Ia hanya berdiri didepan rumah Ibunya.


didalam rumah, Ibu sedang bersama suaminya, Pak Han. mereka sedang makan malam bersama.

Ibu bilang pada suaminya, akan sangat menyenangkan jika mereka bisa makan bersama seperti ini.

Pak Han : "Sudah satu bulan, maaf aku tidak bisa sering datang." ucapnya.

Ibu : "Tapi, kali ini kau datang bersama Jae Min dan Shi Hoo. Ah~ mengenai Shi Hoo..."

Pak Han memeriksa jam tangannya lalu berkata kalau dia sudah bilang pada Shi Hoo untuk makan malam bersama mereka.

Ibu mengambil sesuatu dari pendingin lalu menuangkan darah digelas suaminya. Ibu juga menuangkan darah digelas yang lain untuk Shi Hoo.

Ibu : "Shi Hoo dan Jae Min.., betapa senangnya, jika kita bisa duduk bersama dalam satu meja?" ucapnya.

Pak Han menyahut, kalau mengenai itu Jae Min masih belum tahu kalau Shi Hoo adalah keponakannya. Ibu mengangguk mengerti.

Ibu : "Ya, aku tau itu rahasia. aku merasa lebih baik mengetahui mereka berada disekolah yang sama." ucapnya.

Pak Han : "Itu kemungkinan bisa jadi pertimbangan VCS dan menjadi peringatan terakhir. jika melanggar lagi, maka Shi Hoo harus menghadapi hukuman Ahn Chi." ucapnya.

Pak Han mengatakan pada Istrinya mengenai alasan kenapa Shi Hoo membuat masalah. itu karena Ahi Hoo mengetahui orang tuanya menerima hukuman Ahn Chi.

Pak Han : "Tunggu sebentar, aku akan menelepon Shi Hoo.." serunya.

Ibu : "Pasti sulit sekali untuk menghadapinya, mengetahui orang tuanya diasingkan dari masyarakat karena dia." ucapnya sedih.

Pak Han bilang, kalau Shi Hoo belum tahu akan hal itu.


Pak Han yang mencoba menghubungi Shi Hoo, sangat terkejut ketika mendengar dering ponsel Shi Hoo berada didekat mereka.

Pak Han segera beranjak dari duduknya lalu membuka pintu. dilihatnya Shi Hoo berdiri memandangi Pak Han dengan amarah. sepertinya Shi Hoo mendengar percakapannya tadi.


Shi Hoo pergi dari rumah itu dengan kesal. Pak Han mengejar Shi Hoo dan berusaha untuk menghentikannya.

Shi Hoo : "Apa semua sudah tahu? ada banyak, tapi apakah ada hal lain yang belum terungkap?" tanyanya sedikit marah.

Pak Han : "Shi Hoo, itu..."

Shi Hoo : "Aish~ ini mengacaukan hidupku.. benar-benar tidak masuk akal." serunya kesal.

Pak Han mengajak Shi Hoo untuk masuk dan tidak membicarakannya diluar.

Shi Hoo : "Itu terjadi karena aku, kan? semuanya. kenapa? apa aku melakukan sesuatu yang salah? tanpa ku ketahui, orang tuaku, diasingkan?" tanyanya kesal.

Pak Han bilang, ini karena ketika itu Shi Hoo masih terlalu muda dan masih belum bisa mengendalikan insting vampirnya.

Pak Han meyakinkan Shi Hoo kalau itu bukanlah kesalahannya.

Shi Hoo : "Insting Vampir? ah~ aku mencoba untuk menghisap darah manusia. itukah sebabnya semuanya terjadi." ucapnya.

Pak Han : "Shi Hoo...."

tanpa mereka sadari, Jae Min mendengar semua percakapan mereka. Jae Min benar-benar terkejut mengetahui fakta yang tersembunyi dibelakangnya.


Shi Hoo : "Paman, apa kau ingin aku mengatakan yang sebenarnya? Ibuku dan Ayahku, karena aku, mereka menggunakan kekuatan vampir mereka. dan karena hal itu seseorang terluka." amuknya.

Pak Han : "Fakta bahwa ada seseorang yang terluka, itu adalah kecelakaan. lagipula itu bisa disembuhkan..."

Shi Hoo : "Aku selalu ingin tahu apa alasan sebenarnya, dan berpikir kalau itu karena suatu hal lain. kecelakaan? tidak mungkin VCS menganggapnya sebagai kecelakaan. itulah sebabnya mereka diasingkan. fakta kalau seorang vampir menggunakan kekuatannya, adalah hal yang menakutkan bagi manusia." amuknya.

Pak Han : "Shi Hoo...."

Shi Hoo : "Itulah kemampuan yang memang harus mereka batasi bagaimanapun caranya. bagi manusia, kemampuan kita adalah sebuah ancaman!" teriaknya.


Shi Hoo pergi meninggalkan pamannya dengan lesu. tiba-tiba Jae Min menghadang Shi Hoo.

Jae Min mencengkram baju Shi Hoo dengan marah.

Jae Min : "Han Shi Hoo, kau adalah vampir?" tanyanya geram.

bukannya menjawab pertanyaan Jae Min, Shi Hoo malah memukulnya. hal itu membuat mereka mulai berkelahi dengan saling memukul.

Jae Min ganti mencengkram baju Shi Hoo, lalu tanya, kenapa dia pindah kesekolah mereka?

Shi Hoo : "Seperti halnya Ayah tirimu. Ayah tiri vampirmu." sahutnya dingin.

Jae Min : "Apa??"

Shi Hoo : "Ahh~ kau tidak dekat dengan Ayah tirimu, benar? jangan khawatir. aku akan menjaga rahasiamu. fakta sebenarnya bahwa Ibumu menikahi seorang vampir.. kenapa aku tidak menyebarkan rumornya saja??" ucapnya meledek.

Jae Min benar-benar marah, Ia memaki Shi Hoo lalu memukulinya berkali-kali. Shi Hoo hanya tertawa menerima pukulan Jae Min.

Shi Hoo bilang jika dia melakukan itu, dia juga akan rugi. kemampuan regeneratifnya akan menghilang.

Shi Hoo : "Aku sudah memukulmu, tapi tidak ada bukti bekas pukulan. aku bahkan tidak bisa melaporkanmu." ucapnya.


Shi Hoo mengumpulkan kekuatannya lalu menendang Jae Min menjauh darinya. Ia balik mencengkram Jae Min. Shi Hoo mengangkat tinjunya dan bersiap memukul Jae Min.

Jae Min : "Silahkan saja memukulku.bukan hanya memukul, gunakan kekuatan vampirmu. kekuatan yang kau dapatkan dari darah. mari kita lihat. lakukan." ancamnya.

Shi Hoo : "Jika aku melakukannya, kau akan mati, brengs*k!" serunya.

mendengar itu, Jae Min tertawa.

Jae Min : "Bukankah itu sifat aslimu? menghisap darah dan meminum darah." ucapnya ketus.

Jae Min bilang, tidak masalah bagaimana Shi Hoo mencoba terlihat seperti manusia, dia tetap saja tidak bisa menjadi manusia.

Shi Hoo : "Brengs*k, kau pikir hanya karena kau manusia, kau keren?" ucapnya kesal.

Jae Min : "Vampir sepertimu, seharusnya diasingkan dari masyarakat." ucapnya meledek.

mereka kembali saling memukul.


Jae Min : "Ini adalah peringatan. mulai besok, jangan dekat-dekat Baek Ma Ri." ucapnya tegas.

Shi tertawa mendengar apa yang dikatakan Jae Min. Ia lalu tanya, kenapa?

Shi Hoo : "Kau pikir aku akan mengigitnya?" tanyanya.

Jae Min : "Kau ingin mati?" tanyanya mengancam.

Shi Hoo memperingatkan Jae Min untuk tidak membuatnya membuat masalah. jika sampai dia membuat masalah, maka Jae Min tidak akan mampu menghadapinya.

Jae Min tidak takut dengan ancaman Shi Hoo, Ia justru melawannya. "Kita lihat saja, aku bisa mengatasinya atau tidak."

Jae Min lagi-lagi memperingatkan Shi Hoo untuk tidak mendekati Baek Ma Ri.

Shi Hoo : "Kita lihat saja. sepertinya dia.. juga ingin merasakan darah manusia." ucapnya.

Jae Min : "Diam, kau brengs*k!!!" teriaknya marah.

Jae Min memukul Shi Hoo dengan kesal.


Shi Hoo : "Kami tidak diperbolehkan meminum darah manusia." ucapnya kemudian membalas pukulan Jae Min. "Tapi, kami tertarik pada manusia yang memiliki darah yang manis. itu benar. kami tahu apa yang dimaksud dengan cita rasa yang lezat. bagiku, itu adalah Baek Ma Ri. santapan dengan darah yang lezat, Baek Ma Ri." ucapnya tenang seraya tersenyum.

Jae Min menatap Shi Hoo tajam lalu berkata, "Kau membuatku muak. pergilah!"

setelah mengatakan itu, Jae Min pergi begitu saja meninggalkan Shi Hoo.

Shi Hoo : "Baiklah, kau benar brengs*k! hanya karena kau merasa lukamu saja yang besar sehingga kau tidak bisa memaafkan orang lain? tunggu saja Jung Jae Min! akan ada waktu ketika kau tidak bisa memaafkan dirimu sendiri!" teriaknya pada Jae Min.

setelah meneriakkan itu, Shi Hoo menangis.


Ma Ri sedang senyum-senyum sendiri mengingat kenangannya tadi ketika bersama Jae Min.

Ma Ri : "Jika aku bermimpi, jangan biarkan aku bangun. kumohon.." ucapnya pelan.


Jae Min duduk sendirian diMercusuar. Ia mengingat semua ucapan yang diteriakkan Shi Hoo padanya tadi.


sedangkan Shi Hoo duduk merenung sendirian mengingat ancaman Jae Min yang memperingatkannya untuk tidak mendekati Ma Ri lagi.


keesokan paginya, Pak Han menghampiri Ma Ri yang sedang mempersiapkan sesuatu disamping panggung. Pak Han menanyakan Shi Hoo pada Ma Ri. Pak Han memberitahu Ma Ri kalau Shi Hoo menghilang. Ma Ri yang mengetahui hal itu cemas dan khawatir.

Pak Han : "Alasan kenapa Ayah dan Ibunya diasingkan..."


== FLASHBACK ==

ketika Shi Hoo masih kecil, Ayah dan Ibunya sibuk mencari Shi Hoo yang hilang. Ayah dan Ibu terus-terusan meneriakkan nama pertama Shi Hoo 'Ki Jeong'

tak lama kemudian, Ayah dan Ibu menemukan Shi Hoo yang sedang berada ditengah taman.

saat itu, Shi Hoo sedang menergap seorang pria dewasa dan berniat untuk menghisap darahnya. ini karena Shi Hoo tidak bisa mengendalikan nalurinya.

beberapa orang yang sedang berada ditaman, melihat kejadian itu.


Ayah dan Ibu menggunakan kekuatannya, dengan berjalan cepat menghampiri Shi Hoo.

Ayah menarik Shi Hoo dengan cepat lalu memberikannya kepada istrinya.

setelah itu, Ayah berniat meminta maaf, tapi orang yang akan digigit Shi Hoo, keburu kabur karena ketakutan.

pria itu menyebrang jalan begitu saja dan hampir tertabrak. untung Ayah segera menolongnya dengan cara menghentikan mobil menggunakan kekuatannya.

(seperti scene Do Min Joon yang menyelamatkan Cheon Song Yi di You Who Came From The Star)

tanpa senaga, hal itu mengakibatkan orang yang berada didalam mobil terluka parah.


[Narasi Pak Han : Untuk melindungi Shi Hoo, dia (Ayah) terjebak dalam situasi yang sulit.]

== FLASHBACK END ==

Ma Ri berlarian untuk mencari Shi Hoo disekitar. Ma Ri pergi kesalah satu gedung yang ada didaerah itu dan memeriksa setiap ruangan.

tanpa sengaja Ma Ri melihat Jae Min berada disalah satu ruangan sendirian.

Ma Ri : "Jae Min." serunya terkejut.


Ma Ri lebih kaget lagi ketika melihat wajah Jae Min yang babak belur.

Ma Ri menghampiri Jae Min dan bertanya apa yang terjadi dengan wajahnya? Jae Min tersenyum lalu bilang tidak ada apa-apa.

Ma Ri : "Apa kau benar-benar baik-baik saja?" tanyanya cemas.

Jae Min mengangguk mengiyakan.

Ma Ri : "Apa kau melihat Shi Hoo?" tanyanya.

mengetahui Ma Ri sedang mencari Shi Hoo, Jae Min terlihat tidak senang. Ia lalu tanya, kenapa? Ma Ri bilang, kalau dia tidak bisa menemukan Shi Hoo.

Jae Min : "Jadi, kenapa?" tanyanya dingin.

Ma Ri bilang, karena Shi Hoo tidak bisa ditemukan, jadi dia harus mencarinya.

Jae Min : "Kenapa harus kau?" tanyanya lagi.

Ma Ri beralasan itu karena mereka akan melakukan pertunjukan sebentar lagi.

Jae Min mencoba menahan rasa kesalnya. Ia bilang pada Ma Ri kalau dia akan mencari Shi Hoo.


setelah mengatakan itu, Jae Min beranjak dari duduknya dan pergi. tapi Ma Ri mengejar Jae Min seraya mengajaknya untuk mencari Shi Hoo bersama.

mendengar Ma Ri bicara seperti itu Jae Min langsung berbalik dan menatap Ma Ri tajam.

Jae Min : "Kau tidak boleh.. sendirian.. dengan Han Shi Hoo. tidak boleh!" ucapnya tegas.

setelah mengatakan itu, Jae Min pergi. sedangkan Ma Ri terkejut mendengar apa yang Jae Min katakan.


disuatu tempat didekat dermaga, terdapat dua orang anak kecil. salah satu dari mereka sedang memanjat katrol pengangkat barang sedangkan yang satunya lagi, berdiri menyaksikan. anak itu berniat mengambil balon mereka yang tersangkut.

anak yg memperhatikan dari bawah, tampak cemas. Ia berteriak pada kakaknya untuk berhati-hati.

tanpa sengaja, anak yang memanjat tadi, menginjak simpul tali pengingat dan membuat simpul tali itu lepas sebagian.


Ma Ri dan Jae Min pergi didekat dermaga untuk mencari Shi Hoo. Ma Ri terus saja meneriakkan nama Shi Hoo.

kebetulan, Ma Ri dan Jae Min pergi kearah kedua anak kecil tadi. anak yang memanjat tadi, menangis ketakutan karena tidak berani untuk turun.

Jae Min yang melihat itu, langsung naik ke katrol untuk menolong. tanpa Jae Min sadari, tali yang simpulnya sedikit lepas, semakin terurai.


Ah Ra yang sedang sendirian bersama anak-anak kecil, menghampiri temannya untuk menanyakan keberadaan Jae Min.

temannya memberitahu kalau Jae Min pergi bersama dengan Baek Ma Ri kepantai. mendengar itu, raut wajah Ah Ra menjadi asam.

teman-teman Ah Ra yang tidak suka dengan Ma Ri, mengolok Jae Min yang semakin aneh. mereka juga mengolok Ma Ri.

Ah Ra : "Pasti ada sesuatu yang telah terjadi." ucapnya.

teman Ah Ra menyahut, memangnya sesuatu apa yang bisa terjadi dipantai? "Tangkap aku...", apakah seperti itu?

setelah mengatakan itu, teman-teman Ah Ra pergi. Ah Ra semakin kesal memikirkan Ma Ri yang bersama Jae Min.


Jae Min berhasil menurunkan anak kecil yang memanjat tadi. anak kecil itu langsung memeluk adiknya seraya menangis lega karena selamat.

tiba-tiba tali yang simpulnya terurai tadi, membuat box barang yang tergantung jatuh. melihat itu, Jae Min segera mendorong Ma Ri dan kedua anak itu untuk segera menjauh.

tapi sayangnya, kaki Jae Min tersangkut salah satu tali dan membuatnya tergantung diudara. Ma Ri yang melihat itu berteriak histeris.

Jae Min langsung tak sadarkan diri ketika kepala dan tubuhnya menghantam beberapa kotak kayu.


Shi Hoo sedang berada disebuah tebing yang curam sendirian. tanpa sengaja, Ia mendengar suara teriakan minta tolong. Shi Hoo yang saat ini berubah menjadi vampir, bisa dengan jelas mendengar teriakan minta tolong dan juga mendengar nama Jae Min disebut-sebut.


Ma Ri berdiri kaku menatap Jae Min. dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ma Ri semakin panik ketika melihat Jae Min bergerak turun dan akan terjatuh dari atas tali.

SUara Hati Ma Ri : "Kumohon! aku akan melakukannya juga. meskipun aku belum pernah menggunakannya, ini pasti berhasil. kekuatan vampirku. karena aku adalah seorang vampir. aku juga punya. kumohon.. tolonglah.. tolong.. sekarang!"


Ma Ri memejamkan matanya. ketika kaki Ma Ri sedikit terangkat dari tanah, tiba-tiba Shi Hoo datang dan menerjang Ma Ri. dengan sengaja Shi Hoo menghentikan apa yang akan dilakukan Ma Ri.

kedua anak kecil yang melihat Shi Hoo datang tiba-tiba benar-benar syok. Shi Hoo berteriak pada mereka untuk segera pergi dan meminta bantuan.

Shi Hoo : "Apa kau kehilangan akalmu?" amuknya.

Shi Hoo memarahi Ma Ri dan tidak memperbolehkannya menggunakan kekuatan vampirnya.

Ma Ri : "Pergi!!" serunya kesal.


Ma Ri kembali menghampiri Jae Min yang masih menggantung. dengan cepat, Shi Hoo kembali menghentikan Ma Ri.

Ma Ri berteriak histeris ketika melihat Jae Min jatuh dari atas. Shi Hoo yang juga melihat itu, segera menggunakan kekuatan vampirnya untuk menangkap Jae Min.


Shi Hoo membaringkan Jae Min ketanah. Ma Ri menangis memanggil-manggil nama Jae Min.

hal yang aneh terjadi, leher Shi Hoo tiba-tiba memancarkan cahaya berwarna merah yang berkelip-kelip. Shi Hoo yang mengetahui hal itu, segera menutupinya dengan bajunya.

Ma Ri : "Jae Min.. Jae Min.." panggilnya seraya menangis.

Shi Hoo menyuruh Ma Ri tetap ditempat, sementara dia akan pergi untuk memanggil bantuan. setelah mengatakan itu, Shi Hoo pergi.


Ma Ri melepas jaketnya untuk mengelap luka yang ada dileher Jae Min. tanpa sengaja, jari Ma Ri menyentuh darah Jae Min.

melihat banyak darah, Ma Ri mulai kehlangan kesadarannya. pandangannya berubah berwarna ungu. matanya menjadi ungu dan gigi taringnya muncul. secara otomatis, Ma Ri mulai mendekat ke leher Jae Min.


tiba-tiba seseorang berteriak memanggil Ma Ri. Ma Ri yang terkejut langsung menoleh dan dilihatnya Ah Ra berdiri tidak jauh darinya.

Ah Ra yang sekilas melihat mata vampir Ma Ri, terkejut.

Ma Ri : "Ah Ra, tolong.." ucapnya pelan.


Jae Min segera dibawa kerumah sakit dan mendapatkan perawatan. dia masih belum sadarkan diri. Ma Ri berdiri disamping Jae Min.


tak lama kemudian Ma Ri keluar dan duduk diruang tunggu. Ia menangisi apa yang hampir saja dilakukannya pada Jae Min. Ia menatap tangannya dengan kecewa pada dirinya sendiri.

Ma Ri : "Aku... kenapa... aku..." ucapnya seraya terisak.

Ma Ri semakin menangis histeris ketika mengingat, dia hampir saja melukai Jae Min.


Ah Ra kembali kepenginapan. diam-diam Ia membuka tas milik Ma Ri untuk memeriksa. tapi Ah Ra hanya menemukan 2 buah jus tomat yang biasa dibawa Ma Ri.

Ah Ra : "Apa aku melihat hal yang salah?" tanyanya heran. "Tidak.." serunya seraya mengingat kejadian ketika Ma Ri terlihat akan menghisap leher Jae Min.

Ah Ra membuka dompet milik Ma Ri yang biasanya untuk makan siang Ma Ri. Ah Ra menemukan sebuah krim. ketika Ah Ra membukanya, Ia benar-benar terkejut mengetahui isinya adalah darah. tapi kemudian Ah Ra tersenyum licik.


Pak Han dan Ibu Jae Min datang kerumah sakit.

Ibu : "Bagaimana dengan putraku Jae Min? apa dia baik-baik saja?" tanyanya pada Ma Ri.

Ma Ri diam saja tak menjawab. Ibu Jae Min segera masuk untuk melihat putranya.

Pak Han dan Ma Ri berbincang berdua. Pak Han meminta maaf karena tidak mengatakan yang sebenarnya bahwa orang yang dia nikahi adalah Ibu dari Jae Min.

Pak Han : "Jae Min tidak ingin orang lain tahu. bahwa faktanya, Ibunya menikahi vampir." ucapnya.

mendengar itu, Ma Ri meneteskan air matanya.


Ma Ri termenung sendirian didepan rumah sakit. Ia kembali teringat akan Jae Min yang pernah menceritakan hal mengenai Ibunya.

dengan rasa sayang, Ibu mengelap tangan Jae Min dengan handuk basah. Ibu mulai berkaca-kaca ketika menyentuh wajah putranya itu.

tak lama kemudian Jae Min sadarkan diri. Ibu memanggil nama Jae Min pelan.

Ibu : "Jae Min, apa kau baik-baik saja?" tanyanya.

Jae Min menoleh dan melihat Ibunya duduk disampingnya.

Ibu : "Ini ibu. Ibu.." ucapnya seraya terisak.

Ibu mengenggam tangan Jae Min erat.


ketika Ma Ri berencana untuk kembali keruangan Jae Min dirawat, tanpa sengaja Ia berpapasan dengan Ah Ra.

Ah Ra : "Baek Ma Ri." panggilnya tajam.

Ah Ra mengeluarkan barang milik Ma Ri dari tasnya. melihat barangnya ada ditangan Ah Ra, Ma Ri terkejut dan juga panik.

Ah Ra membuang isi wadah krim Ma Ri yang ternyata berisi darah kelantai.

Ma Ri : "Ah Ra..."

Ma Ri melangkah untuk menghampiri Ah Ra, tapi Ah Ra mundur menjaga jarak dengan Ma Ri.

Ah Ra : "Apakah Jae Min juga tahu?" tanyanya.

Ma Ri diam tak menjawab, matanya mulai berkaca-kaca.


Shi Hoo berdiri sendirian ditebing memandangi lautan. tak lama kemudian ponselnya berdering. Ia mendapat telepon dari VCE. dengan sengaja Shi Hoo tidak mengangkat telepon itu.

ponsel Shi Hoo kembali berdering. ketika diperiksa, ternyata itu Baek Ma Ri. Shi Hoo mengangkat telepon dari Baek Ma Ri.

[Ma Ri : "Kau dimana?"]

Shi Hoo : "Apa itu penting?" tanyanya balik.

[Ma Ri : "Mengapa kau tidak mengangkat ponselmu? apa kau tahu, berapa lama Pak Han mencarimu?"]

Shi Hoo memberitahu kalau dia menjadi target VCE. dan juga, mereka mungkin saja menemukan lokasinya. Shi Hoo bilang, dia akan ditahan.

Shi Hoo : "Aku tidak akan mengatakan apa yang akan terjadi selanjutnya." ucapnya.

Ma Ri : "Shi Hoo... kau menyelamatkan Jae Min. karena kau menyelamatkan manusia.."

Shi Hoo : "Aku tidak peduli." sahutnya dingin.

Ma Ri dan Shi Hoo mulai berkaca-kaca menahan tangis mereka.

Shi Hoo : "Pastikan kau lulus, Baek Ma Ri. seperti harapanmu." ucapnya.

Ma Ri : "Hmm.." serunya menahan tangis.

Si Hoo : "Lakukan dengan baik, jangan sampai ketahuan." ucapnya.

Ma Ri : "Aku mengerti. pasti." ucapnya seraya meneteskan air mata.

Shi Hoo menutup teleponnya begitu saja.

Ma Ri : "Shi Hoo! heii.. Han Shi Hoo!!" panggilnya.


Jae Min yang sudah sedikit baikan, berencana untuk meninggalkan rumah sakit.

Jae Min sedikit panik ketika ponsel Ma Ri tidak bisa dihubungi.

saat ini, Ma Ri sedang duduk dihalte bus. ketika ponselnya berdering, karena Jae Min menelepon, Ma Ri memilih tidak mengangkatnya.

Suara Hati Ma Ri : "Jae Min.., aku minta maaf. karena menyukaimu. seperti orang yang tak terlihat... seperti aku tidak pernah ada.. aku harus menjadi seperti itu lagi.. selamat tinggal Jung Jae Min.."

Jae Min heran kenapa Ma Ri tidak bisa dihubungi. Ibu tanya pada Jae Min, siapa yang sedang Ia hubungi? Jae Min hanya menjawab dengan gelengan kepala.

Ma Ri memandangi nomor ponsel Jae Min. Ia berencana akan menghapus nomor Jae Min.


tanpa Ma Ri sadari, mobil Jae Min baru saja lewat didepannya. begitupun dengan Jae Min, Ia tidak melihat Ma Ri sedang duduk dihalte bus.

tak lama kemudian, bus yang ditunggu Ma Ri datang.


Jae Min pergi kesekolah yang dijadikan penginapan teman-temannya. Jae Min datang untuk mencari Ma Ri.

Ah Ra menceritkan perihal mengenai Ma Ri pada teman-temannya.

ketika Jae Min masuk kekelas, Bum Sung terkejut melihat wajah Jae Min yang lebam-lebam.

Soo Ri tanya, apa Jae Min baik-baik saja?

Jae Min malah tanya balik, dimana Ma Ri? Soo Ri bilang dia tidak tahu.

Jae Min merasa ada sesuatu yang disembunyikan teman-temannya mengenai Ma Ri.

Jae Min : "Kemana perginya, Ma Ri?" tananya.


Jae Min dan Bum Sung bicara berdua. Jae Min sangat marah ketika Bum Sung mengatakan bahwa Ma Ri adalah seorang vampir.

Jae Min : "Apa? katakan itu sekali lagi!!" amuknya.

Bum Sung : "Itu.. Jae Min.."


Jae Min pergi meninggalkan sekolah yang diinapi temannya dengan kesal. Ia pergi menuju ke Halte.

Jae Min benar-benar kesal ketika terminal bus sudah tutup karena hari sudah malam.

Jae Min teringat akan ucapan Shi Hoo yang pernah mengatakan bahwa dirinya dan Ma Ri tidak pantas bersama dan juga Jae Min tidak akan bisa mengerti mengenai Ma Ri.

Suara Hati Jae Min : "Tapi, walaupun begitu.. kebenaran, yang belum bisa dipastikan, tidak bisa dipercaya."


Shi Hoo masih duduk merenung sendirian ditebing seraya menatap sebuah kalung. Ia membuka bandul kalung itu yang didalamnya terdapat foto kedua orang tuanya.

Shi Hoo : "Tidak seharusnya aku berada disini. itu yang seharusnya kulakukan." ucapnya sedih.

Shi Hoo mengeluarkan SPA miliknya. lalu membuangnya.

(SPA = Sun Protection Ample / Pelindung Sinar Matahari)


kemudian Shi Hoo beranjak berdiri lalu memejamkan mata seraya merentangkan tangannya. Ia bersiap menunggu matahari yang akan segera terbit.

ketika matahari terbit, tubuh Shi hoo mulai melepuh dan mengeluarkan asap. ditengah-tengah kesakitannya, Shi Hoo mengenang kejadiannya ketika bersama Ma Ri.


ketika hari sudah terang, yang tertinggal dari Shi Hoo hanyalah kalungnya saja.


Jae Min berlari kencang menuju kerumah Ma Ri. tapi sesampainya dirumah Ma Ri, dia harus kecewa ketika melihat rumah Ma Ri sudah kosong tidak berpenghuni.

Jae Min : "Apa yang terjadi?" tanyanya seraya terisak.


[Narasi Jae Min : "Setelah hari itu, Baek ma Ri.... menghilang..]

saat Jae Min berdiri didepan rumah Ma Ri, kejadian ketika dia menghisap leher Ma Ri, terlihat jelas dimatanya. hal itu membuat Jae Min menangis.


Suara Hati Jae Min : "Emosiku, ingin sekali membencimu.. disaat seperti ini.. karena hanya kau yang ada didalam memoriku..aku tidak bisa memintamu hal lain. bahkan bertanya padamu."

== 2 MINGGU KEMUDIAN ==

Jae Min pergi keruang band sekolah untuk mengambil gitarnya.

ketika Jae Min mengambil gitarnya, Ia melihat buku lagu milik Ma Ri yang tergeletak disamping gitarnya.


tanpa Jae Min ketahui, diam-diam Ma Ri menyelesaikan lagunya sesuai dengan permintaan Jae Min.

setelah selesai, Ma Ri meletakkannya dilantai didekat gitar Jae Min. sebelum pergi, Ma Ri memegang gitar Jae Min dengan mata berkaca-kaca.


Jae Min membuka buku lagu milik Ma Ri yang sudah diselesaikan. ditengah-tengah buku, terdapat sebuah memo kecil yang sengaja ditinggalkan Ma Ri.

Ma Ri : "Jae Min.., maafkan aku."


ilusi Jae Min mulai muncul, seolah-olah Ia melihat Ma Ri yang sedang bermain gitar didepannya.

Jae Min bahkan membayangkan dia dan Ma Ri bermain gitar bersama.

Jae Min mulai menangis mengingat semua kenangannya bersama Ma Ri.


tiba-tiba ponsel Jae Min berdering. sebuah nomor tak dikenal meneleponnya.

Ibu Ma Ri sengaja menelepon Jae Min karena dia tidak bisa menemukan Ma Ri yang menghilang. Ibu menyadari bahwa dia seharusnya tidak menghubungi Jae min. tapi bagaimana lagi, Ma Ri harus segera ditemukan. ponselnya bahkan ditinggalkan oleh Ma Ri. dan ketika Ibu melihat kontak, tidak ada satupun teman. Ma Ri hanya menyimpan nomor Jae Min. Ibu menghubungi Jae Min karena mungkin saja Jae Min tahu dimana Ma Ri.


ditelevisi, sedang disiarkan terjadi angin kencang dan topan dipesisir pantai.

Jae Min terburu-buru menuju kesuatu tempat. ternyata Jae Min menuju ke Mercusuar untuk mencari barangkali Ma Ri ada disana.

tepat seperti dugaan Jae Min, Ma Ri benar-benar ada dimercusuar.


melihat Jae Min datang, Ma Ri benar-benar terkejut. Jae Min sangat lega bisa menemukan Ma Ri.

Jae Min tanya pada Ma Ri, apa dia jauh-jauh datang ke mercusuar hanya untuk membuat keinginan?

Ma Ri : "Keinginanku.. semoga tidak menjadi kenyataan." ucapnya pelan.

Jae Min tanya lagi, apa keinginan Ma Ri?

Ma Ri : "Untuk hidup.. seperti manusia normal lainnya." ucapnya sedih.

mendengar itu, raut wajah Jae Min berubah menjadi sedih.

Jae Min : "Apa benar.. seperti itu? Baek Ma Ri.. apa kau.. benar-benar... seorang vampir?" tanyanya dengan sedih.

Ma Ri menatap Jae Min dengan sedih.

Jae Min : "Apa benar? apa benar yang teman-teman katakan? aku harus mendengarnya langsung darimu. aku.. aku.." serunya.

Jae Min mencoba menahan tangisnya.


Ma Ri : "Maafkan aku. karena menyembunyikan rahasiaku. maaf aku sudah berbohong padamu." ucapnya.

Jae Min : "Itu sangat.. mudah.. sekarang, kau bahkan meminta maaf. apakah semudah itu? apakah cukup hanya dengan meminta maaf? dengan begitu, apa akan berakghir begitu saja?!!" tanyanya setengah berteriak.

Jae Min mulai marah pada Ma Ri. Ia juga menangis.

Jae Min : "Bagaimana bisa kau!! bagaimana bisa kau seperti ini..tidak bisakah kau bilang padaku bahwa itu tidak benar? jika kau katakan bukan, aku.. aku akan mempercayai ucapanmu. tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku akan selalu mempercayai kata-katamu." ucapnya terisak.

Ma Ri : "Aku.. itu benar, Jae Min. aku adalah seorang vampir. sesuatu yang kau benci." ucapnya seraya menangis.

mendengar itu, Jae Min berteriak pada Ma Ri untuk berhenti mengatakan itu. Jae Min tidak bisa mempercayai bahwa Ma Ri benar-benar seorang vampir.

Ma Ri : "Dulu, aku berharap kau tidak akan memperdulikanku. tapi, kupikir aku ingin.., sedikit bersinar, setidaknya hanya sekali saja. seperti sebuah mercusuar yang bersinar digelapnya lautan. dan juga.., untuk seseorang, aku ingin menjadi sebuah cahaya yang bersinar." ucapnya seraya meneteskan air mata.


Jae Min : "Ma Ri.." ucapnya dengan terisak.

Ma Ri melangkah mundur dan meminta Jae Min untuk pergi sekarang juga.

Jae Min : "Baek Ma Ri.." panggilnya.

Ma Ri terus mundur menjaga jarak dengan Jae Min.

Ma RI : "Aku seharusnya tidak bersamamu, walaupun aku menyukaimu. Jung Jae Min.. aku minta maaf karena sudah menyukaimu.." ucapnya pelan.

Ma Ri terus mundur hingga ditepi pagar. tepat ketika itu, tali pagar mercusura lepas dan membuat Ma Ri terjatuh.

untung saja Jae Min sigap dan segera menari Ma Ri, tapi sayangnya dialah yang berakhir melewati pagar.

Jae Min memegang erat juntaian pagar, sedangkan Ma Ri mengulurkan tangannya mencoba untuk meraih Jae Min.

Ma Ri : "Jae Min!!" teriaknya panik.

Jae Min yang sudah tidak sanggup lagi berpegangan, Ia berniat untuk menjatuhkan dirinya. Jae Min menutup matanya, lalu melepaskan pegangannya.

Ma Ri semakin berteriak histeris melihat Jae Min jatuh.


Jae Min mulai tercebur kedalam laut.

Suara Hati Jae Min : "Saat ini, aku ingin mengatakan sesuatu. aku harus mengatakan ini padanya. sekarang aku tahu, tidak masalah kau adalah vampir atupun bukan. namun, itu berlaku hanya untukmu. bagiku, hanya kau saja seorang.. Ma Ri.. aku menyukaimu.."


Ma Ri menggunakan kekuatan vampirnya untuk menolong Jae Min yang tenggelam.  Ma Ri segera membawa Jae Min kedaratan.


sesampainya didarat, Ma Ri meneriaki nama Jae Min. Ma Ri juga memompa dada (CRP) Jae Min untuk membuatnya sadar.

tak lama kemudian Jae Min sadar. Ma Ri benar-benar lega melihat Jae Min selamat.

tapi, ketika Jae Min melihat Ma Ri, Jae Min menatap Ma Ri dengan aneh.

Jae Min : "Kau.. kau siapa?" tanyanya.

hal itu membuat Ma Ri terkejut. Ia teringat kejadian ketika distasiun, Ia juga pernah menanyakan hal yang sama pada Jae Min.

Jae Min : "Aku.., apa kau mengenalku?" tanyanya lagi.

lagi-lagi Ma Ri teringat kejadian distasiun.


tak lama kemudian, leher Ma Ri mulai berkelip. ini karena dia baru saja menggunakan kekuatan vampirnya.

== 2 MINGGU KEMUDIAN ==

Jae Min memakai seragam dan menuju kestaisun bawah tanah.

ketika didalam kereta, Jae Min memilih tempat duduk paling sudut.

tak lama kemudian Ma Ri datang, Ia duduk disamping Jae Min lalu memandanginya lekat-lekat.

Jae Min yang merasa diperhatikan, menoleh pada Ma Ri yang tersenyum manis padanya.

Ma Ri : "Jung Jae Min, sekolahmu sama denganku, kan?" tanyanya.

hal itu membuat Jae Min teringat akan sesuatu. Ia merasa pernah mengatakan hal seperti itu juga sebelumnya.


ketika Jae Min memandang Ma Ri, tiba-tiba penampilan Ma Ri berubah.


Bersambung...

3 comments:

  1. ini maksutnya apa??????????? ahhh penasaran banget sumpah .... kok bisa? >_<

    ReplyDelete
  2. Kalo menurut q ceritanya cenderung loncat" kadang aq gak paham juga, kadang juga mikir ini salah download urutan atau gimana😩😨
    Dilihat dr film n komiknya aq suka bgt komiknya 😁
    Lebih bisa di pahami urutan ceritanya

    ReplyDelete
  3. Kalo menurut q ceritanya cenderung loncat" kadang aq gak paham juga, kadang juga mikir ini salah download urutan atau gimana😩😨
    Dilihat dr film n komiknya aq suka bgt komiknya 😁
    Lebih bisa di pahami urutan ceritanya

    ReplyDelete