June 22, 2013

SINOPSIS FABULOUS 30 [THAI-MOVIE] Part 1


Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!

FABULOUS 30
Title :  Fabulous 30 aka 30 Kamlung Jaew 
Directed : Somjing Srisuphap
Writer : Sakilaa Banyen, Bunpong Panit,
Duration : 119 min
Country : Thailand
Genre: Romance, Comedy, Drama
Released : 2011

Cast

Pachrapa Chaichua as Ja
Phuphoom Pongpanu as Por
Peter Corp Dyrendal as Nop
Nithit Warayanont as Zen
Warinda Dumrongpol as Yai
Aornarnitch Peerachakachonpat as Quan
Sasipint Siriwanij as Yui
Benjawan Peantumdee as Zee
Aorada Arayawuthi as Gift
Nutthapong Pibolthanakred as Tong

==== PART 1 ====

Di pinggir pantai, terdapat seorang wanita dan pria yg sedang berpelukan. wanita itu bernama Ja dan si pria bernama Por. Ja menangis dalam pelukan Por. ia sedih karena Por akan meninggalkannya. Ja menatap Por dengan haru saat Por berada didalam Helikopter.


beberapa bulan kemudian, tampak sebuah pemandangan ditengah laut..

disitu terdapat sebuah bangunan proyek sepertinya sebuah tambang atau semacamnya..

seorang pria (Por) sedang melipat kertas yg membentuk sebuah pesawat dan menerbangkannya ke udara.


setiap kali ku jumpa dengan dirinya
setiap kali kudapat kesempatan menatapnya
hatiku selalu berkata
dialah satu-satunya yang kuinginkan
ingin ku berjumpa setiap hari dengan dirinya
ingin ku melihat senyuman manisnya
harapan ku adalah selalu menjaga kakak
karena umurmu sudah 30! 30!
sangat luar biasa
pasti luar biasa, melampaui segalanya
aku tak terburu-buru
tapi mari kita menikah saja
karena umurmu sudah 30! 30!
hampir tak tertahan kan
tak tertahan kan 
sehingga tak bisa pindah ke lain hati
pandanglah hatiku
ku tak ingin menjadi seorang adik bagimu

6 BULAN SEBELUMNYA

Por baru saja datang di Bangkok. Ia berdiri didepan rumah Ja, seorang wanita yg sudah ia cintai sejak lama. Por tersenyum penuh kerinduan melihat Ja yg sedang menari bersama teman-temannya.


tiba-tiba saja, Zen memukul kepala por dari belakang.

"apa kabarmu Porrasit?" sapa Zen seraya tersenyum.

Por mengeluh kalau kepalanya sakit akibat pukulan Zen. Zen menanyakan kedatangan Por yg tiba-tiba.


teman-teman Ja membawakannya sebuah kue ulang tahun dengan lilin diatasnya. mereka menyarankan Ja untuk melakukan permohonan terlebih dahulu sebelum meniup lilinnya.

mereka berfoto sebentar lalu Ja meniup lilin ulang tahunnya. semua teman Ja bersorak gembira.

"kau pasti memohon supaya cantik seperti aku!!" seru teman Ja yg bernama Ba. yg lain menyorakinya. "kenapa? kenapa? apa aku tidak cantik?" lanjutnya. semua menertawainya.

teman-teman Ja saling mendoakannya, ada yang mendoakan Ja menjadi kaya, lalu mendoakan proyek Ja lancar, dan ada yg mendoakannya semakin cantik. Ja tersenyum senang mendengar doa dari sahabat-sahabatnya itu.


kemudian suara lonceng pintu berbunyi. semua pandangan tertuju kearah pintu. Por berdiri didepan pintu dan tersenyum menatap Ja. Ja tampak heran dan bingung melihat Por.


tiba-tiba saja Zen (tetangga Ja,juga teman Por dari sekolah) muncul secara mengejutkan dari belakang Por dan menyapa Ja.

"selamat ulang tahun yang ke-31!! ini kadomu sebuah kotak sumbangan!!" seru Zen usil pada Za.
"kenapa kau bawa kesini? tidak ada hubungannya, Zen!!" seru Ja kesal.
"kau kan seperti perahu kayu dipantai, yang dipakai orang setiap hari, jadi kau bisa menggunakannya untuk memperpanjang umur kalau mau mati." ledek Zen.
"ZEN!!!" teriak Ja makin kesal.

Ja mengambil pisau pemotong kue untuk memberi pelajaran pada Zen karena sudah kelewatan, sahabatnya berteriak dan mengganti pisau itu dengan piring.

Ja mendekati Zen dan berusaha memukulnya menggunakan piring. sahabat-sahabat Ja menyoraki Ja untuk memukul kepala Zen. namun Zen bersembunyi dibelakang badan Por. saat Za mengayunkan piring pada Zen, Zen bisa menghindari pukulan Ja, yg mengakibatkan piring itu tepat menghantam kepala Por. semua sahabat Ja berteriak histeris.


Ja mengobati kepala Por yg benjol dengan mengoleskan balsem.

"ini benjol, biar kuobati dulu." ucap Ja.
"tidak apa-apa, masih jauh dari jantung kok!!" seru Por. Ja tersenyum simpul.

saat Ja mengoleskan balsem, Por menangis.

"kenapa kau menangis? bukankah kau bilang masih jauh dari jantung?" tanya Ja.
"obatnya itu kena mataku!!" seru Por.


lalu, Zen datang dan mengatakan pada Por untuk tidak manja. ia mengajak Por makan.

tidak lama kemudian, sahabat-sahabat Ja datang menanyakan keadaan Por.

"kalau tak salah dengar, namamu Porrasit kan?" tanya Ba.
"namaku Por, nama panjangku Rasit, jadi teman-temanku memanggil Porrasit." jawab Por.

salah satu teman Ja yg lain bilang kalau nama Por aneh seperti nama Virus.

"itu benar para gadis, si Virus ata si Porrasit ini adalah sahabatku!! kami sama-sama lulusan Teknik Kimia. dia baru datang kekota ini 3 bulan lalu untuk training kerja." seru Zen pada semuannya. "hey, apa kau melamun? kenalkan dirimu ke para gadis ini, jadi kau bisa dapat bergabung untuk minum" ucap Zen pada Por.



akhirnya Por berdiri dan menunduk pada setiap sahabat Ja seraya berkata "mohon jaga aku!!"

sahabat Ja saling menggoda por yang sangat lugu.

saat giliran Ja, Por menunduk pada Ja dan menatapnya lekat-lekat. ia tersenyum manis pada Ja, sedangkan Ja heran melihat sikap Por.

"Mohon jaga aku... kakak!!" seru Por.

Ja sedikit grogi dekat dengan Por, ia lalu mengajak semuanya untuk minum.


mereka bermain sebuah permainan tentang kejujuran. lalu masing-masing meminum bir.

"kalau sudah mabuk, aku bisa bersama cowok atau cewek manapun." ucap Zen saat tiba gilirannya.

saat giliran Ja. ia mengatakan tidak pernah melakukan hubungan yg lebih seperti yg dilakukan sahabat-sahabatnya dengan kekasihnya. Por tersenyum mendengarnya.

lalu giliran Por.

"aku tidak pernah punya pacar sebelumnya." ucap Por seraya memandang Ja.

semua tidak percaya dengan apa yg dikatakan Por. mereka bertanya berapa umur Por, ia menjawab 24 tahun.

"umur 24 dengan tampang seperti itu... tidak pernah punya pacar?" celoteh Ba tidak percaya.
"aku percaya itu!! sejak kita masih sekolah bersama, dia ini tidak pernah dekat dengan seorang wanita manapun. tidak pernah!!" seru Zen membela Por. Ja hanya tersenyum.

sahabat-sahabat Za meledek Por dengan
mengatakan kalau Por jangan-jangan adalah seorang homo. wkwkwkwk


"aku tidak pernah dicampakkan cowok sebelumnya!" ucap Ba saat tiba giliranya.
"bagaimana denganku? apa dikatakan dicampakkan?" tanya Ja sedih pada yg lain.

teman Ja mengatakan kalau Ja bukannlah dicampakkan melainkan istirahat pacaran.

Ba memperkeruh suasana dengan bicara kalau istirahat sama saja artinya dengan dicampakkan. yg lain kesal dengan ucapan Ba, karena bisa saja membuat hati Ja sedih.

karena merasa frustasi, Ja banyak minum bir sehingga membuatnya sedikit mabuk. Por menatap Ja dengan rasa iba.

"aku selalu heran, kenapa dia tidak campakkan aku dari awal? kami pacara sudah 7 tahun!! dia memutuskan hubungan denganku ditahun ke 7. umurku sudah mencapai kepala 3, bagaimana aku bisa mencari seseorang diumur segini? dia itu bukan laki-laki!! idiot dan egois!!" omel Ja.

Ja lalu minum banyak lagi. sahabat-sahabatnya mencoba menghentikannya.


FLASHBACK

Ja duduk bersama kekasihnya Nop yg seorang pilot. Ja ceria sekali menceritakan mengenai pernikahan.

"kalau kita menikah bulan juni, aku mau hamil 2 bulan kemudian..." ucap Ja pada Nop. "aku sudah berumur, semakin cepat punya bayi sekarang akan lebih baik daripada tidak punya sama sekali. kalau kau Nop?" lanjutnya.
"aku belum memikirkan untuk menikah." ucap Nop.
"bagaimana rencana kita membangun rumah tangga bersama?" tanya Ja kesal.
"tapi bukan saat ini, Ja! kupikir, kita berdua masih belum siap" jawab Nop.
"kaulah orang yang belum siap. apa yang akan kita lakukan dengan rencana kita?" seru Ja sedih.


dikalendernya, ia sudah menandai hari pernikahan tanggal 10 juni, dan bulan madu akan pergi ke jepang.

"kau orang yang merencanakan ini, bukan aku!" seru Nop.
"bagaimana dengan rumah yang kita beli bersama?" tanya Ja.
"jangan khuatir dengan rumah itu, membelinya sekarang akan menguntungkan untuk kita. menurutku, bisakah kita istirahat dari hubungan ini? aku bukannya minta putus, aku cuma bilang, kita istirahat dulu berhubungan. jadi kita bisa saling memahami hati kita lagi." ucap Nop pelan. Ja hanya diam saja.

Nop pamit akan pergi karena malam ini dia ada jadwal penerbangan. Ja masih tidak mengatakan apapun. Nop beranjak dari duduknya, ia mencium kening Ja lalu mengucapkan selamat ulang tahun pada Ja dan pergi.


sepeninggal Nop, mata Ja berkaca-kaca sedih.

FLASHBACK END

Ba mencoba menyadarkan Ja yg melamun. tapi tiba-tiba Ja berteriak dan menggebrak meja hingga membuat semuannya terkejut.

"bagaimana bisa kau mengharapkan aku hidup bahagia? beri aku alkohol lagi!!" teriak Ja sedikit mabuk. Por menatap iba. "siapa bilang aku mabuk? aku tidak mabuk, sehat seperti ini..." lanjut Ja tak selesai ia lalu jatuh pingsan kelantai.

Por mengangkat Ja kekamarnya, ia membaringkan Ja ditempat tidur. Ja masih mengomel tak jelas mengenai dirinya yg dicampakkan.


"7 tahun... bagaimana bisa ada orang yang meninggalkanku sebegitu mudahnya..." celoteh ja.
"tidak masalah mau berapa tahun... itu tergantung seberapa banyak kenangan yang kau berikan.. ada orang lain yang telah menunggumu, dia sedang menunggu dirimu." ucap Por berusaha mengungkapkan perasaanya.
"lihat dirimu, bicara seolah-olah sudah banyak mempunyai pengalaman hidup. apakah umurmu sama denganku?" ucap Ja. Por hanya tersenyum mendengarnya.
"kelihatannya, kau sepertinya tak asing? apakah kita sudah pernah ketemu sebelumnya?" tanya Ja.
"kau ingat?" tanya Por balik. Ja tersenyum lalu jatuh tertidur.


Zen yg sedang mabuk berat, masuk kedalam kamar Ja. ia memanggil-manggil Ja. Por bertanya apa yg sedang dilakukan Zen.

"aku mengkhawatirkan Ja!" seru Zen yg mabuk.
"Ja sudah tidur!" seru Por.
"aku mau bicara dengan Ja!! aku mau memegang tangan Ja!!" oceh Zen.
"ini tangan Ja.. peganglah..." seru Por seraya menunjukkan kaki Ja pada Zen. wkwkwk

Zen yg mabuk, menggenggam kaki Ja. "Ja, aku akan selalu mendukungmu!!" oceh Zen tak sadar.

Por mengajak Zen untuk pergi dari kamar Ja, agar Ja bisa beristirahat dengan tenang.


keesokan harinya, Ja memasak didapur dengan ceria.


sebelum dia berangkat kerja, ia mampir kerumah Nenek tetangga sebelah dan memberi masakan buatannya.

"nenek, ini ada berkah untuk pagi yang cerah." ucap Ja seraya memberikan sebungkus makanan. "dan yang ini untuk kau makan!" lanjut Ja seraya menyerahkan sepiring makanan buatannya.
"makanan berkah sudah lebih dari cukup! kau tidak perlu memasak untukku!" ucap Nenek.
"tidak apa-apa, aku memasak banyak kok!" seru Ja.

Nenek menyuruh Ja untuk membawa kue jualannya untuk dimakan. Ja menolak dan beralasan kalau dia sudah kenyang. Ja menyerahkan bukti pembayaran sewa rumah pada Nenek, ia berkata kalau ia sudah membayarnya. Nenek tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih. lalu Ja pamit untuk berangkat kerja.


Ja berangkat kerja dengan menaiki kereta. saat kereta sudah berjalan, ia melihat-lihat sekitar kereta, tanpa sengaja, ia melihat Por yang juga naik kereta itu sedang membaca buku. Ja mengalihkan pandangannya dari Por.


saat melihat kearah Por lagi, tau-tau Por sudah berpindah tempat sedikit dekat dengan dirinya dan masih tetap membaca buku. Ja tersenyum melihat keanehan itu. sepertinya Ja tau kalau POr sengaja melakukannya.


beberapa saat lagi, Ja mencoba melihat kearah Por, dan Por kini berdiri agak dekat dengan dirinya, dan ketahuan kalau Por sedang memperhatikannya karena buku yg Por baca terbalik. Ja tersenyum simpul melihat Por.

saat kereta sudah berhenti distasiun, Ja mencoba melihat kearah Por lagi, sekarang Por sedang duduk manis sambil tetap membaca buku. terlihat Ja sedang memikirkan sesuatu.


sesampainya distasiun, Ja turun dari kereta dan langsung berjalan pergi. dari belakang, Por mencoba mengikuti Ja tapi ia terhalang oleh banyak orang sehingga ia kehilangan jejak Ja.

Por berhenti dan mencoba mencari Ja, tapi yang ada, Ja muncul dari belakang dan menegurnya.

"kenapa kaumengikutiku?" tanya Ja.
"apa? siapa yang mengikuti siapa?" tanya Por pura-pura tidak tahu. "tempat kerjaku disekitar sini" lanjutnya lagi.
"adik kecil, kakak ini sudah besar, apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau mengikutiku sejak naik dari stasiun pertama?" seru Ja.
"kalau aku mengikutimu, berarti semua orang disini harusnya mengikutimu juga!" ucap Por membela diri. Ja hanya tersenyum. "aku sudah terlambat kerja sekarang!!" lanjut Por lalu pergi meninggalkan Ja. Ja tersenyum geli.

Por tersenyum senang, karena ia berhasil mendekati Ja.


Ja telah sampai dikantor, ia menemui beberapa anak muda yg sudah menunggunya. Ja menanyakan keberadaan Zen pada anak-anak muda itu. mereka mengatakan kalau Zen sudah berada dilift.

Ja mengeluh kesal karena Zen selalu datang terlambat. padahal timnya harus segera tampil sekarang untuk sebuah proyek iklan yg diimpikannya.

tidak lama kemudian, Zen datang sambil berlarian. Ja memukul Zen dengan tasnya.

"kalau sampai aku tidak mendapatkan proyek ini, akan kuhabisi kamu!! aku sangat mengharapkan proyek ini" omel Ja kesal.

Zen hanya merespon omelan Ja dengan kentutnya. Ja semakin kesal melihat Zen yg begitu jorok. wkwkwk


Ja dan grup band Zen menampilkan demo untuk sebuah iklan kecantikan. Ja mengenakkan pakaian pengantin. Zen dan Ja menyanyikan sebuah lagu. Ja juga menari. dan akhirnya mereka mendapat tepuk tangan yang meriah.

(wkwkwk lucu ini adegannya, susah jelasinnya. pokoknya, kalau aku lihat, Ja sih ga sepenuhnya nari, ia juga berteriak seperti orang stress gitu, itu mungkin karena lirik lagu yg mereka nyanyikan persis dengan kisah Ja yg dicampakkan Nop)


"kau sungguh menginvestasikan segalanya demi proyek ini?" tanya Zen pada Ja diluar kantor. Ja menbenarkan itu.

Ja menyempatkan untuk membeli bunga dipinggir jalan.

"setelah ini kau mau kemana?" tanya Zen.
"pulang, kau?" seru ja.
"aku mau beli film DVD di Seelom" ucap Zen.
"pasti film porno!" ledek Ja.
"pikiranmu selalu selangkah didepan!! ini cuma selingan dari kehidupan lelaki single. apa kau mau nitip satu?" seru Zen.
"itu tidak ada hubungannya!! umm, pagi tadi aku melihat temanmu. apa kantornya Porrasit disekitar sini?" ucap Ja.
"oh.. Por..., tempat kerjanya memang disekitar sini. tapi disini cuma sementara, dia akan segera dipindahkan. kenapa kau menanyakannya? tertarik dengannya?" ucap Zen.
"aku tidak tertarik!! aku tidak suka anak kecil. JELAS??" teriak ja kesal.
"baiklah, tidak suka ya sudah, kenapa jadi serius??" keluh Zen. "gimana, kalau kau memberi kesempatan untukku?" tanya Zen.

Ja memukul kepala Zen dengan bunga yang dibelinya.

"tetap sebagai saudara tukang minum, itu sudah bagus!!" omel Ja.

Zen masih terus menggoda Ja. Hingga akhirnya Ja beranjak pergi, sebelumnya ia mengacak-acak rambut Zen terlebih dahulu.


Ja pulang kerumah naik bus. saat dibus, ibunya meneleponnya dan mengingatkan Ja untuk tidak lupa makan makanan laut. Ja kesal karena ibunya terus saja mengomelinya. Ja pura-pura mendapatkan ganguan sinyal agar terbebas dari omelan ibunya ditelepon.

"wah... aku saja yang disini masih bisa dengar suara ibumu ditelepon." seru Por tiba-tiba lalu duduk disamping Ja.


Ja menatap kesal kearah Por sedangkan Por memberikan senyum pada Ja.

"kenapa jadi heran begitu? ini adalah arah menuju rumahku!" seru Por.

Ja tidak mengucapkan apapun. ia berusaha meredam kekesalannya. Ja semakin kesal saat Por bersin-bersin. Por membela diri dengan mengatakan kalau ia punya alergi terhadap bunga.

"kalau begitu, duduklah yang jauh!!" usir Ja. Por masih tidak beranjak. "SANA!!" usir Ja lagi.

dengan berat hati, Por akhirnya pindah tempat duduk menjauh dari Ja. dalam perjalanan, Por mencuri-curi kesempatan untuk memandang Ja. saat Ja melihat kearahnya, Por buru-buru mengalihkan pandangan. wkwkwk


Ja berada disebuah taman. ia membawa sebungkus Baso goreng. ia melihat sekeliling sepertinya mencari sesuatu.

"dimana kau? aku ada disini...!!" teriak Ja seraya tepuk tangan.

seekor anak anjing berlari mendekatinya. Ja tersenyum senang. ia mengambil Baso yg dibelinya dan memberi makan anjing itu.


Por mendekatinya dan ikut duduk disebelah Ja. Ja terkejut karena Por menyumbat lubang hidungnya dengan tisu.

Por : "terkejut?"
Ja : "mengikutiku lagi... dasar orang gila!!"
Por : "apanya yang gila? aku kan memang mau pulang kerumah, kulihat kau bermain dengan anjing, jadi ya aku berhenti. kenapa? apa kau pikir aku mengikutimu supaya bisa berkencan denganmu?"
Ja : "bukankah itu mencurigakan? kau berpikiran setinggi itu!!"
Por : "tinggi usia?" ledek Por.

Ja menatap kesal Por. Por mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Ja memindah bungannya karena dia alergi bunga.

"apa kau terganggu?" tanya Por
"hheeeeehh..." desis Ja.


anjing yg diberi makan Ja menggonggongi Por.

"lihat,lihat!! bahkan anjingpun menyalakimu!!" seru Ja.
"siapa namanya?" tanya Por.

anjing itu terus menggonggong.

"oh... kau tidak suka dengannya?" tanya Ja pada anjing itu. anjing itu menggonggong. "oh... kau tak senang? nih, aku memukulnya untukmu!!" oceh Ja seraya memukul Por.

Por kesal dan menjaga jarak dari Ja. Ja tersenyum geli.

Por mengatakan pada Ja, kalau mungkin saja anjing itu berpikir ja adalah pemiliknya karena Ja selalu memberinya makan. Por menanyakan kenapa Ja tidak membelikan anjing itu rantai leher saja.

"kalau sampai dia ditangkap, tidakkah kau akan merindukannya?" tanya Por.

Ja tidak menjawab pertanyaan Por. ia berpikir kalau kata-kata Por ada benarnya juga.

"aku lapar, apa kau juga lapar? ayo kita makan!" seru Por.

Ja menyerahkan sate Baso untuk anjing pada Por. Por memegang tangan Ja dan memakan Baso itu dengan senang. Ja kesal dan memberi isyarat pada Por untuk melepas tangannya. wkwkkw


Ja telah sampai didepan rumah, ia membuka kunci gembok yang dipasang dipintu. Por lewat dibelakang Ja sambil bersiul. Ja menghentikan Por.

"jadi kau mengikutiku sampai sini, Hah?" seru Ja kesal.
"aku sudah bilang padamu, aku tidak mengikutimu!" ucap Por.
"sudah jelas-jelas kau mengikutiku dari pagi sampai sekarang!! sudah jangan menyangkal."" teriak Ja.


mendengar keributan, Nenek sebelah rumah ja keluar dan memanggil Por yg ternyata sudah pulang. Por memberi hormat pada nenek. Ja bingung melihatnya.

"ada temanmu yang datang, dia menunggumu didalam."ucap Nenek.
"iya..." ucap Por.

lalu nenek mengenalkan Por pada Ja dan mengatakan kalau Por adalah cucunya. nenek juga mengenalkan Ja pada Por. Ja hanya tersenyum kecut. setelah itu nenek pamit pergi.

Por mendekati Ja lalu memberi hormat padanya seraya mengatakan "sekali lagi, tolong jaga diriku, kakak!!".

Ja memandang Por dengan penuh kekesalan. ia merasa ditipu oleh Por.


Gift, teman Por yg berkunjung kerumah menyapa Por diluar.

"apa kabarmu? zen bilang kau sekarang bekerja dikota ini, jadi aku datang menemuimu. kau tahu, aku merindukanmu!! aku sudah bilang pada semua teman digrub Um Gim Gib, kita akan merayakannya" oceh Gift.
"oke" seru Por semangat.

mereka berdua lalu menyanyikan yel-yel grub mereka dengan penuh semangat.

Ja melihat mereka dengan aneh.

Por mengenalkan Ja pada Gift.

"halo, kakak Ja!" sapa Gift.
"ya adik manis, aku mau permisi dulu!!" seru Ja lalu masuk rumah.

Por mengajak GIft untuk masuk dan melanjutkan obrolan mereka.


Ja berada didalam kamarnya, ia melihat bunganya yang ada divas yang telah layu dengan tatapan kesal. Ja lalu mengambil cermin dimeja.

Ja mengambil bunga yg sudah layu itu dari Vas. dengan penuh emosi, ia membanting bunga itu kesampah.

Ja lalu menaruh bunga yg tadi dibelinya kedalam vas. setelah itu, Ja mengambil cerminnya lagi dan mengaca.

Ja mengomeli bunga yg ada divas lalu membuangnya kesampah. tapi akhirnya ia mengambil bunga itu kembali dan menaruhnya diVas.

(wkwkwk ini kepribadiannya buruk bgt kayaknya =D)


keesokannya, Ja dan sahabat-sahabatnya ada di butik baju pernikahan.

Ja membuka tirai kamar ganti, dan menunjukkan pada sahabatnya yg lain mengenai Yui yg sudah cantik mengenakkan baju pengantin. ketiga teman Ja yg sudah menunggu, bersorak kagum.

"wow.... cantikknya... benar-benar indah..!!" seru Ba, teman Ja yg hamil.


mereka lalu memfoto Yui. Yui bergaya imut didepan teman-temannya.

setelah memfoto, mereka langsung sibuk meng-Share foto Yui ke jejaring sosial. Yui kesal karena tidak dihiraukan.

Ja menghibur Yui dan mengajaknya untuk berfoto berdua saja. saat yang lain tahu, mereka juga ikut foto bersama Yui dan Ja. dan merekapun foto bersama-sama dengan gembira.


Ja berjalan perlahan menlihat-lihat baju pengantin, tanggannya meraba setiap gaun dengan lembut. dia sedikit merasa sedih melihat gaun-gaun itu,  karena impiannya untuk menikah telah sirna karena Nop mencampakkannya. Ja duduk dan memandang setiap gaun yg ada disekelilingnya dengan sedih.


tak lama kemudian Yui datang menghampiri Ja dan duduk disebelahnya.

"ada apa calon pengantin? kenapa wajahmu begitu?" tanya Ja yg melihat raut kebingungan pada Yui.
"hey.. aku bingung. aku agak sedikit takut." jawab Yui.
"takut apa? pernikahanmu 2 hari lagi." ucap Ja.
"iya sih.. aku cuma takut kalau sudah menikah nanti, semuanya tidak lagi sama. pernikahan membuat kita berubah disisa hidup ini. bukankah ini ketakutan yg beralasan? ketika bangun ditengah malam dan mendapati ada seseorang yg tidur disampingku" curhat Yui.
"gayamu... seperti tidak pernah saja!!" ledek Ja.
"pernah sih pernah, tapi ini berbeda. ini permanen. disepanjang sisa hidup kita. akan terjadi disetiap malam." seru Yui.
"kau kenapa Yui? paling tidak, kak Bay adalah orang yang kau cintai. berhenti menganalisa yang berlebihan. pikirkan betapa beruntungnya dirimu mendapatkan seseorang yang mencintaimu dan mengajakmu menikah. menjadi ibu dari anak-anaknya. tidak bisakah kau lihat, beberapa orang malah tidak mendapat kesempatan seperti dirimu." ucap Ja menasehati. Yui menganggukan kepala dan tersenyum.

Ja menyemangati Yui dan memastikan kalau Yui pasti bisa menjalaninya. lalu Ja mengajak Yui untuk bergabung dengan sahabatnya yang lain.


Ba dan yang lain sedang melihat foto-foto saat merayakan ulang tahun Ja. Ja dan Yui yg baru bergabung, bertanya apa yg sedang mereka lihat.

"dia dan dia... kau dan dia... si anak virus dan kau, Ja!!" seru Ba.

Ba menunjukkan sebuah foto yg mendapati Por sedang mengamati Ja.

"lihat, bagaimana cara dia memandangmu. so sweet!!" seru Ba lagi.


yg lain, mengatakan kalau wajah Ja dan Por juga sama.

sahabat-sahabat Ja menyuruh Ja untuk berkencan saja dengan Por karena Por sangat tampan dan bersemangat.

"aku menyerah!! kalian kan sudah pada tau, aku tidak suka anak-anak. sebelumnya kan Zen juga begitu!!" ucap Ja.

mereka mengkompori Ja agar melupakan Nop dan bersama Por saja. dan mengatakan mungkin saat ini, Nop sedang bersama wanita lain.

"Ja, setelah pesta ulang tahunmu dulu, apa kau pernah bertemu dengan anak virus itu lagi?" tanya Yui. Ja hanya tersenyum simpul.


pagi harinya, Ja sedang sibuk didapur untuk memasak.

Por yang masih tidur dikamarnya, bangun karena mendengar keributan Ja yg memasak. suara 'tok-tok-tok' yg ditimbulkan Ja yang sedang meghaluskan bumbu untuk masakannya, sampai terdengar dikamar Por.


Ja berjalan membuka pintu rumahnya yg sedang diketuk. Por tertegun melihat apron yg dikenakkan Ja bergambar telur ceplok pas didadanya. Ja menutup pintu, dan melepas apronnya dengan malu bercampur kesal. wkwkwk


Ja merapikan rambutnya sebentar dan membuka pintu lagi.

"ada perlu apa?" tanya Ja.
"kau harus bertanggung jawab... membangunkan aku sepagi ini." seru Por protes.
"benarkah? apakah terdengar sampai kamarmu?" tanya Ja.
"pak,pak,pak,pak!!" seru Por meniru suara yg ditimbulkan Ja. "sejak jam 8 pagi terus begitu!! lanjut Por.
"maaf!" ucap ja.
"maafmu itu tidak tulus. yg harus kau lakukan sekarang adalah memberiku makan. aku terlanjur bangun dan tidak ada makanan. aku mau makan. makanan yg kau bikin pak,pak,pak,pak,pak dari tadi pagi itu!" ucap Por. Ja menatap Por kesal.


Ja menyajikan makanan buatannya untuk Por. Por menyantap masakan buatan Ja dengan lahap.

Por : "keahlianmu dalam memasak.... itu... itu...".
Ja : "itu apa?"
Por : "itu persis seperti buatan ibuku, pas-pasan!!"

mendengar itu, senyum yang ada dibibir Ja menghilang. Por bercanda dan mengatakan masakan Ja sangat lezat. Ja tersipu malu.

"kalau aku rindu ibuku, aku mau datang makan kesini lagi." ucap Por.
"itu bukan urusanku, aku bukan ibumu!! makanlah dengan cepat!!" seru Ja.
"apa menu makanan ini ada namanya? akan kuberi nama" ucap Por. Ja mengangguk. "namanya... MasaManJa..." lanjut Por.

Por berulang-ulang mengatakan MasaManJa pada Ja. Ja tersenyum melihat Por.

"kau gila!! capatlah makan keburu dingin!!" ucap Ja. Por menggodanya dengan mengedipkan matanya.


Dong mengantar baju Ja yg sudah dilaundry, ia urung mengetuk pintu rumah Ja karena mendengar sesuatu dari dalam.

Dong menempelkan telinganya dipintu, ia mendengar suara Por yg terlihat aneh dan menikmati sesuatu. Dong berpikiran buruk dan berprasangka kalau Ja dan Por sedang melakukan sesuatu yg tidak selayaknya.

Zen tan pa sengaja melihat Dong yg terlihat aneh didepan rumah Ja. ia ikut menempelkan telinganya seperti apa yg dilakukan Dong. Zen terkejut mendengar suarah aneh dari Por, ia juga ikut berpikiran buruk.


Zen merasa kesal lalu ia membuka pintu dengan kasar. Ja dan Por terkejut melihat kehadiran Zen dan Dong yg tiba-tiba. pikiran buruk Dong dan Zen mengenai Ja dan Por tidak terbukti.

"dong dan Zen... kenapa kalian bisa disini? masuk tiba-tiba seperti itu!" omel Ja.
"aku kesini mengantarkan pakaianmu." ucap Dong membela diri. ia menaruh pakaian Ja dikursi lalu pergi meninggalkan Zen yg masih dieksekusi Ja. wkwkwk

Zen membuat alasan kalau ia sudah mendapatkan lagu yg akan digunakan untuk event yg akan dikerjakan Ja. ia menyerahkan sebuah keping CD pada Ja. Zen melihat Por dengan pandangan aneh.

"apa yg kau lihat? nenekku tidak ada dirumah, jadi aku minta Ja untuk memberiku makan." ucap Por.

Zen lalu pamit pergi.


Gift sedang duduk dan memperhatikan Por yg sedang bermain bola. Por bermain sepak bola dengan Zen dan teman-teman yg lain.

Gift tersenyum dan mengirim pesan pada temannya : "Por kembali sekarang, dia tambah dewasa dan tambah manis."

lalu temannya membalas : "bukankah kau pernah bilang dia suka dengan wanita dewasa?"

Gift : "itu yang dikatakan Por, tapi siapa yang peduli!! aku mau mencoba, siapa tahu aku beruntung."
teman Gift : "sainganmu itu kuat. berhati-hatilah, kau mungkin kalah dari macan tua itu. rubah betina itu pasti punya senjata rahasia."
GIft : "menang kalah tidak masalah. kalau aku tidak bisa mendapatkannya, aku tinggal cari yang lain lagi."


Zen dan Por bertengkar. Pormarah karena Zen bermain dengan kasar. teman-teman yg lain memisah mereka. Zen mengajak Por untuk bicara berdua.

"apa yang salah denganmu hari ini Zen?" tanya Por.
"apa kau suka Ja?" tanya Zen balik.
"aku suka dengannya!!" jawab Por tegas.
"bukankah kau tahu dari dulu aku sudah menyukainya? kenapa? kita sudah berteman lama, kau juga tidak pernah kencan dengan seseorang. kenapa kau merusak usahaku pada Ja?" amu Zen.
"apakah harus ada alasan untuk mencintai seseorang? bagiku, ini adalah cinta pada pandangan pertama! aku akan mencintainya dari sekarang dan untuk selamanya. kau tidak akan mengerti hal ini Zen!" seru Por kesal.
"aku memperingatkanmu!! dia hanya menyukai lelaki yg seumuran dengannya. dia tidak tertarik dengan bocah sepertimu!" ucap Zen.
"darimana kau tahu?" tanya Por.
"itu karena aku sudah pernah ditolak sebelumnya! kau harus waspada!!" teriak Zen.
"terima kasih untuk peringatannya, tapi aku tidak peduli. aku akan tetap terus berjuang! aku tidak ingin membuang waktu, tidak akan terjadi apa-apa, aku akan mencintainya sampai mati" seru Por lalu berjalan meninggalkan Zen.


Gift datang memberikan minuman pada Por, namun Por mengacuhkannya. ia bertanya pada Zen apa yg sedang mereka bicarakan. Zen tidak menjawab, ia juga berjalan pergi. tapi sebelum itu, ia mengambil minuman yg dibawa Gift.


seperti biasa, pagi hari sebelum berangkat kerja, Ja memberi nenek makanan buatannya. kali ini ia memberi porsi lebih untuk dimakan Por.

Por melihat Ja dari dalam rumah, ia segera menyusul Ja.


didalam bus, Por menunjukkan makanan yg dibuat Ja untuknya. Por hanya ingin meminta ijin pada Ja untuk memakannya.

"disini? orang nanti akan komplain dengan baunya!!" protes Ja.
"baunya sedap kok!" ucap Por.

Ja kesal, ia menyuruh Por untuk menutup kotak makanan itu. tapi Por tidak mau. Ja merebut makanan itu dan mengatakan dia tidak akan memberi Por makan lagi.


Ja dan Por duduk dipinggir jalan. Por memakan makanan buatan Ja dan Ja menunggunya sambil minum kopi.

"kau pasti merindukanku, jadi kau membuatkanku makanan!!" ucap Por.
"aku kebanyakan memasaknya.. daripada mubazir, jadi kupikir lebih baik diberikan untuk orang gila, siapa tahu kondisinya membaik." ucap Ja. (wkwkwk berarti Por gila dung?)


"kau mungkin sering memasakkan sesuatu untuk pacarmu ya?" tanya Por. Ja tidak menjawab, ia hanya meminum kopinya. "aku mau tanya sesuatu yang lain." ucap Por mengalihkan pembicaraan.
"bagus!!" seru Ja.
"ada rencana punya pacar baru tidak?" tanya Por.
"bukannya tadi kau bilang mau tanya sesuatu yang lain?" tanya Ja balik.
"lho, ini kan berbeda. pertanyaan tadi tentang masa lalu. kalau pertanyaan yg ini untuk masa depan." ucap Por.
"aku tidak yakin. aku tidak ingin punya pacar lagi. untuk berbagi mimpi dengan orang lain itu butuh waktu yang lama, tidak sekedar 1 atau 2 hari." ucap Ja.
"tapi menurutku, tidak ada yg lebih penting dari memulai sesuatu yang baru bersama orang lain. ayo kita pacaran!!" ucap Por serius. Ja terkejut mendengarnya.
"pernahkah otakmu merasakan sesuatu yg dinamakan trauma? ya ampun... anak kecil... aku cuma menganggapmu sebagai saudara yg lebih muda. bagaimana bisa kita jadi pasangan?" ucap Ja. ia lalu beranjak pergi kekantor.


Por berjalan menuju kantornya tanpa semangat, ia kecewa karena cintanya ditolak oleh Ja.


malam harinya, Por duduk dibalkon, ia melipat kertas membentuk pesawat. lalu Ja keluar dan berdiri dibalkon rumahnya dan melamun.

Por bertanya apakah Ja ada masalah pekerjaan. Ja hanya mengatakan orang yang dibutuhkan Ja tidak masuk kerja.

"sudah larut malam, kau belum tidur? bukankah besok kau ada pelatihan?" tanya Ja.
"pelatihannya tidak setiap hari. belakangan ini, kami memasang pipa, menjaga pantai dan menyelam kedalam laut." ucap Por menjelaskan.
"apa kau masuk angkatan laut? pelatihan kerja apa sampai harus menyelam laut?" tanya Ja lagi.
"tidak akan kuberi tahu..." seru Por menggoda Ja.

Ja kesal karena Por bersikap misterius didepannya.

"tunggu, kau bilang tadi menyelam? kau bisa menyelam? atau kau cuma bercanda?" tanya Ja serius.
"kalau aku bicara jujur, maukah kau mencintaiku?" ucap Por.
"aku serius!!" amuk Ja.
"aku juga!!" seru Por.

Ja meminta Por untuk melakukan suatu hal untuknya.


paginya, Ja mengajak Por ke Water World Pattaya.

Por sedang belajar bahasa isyarat dengan seseorang. Ja menanyakan apakah sudah siapuntuk menyelam.

"dia belajar dengan cepat, terus terang, kita tidak perlu latihan hari ini. dia bisa mempertunjukkannya hari ini" ucap wanita yg mengajari Por bahasa isyarat.
"aku ingin dia belajar hari ini karena dia mungkin tidak punya waktu luang setiap hari." ucap Ja. "disamping itu, aku tidak percaya dia belajar dengan cepat" lanjut Ja seraya melirik Por.

Ja mengatakan pada Por tugasnya adalah untuk menyelam kedasar laut mencari mutiara dalam kerang. kerangnya sudah taruh oleh klien Ja. ia lalu menyuruh Por untuk berganti pakaian dan mulai menyelam.


Ja memberikan Por instruksi lewat headset.

"Por berenanglah disekitar sini, pura-pura kau tidak bisa menemukan kerangnya", "klien bilang sangat sulit menemukan mutiaranya, kau harus berpura-pura penuh perjuangan untuk menemukannya", "Por, berenanglah kearah yang ditandai disekitar sini, mutiaranya disembunyikan disekitar situ."

Ja mengatakan pada Por, setelah dia menemukan mutiaranya, dia akan diajari bahasa isyaratnya. dan akan ada pemandu yang menceritakan sulitnya mendapatkan mutiara yang terletak didasar laut.

tanpa sepengetahuan Ja dan Por, Zen juga ada disitu memperhatikan mereka.


Por membuat suatu isyarat yang ditunjukkannya pada Ja.

"guru, bisakah kau lihat apakah bahasa isyaratnya sudah benar?" tanya Ja.
"tunggu, tunggu, itu salah!" ucap guru isyarat.

Ja memberitahu Por kalau bahasa isyaratnya salah.

Por membuka kacamata renangnya dan menunjukkan bahasa isyarat pada Ja.

guru bahasa isyarat mengartikannya pada Ja.

"dia bilang... jika ada sejuta orang yang merindukanmu... aku akan menjadi salah satu diantaranya." ucap Guru isyarat
"itu tidak ada dalam skrip!!" seru ja heran.


Por menunjukkan bahasa isyarat yang lain.

"jika ada seratus orang yang merindukanmu... aku tetap akan menjadi salah satu diantaranya.. kau seperti mutiara yang cuma ada satu didasar lautan." ucap Guru Isyarat.

pengunjung Water World yg melihat Por, bersorak kagum. Ja tersenyum dan tersipu.

lalu Por membentuk love dengan tangannya. Ja merasa malu, ia memarahi Por. pengunjung yang lain memberi tepuk tangan pada ja.

Ja sangat kesal, tapi ia juga tidak bisa memungkiri kalau ia juga sangat bahagia.

Zen yang juga ada disitu, melihat mereka dengan pandangan kesal.


dirumah, Por membuat pesawat kertas dan menulis pesan dipesawat itu. "terima kasih, hari ini aku bisa menyelam dengan gembira dilaut" ia lalu melemparkan pesawat itu kekamar Ja.

Ja melempar kembali pesawat Por, dan tertulis pesan "sangat gembira ya? kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sudah bisa bahasa isyarat?".

Por menulis pesan lagi dan melemparnya kekamar Ja. "kau tidak pernah bertanya. aku pernah bekerja sebagai tenaga sukarela untuk anak-anak cacat"


Ja lalu keluar dan berdiri dibalkon sambil tersenyum. ia mengatakan kalau ia sudah ngantuk dan mau tidur duluan.

"besok, aku mau makan bubur dengan bumbu danging parut. apa aku mempunyai kesempatan untuk makan... masakan bikinan kak Ja?" ucap Por.

Ja hanya tersenyum dan masuk kekamar. Por merasa sangat bahagia.


pagi harinya, Ja berjalan dengan gembira sambil menenteng bubur. ia menyapa nenek Por.

"nenek, aku baru pulang dari pasar, jadi kubelikan bubur tambahan untukmu dan Por." ucap Ja ceria.
"terima kasih sayang." ucap Nenek.
"dimana por?" tanya Ja.
"dia lagi sakit. tadi dia turun kebawah hanya untuk minum obat lalu naik lagi dan tidur dikamarnya." ucap Nenek. Ja kaget mendengarnya.

Nenek menyuruh Ja untuk mengantar bubur itu langsung pada Por, ia beralasan kalau dia sudah tua jika harus naik turun tangga akan capek.

Ja menuju kebelakang dan menuang bubur kedalam mangkuk. tiba-tiba nenek datang dengan tatapan tajam melihat Ja.

"perempuan jaman sekarang pacaran dengan lelaki lebih muda darinya." ucap Nenek. Ja terkejut mendengrnya. ia menanyakan apa maksud dari perkataan nenek.


"itu, Jae Nid yg punya salon kecantikan itu, dia punya pacar yang lebih muda darinya. dia curhat padaku, takut kalau pacar mudanya itu pergi darinya. apa yg akan kau lakukan jika dia itu kau? nenekkan tidak pernah begitu, jadi..." ucap Nenek.
"yah, kalau mereka saling mencintai, itu tidak masalah. hanya yg dikhuatirkan, yang tua itu... hidupnya lebih santai.. bangun santai... dan kerjanya juga santai..." ucap Ja seadanya.

nenek bertanya apakah dirinya ini juga disebut santai juga. Ja mengatakan kalau itu tidak ada kaitannya dan berbeda.

nenek berkatakalau ia akan mengatakan pada Jae Nid seperti apa yg dikatakan Ja.

saat Ja akan naik kekamar Por, nenek menghentikan Ja.

"tanyakkan untukku.. belakangan ini Por bertingkah sangat aneh. aku pikir dia pasti sedang jatuh cinta dengan gadis disekitar sini." ucap nenek.
"tidak ada.. itu tidak benar.." gumam Ja.
"kau bilang apa? aku tidak bisa mendengarnya..." ucap nenek.
"tidak ada.." seru Ja menyelamatkan dirinya.


Ja melihat-lihat foto masa lalu Por yg ada didinding.

Ja lalu masuk kedalam kamar Por. saat itu, Por hanya menggenakkan kaos dalam dan celana kolor. melihat 'itunya' Por yg tegang, Ja berteriak Histeris hingga membuat Por bangun dari tidurnya. Ja memunggungi Por.

mengetahui Ja berada dikamarnya dan ia hanya menggenakan baju seperti itu, Por juga berteriak Histeris. wkwkwk


"kenapa kau tidak mengetuk pintu dulu sebelum masuk kekamar orang?"  teriak Por.
"siapa yang tau... kubawakan kau bubur. cepatlah ambil, ini panas!!" seru Ja membela diri.

Por menutup bagian bawah tubuhnya dengan selimut. ia meraih bubur yg dibawa Ja. Ja menendang Por karena kesal.


mereka akhirnya duduk diatas tempat tidur Ja. Por memakan buburnya sedangkan Ja melihat-lihat kamar Por.

"kau suka bermain game?" tanya Ja.
"game simulasi.. membantu melatih pikiranku" jawab Por.
"kau punya banyak akal merahasiakan sesuatu. apa lagi kau gunakan untuk melatihnya!" ucap Ja.

Ja tersenyum melihat Por makan bubur dengan lahap.

"bubur buatanmu sangat enak!! jam berapa kau bangun dan memasak ini untukku?" tanya Por.
"cuma sebentar.. aku cuma pesan pada bibi Sim, dan dia langsung menyiapkannya untukku. cuma 30 sen kok!!" ucap Ja.

Por kesal karena Ja ternyata membelinya, ia merasa ditipu.

"aku mengira, kau bangun pagi hanya untuk memasak ini untukku..." protes Por.
"tapi itu habis juga kan?" seru ja. ia menanyakan kondisi Por yg sakit.

"maafkan aku. aku terlalu berlebihan. mungkin karena kau terlalu lama didalam air." ucap ja, ia memegang dahi Por untuk memeriksa demamnya. Por tersenyum melihat tingkah Ja. "kau sudah tidak panas lagi" lanjut Ja.


Por mendekatkan tubuhnya pada Ja seakan-akan ingin menciumnya.

"tunggu, tunggu...ada sesuatu dibulu matamu" seru Por tiba-tiba.

Por semakin mendekat dan mendekat... Ja hanya diam mematung.

Por tertawa dan berseru kalau ia hanya bercanda. Ja memukul kepala Por.

"kalau aku sembuh, kau harus membawaku kesuatu tempat!! sebagai hukuman. oke? oke!!" ucap Por.

Ja menggelengkan kepalanya, lalu ia tersenyum dan mengatakan tidak mau.

"aduh.... kepalaku sakit!!" ucap Por manja. Ja tertawa melihat Por.


sahabat-sahabat Ja berada disebuah kafe. mereka membicarakan Por yg sudah membantu Ja di Water World.

"kalau aku jadi Ja, anak manis dan tampan seperti itu, sudah pasti kumiliki!!" ucap Ba.

yg lain berpendapat kalau seharusnya lelaki yg mengejar bukan wanitanya.

tak lama kemudian, Ja datang dan mengomeli mereka.

"menggosipkan aku ya? aku tau, aku lihat dan aku juga dengar!!" omel Ja.

sahabat-sahabat Ja memperhatikan penampilan Ja yg sedikit berubah seperti anak remaja. mereka tertawa.

"kemarin, semua bajuku dicuci, belum ada yang kering!! jadi aku mencari baju lama untuk kupakai" ucap Ja membela diri.

Yui memuji jepit dirambut Ja yang imut sekali. Ja kesal dan melepas jepit itu.

mereka masih menggoda penampilan Ja yg terlalu seperti remaja menurut mereka.

Ba menanyakan dimana Por si anak virus pada Ja. tak lama kemudian Por datang mendekati mereka.

mereka meminta Por duduk dan bergabung dengan mereka.


Ja, Por dan sahabat-sahabat Ja beserta pasangan mereka pergi ketempat karaoke.

Ja dan Por menari bersama dengan gembira. dan semua ikut menari bersama-sama dengan penuh kegembiraan.


selesai dari acara bersenang-senang, Ja dan Por duduk dikursi sebuah taman. Ja mengeluh kakinya sangat lelah.

"kau tadi menari dan bernyanyi tanpa henti. aku tidak pernah tahu darimana kekuatanmu itu." ledek Por.
"kalau aku tidak seperti itu, aku pasti kalah dari dirimu." oceh Ja.

Por menawarkan untuk memijit kaki Ja. ia duduk dibawah dan memijit kaki Ja.

"eh... jangan... aku tidak mau menyusahkanmu. yang sebelah sini saja. lebih capek yang ini." seru Ja seraya menumpangkan kaki kanannya pada Por.

Por tersenyum dan memijit kaki Ja. ia memandang wajah Ja sambil tersenyum.

"kenapa kau senyum? kau mau bilang, kalau ini tidak sesuai dengan umurku? itu benar, aku memang sudah tua" omel Ja.
"aku tidak pernah berpikiran seperti itu. bagiku, kau orang yang spesial dan aku tidak memandang umur. dan aku ingin kau berpikir... bahwa aku orang yang spesial juga bagimu tanpa memandang usia. aku benar-benar menginginkan itu" ucap Por.
"cukup!! ayo kita pulang!!" seru Ja.


Por berdiri seraya mengulurkan tangan dan berkata "bolehkah aku memegang tanganmu sambil berjalan?" tanyanya.

Ja tersenyum lalu meraih tangan Por. mereka pulang sambil bergandengan tangan.


Dong sedang breakdance bersama teman-temannya di taman. tanpa sengaja, ia melihat Por. Dong lalu menghampiri Por dan menyapanya.

"Por!! oh, ini kak Ja.. kukira tadi dengan pacarmu..." ucap Dong.
"bagaimana kalau kubilang, kak Ja ini adalah pacarku?" tanya Por.
"apa sudah kau pikirkan baik-baik? dia kan sudah tua!" bisik Dong pada Por.

Ja yg mendengar ucapan Dong kesal. ia melepas tangannya dari genggaman Por lalu beranjak pergi.

"apa yg kukatakan salah?" tanya Dong tanpa dosa.
"bodoh!!" teriak Por.

Por kesal dengan sikap Dong, Por pun menendangnya. ia lalu mengejar Ja.


Por mencoba menghentikan langkah Ja.

"kita perlu bicara!!" seru Por.
"tidak ada yang perlu dibicarakan!!!" ucap Ja kesal.
"kubilang tunggu!!" seru Por lagi. "kita harus bicarakan soal ini Ja!!" lanjutnya.
"tuan Porrasit, kau tadi panggil aku apa? dimana sopan santunmu cuma memanggilku Ja?" tanya Ja marah.
"ya, memang!! atau haruskah aku memanggilmu sayang?" seru Por.
"kita sudahi saja ini!!" teriak Ja lalu berjalan pergi.
"kau pengecut!!" teriak Por.
"apa kau bilang?" tanya Ja semakin marah.
"kenapa kau melepas genggaman tanganku?" tanya Por.
"karena kita tidak cocok!! bahkan, Dong pun berpikir begitu." seru Ja.
"kau selalu beralasan kita tidak cocok!! lalu yang kau anggap cocok denganmu seperti apa?" tanya Por kesal.
"kau bukan untukku, kau tidak akan pernah bisa mengerti. kau tetap masih seorang anak-anak!!" jawab Ja.
"pertama, aku bocah, kedua, aku anak kecil. salahkah kalau aku lebih muda? apakah anak-anak tidak punya perasaan? apakah anak-anak tidak mampu mencintai orang lain?" teriak Por kesal.


Ja berjalan menuju rumah, dibelakangnya, Por mengikutinya.  saat sampai dirumah, ia terkejut melihat Nop yg berdiri didepan rumah menunggunya.


bersambung...... ke Part 2 =)

1 comment: