July 22, 2014

SINOPSIS HIMITSU NO AKKO-CHAN [J-MOVIE] Part 2

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!




==== PART 2 ====

Diperusahaan, Hayase sedang mengadakan rapat tim untuk mengecek make-up produksinya. Hayase tampak tidak yakin dengan Make-up produksinya kali ini. Akko dengan ciri khasnya yang ceria berjalan sambil loncat-loncat kecil menghampiri Hayase dan tim yang sedang rapat. ia memberikan sebuah kertas pada rekan kerjanya yang duduk disebelah Hayase dengan riang.

Aoyama yang melihat Akko menggunakan bahasa tidak formal pada rekan kerjanya, tidak menyukai sikap Akko. ia menegur Akko yang  menurutnya sudah bersikap tidak sopan.


"sudah kubilang berkali-kali, gunakanlah bahasa yang sopan!" ucap Aoyama pada Akko.
"ups!! maaf, Aoyama-kun!" sahut Akko polos.
"berhenti memanggilku seperti itu!!" teriak Aoyama marah. ia tidak suka Akko memanggilnya seperti laki-laki.

semua tim dalam rapat menertawai Aoyama yang memiliki panggilan seperti laki-laki. Aoyama menunduk kesal karena itu. bahkan Hayase juga menundukkan kepala dan menahan tawanya.


Hayase yang melihat Akko masih berdiri disitu, menghampirinya dan menanyakan pendapat Akko mengenai sample bedak yang akan diproduksinya. Akko mengambil sample bedak itu dari Hayase, ia mengamatinya dan mengatakan pada Hayase kalau itu tampak biasa saja baginya. Aoyama tertawa mendengar komentar dari Akko. ia menyuruh Akko menjelaskan lebih spesifik lagi.


"maksudnya biasa... aku tidak bisa memamerkannya, jadi tidak akan ada gunanya.. lalu kenapa harus membelinya?" ucap Akko polos.
"kalau begitu, harus diapakan agar bisa berguna dan layak untuk dibeli?" tanya Hayase penasaran.
"baiklah.. bagaimana yang begini.. yang bisa berkelip, seperti bintang!" ucap Akko bersemangat.
"bintang?" ucap Hayase seraya berpikir. Akko menganggukkan kepala.


Aoyama berpendapat kalau Akko tampak kekanak-kanakan sekali. ia menertawai pendapat Akko mengenai bedak yang berkelip. rekan kerja yang lain, mengatakan kalau model seperti itu mungkin sudah dipatenkan dan sudah menjadi merek dagang perusahaan lain. yang lain mengatakan meskipun mereka bersusah payah membuatnya, model seperti itu tidak akan menguntungkan, karena bentuk seperti itu sangat rentan pecah. lagipula mereka sudah tidak memiliki waktu lagi untuk mengganti model yang lain. bahkan mereka mengatakan kalau tidak bisa menutupi keuangan perusahaan yang akan bangkrut walaupun nilai produksi mereka menguntungkan.

Hayase nampak putus asa melihat komentar dari rekan se-timnya yang sepertinya terlihat menyerah mengatasi perusahaan yang akan bangkrut. Akko  iba melihat Hayase yang terlihat murung.



"pembahasan soal untung atau buntung ini terdengar seperti pertengkaran.. mengapa tidak kalian coba saja barangkali akan menyenangkan.." ucap Akko.
"mencari solusi dari pertengkaran disebut dengan 'bekerja'." ucap Aoyama dengan jutek.
"membosankan sekali!!" sahut Akko tak bersemangat.
"jika kalian semua terus menolak ide spontan seperti itu, tidak akan ada produk baru yang akan lahir." ucap Hayase pada semuanya.
"akatsuka memiliki tradisi untuk dipertahankan." ucap Aoyama mengingatkan Hayase.
"ya, tradisi itu penting. tapi yang kulihat, sudah tidak ada tradisi yang tersisa lagi disini." teriak Hayase kesal.


Hayase meninggalkan ruang kantornya dengan kesal. ia berjalan sangat cepat tanpa melihat sekitar. Akko mengejarnya dan berusaha menghentikannya. Hayase berbalik dan mengatakan pada Akko untuk tidak memanggilnya lagi dengan panggilan 'manager divisi'. 

"kalau begitu... Naoto?" tanya Akko.

Hayase tersenyum mendengar Akko memanggil nama depannya. ia melambaikan tangan dan meninggalkan Akko. Akko kesal dengan sikap Hayase yang dingin kali ini.


security menghampiri Akko yang tampak kesal gara-gara Hayase. security itu menyapa Akko dengan ramah.

"kau adalah nona Kagami pekerja paruh waktu yang baru itu kan?" tanya security.
"benar, kau bisa memanggilku Akko." ucap Akko seraya tersenyum.
"Akko? kalau begitu, Akko-chan!" sahut security tersebut dan tertawa.
"pak satpam, pak manager Naoto itu orangnya bagaimana?" tanya Akko pada security.
"jika digambarkan dengan satu kata, pak Naoto itu orang yang brilian (sangat pandai)." jawab security serius.
"brilian?" tanya Akko tak mengerti.
"benar. bahan alami (untuk make-up) hasil penelitian beliau selama diuniversitas, digunakan untuk produk kosmetik dan menjadi populer. sehingga dia menjadi manager termuda disini." jawab security menjelaskan.


Akko masih belum mengerti yang diucapkan security. ia mengatakan pada security kalau Akko tidak bisa memahami Hayase. Akko mengatakan pada security kalau menurutnya, Hayase adalah tipe orang yang cuek dan tidak terlihat dewasa sama sekali, dan terkadang Hayase mendadak sedih.

"aku tidak memahaminya..." ucap Akko pelan.
"begitu rupanya..., apa Akko-chan menyukai pak Hayase?" tanya security.
"apa?" seru Akko terkejut. "tidak! bukan seperti itu... aku hanya ingin tahu apa yang dia pikirkan!!" seru Akko meyakinkan security.
"begitu ya..." ucap security seraya menganggukkan kepala. "satu-satunya orang yang bisa membuka hatinya adalah..." ucap security memberitahu Akko.

security mengatakan pada Akko kalau orang yang dihormati Hayase dan satu-satunya yang bisa membuka hati hayase hanyalah mantan president kosmetik akatsuka Nakamura.


setelah mendengar cerita dari security, Akko segera mencari Hayase ditempat pameran kosmetik. disitu, Hayase sedang mengamati beberapa produknya yang sudah dipasarkan. Akko tersenyum senang ketika ia sudah menemukan Hayase.


Akko pergi kegudang dan merubah dirinya menjadi Nakamura. ia mempunyai rencana untuk menemui Hayase dengan wujud sebagai Nakamura dan memberi Hayase semangat dan memcoba membuka hati Hayase seperti apa yang dikatakan security tadi.

"tekumakumayakon... tekumakumayakon... jadikan aku direktur utama Akatsuka yang sebelumnya!!" ucap Akko pada cermin ajaibnya.


cermin ajaib Akko mengeluarkan sinarnya dan dengan seketika mengubah Akko menjadi seperti  yang Akko inginkan.

"wah... ternyata dia lebih tua dibanding ayah! aku sungguh tidak suka dengan tatanan rambut ini!" seru Akko saat melihat dirinya sebagai Nakamura dicermin.


Akko-Nakamura segera keluar dari gudang dan menemui Hayase. Hayase terkejut melihat keberadaan Nakamura ditempat itu.


"pak Nakamura? apa yang membawa anda kemari?" tanya Naoto terkejut.
"aku.. um," ucap Akko dengan gaya aslinya. ia segera sadar dan merubah gaya bicaranya seperti lelaki dewasa. "hanya penasaran seberapa menyenangkannya menjadi seorang CEO." ucap Akko dengan polosnya. (wkwkwk)
"menyenangkan? anda tidak sedang frustasi kan?" tanya Hayase heran.
"aku frustasi?" tanya Akko-Nakamura tak mengerti.
"kalau aku sedang frustasi. anda berkenan menerima ide dari karyawan muda seperti saya... tapi para direksi pendukung Atami membuang anda ke anak perusahaan." ucap Hayase putus asa.
"anak... apa?" tanya Akko-Nakamura tak megerti gaya bicara Hayase. (wkwkwk)


Akko-Nakamura melompat-lompat kecil dibelakang Hayase seperti yang biasa ia lakukan ketika sedang kebingungan. ia terus bertanya pada Hayase mengenai ucapannya tadi yang masih belum ia mengerti. (wkwkwk ngakak liat adegan ini... wajah Nakamura yg udah tua lompat-lopat mirip anak kecil dengan gaya ciri khas Akko-chan)


"mereka membuangku kemana?" tanya Akko-Nakamura penasaran.
"mereka hanya melindungi kepentingan sendiri, bukannya kepentingan perusahaan, jadi mereka terpaksa meminjam tambahan modal" seru Hayase kesal. ia tidak mendengar pertanyaan Akko-Nakamura.
"hah??? mereka menambah kadal?" tanya Akko-Nakamura terkejut. ia menggoyang-goyangkan telapak tangannya layaknya seekor kadal bergerak.

(wkwkwkkw akko ini tidak mengerti bahasa yang biasa dipakai orang dewasa, sehingga modal terdengar ditelinganya seperti kadal)


Hayase sedikit bingung dengan sikap Nakamura yang aneh. tapi Hayase terus mengatakan pendapatnya kalau Akatsuka tidak seharusnya menambah modal untuk saat ini. seharusnya, yang dilakukan Akatsuka adalah membuat produk terobosan baru untuk mencegah melebarnya kebangkrutan perusahaan.

"andalah orang yang mengajarkan saya hal seperti itu." ucap hayase tegas pada Nakamura.
"jadi itu yang sedang kau pikirkan.." sahut Akko-Nakamura mengerti kegelisahan Hayase.
"tapi tampaknya tidak ada yang setuju denganku... padahal kita hanya butuh terobosan baru... untuk merebut pasar!" ucap Hayase tak bersemangat.
"Naoto-kun, kau keren sekali!!" teriak Akko-Nakamura. Hayase tidak mengerti apa yang dikatakan Nakamura padanya. "kini aku lebih bisa memahamimu! jadi, akhirnya semangatmu telah kembali!!" seru akko-nakamura bersemangat.
"pak Nakamura, apa anda sedang sakit?" tanya Hayase heran melihat sikap Nakamura yang tidak seperti biasanya.
"tidak, aku tidak pernah sebaik ini... terobosan baru ya?" ucap akko-nakamura seraya berpikir. tanpa disadarinya, akko menggunakan gayanya dengan wujud Nakamura dihadapan Hayase.

Hayase memandang nakamura dengan sedikit takut dan tatapan aneh. ia terkejut ketika Nakamura berteriak karena sudah menemukan ide.

(sudah bisa ditebak.. kekacauan apa yang akan terjadi karena ide yang muncul dari pemikiran akko.... :D)


Akko mengajak murid-murid TK (semua teman di TK-nya) untuk mengunjungi kantornya. semua murid TK bersemangat. mereka berhamburan memasuki kantor milik Hayase. Akko-dewasa yg semula menjadi pemandu, tidak dihiraukan oleh teman-temannya. Hayase menyambut kedatangan murid-murid TK dengan senang.

"apa yang sedang dilakukan anak-anak ini disini?" tanya Aoyama pada Hayase. ia terkejut melihat begitu banyak anak kecil dikantornya.
"pak nakamura menyarankan agar kita mengundang mereka." jawab Hayase simpul.
"pak Nakamura?" tanya Aoyama tak percaya.
"benar!" jawab Hayase. Akko tersenyum senang. "aku mulai memikirkan.. untuk membuat produk kosmetik yang cocok untuk anak-anak." lanjut Hayase. 


Aoyama tampak tidak setuju dengan pemikiran Hayase. ia membantah kalau hal itu sudah menjadi tugas pabrik mainan bukannya perusahaan kosmetik terkenal seperti Akatsuka. 

"bukan mainan!! tapi harus kosmetik sungguhan!! anak-anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil." sahut Akko kesal mendengar pendapat Aoyama.


sahabat Akko yang bernama Moko melihat-lihat peralatan kerja milik rekan kerja Akko-dewasa dimeja. begitu juga dengan murid TK yang lain. Moko sangat tertarik dengan Kosmetik yang ada diatas meja, ia berseru kalau bentuknya sangat cantik. Akko yang melihatnya, segera menghampiri Moko. Akko yang bertugas sebagai pemandu, berusaha memberitahu pada semua murid TK untuk tidak membuat kekacauan dan keributan. Aoyama juga kebingungan mengatasi anak-anak itu.

"anak-anak, kalian tidak akan mengerti, tapi ini barang-barang mahal!!" ucap Akko pada semuanya.
"Hentikan!! jangan sentuh apapun!!" teriak Aoyama kesal. 


adik Moko yang terkenal nakal. mengejek Aoyama kalau Aoyama pasti belum memiliki pacar. murid laki-laki juga menertawai Aoyama.

"hanya karena kau anak kecil, bukan berarti kau boleh menghina orang!!" ucap Aoyama marah.

Hayase yang mendengar itu semua, diam-diam ikut tertawa melihat kelucuan anak-anak.


banyak kekacauan yang dilakukan murid-murid TK. mereka mulai menganggu teman-teman kerja Akko. murid-murid ada yang mencoba beberapa sample lipstik, membuat pesawat kertas dari kertas rancangan desain, membuang peralatan tulis dimeja kerja dan berlarian kesana-kemari. 


"ah... tidak!!!! dokumen persetujuanku!!" teriak salah satu rekan kerja wanita Akko dengan histeris. ia kaget melihat murid-murid mengetik sembarangan dikomputernya dan merusak dokumen nya.
"maaf! akan kuperbaiki dokumen permen-mu!!" sahut Akko seraya mencoba memperbaikinya.
"bukan permen!!" teriak wanita itu marah.


karena Akko tidak bisa menggenakkan Komputer sebelumnya, ia ikut mengetik asal-asalan dan semakin menambah kerusakan pada dokumen rekan kerjanya itu. ia melirik pada rekan kerjanya dengan ketakutan. saat menoleh, rekan kerjanya sudah mengertakkan giginya dengan tatapan marah pada Akko.


Akko berpendapat, bukankah sekarang dokumen rekan kerjanya itu menjadi sangat lucu karena penuh warna. 


"penuh warna dan lucu?" ucap hayase mendapatkan ide mendengar ucapan Akko.

akko yang mendengarnya, mengatakan pada Hayase kalau penuh warna itu sangat cantik dan juga menarik. 


setelah mendengar kata-kata dari Akko, Hayase memikirkan sesuatu, lalu ia pergi. (wah... kata-kata yg diucapkan Akko selalu menjadi inspirasi untuk Hayase ^^)

Hayase pergi keruang kerjanya. ia mengambil dokumen kosmetik penelitiannya beberapa tahun yang lalu yg disimpannya dilaci. Hayase menulis beberapa rumus dan komponen dipapan untuk menciptakan sebuah produk kosmetik seperti yang dimaksud Akko sampai Hayase kerja lembur dikantor. 


hari sudah pagi, Hayase berhasil menciptakan lipstik yang dapat berubah warna berdasarkan suhu udara. Hayase menunjukkan hasil ciptaannya pada Akko. 

"lipstik yang bisa berubah warna?" tanya Akko tak mengerti.
"benar. aku mengembangkan parfum yang wanginya bisa berubah... tapi aku tidak pernah menyelesaikan penelitianku untuk perubahan warna. kau mengingatkanku untuk mencobanya lagi." jawab Hayase menjelaskan.
"hebat!!!! pasti akan menyenangkan!!" seru Akko bersemangat.


Akko menggambar bunga di dokmen proposal pengajuan produk. Hayase tersenyum melihat apa yang dilakukan AKko. setelah menggambar bunga, Akko menyerahkan dokumen itu pada Hayase.

"bagus... akhirnya aku mendapat persetujuanmu..." ucap Hayase senang. 


Hayase merasa puas dengan hasilnya walaupun dia harus mengerjakannya semalaman dan begadang. Akko terkejut mengetahui Hayase belum tidur sama sekali. Akko melihat meja kerja hayase yang berantakan dan penuh dengan beberapa lembar kertas kerja dan juga hasil coretan Hayase dipapan untuk mencari rumus dan komponen yg tepat dari kosmetiknya, Akko menjadi iba mengetahui Hayase telah bekerja keras sendirian semalaman. 


Akko tersenyum pada Hayase, ia lalu memeluk Hayase erat.

"Naoto, terima kasih sudah berusaha keras!!" ucap Akko.

Hayase terkejut melihat perlakuan Akko padanya, ia sampai jatuh terduduk karena syok. 


"jangan seperti itu... bagaimana jika ada yang melihat kita?" seru Hayase gemetar.
"apa? memangnya kenapa? ayah dan mama selalu memberiku pelukan ketika aku merasa senang. apa itu menjadi masalah? ada apa?" tanya Akko.
"tidak apa-apa!" jawab Hayase kikuk. "hanya saja, kau membuatku merasa...., dengar! kenapa kita tidak pergi makan malam kapan-kapan?" tanya Hayase. 

Akko terkejut mendengar ajakan hayase. ia tidak mungkin pergi malam-malam. 

"tapi, aku..." ucap Akko kebingungan.

dari kejauhan aoyama melihat keakraban Akko dan Hayase, tampak terlihat diraut muka Aoyama kalau ia tidak menyukai hal itu.


Hayase memberikan dokumen pengajuan produk baru pada Atami. Atami yg dari awal sudah tidak menyukai hayase, ia menolak dokumen pengajuan itu bahkan ia membanting dokumen itu dimejanya.

"kita tidak bisa mengambil resiko mencoba trik kekanak-kanakan!" ucap Atami.
"tapi kita sudah memiliki beberapa data! kami akan mengembangkannya dan mematenkan teknologinya" sahut Hayase.

Atami tidak mau mendengar apapun yang dikatakan Hayase, ia tetap menolak pengajuan Hayase. 

"apa ada jamiman teknologi itu akan menjadi sukses?" tanya Atami setengah mengancam. "kita tidak bisa mengambil resiko melakukan tindakan bodoh itu!!" lanjut Atami.
"jika kita tidak mengambil resiko itusekarang, perusahaan ini akan bangkrut!" seru hayase kesal.
"kalau begitu, buatlah agar persediaan barang kita dapat terjual semua!!" teriak Atami seraya melemparkan dokumen pengajuan pada Hayase.


Hayase putus asa menerima kenyataan kalau pengajuannya telah ditolak. ia juga harus membuat produk yang tersisa terjual habis. jika tidak, produk baru tidak akan lahir dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pengurangan karyawan.

Hayase menceritakan semuanya pada Akko. Akko tanya pada Hayase apakah suatu hari nanti, produk lipstik yang dapat berubah warna itu akan dipasarkan. Hayase hanya diam saja. 

salah satu pegawai yang bekerja dibagian pabrik, mengatakan pada Akko. masalah dari semuanya adalah kesulitan untuk menjual seluruh produk yang tersisa. karena mereka juga harus bersaing dengan produk lain.


Akko sibuk memikirkan bagaimana caranya menghabiskan persediaan barang agar terjual habis. Akko tersenyum ketika ia berpapasan dengan security gedung. security itu menyapa Akko dengan ramah.

"Akko-chan, kau sudah mau pulang? kudengar kau ada shift malam?" tanya security.
"benar. tapi kenapa yang lainnya juga bekerja hingga larut?" tanya Akko penasaran. "jika mereka pulang, mandi, makan malam dan tidur... mungkin mereka akan menciptakan ide-ide yang cemerlang!" lanjut Akko polos.
"bekerja tidak hanya soal memikirkan ide, menghitung biaya.., menulis laporan untuk bosmu.., perusahaan memiliki banyak cakupan pekerjaan." ucap security pada Akko.
"jadi, bekerja itu sangatlah membosankan dan melelahkan!" seru Akko.
"tapi itulah sebabnya, akan terasa memuaskan ketika ada yang bisa diselesaikan." sahut security.

Akko mengatakan pada security kalau mengenai hal itu, hasillah yang akan menentukan. dengan bersemangat, Akko mengatakan pada security kalau produk yang tersisa harus laris terjual seperti kue dadar.


Akko merubah dirinya menjadi istri dari perdana menteri. ia mengundang beberapa istri dari menteri lain untuk makan bersamanya. istri-istri dari menteri itu senang menerima undangannya.

didepan para undangannya, Akko bersikap seperti dirinya sendiri. bahkan ia menggenakkan tas miliknya yang bergambar kucing dan tertulis namanya. ia juga bersikap kekanakan saat memakan lobster. dengan cueknya, Akko memakan lobster tanpa menggenakkan garpu dan pisau. ia lebih memilih memakan menggunakan tangannya. semua undangannya terkejut melihat sikap aneh dari istri perdana menteri.


salah seorang dari isteri menteri mengatakan kalau istri dari perdana menteri tampak cantik jika dilihat wajah aslinya jika dibandingkan dilayar televisi. yang lain menanyakan bagaimana caranya merawat kecantikan seperti itu. mereka menanyakan rahasia kecantikan isteri perdana menteri. 

"ini adalah merek yang selalu kugunakan. sebenarnya aku tidak ingin menceritakannya pada siapapun... tapi kurasa aku akan berbagi rahasiaku hari ini." ucap Akko menggunakan wajah imutnya.


Akko yang menyamar menjadi istri perdana menteri, berbohong dan mengatakan pada semua undangannya kalau selama ini dia menggunakan produk kosmetik Akatsuka. setelah mengatakan itu, ia menjadi terkenal sehingga menjadi model iklan kosmetik Akatsuka.

berita mengenai istri perdana menteri yang menggunakan kosmetik Akatsuka, menjadi topik pembicaaan hangat. fotonya langsung menyebar di beberapa majalah terkenal dan menjadi sampul majalah dengan tema "IBU NEGARA MENYUKAI AKATSUKA", "AKATSUKA ADALAH RAHASIA KECANTIKANKU", "ANGGUN ITU SEXY", "AKATSUKA ADALAH YANG TERBAIK".


Akko sedang makan malam bersama mamanya. mama Akko senang mengetahui kalau ibu negara juga menggunakan produk kosmetik akatsuka seperti dirinya. Akko hanya tersenyum-senyum senang. ia merasa puas dengan apa yang sudah ia lakukan hari ini.

"ma, pernakah mama makan lobster sebelumnya?" tanya Akko pada mama disela-sela makan malamnya. "tapi, aku juga menyukai makanan ini menjadi hidangan utama setiap hari" lanjut Akko seraya memakan udangnya.

mama tidak menggubris pertanyaan Akko. ia justru membahas berita ibu negara yang menggunakan produk akatsuka.

"mama lihat, banyak artikel yang mengulas akatsuka akhir-akhir ini. mama selalu menyukainya, jadi itubukanlah hal baru." ucap mama. Akko hanya tersenyum.
"mama mengerti tradisi!" sahut Akko.


disekolah, Akko mengajari moko dan beberapa temannya cara mengcopy sebuah artikel dari internet dan cara mencetaknya dikertas untuk tugas sekolah.


"tugas sekolah menjadi sangat mudah!" ucap Akko bersemangat setelah selesai menunjukkan kehebatannya pada teman-temannya.
"Akko-chan, bukannya kita tidak boleh menjiplak?" seru Moko tak senang.
"jangan khawatir, dikantor..." ucap Akko tak sadar, ia segeramerubah kata-katanya "maksudku, orang dewasa yang memberitahuku, yang penting adalah hasilnya...dan menggunakan cara termudah itu tidak apa-apa." lanjut Akko.


tiba-tiba pak guru menyeletuk dari belakang kalau ia tidak setuju dan sependapat dengan apa yang Akko katakan. Akko terkejut melihat kedatangan pak Sato yang tiba-tiba. pak guru melihat dan mengamati hasil karya Akko yang menjiplak tugas dari internet.

saat jam bermain, pak guru mengajak Akko untuk berbicara berdua ditaman. pak guru menanyakan pada Akko apa yang dilakukan Akko tadi (menjiplak) adalah perbuatan yang baik. Akko menjawab dengan polos kalau itu adalah cara yang paling sederhana dan mudah dilakukan karena ia setiap hari sangat sibuk.

"segala sesuatu, pasti memiliki sisi baik dan sisi buruk. menipu itu mudah, tapi itu tidak baik. jika kau menjiplak, tidak ada ilmu yang kau peroleh." ucap pak Sato menasehati.
"itu tidak benar!!" sahut Akko.
"katakan, apa yang sudah kau pelajari." ucap pak sato ramah.
"apa yang sudah kupelajari?" seru Akko senang. 

Akko menempelkan kedua jari telunjuknya dikepalanya. ia mencoba memikirkan sesuatu untuk diceritakan pada pak Sato. hingga akhirnya Akko putus asa dan bingung harus mengatakan apa.

"triceratop!!" teriak Akko kesal. "aku sudah lupa!" keluh Akko seraya cemberut.

melihat tingkah Akko yang lucu, pak guru tertawa.



"kalau begitu, apa manfaatnya?" tanya pak guru lagi. "hal-hal yang berhasil kau kerjakan dengan gigih... akan memberikanmu kepuasan yang lebih." lanjut pak sato.
"kepuasan?" tanya Akko tak mengerti.


Kito yang bersekutu dengan Atami untuk menjatuhkan akatsuka, sangat kesal mengetahui kalau saham Akatsuka meroket tinggi. apalagi Atami, ia sangat-sangat marah mengetahui kalau Akatsuka tidak jadi bangkrut. padahal mereka sudah berusaha dan bersusah payah untuk menjatuhkan akatsuka agar bisa dikuasai. mereka juga tidak bisa habis pikir kenapa ibu negara bisa sampai mendorong penjualan produk.

Atami membanting majalah yang mengulas ibu negara dilantai. ia kesal karena kini tidak bisa menutup divisinya Hayase. dengan santai Kito mengatakan pada Atami kalau permainan barusaja dimulai. 


keesokannya, Akko berlarian menuju kekantor karena ia sudah terlambat karena bangun kesiangan. sesampainya didepan kantor, ia terkejut melihat banyak sekali wartawan yang berkumpul didepan kantor.

salah satu wartawan yang sedang melakukan siaran langsung mengatakan kalau kosmetik akatsuka diduga menggunakan zat pemicu penyakit kanker pada produknya, juga menghindari pemeriksaan secara ilegal. dan muncul gosip kalau pemerintah secara diam-diam memberikan izin pada akatsuka secara rahasia.


didalam kantor, Hayase bingung mengenai pemberitaan yang sama sekali tidak benar itu. diluar, para wartawan memaksa agar cepat mengklarifikasi pemberitaan yang sudah beredar luas dimasyarakat.

Akko bingung dan penasaran dengan apa yang sedang terjadi. ia mendekat pada para wartawan yang berkumpul untuk mencari tahu informasi apa yang sebenarnya telah terjadi. 


salah satu bawahan Hayase, mengatakan kalau ada salah satu bagian dari artikel yang pemberitaanya ada benarnya. seperti kata-kata yang mengatakan berlangsungnya rapat tertutup dan dikutip secara utuh.

"jadi, ada orang yang membocorkan informasi!!" teriak Hayase kesal seraya membanting sebuah majalah yang dipegangnya.


Akko yang sudah masuk kantor melihat dari kejauhan Hayase yang tampak marah. ia salah paham dan mengira kalau Hayase marah karena Akko telat masuk kekantor. 


Akko ketakutan dan cemas, ia bingung apa yang harus dilakukan agar Hayase tidak memarahinya. Akko memikirkan sesuatu lalu bergegas pergi ketoilet wanita. ia merubah dirinya menjadi Atami. 

"bagus. sekarang aku tidak akan kena omel, aku ini memang jenius!! ini adalah cara paling mudah dan itulah gunanya cermin ajaib!" ucap Akko-atami senang. 


seseorang berlarian dari belakang Akko-atami dan meneriakkan kalau pak Atami mendapat panggilan telepon dikantornya. Akko-atami terkejut. ia merubah sikapnya menjadi seperti Atami asli dan mengatakan pada bawahannya itu kalau sekarang ini ia sedang sibuk.

"tapi pak Kito yang menelepon!" ucap bawahan Atami.
"siapa itu?" tanya Akko-atami dengan polosnya.


mau tak mau, Akko yang menyamar sebagai Atami, harus pergi kekantor Atami untuk menjawab panggilan telepon dari Kito.

"media memberitakannya sesuai dengan yang kita rencanakan." ucap Kito ditelepon. Akko-atami hanya senyum-senyum tak mengerti apa yang dibicarakan Kito. "saham akatsuka akan anjlok! jadi, rapat para pemegang saham akan menyetujui pemanambahan modal." lanjut Kito.

Akko-atami menempelkan jari telunjukknya dikepalanya untuk memikirkan apa yang dimaksud dengan Kito ditelepon.

"pemegang apa? 'kadal' lagi? apa yang dia katakan?" tanya Akko dalam hati. ia duduk dikursi kerja Atami dan memutar-mutar kursinya berulang-ulang kali.


"kau akan menjadi CEO baru... dan kita akan memiliki wewenang penuh. rencana kita mengambil alih semua saham akatsuka... dari luar dan dari dalam sekarang sudah pada tahap akhir." ucap Kito.
"tahap Akhir?" seru Akko-atami terkejut.

Akko-atami mendengar suara langkah kaki, ia mengintip keluar dan terkejut setengah mati melihat Atami asli berjalan menuju ruang kerjanya. Akko bingung apa yang harus dilakukannya. 


Atami asli memarahi bawahannya kalau ia baru saja datang dan belum bertemu dengan bawahannya itu. 

"lihat baik-baik, dimana kau melihatku?" tanya Atami marah pada bawahannya setelah sampai didalam ruang kerjanya.

Akko sudah menyamar menjadi pelayan bersih-bersih kantor (OB). Atami menyuruh Akko yang menyamar itu untu segera keluar dari ruangannyanya. dengan cepat Akko keluar dari ruang kerja Atami. 


sesampainya diluar, Akko melihat kalau Aoyama masuk keruang Atami.

Akko diam-diam mengintip dari bawah apa yang sedang dilakukan Aoyama diruang kerja Atami. Aoyama memberikan beberapa dokumen pada Atami. 

"mari-chan (Aoyama)?" tanya Akko penasaran.


dikantor, beberapa karyawan sibuk menerima telepon dari beberapa wartawan juga beberapa pelanggan kosmetik akatsuka mengenai kebenaran mengenai pemberitaan yang sudah tersebar. berita mengenai saham Akatsuka yang anjlok juga sudah tersebar dan menjadi pembicaraan untama dikoran. kini perusahaan sudah mulai kehilangan kepercayaan konsumen. seorang karyawan melaporkan pada Hayase kalau perusahaan sudah banyak menerima keluhan. 

"apa lagi ini?" tanya Hayase kesal.
"ibu negara mengancam akan menggugat karena menggunakan fotonya!" ucap karyawan itu.
"ini salahku.... itu karena aku berbuat curang dan menggunakan cara yang paling mudah!" seru Akko sedih. Akko menyadari kalau ini semua adalah kesalahannya.
"tenaanglah! ini bukan kesalahanmu!!" sahut Hayase tak mengerti maksud Akko.


Hayase menugaskan pada karyawannya untuk mengurus dan menyelesaikan rumor mengenai zat pemicu kanker terlebih dahulu.

saat Hayase akan pergi, Akko mengatakan pada Hayase kalau ia tahu siapa yang sudah menyebarkan rumor selama ini. Hayase terkejut mendengar perkataan Akko, ia sedikit bingung dan tak mengerti.

"aku mencuri dengar telepon yang ditunjukkan untuk pak Atami." ucap Akko menjelaskan.
"pak Atami?" tanya Hayase terkejut. Akko mengangguk.
"aku tidak paham maksud pembicaraannya, tapi..." ucap Akko belum selesai.
"siapa yang menelepon?" tanya Hayase penasaran.
"pak Kito!" jawab Akko.


Hayase mengangguk kesal. ia mengerti sekarang, biang keladi dari semua ini adalah Atami dan Kito.

"jadi, bila perusahaan kita kehilangan kepercayaan,... maka perusahaan manapun bisa dengan mudah memodali kita. Atami berupaya untuk menyingkirkan kita... dan sebagai konpensasinya, dia mendapat jabatan lebih tinggi nanti." ucap Hayase kesal.


Hayase pergi menemui pak Nakamura. pak Nakamura sedikit terkejut Hayase menemuinya. 

Hayase mengatakan pada pak Nakamura mengenai semua masalah yang menimpa perusahaan. jika mereka tidak menghentikan rencana penyuntikan modal dari Gold Inc, maka perusahaan Akatsuka hanya akan tinggal nama.

"tinggal nama bagaimana?" tanya pak Nakamura.
"maksudku..., tradisi kita akan menghilang." jawab Hayase.
"mungkin benar akan menjadi seperti itu. hanya para pelanggan kitalah yang akan memutuskan nasib kita. perusahaan dengan produk dan pelayanan yang berkualitas, akan tetap bertahan." ucap Nakamura. Hayase diam memperhatikan perkataan Nakamura.


Akko berpapasan dengan Aoyama ketika berjalan dilorong perusahaan. ia berusaha mengajak Aoyama untuk berbicara, akan tetapi Aoyama menghindar. Akko memikirkan sesuatu dan ia pun tersenyum mendapat sebuah ide.


Aoyama pergi menemui pak Atami diruangannya. Aoyama masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu. saat itu Atami sedang berbincang dengan Kito. Atami tanya kenapa Aoyama datang menemuinya. mendengar itu, Aoyama menjadi gugup lalu mengatakan kalau dirinya kehilangan sesuatu diruangan Atami.

kemudian Aoyama menunduk dan mencari-cari sesuatu diruangan Atami. Atami dan Kito melihat Aoyama dengan Heran.


kito menanyakan pada Atami apakah dirinya sudah menemui para pemegang saham. dengan tersenyum Atami mengatakan kalau ia sudah menemui para pemegang saham itu. dan mayoritas, para pemegang saham mendukung Atami, termasuk pemegang saham terbesar. diam-diam, Aoyama menguping percakapan mereka. sudah bisa ditebak, kalau Aoyama itu adalah Akko.


"pemegang saham mayoritas adalah.. Tsuruko Ohba, seorang pengusaha." ucap Atami.

tiba-tiba, Aoyama (Akko) berdiri sambil mengangkat tangan dan mengatakan kalau ia mau bertanya sesuatu. Atami dan Kito kaget melihat tingkah Aoyama (Akko).

"jadi, Tsuruko Ohba yang 'pegang' sesuatu itu... adalah orang yang sangat penting?" tanya Aoyama (Akko) dengan polosnya. WKWKWKWK

Atami keheranan melihat Aoyama yang terlihat tidak seperti biasanya, ia berjalan mendekati Aoyama. Aoyama (Akko) langsung segera kabur dari ruangan Atami.


Aoyama (Akko) berlari dilorong seraya mengeluarkan cermin ajaib, ia segera membaca mantra untuk merubah kembali dirinya.

Akko menelepon temannya Moko dan menanyakan sesuatu yang tidak dimengertinya.

"Akko-chan, suaramu aneh!" ucap Moko heran mendengar suara Akko yang seperti suara orang dewasa.

Akko ingat kalau dirinya menjadi Akko besar saat ini. ia berakting batuk-batuk lalu mengatakan pada Moko kalau ia sedang terkena flu.

"jangan dipikirkan! apa itu pemegang saham?" tanya Akko sambil melihat catatannya.
"pemegang saham?" seru Moko. ia lalu berpikir. "ah, menurutku pemegang saham adalah orang yang memiliki saham diperusahaan. 

setelah mendengarkan penjelasan Moko, Akko mencatatnya dibukunya supaya tidak terlupa.

"kalau begitu, apa itu 'saham'? lalu, 'pengusaha' itu apa?" tanya Akko lagi.
"Akko-chan, mengapa kamu tidak ikut bimbingan belajar?" tanya Moko balik.
"aduh, ceritanya panjang.." sahut Akko.
"apa mamamu tahu apa yang sedang kau kerjakan?" tanya Moko.
"tentu saja! ada saudara sepupu yang mengajari aku..., akan kutelepon lagi nanti, Moko-chan!" ucap Akko berbohong. ia segera menutup telepon.


terjadi keributan dipabrik. beberapa pria yang memakai setelan jas hitam membuat kekacauan dengan mematikan semua mesin yang memproduksi produk kecantikan Akatsuka.

Hayase berlarian menuju ke pabrik. ia terkejut ketika melihat Atami dan Kito berada disitu juga.

"ada apa ini?" tanya Hayase kesal.
"pak Atami, apa anda keberatan bila kami yang akan menjelaskan?" tanya Kito pada Atami.
"silahkan" ucap Atami dan tersenyum.


seorang pria bawahan Kito mengatakan pada Hayase dan semua para pekerja kalau perusahaan telah merugi saat ini dikarenakan begitu banyak pemborosan. 

"saat kami mulai menata perusahaan ini, 80% pegawai disini akan dirumahkan (dipecat)." ucap pria itu.

Hayase dan semua para pekerja terkejut. Hayase tampak marah mendengar hal itu. 

"apa kau sudah gila??? pabrik ini sudah lama menopang Akatsuka!" ucap Hayase marah.

Akko berlarian masuk dan melihat semua apa yang terjadi. 

"pak Hayase, seandainya kita bisa saling bekerja sama.. sayang sekali..." ucap Kito lalu pergi diikuti Atami dan bawahan dari mereka.


semua pekerja bingung dan menanyakan pada Hayase apa yang harus mereka lakukan. Akko ikut sedih melihat itu semua. Hayase malah tertawa aneh mendengar para pekerja yang menanyainya nasib mereka nanti.

"sudah berakhir. tentu saja seorang diri tak akan berdaya melawan kekuatan korporasi... atau tren perubahan zaman. siapa yang akan peduli... tntang perubahan warna dan wangi-wangian? bagaimanapun juga, semua hal itu tidak berarti lagi." ucap Hayase putus asa.

Akko terlihat marah dan kecewa melihat Hayase yang menyerah seperti itu. ia lari mendekati Hayase lalu menamparnya.

"dasar bodoh!! apa yang kamu tertawakan?? mengapa kamu berkata sudah berakhir? mereka menyebarkan kebohongan dan mengatakan hal yang mengerikan.. dan kau menyerah?" teriak Akko marah.
"apa aku punya pilihan? mereka sedang mengambil alih perusahaan ini menurut paham kapitalisme! prinsip dasar kapatalisme menindas yang lemah!" sahut Hayase kesal.
"kadal lagi, kadal lagi... kenapa kamu terus menyebut teptil?" teriak Akko marah. WKWKWKWK Akko ini malah bikin Hayase makin pusing aja :D
"kamu ini bicara apa? lupakan saja. bagaimanapun juga, kamu tak akan mengerti." ucap Hayase.
"hei! berhenti perlakukan aku seperti anak aku bahkan punya payudara!" ucap Akko polos.
"kamu hanya anak kuliahan!!" ucap Hayase mengejek.
"meski begitu, aku juga ingin berguna. tapi kamu.. tega sekali kamu! aku benci kamu! dasar bodoh! bodoh! bodoh!" maki Akko seraya menangis.


Hayase kemudian meminta Akko untuk berhenti menangis. 

"mamaku... dia pernah bilang.. dia menyukai kosmetik Akatsuka. mama bilang kosmetiknya sedikit kuno tapi kualitasnya bagus." ucap Akko sambil terisak. Hayase mengangguk mengerti. "mama jadi sangat cantik saat dia mengenakan kosmetik. kedua matanya menjadi lebih besar, bibirnya menjadi lebih lebar.. pipinya berubah menjadi kemerah-merahan. dan kulitnya berubah menjadi can....." lanjut Akko terdiam.


ia teriangat mengenai kata Saham. ia kemudian meminta Hayase untuk meminta bantuan pemegang saham yang bernama Tsuruko.

"ibu Tsuruko Ohba, pemegang saham mayoritas?" tanya Hayase. Akko mengangguk. "yang benar saja, tidak mungkin dia bersedia menemuiku. lagipula, dia bukanlah satu-satunya orang yang..."


Akko menjadi kesal dengan sikap Hayase yang pesimis dan tidak ingin mencoba terlebih dahulu. ia mengatakanpada Hayase kalau dia yang akan pergi menemui Tsuruko Ohba. 

"aku akan pergi sekarang!" ucap Akko lalu berlari pergi.

Hayase kaget, ia kemudian mengejar Akko.

apa yang akan terjadi selanjutnya? bersambung ke part-3 ya :)