March 13, 2015

SINOPSIS MIDDLE SCHOOL STUDENT A PART 1

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


MIDDLE SCHOOL STUDENT A

DETAILS
Tittle : Joonghaksaeng Ayang
Also Known as : Middle School Lady A / Grade A Student
Genre : Romance, School
Broadcast Date : 06 Apr 2014
Episode : 1

CAST
Lee Yul Eum as Eun Seo
Kwak Dong Yun as Lee Hae Joon
Lee Han Na as Jung Na Yun
Kim Bum Joon as Kim Won Ki
Go Yoon Hoo as Kim Jin Woo
Jung Jae Eun as Hwang Sun Mi

==== EPISODE 1 ====

Dimulai dengan pemandangan lalu lintas pagi di hari senin. kemacetan lalu lintas terjadi di wilayah Gangnam-daero sampai ke Sinnonhyeon. karena akan ada sebuah acara pada pukul 11 siang.


seorang Ahjumma yang sedang menyetir mobil, mengeluh karena masuk dalam jalur kemacetan. padahal dia harus segera mengantarkan anaknya (Lee Hae Joon) ke sekolah.

mendengar Ibunya yang terus mengeluh, Hae Joon menyahut bahwa dia sudah bilang kalau bisa berangkat ke sekolah sendiri.

radio yang mereka dengarkan dimobil, mulai membacakan berita mengenai siswa SMP yang mengalami kegagalan dalam meraih rangking kelas, melakukan bunuh diri dari atap apartemennya.

Ibu : "Ya Ampun. seorang murid SMP? malang sekali." gerutunya.

Ibu mulai mencemaskan perilaku dari anak-anak jaman sekarang. bahkan Ia langsung mematikan radio.

Ibu : "Hae Joon.. Ayah dan Ibu sudah memikirkannya dengan baik sebelum kita pindah kesini. awalnya kau mungkin merasa tidak nyaman..." ucapnya belum selesai karena Hae Joon memotong ucapannya.

Hae Joon menyahut bahwa dia tahu akan hal itu. Hae Joon meminta Ibunya untuk tidak mengkhawatirkannya karena dia bukanlah anak kecil lagi.

Ibu tersenyum mendengar ucapan puteranya itu.

Ibu : "Benar, kau sudah besar sekarang?" tanyanya meledek.

Ibu berkomentar, baguslah kalau begitu. Ia mengatakan pada Hae Joon, dia sepenuhnya percaya pada Hae Joon.


Tak lama kemudian ponsel Ibu berdering. ia mendapat panggilan dari atasannya. Ibu dimarahi karena belum juga sampai ke kantor.

karena tidak ada pilihan lain, Ibu memutuskan untuk menurunkan Hae Joon dan menyuruhnya untuk berangkat ke sekolah sendirian.

Hae Joon : "Ibu! yang benar saja!! ini hari pertamaku disekolah baru." keluhnya kesal.

Ibu : "Kau bilang, kau sudah besar.."


Ibu menepikan mobilnya untuk menurunkan puteranya itu. Hae Joon mengomeli sikap Ibunya yang berubah drastis. padahal tadi Ibunya bersikeras untuk mengantarnya kesekolah.

Ibu : "Kupikir kau harus segera lari dari sekarang. semoga beruntung di hari pertamamu." seru Ibu.

Hae Joon mengucapkan selamat tinggal lalu menutup pintu. setelah itu, Ia segera berlari menuju ke sekolahnya.


Seorang perempuan yang juga murid sekolah (Eun Seo), berdiri di pinggir jembatan penyebrangan sambil melihat kebawah.

Hae Joon yang kebetulan melewati jembatan penyebrangan, melirik aneh pada tingkah Eun Seo.


awalnya Hae Joon mengacuhkannya, tapi Ia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan mengamati Eun Seo yang semakin lama semakin menaiki pembatas.

Saat melihat Eun Seo akan terjatuh kebawah, Hae Joon segera berlari dan menariknya hingga mereka terjatuh bersamaan dijembatan.

Hae Joon menggosok-gosok lututnya yang terbentur. sedangkan Eun Seo malah memarahi Hae Joon.

Eun Seo : "Apa yang kau inginkan?" omelnya.
Hae Joon : "Aku hanya..." ucapnya gugup.

Hae Joon beranjak berdiri kemudian meminta maaf. setelah itu Ia melangkah pergi.


Eun Seo mengambil rokoknya yang terjatuh kemudian memanggil Hae Joon. Hae Joon menoleh dan sedikit ketakutan.

Eun Seo : "Punya korek?" tanyanya.
Hae Joon : "Tidak, aku tidak punya korek." jawabnya.

Eun Seo tampak kesal. lalu Ia menyuruh Hae Joon untuk cepat pergi.

Saat Hae Joon akan pergi, Eun Seo memanggilnya lagi. Eun Seo menyuruh Hae Joon untuk mengurus urusannya sendiri dan tidak mencampuri urusan orang lain. Hae Joon mengangguk lalu pergi.

Hae Joon : "Aku hanya berniat untuk menolong." gerutunya pelan.

Hae Joon mengeluhkan kejadian buruk yang menimpa dirinya di hari pertamanya. Hae Joon langsung segera lari menuju kesekolah setelah melihat jam tangannya.


Sesampainya disekolah, Hae Joon dan salah satu murid pria (Kim Won Ki) di hukum berdiri diluar kelas karena terlambat.

Won Ki mendekat pada Hae Joon lalu menyapanya. Won Ki memperkenalkan dirinya pada Hae Joon. sayangnya, Hae Joon diam mengacuhkan Won Ki.

Won Ki : "Aku pindahan dari Gwacheon 2 bulan yang lalu. kau darimana?" tanyanya.

Hae Joon : "SMP Sangil." jawab Hae Joon singkat.

Won Ki : "Dimana itu? Gangbuk?" tanyanya lagi.

Hae Joon mengangguk.

Won Ki yang kepo (haha) tanya lagi, apa Hae Joon termasuk murid yang pintar? Won Ki memberitahu pada Hae Joon untuk bersiap karena disekolah barunya ini benar-benar sangat keras.

Hae Joon : "Benarkah?" tanyanya.

Won Ki : "Tentu saja." sahutnya.

Won Ki memberitahu bahwa sekolah ini sangat terkenal di Daechi. karena semua siswa yang terbaik berada disekolah ini.


tak lama kemudian seorang murid perempuan datang. dia adalah Eun Seo. Hae Joon kaget melihat Eun Seo, sedangkan Eun Seo cuek melihat Hae Joon.

Eun Seo membuka pintu kelas, lalu masuk begitu saja. dan Pak guru yang sedang mengajar pun, tidak menghukumnya.

Hae Joon tanya pada Won Ki, apa murid yang lewat tadi satu kelas dengan mereka? bukannya dia sudah sekolah menengah?

Won Ki mengangguk dan memberitahu kalau Eun Seo memang satu kelas dengan mereka.

Won Ki : "Ratu di kelas kita, Joo Eun Seo." serunya.

Hae Joon : "Ratu?" tanyanya tak mengerti.

Won Ki berbisik pada Hae Joon, dan berkata, "Si Ratu Kejam."


Hae Joon dan Won Ki mengintip kedalam kelas. di dalam kelas, bukannya mengikuti pelajaran, Eun Seo malah tidur.

Pak Guru menghampiri Eun Seo dan menyuruhnya untuk bangun. Eun Seo membuka matanya dengan sorotan mata tajam.

Pak Guru : "Kau pikir apa yang kau lakukan? datang terlambat saja sepertinya tidak cukup, kau pikir kau boleh tidur di kelas?" omelnya.

Eun Seo diam dan malah memelototi Pak Guru. melihat sikap Eun Seo, Pak Guru menghela nafas kesal.

Pak Guru menunjuk papan tulis, lalu menyuruh Eun Seo untuk menjelaskan apa itu Sindrom PIMFY.

Eun Seo akan mengatakan sesuatu, tapi Pak Guru keburu berteriak menyuruhnya untuk berdiri.


Eun Seo berdiri lalu menjelaskan dengan lancar apa itu Sindrom PIMFY. setelah selesai menjelaskan, dengan sombongnya Eun Seo bertanya pada pak guru, "Cukup keren, kan?"

Pak Guru : "Apa? Cukup keren? Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu pada Gurumu?" teriaknya marah.

Pak Guru mengarahkan tongkatnya didahi Eun Seo lalu mendorongnya seraya berkata bahwa tak ada gunanya dia mengajari Eun Seo selama ini karena Eun Seo tidak punya tata krama. melihat sikap Eun Seo, Pak guru berpikir, itulah sebabnya manusia memerlukan etika.

Dengan tenang Eun Seo bilang, kalau tata krama tidak akan memberikannya nilai lebih. bagaimanapun juga, ia mendapat nilai 100 dalam pelajaran etika.

Pak Guru : "Beraninya kau!!" serunya marah.


Pak Guru mengayunkan tangan akan menampar Eun Seo.

Eun Seo : "Hak pelajar, pasal 6, ayat 3. Kepala sekolah dan seluruh staff tidak boleh menggunakan kata-kata kasar dan juga kekerasan fisik pada siswa." seru Eun Seo menghentikan Pak Guru.

Pak Guru langsung tercengang melihat Eun Seo. Eun Seo menoleh dengan tatapan tajam. Ia bertanya, "Kau tahu itu, kan? kau adalah guru etika."

Pak Guru langsung menurunkan tangannya, Ia menahan kekesalannya. Eun Seo tersenyum sinis lalu duduk kembali.


Diluar kelas, Won Ki dan Hae Joon yang tadi mengintip, melihat semua kejadian tadi.

Won Ki : "Tidak heran kalau dia adalah si Ratu Kejam. Dia adalah siswa terpintar di kelas kita." ucapnya pada Hae Joon.

Hae Joon kaget mendengarnya. "Bagaimana bisa dia?" serunya.

Pak Guru tiba-tiba membuka jendela, lalu memukul kepala Hae Joon dan Won Ki karena berisik dan mengobrol saat sedang di hukum.

Hae Joon mengosok-gosok kepalanya kesakitan.


[3 MINGGU KEMUDIAN]

Murid-murid sedang melaksanakan Ujian. Pak Guru berkeliling untuk membagikan soal ujian. Pak Guru juga memberitahu bahwa Ujian ini adalah penentuan peringkat kelas.

Peringkat pertama dan kedua dari setiap kelas, akan masuk kelas khusus di SMA. sedangkan peringkat ketiga sampai 10, akan masuk ke kelas khusus di SMA.

Pak Guru : "Kalian tahu betapa pentingnya ujian ini, kan?" tanya Pak Guru.

Murid-murid mulai mengerjakan ujian. Hae Joon menoleh pada Eun Seo yang sedang mengerjakan ujian dengan tenang. Ia lalu fokus mengerjakan ujiannya sendiri.


Pengumuman ujian sudah keluar..

Beberapa murid berkumpul untuk melihat urutan peringkat kelas. beberapa murid kaget melihat peringkat Eun Seo yang turun.

Hae Joon yang mendapat peringkat pertama, mendapat pujian dari murid-murid.

Salah satu murid memfoto hasil peringkat Eun Seo yang merosot, lalu menyebarkannya keseluruh murid di sekolah. hal itu menjadi topik terkini. semua murid jadi membicarakannya.

ada juga beberapa murid menjadi kesal karena peringkat mereka merosot. itulah kenapa banyak murid yang tidak suka dengan murid pindahan yang pintar.


Eun Seo yang mengetahui peringkatnya turun dan tergantikan oleh Hae Joon tampak terlihat kesal.

Hae Joon yang baru saja datang untuk melihat nilai hasil ujian, berpapasan dengan Eun Seo. Hae Joon mencoba untuk menyapanya, tapi Eun Seo yang kesal pergi begitu saja mengacuhkannya.

Hae Joon yang sudah mengetahui dia mendapat peringkat pertama sedangkan Eun Seo kedua, baru menyadari apa yang terjadi. Ia jadi merasa tak enak pada Eun Seo.

Won Ki tiba-tiba muncul dari belakang Hae Joon lalu memitingnya.

Won Ki : "Lee Hae Joon, kau gila!"

Won Ki memuji Hae Joon yang bisa mengalahkan Eun Seo hanya dalam waktu 1 bulan saja. Won Ki bilang Hae Joon benar-benar mengagumkan. bahkan Won Ki mencubit pipi Hae Joon seraya berkata, kalau Hae Joon benar-benar mempesona.

Hae Joon menyuruh Won Ki untuk menghentikan sikapnya yang berlebihan. karena tidak ada yang spesial.

Won Ki menyahut bahwa hal itu tentu saja spesial. karena Eun Seo tidak pernah sekalipun meninggalkan peringkat pertama. dan ini adalah momen pertama kalinya dia mengalami kekecewaan.

Won Ki : "Kau luar biasa. kau melukai hidupnya. kau benar-benar melukainya hingga sangat dalam." serunya.


Eun Seo berada di atap sekolah, Ia sedang merokok. tiba-tiba seseorang menyodorkan lolipop padanya. orang itu adalah Hae Joon.

Eun Seo : "Apa ini?" tanyanya jutek.

Hae Joon : "Merokok tidak baik untukmu. ganti saja dengan ini." ucapnya sedikit ketakutan.

Eun Seo : "Kau makan saja sendiri. aku tidak suka rasa strawberry." sahutnya kesal.

Hae Joon tersenyum, lalu menyodorkan lolipop lain yang rasa apel. Hae Joon memasukkan lolipop itu saku Eun Seo. Eun Seo hanya tersenyum sinis.



Eun Seo melangkah untuk pergi. tapi Ia terhenti lalu memanggil Hae Joon dengan panggilan Murid Pindahan. Eun Seo bilang, bahwa Hae Joon ternyata murid yang cukup pintar.

Hae Joon : "Namaku adalah Lee Hae Joon. waktu di jembatan.."

Eun Seo : "Memangnya kenapa?" serunya memotong ucapan Hae Joon.

Hae Joon langsung terdiam dan menjadi gugup. Ia sedikit ketakutan menghadapi Eun Seo. melihat sikap Hae Joon, Eun Seo tertawa kecil. lalu Ia mendekati Hae Joon.

Eun Seo : "Bagaimanapun, semoga beruntung. mari kita lihat, berapa lama kau bisa bertahan disini." ucapnya dingin.

setelah itu Eun Seo melangkah pergi. Hae Joon menghela nafas panjang.


Eun Seo pergi keperpustakaan. seorang murid perempuan yang bernama Jung Na Yun mengikutinya dari belakang.

Na Yun memberitahu Eun Seo bahwa Hae Joon adalah murid terpintar di SMP Sangil. Na Yun terlihat kesal. Na Yun mengeluhkan kepindahan Hae Joon ke sekolah mereka.

Na Yun tanya pada Eun Seo, apa yang akan dilakukannya sekarang?

Eun Seo : "Tentang apa?" tanyanya balik.

Eun Seo asik memakan permen dari Hae Joon. sepertinya Ia tidak tertarik akan hal itu.

Na Yun : "Dua besar akan masuk ke kelas khusus. itu seharusnya kau atau aku. salah satu dari kita akan gagal karena dia." keluhnya cemas.

Eun Seo diam saja, masih asik dengan permennya.

Na Yun : "Hei..!! bagaimana bisa kau makan permen lollipop disaat seperti ini? kau tidak peduli karena kau masuk 2 besar?" omelnya.

Eun Seo : "Jung Na Yun, jika kau terus membuat dirimu sendiri stress, kau tidak akan tumbuh besar." ucap Eun Seo seraya tersenyum sambil memegang kepala Na Yun.

Eun Seo meminta Na Yun untuk tidak mengkhawatirkan Hae Joon. karena menurutnya, Hae Joon bukanlah apa-apa selain sebuah permen lollipop. Eun Seo bilang dia tidak akan membiarkan Hae Joon mengalahkannya lagi.

Na Yun : "Kau yakin bisa?" tanyanya senang.

Eun Seo mengiyakan dengan yakin.


Ia menoleh pada Na Yun lalu bertanya, "Apa kau mau bermain game?"

Na Yun : "Game?" tanyanya tak mengerti. "Game apa maksudnya?"

Eun Seo mendekat pada Na Yun lalu membisikkannya sesuatu. jelas terlihat bahwa Na Yun tampak terkejut.


seseorang berada dikelas, Ia membuka kaca jendela lalu memegang bunga yang ada dipot. kemudian seseorang itu mendorong pot bunga untuk membuatnya terjatuh.

tepat ketika itu, Hae Joon sedang jalan sendirian sambil membaca buku. pot bunga itu jatuh tepat didepan Hae Joon dan membuatnya kaget.

Hae Joon langsung melihat keatas, seseorang yang menjatuhkan pot bunga dengan sengaja itu segera menutup tirai. sehingga Hae Joon tidak mengetahui siapa orang yang menjatuhkan pot bunga itu.


Hae Jon berlari menuju kekelas untuk memeriksa, tapi di dalam kelas terlalu banyak murid.

Ia mendekat ke jendela dan melihat meja yang letaknya didekat jendela yang dicurigainya adalah meja milik Eun Seo.

Hae Joon kembali ke mejanya. di atas meja tampak bukunya sengaja dirusak dan juga terdapat sebuah tulisan dimeja, 'Berhenti pamer dan pergilah.' Hae Joon terlihat ketakutan, Ia lalu membuang bukunya ke tempat sampah.


saat Hae Joon pergi kelaci lokernya untuk mengambil sesuatu, tiba-tiba saja seseorang melemparinya dengan susu basi dari belakang.

Hae Joon menoleh, murid-murid di kelas berteriak menyuruhnya untuk pergi karena Hae Joon bau.

Saat akan pergi, Ia berpapasan dengan Eun Seo dipintu. Eun Seo cuek dan jalan begitu saja melewati Hae Joon.

Hae Joon meninggalkan kelas dengan menahan kekesalannya.


Ketika pulang sekolah, Won Ki mengeluh karena Hae Joon sangat bau.

Hae Joon : "Apa aku melakukan kesalahan?" tanyanya.

Won Ki mengolok Hae Joon yang bodoh. apa dia benar-benar tidak tahu? Hae Joon-lah yang memulainya duluan. sejak hari pertama Hae Joon datang kesekolah.

Hae Joon tanya lagi pada Won Ki, apa benar karena hal itu?

Dengan enteng Won Ki bilang kalau semua murid peringkatnya menurun karena Hae Joon.

Apa Hae Joon berharap semua murid akan memujinya begitu Ia mendapatkan peringkat pertama setelah pindah?

Won Ki jujur pada Hae Joon bahwa sebenarnya dia sendiri juga kesal. (haha)

Bukannya Won Ki marah pada Hae Joon, tapi di sekolah mereka memanglah seperti itu. semua murid terobsesi dengan peringkat sekolah.

Hae Joon tanya pada Won Ki, siapa pelaku yang membully-nya? Won Ki bilang dia tidak tahu.

Won Ki menunjuk pada Na Yun yang baru saja lewat. Ia memberitahu Hae Joon kalau peringkat kelas Na Yun merosot karena Hae Joon.


Eun Seo pulang sekolah sendirian. diam-diam Hae Joon mengikutinya dari belakang. merasa ada yang mengikutinya, Eun Seo langsung menoleh kebelakang.

Eun Seo : "Apa kau penguntit? kenapa kau terus mengikutiku?" tanyanya.

Hae Joon : "Itu tidak seperti itu...," ucapnya gugup.

Hae Joon menunjuk sepatu Eun Seo, dan bilang bahwa tali sepatunya lepas.

Eun Seo menyodorkan kakinya lalu menyuruh Hae Joon untuk mengikatkan tali sepatunya.

Hae Joon : "Apa???"

Dengan sedikit menggertak Eun Seo menyuruh Hae Joon untuk mengikatkan tali sepatunya.


Hae Joon mendekat pada Eun Seo, lalu Ia duduk berjongkok untuk mengikatkan tali sepatu Eun Seo. Eun Seo tersenyum menang.


Tiba-tiba Eun Seo ikut berjongkok didepan Hae Joon. hal itu membuat Hae Joon kaget.

Eun Seo : "Hey.., kurasa ada sesuatu dimatamu." ucapnya.

Hae Joon yang percaya ucapan Eun Seo, langsung mengedip-ngedipkan matanya. saat akan mengusap matanya, Eun Seo menahan tangan Hae Joon.

Eun Seo : "Biar aku lihat." serunya.

Eun Seo lebih mendekat lalu meniup mata Hae Joon. dan itu sukses membuat Hae Joon terkejut. sampai-sampai Ia jatuh terduduk.

Hae Joon : "Ada apa denganmu?" serunya.

Eun Seo : "Aku hanya penasaran. kau tidak sebodoh dibandingkan anak-anak lain. tapi kau sedikit bodoh."

Hae Joon : "Apa??"

Eun Seo : "Aku tertarik, Lollipop.. padamu." ucapnya.

lalu Eun Seo memasukkan permen lollipop yang dimakannya pada Hae Joon kemudian berlalu pergi. Hae Joon hanya melongo.


Won Ki dan Hae Joon pergi ke Minimarket bersama-sama. sepertinya Hae Joon menceritakan semuanya pada Won Ki.

Won Ki tanya, apa yang Eun Seo katakan sewaktu Hae Joon mengikutinya? apa Hae Joon sudah tanya pada Eun Seo, apa dia pelaku pembully-an itu?

Hae Joon mengangguk dan berkata kalau sepertinya pelakunya bukanlah Eun Seo.

Won Ki : "Benarkah? aku pikir dia pelakunya. dia adalah tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu."


Tanpa sengaja, mereka melihat Eun Seo yang baru saja turun dari mobil bersama seorang pria dewasa. Hae Joon yang melihat itu terkejut.

Won Ki : "Kau belum dengar, kan? ada banyak sekali gosip mengenai dia dan pria." ucapnya memberitahu.

Won Ki mengatakan lagi salah satu gosip adalahEun Seo berpacaran dengan murid SMA yang juga suka membully. bahkan Won Ki pernah dengar sendiri Eun Seo pernah menemui pria dewasa.

Mendengar semua itu, Hae Joon tidak percaya begitu saja. tapi Won Ki masih ngeyel kalau gosip itu benar.

Saat Won Ki akan menceritakan lagi mengenai Eun Seo, Hae Joon tiba-tiba beranjak dari duduknya lalu pergi.


Hae Joon menghampiri Eun Seo yang sedang berdebat dengan seorang Ahjussi. tanpa Hae Joon ketahui,Ahjussi itu sebenarnya adalah Ayah Eun Seo. Hae Joon berdiri didepan Eun Seo, untuk melindunginya.

Hae Joon : "Ahjussi, Apa yang anda lakukan?" serunya.

Ayah Eun Seo kaget melihat Hae Joon. Ia balik bertanya, siapa Hae Joon?

Hae Joon : "Aku.. aku adalah pacarnya." sahutnya.

Kemudian Hae Joon menarik Eun Seo pergi.


Hae Joon masih saja menarik tangan Eun Seo. Eun Seo menyuruhnya untuk melepaskan genggamannya.

Hae Joon yang baru menyadari, langsung melepas tangan Eun Seo dan meminta maaf.

Eun Seo : "Lollipop. sejak kapan kau jadi pacarku?" tanyanya dingin.

Hae Joon : "Oh, itu..." Hae Joon jadi gugup. "Hey, apa kau kenal Ahjussi itu?"

Eun Seo : "Tidak. dia orang asing."

Hae Joon : "Orang asing?" serunya kaget.

Eun Seo bilang dia harus pergi ke tempat akademi. jika ada yang ingin dikatakan, Eun Seo menyuruh Hae Joon untuk mengatakannya lain kali saja. kemudian Eun Seo beranjak pergi.


Eun Seo masuk ke dalam sebuah mobil. didalam mobil, sudah terdapat Ibunya.

Ibu Eun Seo : "Aku dengar kau bertemu dengan Ayahmu tadi." ucapnya.

Eun Seo membenarkan. Ibu menatap tajam pada Eun Seo.

Ibu Eun Seo : "Kau tidak bilang padanya mengenai hasil ujianmu, kan?" tanyanya.

Eun Seo : "Kenapa aku harus melakukannya?" tanyanya balik.

Ibu Eun Seo : "Kau benar. lagipula tidak ada gunanya memberitahunya."

Ibu bilang bahwa Ayahnya marah saat tahu Eun Seo tidak diterima di SMP Gukje. Eun Seo hanya diam seperti tidak peduli.

Ibu memberitahu Eun Seo bahwa dia telah mengganti akademi matematika Eun Seo.

Ibu Eun Seo : "Mereka hanya menerima murid yang akan masuk sekolah medis. selesaikan persiapannya sebelum liburan sekolah." serunya.

Eun Seo tanya pada Ibunya, siapa yang memberi perintah kali ini? dengan kesal Ibu bilang kalau nilai matematika Eun Seo belum terlalu bagus. lagipula tidak semua pelajaran itu sama. menurutnya, matematika menentukan segalanya. jadi Eun Seoharus naik kelevel yang lebih tinggi sekarang.


melihat Eun Seo yang diam saja seolah-olah tidak memperhatikannya, dengankesal Ibunya meneriakinya apa Eun Seo mendengarkan ucapannya?

Eun Seo menatap Ibunya, lalu bertanya, apa dia harus melakukan itu? Ibu menjawab, tentu saja Eun Seo harus melakukannya.

Ibu Eun Seo : "Murid-murid di SMP Gukje.." teriaknya terhenti ketika melihat raut wajah Eun Seo yang sedih.

Ibu menghela nafas kesal. kemudian Ibu berkata, bagaimanapun Eun Seo harus jadi peringkat pertama lagi di ujian akhir. Eun Seo memalingkan wajahnya keluar jendela seraya menghela nafas.


ke esokannya disekolah, Eun Seo sedang tiduran dikelas saat jam istirahat.

Hae Joon menghampiri meja Eun Seo dan melihat-lihat bukunya. Eun Seo yang mendengar suara seseorang didekatnya, bangun dari tidurnya.

melihat Hae Joon membuka-buka bukunya, Eun Seo tanya apa yang dilakukan Hae Joon?

Hae Joon : "Maaf!" serunya.

melihat buku pelajaran SMA di meja Eun Seo, Hae Joon yang penasaran tanya, apa Eun Seo sudah mempelajari pelajaran untuk murid SMA?

dengan kesal Eun Seo bilang bahwa ada banyak murid yang sudah mempelajari pelajaran SMA.

Eun Seo balik bertanya, Hae Joon menanyakan hal itu seolah-olah dia tidak tahu, itu karena Hae Joon naif atau Hae Joon berakting?

bukannya menjawab pertanyaan Eun Seo, Hae Joon malah bertanya apa Eun Seo mengerti dan bisa mengerjakan semua itu? Hae Joon memuji Eun Seo hebat. mendengar itu, Eun Seo tertawa sinis.

Hae Joon : "Jika kau mempelajarinya sekarang, apa yang akan kau lakukan ketika kau di SMA?" tanyanya.

Eun Seo: "Itu hanya masalah waktu. orang yang belajar lebih cepat yang akan menang. jadi aku melakukannya. jika aku tidak ingat, maka aku akan menghafalkannya." sahut Eun Seo.

hal seperti itu adalah persiapan untuk masuk ke SMA, Eun Seo tanya apa Hae Joon tidak tahu akan hal itu?


Hae Joon hanya menjawab dengan menghela nafas panjang. Ia lalu duduk didepan Eun Seo.

Hae Joon : "Hanya.., kau sepertinya berusaha dengan sangat keras." ucapnya.

Eun Seo meletakkan bukunya ke laci lalu beranjak pergi. Eun Seo tampak terlihat kesal.



saat akan meninggalkan kelas, tiba-tiba Eun Seo terjatuh, Hae Joon yang melihat Eun Seo, langsung menghampirinya.

Hae Joon : "Kau tidak apa-apa?" tanyanya.

Eun Seo menampis tangan Hae Joon seraya berteriak dia baik-baik saja. Eun Seo menyuruh Hae Joon untuk menjauh darinya.

saat akan melangkah pergi, Eun Seo kembali terjatuh lagi dan tak sadarkan diri.


Hae Joon menggendong Eun Seo, dan segera membawanya ke UKS. Na Yun tanpa sengaja melihat mereka lewat, Ia terlihat heran.


Hae Joon membaringkan Eun Seo ke tempat tidur lalu menyelimutinya. saat akan pergi, Eun Seo menyuruh Hae Joon untuk tidak meninggalkannya.

Eun Seo : "Aku tidak mau sendirian." ucapnya.


Eun Seo meminta Hae Joon untuk menemaninya sedikit lama. Hae Joon duduk disamping tempat tidur Eun Seo. Eun Seo tersenyum.

Eun Seo : "Bukan disana." serunya.

Eun Seo menyuruh Hae Joon untuk duduk didekatnya. Hae Joon menurut, Ia segera memindah duduknya didekat Eun Seo.

Eun Seo tersenyum licik. Ia lebih mendekat lagi ke Hae Joon. hal itu membuat Hae Joon menjadi gugup.

Eun Seo meraih tangan Hae Joon lalu menempelkannya ke dahinya.

Eun Seo : "Aku.. kupikir aku demam. benar, kan?"

Hae Joon langsung memegang dahinya sendiri untuk memastikan perbedaannya. setelah itu Ia bilang, dia tidak yakin.

Eun Seo : "Sungguh?"


Eun Seo memindah tangan Hae Joon ke lehernya. lalu bertanya, bagaimana jika disitu? Hae Joon semakin gugup. sampai-sampai suara debar jantungnya terdengar sangat jelas.

Eun Seo : "Apa kau mau merabaku?" tanyanya menggoda.

Hae Joon : "Apa?" serunya kaget.

Eun Seo : "Kalau kau mau.. lakukan saja."


Eun Seo akan memindah tangan Hae Joon ke dadanya, Hae Joon langsung menarik tangannya dan beranjak dari duduknya.

Hae Joon : "Aku harus kembali ke kelas." ucapnya gugup.

Eun Seo tertawa melihat Hae Joon.


ketika dirumah, Hae Joon menjadi galau karena kejadian tadi. ponselnya berdering, Ia mendapat pesan yang memberitahunya bahwa besok adalah ulang tahun Eun Seo.


ke esokannya disekolah, Hae Joon tidak memperhatikan pelajaran yang sedang diajarkan oleh pak guru. Ia tampak bingung dan sesekali menoleh pada Eun Seo.

saat pelajaran olahraga, murid-murid bermain lempar tangkap bola. entah kenapa, Hae Joon terpukau pada Eun Seo. sampai-sampai Ia terkena lemparan bola karena terus memperhatikan Eun Seo.

Hae Joon jatuh kelantai dan hidungnya mimisan. beberapa murid menertawainya. Won Ki menggelengkan kepalanya melihat kebodohan Hae Joon.


diruang ganti, Na Yun membicarakan Hae Joon yang bodoh. menurut Na Yun, Hae Joon tampak terlihat normal tapi sebenarnya dia sangat bodoh.

Na Yun : "Apa dia benar-benar murid yang pandai?" tanyanya heran.

Eun Seo : "Apa kau ingin tahu sesuatu, Na Yun?" tanya Eun Seo.

Eun Seo menghampiri Na Yun lalu membisikkan sesuatu ditelinga Na Yun. jelas Na Yun tampak terkejut.

Na Yun : "Benarkah? kau benar-benar melakukannya?"

Eun Seo mengangguk mengiyakan. Eun Seo mengeluh kalau Hae Joon hanya diam saja.

Na Yun : "Apakah dia sudah jatuh cinta padamu? apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanyanya.

Eun Seo : "Aku tidak tahu. tunggu saja sampai akhir." sahutnya.

Na Yun : "Kau tidak.. kau tidak benar-benar menyukainya, kan?"

Eun Seo tertawa mendengar pertanyaan Na Yun.


Hae Joon pergi ke UKS, Won Ki menemaninya. Won Ki bilang pada Hae Joon, kalau seharusnya Hae Joon fokus. Won Ki bertanya, Hae Joon memperhatikan Eun Seo, kan? Hae Joon langsung mengelak.

Won Ki : "Jangan bohong." serunya.

Won Ki memperingatkan Hae Joon untuk tidak jatuh cinta pada Eun Seo. karena Eun Seo bisa saja menghancurkan hidup Hae Joon selamanya.

Hae Joon menyuruh Won Ki untuk diam dan pergi saja jika terus membicarakan itu.

ponsel Won Ki berdering. kemudian Ia beranjak dan pamit pergi pada Hae Joon.

Won Ki : "Istirahatlah disini sampai kau mendapatkan kembali akal sehatmu." ucapnya seraya menutupi Hae Joon dengan selimut. setelah itu Won Ki pergi.


beberapa saat kemudian, Hae Joon yang ketiduran, baru saja bangun. Ia melihat jam diponselnya, lalu mengeluh karena Won Ki tidak datang untuk membangunkannya.

saat akan pergi, Hae Joon mendengar ada orang yang berbincang diluar. diam-diam Hae Joon bersembunyi dan menguping mereka.

ternyata di luar Eun Seo sedang berbicara berdua dengan Pak Guru.

pria itu tanya pada Eun Seo kenapa dia tidak datang ke kantor saja? Eun Seo bilang dia ingin bicara secara pribadi. entah apa yang di inginkan Eun Seo, yang jelas Pak Guru menolaknya dan pergi.


saat jam sekolah usai, Hae Joon mengejar Eun Seo.

Eun Seo : "Kau lagi, Lollipop? biarkan aku pergi." serunya seraya menampis tangan Hae Joon.

Hae Joon : "Kau pikir apa yang kau lakukan? waktu itu seorang Ahjussi dan sekarang guru kita. apa yang kau inginkan?" omelnya.

Eun Seo : "Ini bukan urusanmu. berhentilah menggangguku." sahutnya.

Hae Joon bilang itu karena Hae Joon khawatir pada Eun Seo.

dengan kesal Eun Seo tanya, apakah Hae Joon tidak terima dan marah setelah terpukul oleh bola? apakah ada sesuatu yang terjadi diantara mereka?

Hae Joon : "Ya, ada!!" teriaknya kesal.

Eun Seo menatap Hae Joon tajam. menyadari apa yang baru saja dikatakannya, Hae Joon menjadi kikuk.

Hae Joon : "Aku.. aku tertarik padamu." ucapnya gugup.

Eun Seo : "Apa?"

Hae Joon : "Sejak awal.. saat pertama kali aku pindah kesini, kau bertingkah sesukamu dan kau sangat kasar. tapi.. aku terus saja memikirkanmu." ucapnya.

Eun Seo : "Lalu, kau ingin aku melakukan apa mengenai itu?" tanyanya dingin.

Hae Joon bilang, Eun Seo-lah yang memulai semua ini duluan. mendengar itu, Eun Seo mengelak. Ia bilang, dirinya tidak pernah sekalipun meminta Hae Joon untuk tertarik padanya. Eun Seo berbalik, lalu beranjak pergi.

Hae Joon : "Hei! Joo Eun Seo. datanglah ke persimpangan stasiun Daechi jam 6 sore. aku akan menunggu sampai kau daang." teriaknya.


Hae Joon pulang dengan mengendarai sepeda. tiba-tiba sepedanya oleng saat Ia menekan rem. dan itu membuat Hae Joon terjatuh dan sepedanya rusak.

Hae Joon membawa sepedanya ke bengkel. pekerja dibengkel menunjukkan kabel rem sepeda Hae Joon yang sepertinya sengaja di potong. Hae Joon memeriksa kabel rem nya dan mengangguk membenarkan ucapan pekerja bengkel.


tak lama kemudian ponsel Hae Joon berdering, seseorang mengiriminya pesan yang berisi,
'Tahu diri-lah jika kau tidak ingin terluka.' Hae Joon kaget membaca pesan itu.


~Bersambung..

4 comments:

  1. Uwoooooooo,,,ini bersambung kak??? Ya ampuuuun...ditunggu lanjutannya!!! Hwaiting! !

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. baca Part 2 nya disini : http://kanayasakyla.blogspot.com/2015/03/sinopsis-middle-school-student-part-2.html

      Delete