March 17, 2015

SINOPSIS THE THOUSANDTH MAN EPISODE 3

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


=== EPISODE 3 ===

Legenda mengatakan seorang rubah yang berumur 1000 tahun bisa menjadi manusia hanya jika dia bisa memakan 1000 hati pria sebelum umurnya 1000 tahun.

Keluarga rubah ini telah mencapai hal itu dan menjadi seorang manusia sejak lama.

Hanya Goo Mi Jin yang naif satu-satunya yang belum menjadi manusia. 
itu karena dia hanya mengambil hati pria yang benar-benar menawarkan dirinya.

Dia dalam bahaya dan akan menghilang jika dia tidak mendapatkan satu hati pria dalam 100 hari.

Di antara semua pria yang muncul di hadapannya, akankah dia menemukan hati pria ke 1000 untuk merubahnya menjadi manusia?


saat dikantor, Ibu memarahi Mi Mo mengenai sikapnya yang memalukan pada Eung Suk.

Ibu : "Setiap kali kau melihat seorang pria, apa kau tidak bisa berpikir?" tanyanya kesal.

Ibu mengomel, apa Mi Mo tidak tahu, siapa yang lebih membutuhkan pria sekarang.

Mi Mo : "Apa moto keluarga kita? Yang kuat yang bisa bertahan hidup. mereka yang punya kekuatan-lah yang bisa mengambil apapun yang mereka inginkan." ucapnya membela diri.

Ibu bilang, moto itu berlaku saat mereka masih menjadi rubah. sekarang kan mereka sudah menjadi manusia.

Ibu memberitahu Mi Mo kalau Mi Jin sangat marah sekarang. apa yang akan Mi Mo lakukan?

mengetahui sifat Mi Jin yang mudah sekali marah, Mi Mo bilang pada Ibunya, dia tidak tahu harus melakukan apa.

Mi Mo : "dia itu rubah atau beruang? sepertinya dia harus melakukan tes DNA." seru Mi Mo kesal.

tak lama kemudian terdengar suara sirine polisi dan keributan. Ibu bertanya-tanya, bukankah suara keributan itu kedengarannya datang dari gedungnya? Ibu mengajak Mi Mo keluar, untuk memeriksa.


diluar gedung, banyak orang berkerumun dan juga terdapat beberapa polisi. ternyata ada seorang pria yang mencoba untuk melompat dari atas gedung (bunuh diri).

(karena nggak tau disini nama Lee Jae Won itu siapa, kita panggil saja dengan nama aslinya)

Jae Won : "Jangan mendekat! aku tidakk main-main. jika kau melakukannya, aku akan lompat!" teriaknya pada polisi yang mencoba menghentikannya.

Jae Won bertingkah seolah-olah akan melompat. semua orang berteriak histeris.


sesampainya diluar, Ibu tanya pada salah satu polisi apa yang terjadi.

Jae Won berteriak pada polisi untuk memanggil pacarnya yang bernama Hye Young.

Ibu terkejut ketika mengetahui ada seseorang yang mencoba untuk bunuh diri dari atas gedungnya.

seseorang yang ikut menonton, memberitahu Ibu kalau sepertinya Jae Won mencoba untuk bunuh diri karena baru saja putus dari pacarnya.

Jae Won : "Kau yang menyebabkan aku begini, Hye Young. Hye Young!" teriaknya seraya menangis.

Mi Mo heran melihat Jae Won. baru diputuskan saja sudah putus asa seperti itu. apa yang salah dengan otaknya?

Jae Won berteriak pada polisi untuk mendatangkan Hye Young.

Polisi memberitahu Jae Won untuk tetap tenang dan menunggu sebentar. mereka sedang mencarinya.

Ibu tampak memikirkan sesuatu, lalu Ia segera menghubungi Mi Jin.


Mi Jin sedang berada dirumah. Ia baru saja selesai mandi. Ibu menelepon Mi Jin dan menyuruhnya untuk segera ke kantor sekarang juga.

Mi Jin : "Kenapa? Aku sedang mengeringkan rambutku." serunya.

Ibu : "Sudah tidak ada waktu lagi. dia akhirnya ada di sini." ucap Ibu.

Mi Jin : "Siapa?" tanyanya.

Ibu : "Dia.. pria keseribumu." jawab Ibu.


Mi Jin terkejut mendengar apa yang dikatakan Ibunya.


[Episode 3 : Wanita yang hanya hidup dari kematian]

Jae Won : "Apa yang sudah kulakukan sehingga harus menerima ini? kau meninggalkanku dan membuatku berada di tempat yang memalukan ini." ucapnya seraya menangis.

terdengar suara dari polisi yang menggedor-gedor pintu atap. Jae Won terkejut mendengar suara teriakan polisi. polisi berteriak meminta Jae Won membukakan pintu dan bicara baik-baik.

Jae Won mengancam akan melompat jika polisi mencoba membuka pintu itu. lagi-lagi Jae Won bertingkah seolah-olah akan melompat.

Ibu yang melihat Jae Won akan melompat ikut panik. Ia bilang pada Mi Jin kalau mereka hampir kehilangan kesempatan.

Ibu : "Jika kau peduli padaku, cepatlah datang ke sini. aku akan menghitung sampai sepuluh." serunya kesal.

Ibu mulai menghitung. saat hitungan ke empat, Mi Jin muncul dibelakang Ibunya dan menepuk bahunya.

Ibu terkejut melihat Mi Jin muncul dengan cepat dibelakangnya. tapi ia segera tersadar karena Mi Jin belum menjadi manusia. (jadi Mi Jin bisa dengan cepat sampai ke manapun.)

Ibu menyuruh Mi Jin untuk menangkap Jae Won sebelum Jae Won lompat. Mi Jin mengingatkan Ibunya kalau pria itu mencintai orang lain.

Ibu : "Itu kenapa aku bilang kau punya kesempatan!" seru Ibu.

Ibu menyuruh Mi Jin untuk membuat Jae Won jatuh cinta padanya sebelum Jae Won jatuh.

Mi Jin tampak kesal harus melakukan hal seperti ini. kejadian seperti ini tidak pernah dilakukannya.

Ibu : "Waktumu sudah hampir habis. lakukan saja seperti yang kukatakan." amuknya.

Ibu menyuruh Mi Jin untuk cepat. Mi Jin bilang pada Ibunya, Jae Won tampak terlihat seperti pecundang. jadi, apa yang harus dilakukannya?

Ibu berteriak kesal, Ia lagi-lagi menyuruh Mi Jin untuk bergegas.


Jae Won : "Jangan hanya melihat! biarkan aku bertemu dengan Hye Young untuk terakhir kalinya." teriaknya seraya menangis.

Mi Jin : "Hye Young pasti sangat beruntung." serunya tiba-tiba.

Jae Won terkejut melihat Mi Jin tiba-tiba muncul didekatnya.

Mi Jin asik mengelap rambutnya yang masih basah dengan handuk, sementara Jae Won tertegun melihat Mi Jin.

Jae Won marah pada Mi Jin karena tiba-tiba saja muncul dan hampir saja membuatnya terjatuh.

Jae Won : "Siapa kau? bagaimana kau bisa ada di sini? jika kau mendekat, aku akan lompat. aku tidak main-main." serunya.

Mi Jin menggerakkan kepalanya, memberi tanda pada Jae Won silahkan melompat. Jae Won kaget melihat reaksi Mi Jin yang tidak menghentikannya.

Jae Won : "Apa? Apa yang kau inginkan?" tanyanya.

Mi Jin mempersilahkan Jae Won untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan. Mi Jin memberitahu, kalau dia harus mengeringkan rambut.

Jae Won : "Bukankah seharusnya kau menghentikan aku?" tanyanya.

Mi Jin : "Kupikir kau ingin melompat ke bawah." sahutnya cuek.

Jae Won melihat kebawah dan tampak terlihat takut. melihat ekspresi Jae Won yang sebenarnya takut, Mi Jin mengoloknya pengecut.


Jae Won akhirnya duduk dipinggiran atap tidak jauh dari Mi Jin.

berapa menit kemudian..
Mi Jin dan Jae Won masih berada diatap. Jae Won melamun sedangkan Mi Jin asik bermain game diponselnya.

dengan lesu Jae Won tanya pada Mi Jin, kalau dia ini tampak menyedihkan, bukan? dia terlihat seperti seorang pecundang yang akan
bunuh diri hanya demi seorang wanita.

Mi Jin : "Apa yang kau katakan?" tanyanya tak mengerti.

Jae Won : "Aku tidak punya apa-apa. tidak punya pekerjaan, juga teman. sebenarnya ini bukan karena Hye Young. aku bisa saja mencari wanita lain. tapi dia adalah harapan terakhirku. tidak, dia yang terakhir." ucapnya sedih.

Mi Jin mengalihkan topik dengan bertanya apa Jae Won tidak lapar? apa dia mau makan? Mi Jin bilang dia sangat lapar.


Mi Jin mengajak Jae Won ke restaurant LAST untuk makan. melihat Jae Won makan dengan rakusnya, Mi Jin dan Eung Suk sampai bengong melihatnya.

Mi Jin menyuruh Jae Won untuk makan perlahan, jika tidak dia bisa saja sakit perut.

Eung Suk : "Permisi. ayo kita bicara sebentar." serunya pada Mi Jin.

Mi Jin : "Sekarang?"

Eung Suk memasang mimik wajah marah pada Mi Jin.


Mi Jin dan Eung Suk bicara berdua di luar. Eung Suk kaget mengetahui Mi Jin baru saja mengenal Jae Won saat Jae Won mencoba bunuh diri.

dengan polosnya Mi Jin tanya, apa ada masalah dengan hal itu?

Eung Suk : "Mi Jin, kau akan mati.., tidak. maksudku, berencan dengan pria, apa hanya itu yang bisa kau pikirkan?" tanyanya kesal.

Mi Jin mengangguk pelan dan mengiyakan ucapan Eung Suk.

Mi Jin : "Aku harus mencari seorang pria. bukankah dia tampak menyedihkan? dia tidak mempunyai pekerjaan, tidak punya teman, dan pacarnya juga meninggalkannya. dia memiliki banyak alasan untuk mati." ucapnya frustasi.

Eung Suk mengatakan kalau orang seperti Jae Won tidak akan berani untuk bunuh diri. Jae Won melakukan itu hanya karena dia tidak punya alasan untuk hidup.

Mi Jin bilang dia tidak keberatan akan hal itu. karena dia harus segera mencari seorang pria.

Eung Suk : "Mi Jin!!!" bentaknya marah.

Mi Jin : "kenapa kau begitu marah?" tanyanya penasaran.

Eung Suk : "Apa kematian itu hanya sebuah lelucon bagimu? ada banyak orang yang ingin hidup, tapi mereka tidak bisa." ucapnya kesal.

Mi Jin menyahut, dia tidak sedang main-main. Eung Suk benar-benar kesal dengan sikap Mi Jin.

Mi Jin : "Kau benar-benar aneh hari ini." serunya.


Chef Kyung Suk menghidangkan makanan yang bernama Bouillabaisse pada Jae Won. itu adalah hidangan yang sangat terkenal dari Marseilles.

Kyung Suk memberitahu pada Jae Won walaupun dia hanya makan sedikit, makanan itu akan memberinya keinginan untuk hidup. setelah menjelaskan panjang-lebar, Kyung Suk meminta Jae Won untuk mencobanya.

Jae Won mencoba makanan itu satu suap, tapi tiba-tiba Ia menangis. melihat ekspresi Jae Won, dengan cemas Kyung Suk tanya, apa rasanya tidak enak?

Jae Won : "Tidak! ini sangat enak sampai aku ingin mati." ucapnya seraya menangis.

Kyung Suk : "Katakan itu dari awal!kau ini menakutiku." serunya lega.

seperti biasa, Jae Won makan dengan rakusnya sambil menangis. Kyung Suk menyuruh Jae Won untuk tetap hidup dengan baik.


tak lama kemudian Eung Suk datang di ikuti Mi Jin. dengan nada suara yang kesal, Eung Suk menyuruh Kyung Suk untuk tidak melayani Jae Won dan menyuruhnya pergi.

Kyung Suk heran melihat sikap Eung Suk. Ia tanya kenapa? bukankah mereka baru saja mulai?

Eung Suk kaget melhat Kyung Suk menghidangkan Bouillabaisse. Ia lalu tanya pada Kyung Suk, apa dia juga tahu mengenai Jae Won?

Kyung Suk mengelak, kalau dia tidak tahu. dia bilang itu karena Mi Jin meneleponnya.

Eung Suk : "Mi Jin, silahkan bawa temanmu dan pergi." ucapnya dingin.

dengan sedikit ketakutan, Mi Jin mengajak Jae Won untuk segera pergi.

dengan wajah yang memelas, Jae Won memohon pada Eung Suk kalau dia tidak bisa pergi jika belum menghabiskan makanannya .

Eung Suk benar-benar marah kali ini. Mi Jin segera memberi tanda pada Jae Won untuk bergegas.


setelah Mi Jin dan Jae Won pergi, Kyung Suk yang kesal dengan sikap Eung Suk karena mengusir pelanggan, mengambil hidangan Bouillabaisse milik Jae Won kemudian memakannya.

Eung Suk : "Apa lagi sekarang?" tanyanya pada Kyung Suk.

dengan kesal Kyung Suk bilang kalau dirinya membutuhkan motivasi untuk hidup. sungguh melelahkan baginya, melihat Eung Suk lagi-lagi mengusir pelanggan.

Kyung Suk : "Kenapa kau tidak membiarkannya menghabiskan makanan yang lezat ini?" amuknya.


Mi Jin dan Jae Won baru saja keluar dari restaurant, tiba-tiba sebuah mobil berhenti didekat mereka. Mi Jin kaget melihat Ibunya menjemputnya.

Ibu tanya, apa mereka akan pergi? Mi Jin memberitahu Ibunya, mereka baru saja selesai makan. Mi Jin tanya pada Ibunya, setelah ini dia tidak perlu melihat Jae Won lagi, kan?

Ibu langsung mendelik pada Mi Jin.

Ibu : "Aku tahu kau akan seperti ini." ucapnya pelan dengan mimik wajah marah.

Ibu tanya pada Jae Won, apa dia punya tujuan untuk pergi? Jae Won menggeleng.

Ibu : "Kalau begitu, ikutlah pulang bersama kami." ucapnya ramah.

Mi Jin kaget mendengarnya. Ia menatap tajam Ibunya, tapi Ibu mengacuhkan Mi Jin.

Ibu segera meminta Sec. Park untuk membawakan barang-barang Jae Won.


Sec. Park menghampiri Jae Won dengan tatapan tajam. Jae Won tampak ketakutan melihat Sec. Park.

Ibu : "Dia tidak akan menggigit. dia terlihat galak, tapi sebenarnya dia baik. tidak apa-apa." ucapnya pada Jae Won.

setelah Mi Jin dan Jae Won masuk kedalam mobil, Ibu segera meminta Sec. Park untuk segera pergi.

bukannya melaksanakan perintah, Sec Park malah sibuk mengutak-atik kaca spion.

dengan kesal Ibu bertanya, kenapa Sec. Park terus memegang kaca spionnya? Sec. Park bilang, dia sedang mencari sudut yang bagus.

Ibu menebak Sec Park sedang marah, Ia segera menyuruhnya untuk memakai kacamata hitamnya saja.


Mi Mo masuk ke kamar Mi Jin untuk melihat-lihat baju Mi Jin yang menurutnya bagus. Mi Mo mencoba baju Mi Jin satu per satu.

tak lama kemudian terdengar suara aneh dari luar. Mi Mo menuju kebalkon untuk memeriksa.

ternyata, suara yang terdengar adalah pantulan bola basket milik Woo Hyun. Woo Hyun sedang asik bermain basket.

Woo Hyun menggunakan bajunya untuk mengelap keringat diwajahnya. dan hal itu membuat bentuk perutnya yang atletis terlihat.

Mi Mo : "Wooww.. Apa maksudnya itu?" serunya pada Woo Hyun.

Woo Hyun menyuruh Mi Mo untuk menutup jendelanya saja jika merasa terganggu.

Mi Mo : "Biarkan aku melihat." serunya menggoda Woo Hyun.

Woo Hyun : "Kalau begitu, kau harus melakukannya juga." sahutnya balik menggoda.

Mi Mo mengangguk setuju.


Mi Mo menaikkan bajunya keatas perlahan. Ia juga meliuk-liukkan tubuhnya untuk menggoda Woo Hyun.

Woo Hyun juga melakukan hal yang sama, Ia menarik bajunya ke atas perlahan untuk mencoba menggoda Mi Mo.

Woo Hyun : "Baiklah, aku kalah." serunya tiba-tiba pada Mi Mo.

Woo Hyun mengaku kalah karena benar-benar tergoda oleh Mi Mo. Mi Mo segera menurunkan bajunya.

Woo Hyun tanya, apa Mi Mo akan pergi? Mi Mo bilang dia akan pergi untuk mencari pria. apa Woo Hyun mau ikut?

Woo Hyun bilang dia akan ikut untuk menghentikan Mi Mo melakukan hal itu.


Ibu, Mi Jin dan Jae Won sedang makan malam bersama. melihat cara makan Mi Jin yang tidak anggun, Ibu segera menegurnya.

Mi Jin tidak memperdulikan Ibunya, Ia meneruskan cara makannya yang seperti biasa.

sedangkan Jae Won, Ia duduk melamun dengan wajah yang sedih. melihat itu, Ibu mengatakan kalau seharusnya Jae Won makan, tidak peduli bagaimana perasaannya.

Ibu tanya, apa Jae Won memikirkan Hye Young? dengan pelan Jae Won bilang, rasanya dia akan mati saat ini. tapi setelah melihat daging iga, dia benci pada dirinya sendiri. sangat membenci.

Ibu : "Itulah rasanya menjadi manusia. tapi jika Jae Won memang ingin mati untuk seorang wanita seperti Hye Young, sebaiknya Jae Won melakukannya untuk seseorang yang lebih baik."

Jae Won mengatakan kalau Hye Young adalah satu-satunya.

Ibu tanya, apa dia sangat mengagumkan?

Jae Won : "Tidak! Dia sangat polos. tapi hanya dia seseorang yang menerimaku." ucapnya seraya menangis.

Mi Jin : "Hei.., aku sedang makan sekarang.." serunya kesal.

Jae Won masih saja menangis. Ia bilang kalau Hye Young sangat menyukai daging iga.

Mi Jin : "Air liurmu masuk kedalam makananku!" teriaknya kesal.

Ibu menahan Mi Jin untuk tidak marah, kemudian Ia meminta Jae Won untuk tidak menangis.

Ibu : "Kami bersedia untuk menerimamu. jadi, bagaimana dengan seseorang yang lebih cantik? apa kau mau berkencan dengan orang seperti Mi Jin?" tanyanya.

Jae Won : "Siapa Min Jin itu?" tanyanya balik.

Ibu menunjuk Mi Jin. Jae Won memberitahu Ibu sambil menangis kalau Mi Jin bukanlah tipenya.

Mi Jin : "Kenapa dia seperti itu? kita ini bukan penipu. dia bilang aku bukan tipenya." serunya pada Ibu. "Kau juga bukan tipeku." serunya kesal pada Jae Won.


Ibu benar-benar marah melihat sikap Mi Jin yang tak sabaran. mereka berdua mulai berbicara menggunakan bahasa asing. Jae Won diam saja memperhatikan mereka.

Ibu : "Kau harus menjadi manusia. aku tidak melakukan hal ini untuk diriku sendiri." ucapnya marah.

Mi Jin : "Tapi tetap saja, apa Ibu pikir cinta bisa terjadi pada dua orang dalam sekejap?" tanyanya kesal.


tak lama kemudian Mi Mo keluar dari kamar. Ia berdandan cantik karena mau pergi keluar.

melihat Ibunya dan Mi Jin berdebat, Ia tanya apa yang terjadi? Ibu bilang tidak ada apa-apa.

Mi Jin : "Apa kau memakai bajuku lagi?" tanyanya penasaran.

Mi Mo : "Sepertinya." jawabnya tak bersalah.

Mi Mo melihat seorang pria ada dirumahnya, Ia langsung teringat dengan Jae Won yang mencoba untuk bunuh diri. Ibu segera menyuruh Mi Mo untuk pergi karena Ia tidak ingin Mi Mo mengatakan hal yang aneh-aneh mengenai Jae Won. Mi Mo tersenyum mengerti. Ia mulai berbicara dengan bahasa asing.

Mi Mo : "Aku mengerti. Dia mencoba bunuh diri karena seorang wanita. itu bagus! cobalah merayu dia." ucapnya pada Mi Jin.

setelah mengatakan itu, Mi Jin pergi.


Mi Jin dan Ibu masih berbicara dengan bahasa asing.

Mi Jin : "Apa Ibu pikir dia akan mencintaiku dan memberikan hatinya padaku?" tanyanya tak yakin.

Ibu : "Jadi, apa kau hanya akan duduk dan melihat saja? bagaimanapun caranya, kau harus menjadi manusia. apa kau tidak bisa memahami bagaimana perasaanku? ini semua untukmu... untukmu." rengeknya.

Mi Jin bilang dia akan berusaha sebaik yang dia mampu. Ia minta pada Ibunya untuk tidak menangis sambil berbicara dimeja.

Jae Won : "Ngomong-ngomong, bahasa apa yang baru saja kalian gunakan tadi?" tanyanya bingung.

Ibu dan Mi Jin diam tak menjawab.


Eung Suk baru saja akan menutup tokonya. Ia juga mengantar Chef Kyung Suk sampai diluar.

saat akan pergi, Kyung Suk tiba-tiba mengatakan pada Eung Suk kalau ada 'Si Pemberani'.

Eung Suk menoleh keluar dan dilihatnya Mi Mo datang. Mi Mo melambaikan tangan dengan ceria pada Eung Suk. Chef Kyung Suk pamit pergi karena dia tidak mau menganggu.

Eung Suk tanya pada Mi Mo apa yang dilakukannya? tokonya dudah tutup sekarang.

dengan ceria Mi Mo tanya, apa Eung Suk tidak menyukainya?

Eung Suk : "Ini bukan masalah aku menyukaimu atau tidak. aku hanya tidak punya waktu untuk wanita."

Mi Mo : "Baiklah, kalau begitu mulai besok, aku akan mengikutimu selama 2 jam setiap hari sampai kau mau kencan denganku." serunya.

pintu pagar perlahan menutup. Eung Suk bilang pada Mi Mo kalau itu percuma saja dilakukannya karena tidak ada gunanya.

bukannya marah atau sedih karena ditolak, Mi Mo justru malah senang. Ia bilang sangat menyukai situasi seperti ini.

Eung Suk yang mendegar itu, berguman pelan, kalau seluruh keluarga Mi Jin
benar-benar aneh.


Mi Mo jalan dengan ceria, Woo Hyun mengikutinya. Woo Hyun bilang, dia melihat semua apa yang terjadi barusan. sepertinya dia tidak perlu menghentikan Mi Mo karena Mi Mo baru saja ditolak dalam sekejap.

Mi Mo berkata hal seperti ini jadi tidak menarik jika mereka tidak sulit untuk didapatkan. menolaknya hanya akan membuatnya merasa lebih penasaran dan bersemangat. Woo Hyun tertawa mendengarnya.

Woo Hyun : "Noona.. kenapa kau tidak berhenti membuang waktumu, dan pergi kencan denganku?" tanyanya.

(Noona : panggilan untuk kakak perempuan - hanya pria yang menggunakannya)

Mi Mo bilang kalau baginya, Woo Hyun hanyalah seorang teman.

Mi Mo : "Jika kau masih menyukaiku saat kau sudah tua, mungkin kita bisa pensiun bersama. tapi kau lebih tua,
jadi kau akan pensiun lebih cepat." serunya meledek.

Woo Hyun : "Aku masih punya banyak waktu untuk bermain-main. aku harus mengajarimu sesuatu. pelajaran yang tidak akan kau lupakan." ucapnya.

Mi Mo mengalihkan pembicaraan dengan mengajak Woo Hyun untuk makan dan minum bir. Woo Hyun senang mendengarnya.


Sec. Park tiduran di depan rumahnya. wajahnya tampak terlihat sedih. Ia menatap bulan dilangit dan wajah Ibu Mi Sun muncul.

Sec Park mengingat semua ucapan IbuMi Sun.

Ibu : [Kita tidak bisa membiarkannya tidur di rumah yang penuh dengan para wanita. jadi untuk sementara urus dia sebentar, oke? paling tidak tiga bulan. Tidak! mungkin bisa kurang dari itu.]

suara hati Sec Park : "Aku belum pernah membiarkan siapa pun menginap di rumahku. bahkan kecoa ataupun lalat. tapi.. tapi..."


tiba-tiba Jae Won keluar dari rumah Sec. Park. Jae Won bilangkalau didalam rumahnya hanya ada satu selimut saja. Sec. Park diam tak menjawab.

suara hati Sec. Park : "Kenapa aku harus menampungnya? aku harus segera mengusirnya keluar."

Jae Won tanya, apa Sec. Park akan tidur diluar malam ini? apa dia bersungguh-sungguh? Sec. Park masih diam membisu.

Jae Won meminta Sec. Park untuk berhati-hati. ni mungkin bisa membuat tubuhnya sakit.

suara hati Sec. Park : "Aku tidak bisa menerima ini. aku harus.."

Sec. Park menggumpalkan tangannya karena kekesalannya sudah berada dipuncak.

wajah Ibu Mi Sun kembali muncul dibulan.

Ibu : ["Tolong.. kumohon padamu Sec. Park. sekali ini saja, ya?"]

suara hati Sec. Park : "Baiklah. Aku akan menahan diri untuk orang yang kucintai. aku akan memaafkan semuanya hanya untuk malam ini."


Sec. Park beranjak berdiri lalu menghampiri Jae Won. kemudian Ia berkata, "Aku memaafkanmu."

Jae Won tanya, memaafkannya untuk apa? Jae Won tidak mengerti apa yang dimaksud Sec. Park.

Sec. Park diam tidak menjawab. Ia menepuk bahu Jae Won kemudian pergi.


Eung Suk duduk melamun dikamarnya. Ia mengambil botol obat dan membaca tulisan yang tercantum di botol obat. tapi pandangannya tiba-tiba kabur. Eung Suk mengucek matanya dan tulisan di botol obat baru bisa dibaca.

saat akan meminum obatnya, Eung Suk teringat kembali pertengkarannya dengan Mi Jin di restaurant. Eung Suk merasa kesal. tapi tiba-tiba Ia tertawa sendiri karena heran. bagaimana bisa Ia memikirkan Mi Jin.

setelah meminum obatnya, Eung Suk memandangi ponselnya dan tampak terlihat bingung.


Mi Jin baru saja menandai kalender yang ada dikamarnya.

Mi Jin : "1.000 tahun itu terlalu singkat. Dinasti Goryeo sepertinya baru saja terjadi kemarin." ucapnya seraya memandangi kalender.

ponsel Mi Jin berdering, Eung Suk meneleponnya.


Eung Suk dan Mi Jin bertemu ditaman berdua. Eung Suk meminta maaf pada Mi Jin mengenai sikapnya tadi di restaurant yang bertindak berlebihan. Eung Suk bilang dia merasa menyesal. jadi Ia meminta Mi Jin untuk bertemu.

Mi Jin : "Bukan karena itu kan, kau memanggilku?" tanyanya.

Eung Suk kaget Mi Jin bisa membaca pikirannya.

Mi Jin : ""Kenapa kau begitu tertarik pada pria?" kau seharusnya bersikap lebih baik. kau ingin menanyakan hal itu, kan?"

Eung Suk : "Kau pintar juga ternyata." ucapnya seraya tersenyum.

Mi Jin menyahut kalau dia memang pintar. dan hal seperti itu tidak sulit ditebak hanya dengan kedipan.

Eung Suk : "Kau ini benar-benar.. anggaplah saja aku ini bersalah, jadi maafkan aku." ucapnya serius.

karena penasaran, Eung Suk tanya, kenapa Mi Jin sangat ingin berkencan
dengan pria yang sudah mencoba bunuh diri? bukankah itu terlalu berlebihan? Mi Jin memberitahu kalau itu karena ibunya memaksanya.

Eung Suk : "Ibumu.. maksudmu wanita elegan itu yang memaksamu?" tanyanya kaget.

Mi Jin : "Aku juga tidak senang dengan hal itu. sebenarnya, aku juga tidak bahagia. tapi ada satu hal lagi. kenapa manusia seperti itu? kenapa mereka banyak menggerutu dan mengeluh? kenapa manusia seperti itu? para Rubah, mereka.." ucapnya terpotong. Mi Jin menyadari apa yang diucapkannya salah. "maksudku para binatang. mereka juga bisa terluka, kan? tapi mereka cenderung menyimpan luka mereka sendiri. sedangkan manusia harus memberitahu semua orang
kalau mereka terluka. Kenapa seperti itu?" tanyanya penasaran.

Eung Suk justru heran mendengar ucapan Mi Jin. ia malah balik bertanya, apa benar, binatang seperti itu? Mi Jin mengiyakan dengan yakin.

Mi Jin : "Apa kau belum pernah menghabiskan waktumu dengan binatang yang terluka?" tanyanya.

Mi Jin menyarankan Eung Suk untuk mencobanya sekali. dia tidak akan pernah tahu betapa sakit luka yang mereka derita.

menyadari selama ini Eung Suk juga menyembunyikan penyakitnya dari orang-orang terdekatnya, Ia melihat dirinya lebih seperti binatang dibanding dengan manusia.

Mi Jin mengeluh kalau manusia itu lemah. mereka harus hidup berkelompok agar menjadi kuat. mereka harus saling peduli dan saling membantu. menurutnya, mereka begitu melelahkan.

Eung Suk : "Wanita seperti apa kau ini?" tanyanya heran seraya memandang Mi Jin tajam.

Mi Jin : "Aku?" tanyanya balik.

Eung Suk mengangguk. Mi Jin berkata, dia adalah wanita yang hanya
dapat hidup dari kematian.

Eung Suk : "Wanita yang hanya dapat hidup dari kematian?" tanyanya tak mengerti.


hari sudah pagi. Sec. Park sedang menggosok baju di depan rumahnya. Jae Won menghampiri Sec. Park dan bertanya apa mereka tidak sarapan? Jae Won bilang dia kelaparan. Sec. Park diam saja tak menjawab.

Jae Won kaget melihat Sec. Park menyetrika celana Jeans. Ia bilang kalau itu tidak masuk akal. dengan dingin Sec. Park bilang dia benci celana yang ketat. Jae Won hanya mengangguk pelan.

Jae Won : "Tapi Ahjussi, dikulkas hanya ada air. apa tidak ada lagi yang bisa dimakan?" tanyanya kesal.

dengan cuek Sec. Park menyuruh Jae Won untuk memesan makanan saja. Jae Won bilang belum ada tempat yang buka pagi-pagi seperti ini.

Sec. Park memberitahu kalau restaurant Jede Ru sudah buka sekarang. nanti dia akan memesan jjambong, sedangkan Jae Won jjajang.

mendengar itu, Jae Won langsung bilang dia juga ingin jjambong. dia akan mati bila memakan sup lagi.

tiba-tiba Sec. Park berteriak kencang pada Jae Won hingga membuatnya terkejut.

Sec. Park : "Ada satu hal yang paling kubenci di dunia ini. berhentilah berbicara mengenai kau akan mati karena ini atau itu. itu mungkin saja akan benar-benar terjadi." ucapnya dingin.

Jae Won : "Kau menakutiku hingga membuatku takut mati." ucapnya pelan.

Jae Won beranjak dari duduknya lalu kembali masuk kedalam rumah.


Sec. Park memejamkan matanya menahan kekesalannya pada Jae Won. karena sudah tidak tahan lagi, Sec. Park memutuskan untuk memakai kaca mata hitamnya. (haha)


Sec. Park pergi menemui Ibu Mi Sun untuk mengantar Jae Won. melihat Sec. Park memakai kacamata hitamnya, Ia tanya kenapa?

Sec.Park : "Sejak aku bertemu dengannya, aku sudah terinfeksi." ucapnya pelan dengan wajah sedih.

Ibu : "Terinfeksi? Apa? Racun?" tanyanya terkejut.

Sec. Park : "Depresi." jawabnya.

Sec. Park memberitahu kalau Jae Won terus-menerus membicarakan mengenai kematian. seperti, "Ruangan ini terlalu kecil, aku akan mati.", "Aku lapar, aku bisa mati.", "Ini tak masuk akal, aku bisa mati.", "Aku akan mati bila sup lagi.", "aku sangat takut aku bisa saja mati." Sec. Park benar-benar merasa depresi.

Sec. Park : "Ini pertama kalinya aku mendengar kata mati begitu sering. ini akan benar-benar membunuhku. akulah yang seharusnya mengatakan itu." ucapnya dengan sedih.

(haha, kasian Sec. park :D)


Jae Won mengelak bersalah. karena Sec. Park selalu bilang tidak dengan apapun yang dilakukannya. seperti, "Jangan lakukan ini.", "Jangan lakukan itu.", "Jangan makan JJambong." Sec. Park selalu mengatakan itu padanya.

Jae Won : "Ini akan membunuhku. dia sangat cerewet seperti seorang Ahjumma." ucapnya kesal.

Sec. Park : "AHJUMMA???" teriaknya marah.

Sec. Park mengepalkan tangannya, ia ingin sekali mengajar Jae Won. melihat itu, Ibu segera memanggil Sec. Park untuk menyadarkannya. mendegar panggilan dari Ibu Mi Sun, Sec. park langsung mlempem :D

Ibu memberitahu Jae Won kalau sekarang adalah hari yang sangat penting.


Mi Mo sedang melakukan perawatan wajah (facial) pada Mi Jin. Mi Jin tanya apa dia benar-benar harus melakukan hal ini?

Mi Mo : "Tidak tahu. Kau kenal ibu, kan? dia tidak akan menyerah." ucapnya.

Mi Jin bilang kalau itu adalah sebuah penyakit. Mi Mo membenarkan ucapan Mi Jin mengenai Ibu. ia lalu tanya, apa hubungan Mi Jin dengan pemilik restoran Last (Eung Suk). Mi Jin memberitahu kalau dia sudah pernah bilang tidak ada hubungan apa-apa.

Mi Mo : "Lalu, kenapa hanya kau
satu-satunya yang bisa memesan tempat di sana?" tanyanya penasaran.

Mi Jin : "Itu benar. Kenapa hanya aku saja?" tanyanya ikut heran. "Harusnya kemarin aku menanyakan hal itu." lanjutnya.

Mi Mo : "Apa? Kemarin kalian bertemu?" tanyanya kaget.

Mi Jin mengangguk. Ia memberitahu kalau Eung Suk meneleponnya.

Mi Mo : "Dia bahkan sampai menelepon. kalau begitu, pasti sesuatu di antara kalian." serunya seraya menjitak kepala Mi Jin.

Mi Jin masih tetap bilang tidak ada. dia memang mirip seseorang yang Ia kenal dan mencoba untuk merayunya.

Mi Mo tanya apa Mi Jin mencoba untuk menarik perhatiannya? Mi jin mengangguk mengiyakan. tapi sepertinya Eung Suk tidak menunjukkan ketertarikan. Mi Jin meminta Mi Mo untuk tidak khawatir karena ini bukanlah hubungan antara pria dan wanita.

Mi Mo : "Kau yakin?" tanyanya curiga.

Mi Jin mengatakan dia sudah pernah bertemu ribuan pria. bagaimana bisa dia tidak tahu (korbannya)?

Mi Mo menyahut bisa saja Mi Jin tidak tahu. mendengar itu Mi Jin kaget, Ia tanya bagaimana bisa tidak? Mi Mo memberitahu itu karena Mi Jin bukan wanita, melainkan hanya seekor rubah. Mi Jin kesal mendengarnya.

tiba-tiba Mi Mo kabur begitu saja meninggalkan Mi Jin. Mi Jin meneriaki Mi Mo untuk menyelesaikan perawatannya.


Mi Jin dan Jae Won pergi ke sebuah restaurant berdua. melihat Mi Jin yang tampak cemas, Jae Won tanya apa ada yang terjadi? Mi Jin bilang tidak.

Jae Won bertanya-tanya, siapa yang sedang mereka tunggu? Mi Jin menyuruh Jae Won untuk meminum saja kopinya.

Jae Won : "Aku bisa mati penasaran." keluhnya kesal.


tak lama kemudian, seorang wanita datang. dia adalah Hye Young. Jae Won sangat terkejut melihat Hye Young.

Jae Won : "Hye Young..." rengeknya.

Mi Jin menatap Hye Young tajam dengan tatapan rubahnya.


Bersambung..

4 comments:

  1. Sejauh ini bagus dramanya, mudah2an gak berhenti bikin sinopsisnya, semangat ya mba, di tunggu lanjutan ceritanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih :) Insya Alloh akan berlanjut sampai final :)

      Delete