March 15, 2015

SINOPSIS THE THOUSANDTH MAN EPISODE 2

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== EPISODE2 ====


[Episode 2 : Cinta tidak diatur tapi cinta adalah sebuah keinginan besar]

Ibu menyiapkan makanan untuk makan malam. Mi Jin sudah ada di meja makan.

Mi Mo yang baru saja pulang, tanya pada Ibunya apa yang terjadi dengan Sec. Park? kenapa Ibunya membuat Sec. Park menangis lagi? Ibu menjawab singkat, kalau dia tidak peduli.

melihat menu steak yang disajikan ibunya matang, dengan kesal Mi Jin protes pada Ibunya, dia ingin makan daging mentah, sedangkan steak yang disajikan ibunya terlalu matang.

Ibu : "Setiap kali kau mengatakan hal seperti itu, jantungku selalu berdebar kencang. apa kau tidak ingin menjadi manusia?" omelnya.

Mi Jin : "Cepat ganti dagingku! sudah berapa kali aku harus mengatakannya pada ibu?" teriaknya lagi.

Ibu : "Kau sangat menjijikkan." sahutnya.

Mi Jin memotong dagingnya lalu memperhatikan daging yang matang itu dengan seksama. dia benar-benar kesal.

Mi Mo tanya pada Ibu, kenapa restaurant LAST selalu menolak Sec. Park? kenapa mereka begitu pemilih?

Ibu mengatakan, restaurant LAST memilih-milih pelanggan. hal itu sangat melukai harga dirinya.

Ibu : "Hanya ada satu meja di restaurant itu, dan pemiliknya yang akan memilihkan menu. apa itu masuk akal?" tanyanya kesal.

Mi Mo bilang, restaurant LAST memiliki karakter tersendiri. dia benar-benar ingin datang ke restaurant itu. Mi Mo menawarkan pada Ibunya, apa dia saja yang memesan tempatnya? jika pemiliknya masih muda, lebih baik Mi Mo yang pergi. Mi Mo sangat percaya diri, karena dia adalah tipe wanita yang dapat dengan mudah membuat pria jatuh cinta kepadanya.

Mi Jin : "Kau benar-benar seekor rubah! kau sudah menjadi manusia, tapi kau masih tetap licik seperti seekor rubah. karena kau adalah seorang manusia, cobalah untuk menjadi seperti manusia." serunya pada Mi Mo.

Mi Mo : "Apa salahnya berkencan dengan banyak pria? memangnya kau mengerti cinta manusia?" sahutnya kesal.

Mi Jin bilang pada Ibunya, bahwa dia hanya akan mencintai satu pria saja dengan segenap hatinya ketika dia sudah berubah menjadi manusia. Ia bertanya pada Ibu, bagaimana pendapatnya.

Ibu : "Katakan itu setelah kau menjadi manusia, mengerti?" ucapnya.

Mi Mo yang mendengar ucapan Ibunya, menahan tawa. Mi Jin kesal melihat ekspresi Mi Mo, Ia tanya apa Mi Mo meledeknya?


tak lama kemudian ponsel Mi Jin bunyi. Ia mendapat kiriman foto dari Min Suk. Mi Jin heran, Min Suk mengiriminya foto. Ia berkomentar kalau Min Suk sangat aneh.

Mi Jin memberitahu Ibu dan Mi Mo kalau Min Suk mengiriminya beberapa foto yang sama hanya saja mimik wajah Min Suk yang berbeda.

Mi Mo : "Kau itu naif atau sudah tua?" tanyanya pada Mi Jin.

Mi Jin : "Kenapa?" tanyanya polos.

Mi Mo mengartikan setiap foto yang dikirimkan Min Suk. yang jika digabungkan berarti A-I-Shi-Te-Ru (Aishiteru)

Mi Jin yang terlalu polos, (polos apa bodoh ya?) masih belum paham apa maksudnya. Ia tanya pada Mi Mo apa itu Aishiteru.

Mi Mo : "Itu bahasa jepang untuk artinya 'Aku mencintaimu'." ucapnya.

Ibu memuji Min Suk yang kreatif dan sangat lucu. Ibu bilang, dia suka pria seperti Min Suk, yang mempersiapkan semuanya dengan teliti.

Mi Mo memberitahu Ibunya, kalau hal yang dilakukan Min Suk pernah ada di dalam film. pesannya sangat klise.

Mi Jin : "Ibu, apa ibu pikir dia benar-benar mencintaiku? aku tidak yakin. Aku tidak bisa merasakan ketulusannya." ucapnya.

Ibu meminta Mi Jin untuk mencoba mengerti. Mi Mo bilang Mi Jin orang yang mudah putus asa. Mi Jin seharusnya memanfaatkan kesempatan ini.

Mi Jin : "Haruskah?" tanyanya bingung.

Mi Mo : "Akhirnya, apa dia pria keseribunya Goo Mi Jin?" serunya.

Ibu dan Mi Mo tampak terlihat senang.

tak lama kemudian Mi Jin mendapat pesan dari Min Suk yang berisi : 'Aku akan menjemputmu jam satu besok! tunggu aku!'

A..
I..
Shi..
Te..
Ru..
Eung Suk dan Chef Kyung Suk pergi kepasar membeli bahan-bahan untuk restaurant.

di sela waktu berbelanja, Kyung Suk mengungkit tentang Min Suk. Ia merasa kasihan karena pacarnya hanya punya waktu 3 bulan untuk hidup. pasti rasanya sangat menyakitkan. Kyung Suk meminta Eung Suk untuk membayangkan bagaimana perasaannya.

Eung Suk berkata, bisa saja orang itu hidup lebih lama dari 3 bulan. walaupun memiliki waktu yang singkat, yang paling penting adalah bagaimana caranya menjalani hidup.

Kyung Suk tertawa mendengar ucapan Eung Suk. Ia lalu bilang bahwa ada orang yang sudah menyia-nyiakan hidupnya selama 30 tahun.

Eung Suk : "Mari kita membuat kenangan yang indah untuk mereka dengan hidangan yang lezat." serunya.

Kyung Suk : "Mari kita buat malam ini menjadi malam terbaik mereka." sahutnya.


selesai berbelanja, Kyung Suk mulai membersihkan bahan-bahan yang baru di beli dan bersiap untuk memasak.

Eung Suk menghampiri Kyung Suk didapur. Ia memuji masakan Kyung Suk yang tercium wangi dan tampak lezat.

Kyung Suk : "Seorang koki biasanya akan gugup saat seseorang mencicipi masakan mereka. apa kau tidak tahu?" serunya.

Eung Suk mencicipi masakan yang Kyung Suk buat. Kyung Suk menanyakan, bagaimana rasanya, apa enak? Eung Suk diam tak menjawab. Ia tampak terlihat bingung.

Kyung Suk ikut mencicipi masakannya, kemudian bilang kalau rasanya hambar. Eung Suk membenarkan.

Kyung Suk : "Ada apa? bagaimana bisa kau tidak tahu rasanya? kau kan mempunyai indera perasa yang bagus?" tanyanya heran.

Eung Suk : "Tidak terlalu bagus." sahutnya.

Eung Suk kembali mencicipi masakan dan masih terlihat bingung.

Kyung Suk bilang kalau hal ini mengingatkannya saat berada di Perancis. saat itu ada ujian yang sulit. Ia berpikir untuk membuat sup. dan berhasil lulus karena Ia bisa mencicipinya diam-diam ketika profesornya tidak melihat. walaupun begitu, dia yakin akan tetap lulus dengan kerja kerasnya sendiri.


Eung Suk menuju ke tempat bumbu untuk mencicipi garam. Ia sangat terkejut karena lidahnya tidak bisa merasakan apapun. walaupun sudah mencoba garam dengan porsi yang banyakpun, lidahnya masih tetap sama. Eung Suk langsung terduduk karena syok.


Mi Jin baru saja keluar dari rumahnya, diluar rumah, terdapat sebuah mobil yang sudah didekorasi unik untuk menjemputnya.

seorang pria, mengarahkan Mi Jin untuk duduk di bagasi belakang yang terbuka, lalu memasangkan earphone ditelinganya.

kemudian mobil melaju perlahan. beberapa dancer mulai beraksi menghibur Mi Jin bahkan ada drama pendeknya. Mi Jin benar-benar terkejut. Ia menikmati pertunjukan itu dan tampak terlihat senang.


setelah pertunjukan selesai, Min Suk muncul dengan membawa buket bunga. Mi Jin tersenyum malu melihat Min Suk.

Min Suk menyerahkan buket bunga itu pada Mi Jin lalu melepas earphonenya. kemudian Ia duduk berlutut didepan Mi Jin.

Mi Jin : "Ini mengejutkan.." ucapnya.


Mi Jin dan Mi Suk sudah berada di restaurant LAST. mereka melakukan candle light dinner.

Min Suk : "Aku tidak tahu aku akan segugup ini. Mi Jin, aku tahu aku tidak pantas, tapi aku ingin menjadi peran pendukung dalam hidupmu. apa kau mau menjadi tokoh utama dalam hidupku?" ucapnya.

Mi Jin masih diam tak menjawab. Ia masih berpikir.

Min Suk mengeluarkan sebuah kotak yang berisi cincin untuk Mi Jin jika menerimanya. bahkan Min Suk sudah memasang cincin pasangannya ke jarinya sendiri.


dengan sedikit tidak yakin, Mi Jin mengulurkan tangannya pada Min Suk. Min Suk akan memasangkan cincin itu dijari Mi Jin tapi sayangnya, Eung Suk dan Chef Kyung Suk keburu keluar seraya bertepuk tangan sehingga cincin itu jatuh di atas piring. dengan culunnya, Min Suk ikut bertepuk tangan. tapi Ia segera memasang cincin itu begitu teringat.

(Mungkin Min Suk takut ketahuan.. kalau niat sebenarnya menyewa restaurant adalah untuk melamar.)

Mi Jin dan Eung Suk langsung mengenali satu sama lain karena insiden didalam pesawat.

Mi Jin : "Apa kau bekerja disini?" tanyanya pada Eung Suk.

Eung Suk memperkenalkan koki dari restaurant LAST pada Mi Jin dan Min Suk. Eung Suk menyebut Kyung Suk sebagai Pierre Seo.

Kyung Suk : "Saya harap kalian menikmati hidangannya. Bon appetit." serunya seraya memberi hormat.

Eung Suk menuangkan sebuah minuman untuk Mi Jin dan Min Suk. Ia memberitahu itu adalah untuk pembuka sebelum makanan dihidangkan.

kemudian, Eung Suk menyajikan hidangan utama.

Eung Suk : "Sebenarnya, ini adalah hidangan pemanasan untuk makanan berikutnya." ucapnya.

lalu, Eung Suk menyajikan sup, Ikan kakap merah dengan saus putih.

setelah Mi Jin dan Min Suk menghabiskan makanan yang dihidangkan, Chef Kyung Suk keluar seraya membawa hidangan utama.

Chef Kyung Suk memberitahu bahwa itu adalah steak sirloin terbaik. Mi Jin sangat senang begitu melihat daging.

Eung Suk : "Di restaurann ini, kami memberikan pelanggan waktu untuk menyelesaikan makanan utamanya. selamat menikmati. dan jika kalian membutuhkan sesuatu, silahkan memanggil kami dengan membunyikan bel ini." ucapnya.

Min Suk berterima kasih pada Eung Suk dan juga Chef untuk pelayanannya.

Eung Suk pergi keluar, Ia menatap Mi Jin dari luar dan teringat ucapan Min Suk yang mengatakan kalau Mi Jin hanya memiliki waktu hidup 3 bulan saja. Eung Suk merasa iba.


Eung Suk pergi keatap ditemani Eung Suk. Kyung Suk bilang, kalau ada sesuatu yang terlihat aneh.

Kyung Suk : "Ekspresi si pria terlihat begitu bahagia untuk seseorang yang hanya punya waktu 3 bulan untuk hidup bersama dengan pacarnya." ucapnya.

Eung Suk : "Cinta tidak memiliki batas waktu." sahutnya.

Kyung Suk : "Cinta datang dari seseorang yang bahkan tidak mengizinkan para wanita untuk mendekatinya." serunya.

Eung Suk tertawa dan membenarkan ucapan Kyung Suk.

Eung Suk : "Dia bilang dia ingin menjadi manusia, tapi dia bahkan tidak memiliki seorang pacar?" gerutunya pelan.

Kyung Suk tanya apa yang Eung Suk bicarakan? Eung Suk menyahut bukan apa-apa.


Mi Jin dan Min Suk baru saja selesai makan.

Mi Jin : "Aku ingin mengatakan sesuatu. Apa kau mau mendengarnya?" tanyanya gugup.

Min Suk menjawab tentu saja, kenapa tidak. Mi Jin tanya pada Min Suk, apa dia sangat mencintainya?

Min Suk akan melepas kancing kemejanya seraya berkata kalau hatinyalah yang akan menjawabnya.

Mi Jin : "Tidak perlu." sahutnya cepat seraya memalingkan wajahnya.

Min Suk kembali membetulkan kancing bajunya.

Mi Jin : "Katakan saja bahwa aku hanya punya sisa waktu 3 bulan." ucapnya.

Min Suk terkejut mendengar ucapan Mi Jin.

Mi Jin : "Setelah 3 bulan, aku mungkin akan menghilang dari muka bumi ini." ucapnya.

Min Suk : "Apa yang sedang kau bicarakan? Leluconmu tidak cocok dengan suasana saat ini. kau ini benar-benar." serunya seraya tersenyum.

Mi Jin menggelengkan kepalanya. menandakan bahwa yang dikatakannya adalah benar. Min Suk langsung meminum air digelasnya.

Min Suk : "Apa kau serius?" tanyanya dengan dingin.

Mi Jin menganggukkan kepalanya. Min Suk benar-benar terkejut. Min Suk diam sejenak. lalu tiba-tiba Ia tertawa kencang.

Min Suk : "Baiklah. Aku berjanji bahwa aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkanmu, Goo Mi Jin."

Mi Jin memalingkan wajahnya dan tampak bersedih. seperti yang Ia duga. Min Suk bukanlah orang yang tepat.


Mi Jin memberitahu Min Suk, kalau sebenarnya ada satu cara untuk menyelamatkannya.

Min Suk : "Benarkah? Apa itu? katakan padaku. Aku akan melakukan apapun untukmu. apa kau pikir aku tidak bisa melakukannya? Aku bisa." serunya.

Mi Jin : "Mengenai hal itu.., aku membutuhkan sebuah hati." ucapnya.

Min Suk : "Hati? kau sedang membicarakan hati hewan yang kita makan, kan?" tanyanya. (haha)

Mi Jin : "Hatimu." jawabnya.

Min Suk : "Hatiku?" tanyanya terkejut.

Min Suk benar-benar terkejut. sampai-sampai Ia menyenggol gelas yang disebelahnya hingga jatuh dan pecah.

Mi Jin kaget melihat reaksi dari Min Suk. Min Suk yang ketakutan, membunyikan bel dengan tangan yang bergetar.

(sumpah, lucu lihat Min Suk :D)


Eung Suk yang mendengar suara bel dibunyikan, segera menghampiri Mi Jin dan Min Suk.

melihat Min Suk mengelap tumpahan air dimeja, Eung Suk menggantikannya dan bilang tidak apa-apa.

Min Suk : "Dimana toiletnya?" tanyanya dengan suara bergetar.

Eung Suk : "Oh, toilet, ada disebelah sana.." ucapnya seraya menunjukkan letak toletnya.

Min Suk langsung memegang tangan Eung Suk agar tidak menunjukkan letak toiletnya.

Min Suk tanya lagi, apa dia bisa merokok sebentar disuatu tempat? Eung Suk bilang, Min Suk harus keluar jika ingin merokok. Min Suk pamit pada Mi Jin, dia akan segera kembali.


diluar, Min Suk langsung menelepon temannya.

Min Suk : "Apa kau ingat wanita yang aku ceritakan padamu? wanita yang akan kulamar. teman, aku seharusnya mendengarkanmu saat kau menasehatiku untuk putus dengannya. apa? Bukan seperti itu. dia bilang dia membutuhkan hati. dia ingin hatiku! transplantasi hati! aku tidak tahu. mungkin dia mengidap kanker hati. ngomong-ngomong, sejak awal, kulitnya sedikit lebih gelap. kau pikir ini lucu? aku hampir menangis saat ini!" ucapnya panik.

tanpa Min Suk sadari, Mi Jin ada disitu, Ia mendengar semuanya.

air mata Mi Jin menetes dan tanpa sengaja mengenai ponsel Min Suk, Min Suk yang mengira hujan akan turun, Ia segera menutup teleponnya. mengetahui Min Suk bukanlah pria yang dicarinya, Mi Jin pergi begitu saja.


Min Suk kembali kedalam restaurant. Eung Suk sudah membereskan meja. melihat Mi Jin tidak ada dimeja, Min Suk menanyakannya pada Eung Suk. Eung Suk bilang, dia (Mi Jin) baru saja keluar. Min Suk lega mendengarnya.

Min Suk : "Benarkah? Berapa semuanya?" tanyanya.

Eung Suk : "Dia sudah membayar semuanya." jawabnya.

melihat ada sebuah cincin dimeja, Eung Suk bertanya-tanya apa itu? melihat cincin lamaran yang ditinggalkan Mi Jin, Min Suk segera mengambilnya.

Min Suk : "aling tidak dia punya kesadaran diri." serunya pada Eung Suk.

Eung Suk heran melihatnya.

Min Suk : "Tiba-tiba dia memberitahuku bahwa dia hanya punya sisa waktu 3 bulan untuk hidup." serunya memberitahu.

Eung Suk : "Bukankah kau tahu bahwa itu sulit?"

Min Suk mengangguk, Ia membenarkan bahwa dia tahu itu. sejak Ia mendengar hal itu langsung darinya, Min Suk menjadi bingung dan terkejut. setelah mengatakan itu, Min Suk pergi. Eung Suk memandangnya tajam.


Mi Jin pergi ke club untuk menghilangkan stressnya. Ia mabuk-mabuk'an sambil berdansa.

tak lama kemudian seorang pria menghampirinya. Ia membisikkan sesuatu di telinga pria itu. dan dalam waktu sekejab, mereka sudah mulai akrab.


Mi Jin dan pria itu pergi kesebuah motel. Mi Jin duduk menunggu sementara si pria sedang mandi.

Mi Jin : "Apa kau mencintaiku?" tanyanya pada pria itu.

Si pria menjawab, tentu saja. Tentu saja dia mencintai Mi Jin.

Mi Jin : "Lalu, apa kau bisa memberikan hatimu?" tanyanya lagi.

Pria itu menjawab, jangankan hati, dia bahkan bisa memberikan jantungnya. Mi Jin bisa memiliki semuanya.

Mi Jin : "Terima kasih! Kau adalah pria ke seribuku!" serunya senang.

Si Pria : "Terima kasih untuk apa? kukira kau adalah gadis baik-baik, ternyata kau seorang wanita jalang." sahutnya.

Mi Jin yang sudah setengah mabuk, sangat senang karena sudah menemukan pria yang dicarinya selama ini.

Mi Jin naik keatas meja seraya merentangkan tangannya. Ia meliuk-liuk dan dengan seketika Mi Jin berubah menjadi Gumiho.

Si pria tadi baru saja selesai mandi. Ia benar-benar kaget melihat Mi Jin berubah menjadi Gumiho. Pria itu sampai terjatuh di lantai karena ketakutan. dengan sekuat tenanganya, Pria itu kabur dari motel.


Pria itu lari dijalanan dengan hanya memakai pakaian dalam saja. Ia juga berteriak histeris, "Dia bukan manusia!"

Gumiho Mi Jin, duduk diatas tiang seraya memperhatikan Pria yang kabur itu.

Suara Mi Jin : "Kau bilang kau mencintaiku. kau bilang bahwa kau mencintaiku."

Mi Jin melompat dari tiang ke tiang mengejar Pria itu. tapi akhirnya Mi Jin mencoba untuk berhenti mengejar pria itu. Ia melompat turun ke jalan dan langsung berubah menjadi Goo Mi Jin bukan rubah lagi.


Eung Suk dan Chef Kyung Suk baru saja menutup restaurant. Eung Suk mengantar Kyung Suk sampai depan.

Kyung Suk : "Tidurlah yang nyenyak." serunya pada Eung Suk.

Eung Suk tanya, apa Kyung Suk mau pergi berkencan? Kyung Suk bilang, sekarang bukanlah waktunya untuk memikirkan cinta.

Eung Suk : "Kau tidak ingin berkencan karena uang? kau kan bisa berkencan tanpa harus menggunakan uang."

Kyung Suk bilang, kencan tanpa menggunakan uang itu tidak mungkin. setelah mengatakan itu, Ia pergi meninggalkan Eung Suk.


saat Eung Suk kembali kedalam, Ia terkejut melihat Mi Jin yang tiba-tiba duduk di kebunnya.

Eung Suk : "Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanyanya heran.

Mi Jin : "Beri aku alkohol." serunya.

Eung Suk memberitahu bahwa restaurantnya sudah tutup.

Mi Jin : "Jangan pelit. apa kau tidak bisa memberiku sedikit saja?" serunya kesal.


dirumah, Ibu dan Mi Mo asik menonton acara tv yang menayangkan tayangan anggota tubuh.

melihat tayangan pengerasan hati karena sirosis, Mi Mo berpendapat kalau manusia benar-benar tidak merawat hati mereka.

Ibu : "Setelah aku menjadi manusia, akhir-akhir ini aku merasa sangat lelah. apa ini karena hatiku tidak sehat?" tanyanya seraya memegang perutnya.

Mi Mo : "Itu karena pada jam seperti ini, manusia memang seharusnya sudah merasa lelah." ucapnya menenangkan Ibunya.

Ibu bertanya-tanya, kenapa Mi Jin belum pulang juga?

Mi Mo khawatir, apa terjadi sesuatu?

mereka berdua diam sejenak, lalu saling memandang. kemudian berseru bersamaan. "Apa mungkin, dia akhirnya berhasil?"

Ibu : "Daebak!!" serunya senang.


Eung Suk akhirnya membawa masuk Mi Jin dan menyuguhinya dengan minuman yang Mi Jin minta. tampak terlihat, Mi Jin sudah sedikit mabuk.

Mi Jin : "Apa semua pria seperti ini?" keluhnya kesal.

Eung Suk : "Apa tidak apa-apa kau minum seperti ini?" tanyanya khawatir.

Eung Suk mencoba mengambil gelas Mi Jin, tapi Mi Jin menolaknya.

Mi Jin : "Apa yang dikatakan Jin Yi eonni benar. seorang pria yang tampan, biasanya memiliki kepribadian yang buruk. standar yang dilihatnya pada para pria benar-benar berbeda dari kebanyakan orang normal." ucapnya.

Eung Suk : "Jin Yi eonni?" tanyanya tak mengerti.

Mi Jin tanya pada Eung Suk, apa dia tidak tahu Hwang Jin Yi?

(Hwang Jin Yi : gisaeng yang terkenal.)

(Gisaeng : wanita penghibur)

Eung Suk berpikir, Mi Jin sudah terlalu mabuk karena bicaranya ngelantur. Ia menyuruh Mi Jin untuk segera pulang.

Mi Jin marah, Ia memukul tangan Eung Suk yang mencoba mengambil botol minumannya.


Mi Jin : "Dahulu kala, para pria akan menyerahkan apapun atas nama cinta. tidak seperti sekarang, orang-orang jaman dulu tidak membutuhkan situasi dan acara yang bodoh seperti ini. kau bisa merasakan ketulusan seseorang
hanya dengan melihat sorot matanya." cercaunya panjang lebar.

Eung Suk berkata bahwa cinta tidak diatur, tapi cinta itu adalah sebuah keinginan besar.

Mi Jin memuji kata-kata Eung Suk begitu berkharisma. mengenai cinta adalah sebuah keinginan yang besar. lalu Ia tanya pada Eung Suk, apa masih ada pria seperti yang dikatakannya si jaman sekarang?

Eung Suk : "Kau benar-benar harus pergi sekarang." serunya.

Mi Jin : "Keterlaluan! Aku hanya ingin bicara denganmu! saat bicara denganmu, aku bisa bicara dengan bebas! aku ingin membicarakan segalanya, tapi kenapa kau ingin aku pergi?" omelnya.

Eung Suk : "Jika kau ingin berbicara,
datanglah kapan-kapan." ucapnya.

Mi Jin : "Lupakan saja. Kau pasti akan mengusirku seperti hari ini." sahutnya marah.

Eung Suk akhirnya mengeluarkan kertas. Ia membuat kartu VVIP untuk Mi Jin. Ia bahkan menuliskan nama Mi Jin dikartu itu. dan membubuhinya dengan tanda tangan.

melihat kertas yang dibuat Eung Suk, Mi Jin tanya, untuk apa itu?

Eung Suk : "Jika kau ingin berbicara, kembalilah." ucapnya menjelaskan.

dengan kesal Mi Jin tanya, apa tidak bisa mereka bicara hari ini saja? Eung Suk bilang kalau sudah larut malam, dan Mi Jin harus pergi.


Ke esokan paginya, Ibu menghampiri Mi Mo yang asik berbincang dengan pegawai. Ibu menanyakan Sec. Park karena Ia tidak melihatnya.

Ibu : "Dia tidak mengangkat teleponnya. Aku tidak tahu dimana dia berada!" keluhnya.

Mi Mo : "Mungkin dia tidak bisa membuat reservasi." sahutnya.

Ibu mendesis kesal. jika memang seperti itu, seharusnya Se. Park memberi kabar padanya, apa dia bisa atau tidak. apa dengan bersembunyi itu bisa menyelesaikan masalah?


tak lama kemudian Mi Jin datang seraya memegangi perutnya dan meminum air putih dibotol.

melihat sikap Mi Jin, Ibu mengeluh kalau Mi Jin benar-benar sudah gila.

mengetahui salah satu ekor rubah Mi Jin keluar dari balik roknya, Ibu menjadi panik. Ia segera menghampiri Mi Jin.

Ibu : "Ekormu." serunya pelan seraya menutupi ekor Mi Jin.

Mi Jin : "Ah.. Ibu, ini karena aku tidak menggunakan otot sama sekali." keluhnya lemas.

Ibu segera mendorong Mi Jin untuk masuk kedalam kantor Mi Jin.


Ibu : "Lebih baik kau mengiklankan ke seluruh dunia kalau kau itu seorang Gumiho." amuknya.

Mi Jin : "Ibu, kemarin aku terlalu banyak minum." ucapnya membela diri.

Mi Mo tanya pada Mi Jin, kenapa Mi Jin tidak mendapatkan sesuatu dari Min Suk? Mi Jin diam tak menjawab.

Ibu bertanya-tanya, kenapakah Min Suk pergi? karena sudah muak membahas Min Suk, Mi Jin mengalihkan topik dengan berkata bahwa Ia melihat Sec. Park ada disekitar kantor.

Mi Mo : "Dimana?" tanyanya penasaran.

Mi Jin mengendus-endus seraya berkata dia mencium bau asam.

Mi Jin : "Dari mana bau ini berasal?" tanyanya heran.

tak lama kemudian, Ia menyadari kalau bau yang diciumnya berasal dari restaurant yang kemarin didatanginya.

Ibu menyuruh Mi Jin untuk memelankan suaranya, Ia sudah memperingatkan Mi Jin untuk tidak memperjelas bahwa dirinya adalah seekor rubah.

Mi Jin : "Ibu, aku juga sudah lelah!" amuknya.


Sec. Park duduk berlutut di restaurant LAST. Chef dan Eung Suk sedang sibuk bersih-bersih.

Sec. Park memasang wajah memelas kemudian tanya pada mereka berdua, apakah benar-benar tidak bisa?

Kyung Suk : "Aigo.., dia tidak mengerti kata tidak.." keluhnya kesal. "Tidak!" serunya memperjelas.

Sec. Park merangkak mendekat pada Kyung Suk kemudian Ia memohon.

Kyung Suk : "Tetap tidak." ucapnya.


Melihat Mi Jin yang kacau, Mi Mo berpendapat kalau Mi Jin pasti merasa lelah karena terlalu sering gagal. Ibu menyuruh Mi Jin untuk pulang lebih awal.

Mi Jin : "Ibu, hari ini ulang tahunmu. seharusnya aku mengajakmu makan sebelum aku pulang." ucapnya dengan pandangan kosong.

Ibu : "Dengan keadaanmu seperti sekarang ini?" tanyanya khawatir.

Mi Jin memberitahu, bahwa dia sudah membuat reservasi di tempat yang sangat mengagumkan. Ibu senang mendengarnya.

Mi Mo : "Kau tahu kan kalau ibu itu pemilih?" tanyanya pada Mi Jin.

Mi Jin : "Aku mengenalnya lebih baik dibanding kau." serunya kesal.


karena gagal lagi menyewa tempat di restaurant LAST, Sec. Park keluar dari restaurant dengan lemas dan putus asa.

tapi belum sampai dipintu depan, Sec. Park kembali dengan tergesa-gesa lalu sembunyi dibalik semak-semak di pekarangan restaurant.

ternyata Sec. Park bersembunyi karena melihat Mi Jin, Ibu dan Mi Mo datang ke restaurant.


sesampainya didalam restaurant, Ibu dan Mi Mo benar-benar senang bisa mendapatkan tempat di restaurant LAST yang sudah lama di inginkan.

Mi Jin melambaikan tangan pada Eung Suk yang sedang bersih-bersih. melihat Mi Jin datang, Eung Suk segera menghampirinya.

Eung Suk : "Kenapa kau datang hari ini?" tanyanya heran.

Mi Jin : "Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. jadi aku memutuskan untuk memberikannya kejutan dengan membawanya kesini." serunya seraya menunjukkan kertas VVIP yang dibuat Eung Suk.

Eung Suk langsung memperkenalkan dirinya pada Ibu Mi Jin. Chef Kyung Suk juga menyapa Ibu Mi Jin, Ia bahkan memuji Ibu Mi Jin yang tampak cantik. tak lupa juga, Ia memperkenalkan dirinya.

dengan malu-malu Ibu bilang kalau cara bicara Chef Kyung Suk masuk kedalam tipenya.

Ibu : "Kudengar sangat sulit untuk bisa memesan tempat disini. bagaimana kau bisa mendapatkannya?" tanyanya pada Mi Jin.

Mi Mo : "Ibu, apa ini tempatnya?" tanyanya terkejut.

Ibu membenarkan. inilah restaurant yang di inginkannya.

Mi Jin memberitahu Ibunya, hal ini terjadi karena Eung Suk memberitahunya bahwa dia bisa datang kapanpun dia mau.

Kyung Suk kaget mendengar ucapan Mi Jin, Ia menoleh pada Eung Suk.

Mi Jin menunjukkan pada Ibunya, kartu VVIP yang dibuat sendiri oleh Eung Suk untuknya.

dengan gugup Eung Suk membenarkan. Ia segera meminta mereka untuk duduk.


Mi Mo berdiri disamping meja dan belum duduk juga. Ia menunggu Eung Suk untuk menarikkan kursi untuknya. tampaknya, Mi Mo jatuh cinta pada Eung Suk sejak pandangan pertama.

di luar, diam-diam Sec. Park memperhatikan mereka dengan sedih. tapi Ia senang melihat Ibu Mi Jin terlihat bahagia. seperti biasa, Sec Park memakai kaca mata hitamnya untuk menyembunyikan kesedihannya.


Mi Mo tanya pada Eung Suk apa dia pemili restaurant LAST? Eung Suk mengangguk.

Mi Mo : "Apa kau mau berkencan denganku?" tanyanya.

Eung Suk kaget mendengar ucapan Mi Mo. tidak hanya Eung Suk, semua yang ada disitu juga ikut kaget.


Bersambung..

No comments:

Post a Comment