July 22, 2013

SINOPSIS DEAR GALILEO [THAI-MOVIE] Part 2

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== PART 2 ====

sepulang dari liburan.. Cherry dan Noon dikejutkan dengan pemecatan kerja ditempat mereka bekerja.

Pee Nuan memberikan amplop pesangon untuk Cherry. ia bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun karena sudah kesal dengan Cherry.


sedangkan Noon protes dengan bosnya kenapa dia dipecat dari pekerjaannya.

"kau tidak masuk seminggu!! jika aku diam saja, maka aku akan disalahkan!" seru bos Noon kesal. Noon hanya bisa pasrah.


Cherry kesal dengan keputusan Pee Nuan yang memecatnya. ia mengambil uang pesangonnya lalu pergi.

Pee Tom mengejar Cherry dan menghentikannya. Tom menghibur Cherry dengan mengatakan kalau ia akan membuat pesta perpisahan untuk Cherry. Cherry mengangguk dan tersenyum setuju.


malam harinya, Cherry dan Noon berkaraoke ria di Thai restaurant. Pee Tom dan karyawan restaurant juga ikut serta. mereka menyanyi bersama dengan gembira.


Cherry yang tidak melihat keberadaan Pee Tom menyusulnya kedapur. didapur, Pee Tom sedang memasak untuk yang lain.

Cherry mengatakan seharusnya Pee Tom meminta bantuannya. Cherry memberikan Pee Tom secarik kertas berisi alamat e-mailnya.  

"e-mail apa? aku tidak tahu cara menggunakannya!!" seru Pee Tom.
"tidak apa.. suatu hari, kau pasti akan tahu, jadi kita bisa mengobrol.." sahut Cherry.
"ok!!" seru Pee Tom. ia mengambil kertas itu dari tangan Cherry lalu menyimpannya disakunya.


Cherry kembali bergabung dengan teman-temannya. karyawan yang lain memaksa Noon untuk maju kedepan dan bernyanyi. awalnya Noon malu-malu tapi semua memaksa karena lain kali mereka belum tentu bertemu. akhirnya Noon bernyanyi dengan ceria dan bersemangat.

sedang asik-asiknya menyanyi dan berpesta, petugas imigrasi dan beberapa polisi datang. mereka langsung lari pontang-panting untuk bersembunyi.

setelah sampai ditempat persembunyian, Cherry melihat sekeliling, ia menyadari kalau Pee Tom tidak ada. 

tak lama kemudian, Pee Tom keluar dari restaurant dengan dikawal polisi. kedua tangannya sudah terikat rantai borgol. sebelum masuk kemobil polisi, Pee Tom tersenyum kearah tempat teman-temannya bersembunyi.


Cherry sangat cemas melihat sahabatnya itu tertangkap. ia merasa sedih.

ia mengingat kenangannya saat masih bersama Tom. ia pernah merekam Tom dengan Handicamnya. 

FLASBACK

Pee Tom sedang berada didepan loker direstaurant. ia membuka buku yang ada didalam lokernya dan menulis sesuatu.

"apa yang sedang kau lakukan?" tanya Cherry.
"tidak ada!" jawab Pee Tom.

Cherry memaksa Pee Tom untuk melihat apa yang sedang ditulisnya dibuku itu. Pee Tom menunjukkan buku itu pada Cherry, ternyata isinya adalah jumlah hari yang sudah dilalui Pee Tom saat berada diLondon.


"sudah berapa hari kau disini?" tanya Cherry.
"tunggu, 3.165 hari." jawab Pee Tom.

FLASHBACK END

ditv, sedang menyiarkan berita mengenai penangkapan imigran gelap, dan wajah Pee Tom terpampang dalam berita itu. dijelaskan dalam berita, kalau Pee Tom akan dideportasi ke negaranya.

Cherry dan Noon melihat siaran berita dari pinggir jalan. 

"kau orang yang baik, Pee Tom!" komentar Cherry iba.

Cherry memasukkan baju jersey Torres pesanan adiknya kedalam amplop. ia lalu memasukkan amplopnya kedalam kotak pos. setelah itu, Cherry mengajak Noon untuk pergi keparis. Noon tersenyum seraya mengangguk.


Cherry dan Noon akhirnya memutuskan pergi ke paris. mereka menenteng koper masing-masing dan menuju kesuatu tempat. 

Cherry yang sudah kelelahan, mengajak Noon untuk bermalam dihotel. Noon menolak ajakan Cherry karena mereka harus berhemat. 

"hanya satu malam.. kita tidak akan rugi.." ucap Cherry memaksa.

mereka akhirnya telah sampai ditempat tujuan mereka di tempat penginapan gratis untuk pelancong.

saat masuk kedalam, Noon dan Cherry tertegun dengan keadaan didalam penginapan itu. banyak berandalan didalam.

bahkan berandalan itu sempat menggoda Cherry dan Noon.

"How are you, beautiful?" goda salah satu dari berandalan itu.

Cherry metatap kesal pada Noon. Noon meringis dan menawarkan pada Cherry bagaimana kalau mereka menginap dihotel saja. 

"terlambat!!" seru Cherry dengan kesal, itu karena ia sudah kelelahan.
"hey.. want to go out with me tonight?" goda berandalan itu lagi.
"banyak omong!!" sahut Cherry jutek. ia lalu beranjak masuk.

berandalan itu kepede an, mereka berpikir kalau Cherry sepertinya menyukainya. wkwkwk


malam harinya, Cherry tidak bisa tidur karena mendengar suara dengkuran penghuni lain. itu karena dalam satu kamar, berisi banyak orang. sedangkan Noon tertidur nyenyak. Cherry sangat kesal sehingga ia harus menutup wajah dan telinganya menggunakan bantal.


Cherry meredam kekesalannya dan memilih untuk mandi. saat membuka baju, Cherry sepertinya mendengar suara dari bilik sebelahnya. Cherry mengintip dan sangat terkejut melihat seorang lelaki sedang mandi juga. 

"hey..???" seru Cherry terkejut.
"don't worry, i'm engaged." sahut pria itu.

Cherry membulatkan matanya dan tidak dapat berkata-kata lagi.


paginya, Cherry menyeret kopernya dengan kesal dan menjauh dari penginapan itu. Noon mengejarnya dengan bingung.

"Cherry.. tunggu!! ada apa denganmu?" teriak Noon. Cherry diam saja dan tak menjawab. "kau marah padaku?" tanya Noon lagi. Cherr menghentikan langkahnya.
"tidak!! aku hanya lapar! ayo cari sesuatu untuk dimakan." seru Cherry. Noon tersenyum.

Cherry mencari dompetnya didalam tasnya. ia panik karena dompetnya hilang. 

"sial!! dompetku hilang!!" umpatnya kesal.
"kau sudah mencarinya dengan benar?" sahut Noon ikut cemas.

Noon juga memeriksa dompetnya. ia ikut terkejut karena dompetnya ternyata juga hilang.

"uangku..... uang mu..." teriak Cherry.
"uang kita juga..." rengek Noon.

Noon berseru untuk mengecek pasport mereka. saat Cherry membuka pasport nya, terjatuh uang koin. koin itu menggelinding. mereka mencoba mengejarnya dan menangkapnya, namun naasnya, koin itu terjatuh kesungai.


Noon dan Cherry berada didepan apartement kecil. Cherry dan Noon membawa koper mereka dengan susah payah untuk naik keatas apartement menggunakan tangga, dikarenakan diapartement itu tidak ada liftnya.

Cherry mengetuk kamar si pemilik apartemen. mereka saling menyapa menggunakan bahasa thailand. pemilik apartement itu ternyata adalah orang thailand.

"apa kau Pee Chat?" tanya Cherry. Pee Chat mengangguk.
"apa kalian diberitahu Pee Tom, kau yang menelepon kan?" tanya Pee Chat.


Pee Chat menyuruh mereka untuk masuk kekamar yang akan mereka tempati.

Cherry dan Noon terkejut melihat kamar yang akan mereka tempati. karena keadaanya sangat berantakan. mereka saling menatap dan meringis.


Cherry dan Noon mulai bersih-bersih merapikan kamar. Cherry memberi komando untuk memindah sofa dan membawanya keluar agar mereka memiliki tempat untuk makan.

mereka bekerja sama untuk membersihkan kamar. memindahkan barang yang tidak perlu digunakan agar dapat memperluas area.

mereka juga tidak lupa untuk menempel foto-foto mereka bersama keluarga masing-masing.

selesai merapikan kamar, Cherry menghempaskan badannya keatas kasur.


Noon mengambil pena didalam tasnya, dan memberikannya pada Cherry. sepertinya ia sudah mempersiapkannya.

"hadiah pindahan..." seru Noon.
"terima kasih.." sahut Cherry senang.


Cherry dan Noon bekerja direstaurant milik Pee Chat. mereka mendapat tugas dibagian dapur untuk memasak. mereka sangat tidak bersemangat karena tidak menyukai pekerjaan didapur.

"bagaimana kabar kalian?" sapa Pee Chat memeriksa keadaan mereka didapur.
"kita bisa menjadi pelayan.." seru Cherry memohon.
"aku juga bisa berbicara prancis.." sahut Noon. "Hello.. how are you? Eiffel Tower.. Champs Elise.. I love You.." ucap Noon dalam bahasa Prancis.
"hebat sekali..." puji Pee Chat. "LANJUTKAN MEMOTONG!!" serunya kemudian. Noon dan Cherry kembali manyun. wkwkwk

Pee Chat memberikan uang gajian mereka yang pertama. Cherry dan Noon bersemangat saat melihat uang ditangan Pee Chat.

Pee Chat memberi mereka berlembar-lembar uang. Cherry dan Noon senang melihatnya. tapi setelah itu, Pee Chat mengambil, kembali uang gaji mereka dan hanya menyisahkan 2 lembar saja.

"ini untuk sewa rumahnya.." ucap Pee Chat. "thanks.." lanjutnya, kemudian pergi.

Cherry dan Noon hanya bisa menelan ludah. dan akhirnya Noon membagi selembar uang pada Cherry.


mereka pulang kerumah dengan naik kereta bawah tanah. Cherry melihat trik agar bisa naik kereta gratis tanpa harus membayar.

saat Noon memasukkan uang, dalam mesin pengaman, Cherry buru-buru menempel pada Noon agar bisa lewat tanpa harus membayar.

Noon melihat kecurangan Cherry dan terlihat tidak setuju. Cherry hanya tersenyum licik pada Noon.


setelah sampai dirumah, tetangga sebelah protes pada Cherry, dikarenakan Cherry dan Noon sangat berisik saat menaiki tangga.

bibi tetangga sebelah itu mengomel menggunakan bahasa prancis. Cherry yang sudah kelelahan dan tak mengerti dengan apa yang dikatakan bibi itu tidak mau ambil pusing, ia hanya mengucapkan maaf dan ingin menyudahinya. tapi bibi itu masih terus mengomel.


"i'm sorry... what do you want?" seru Cherry kesal dalam bahasa inggris.

lalu terdengar suara kucing milik bibi itu yang berdiri ditangga.

"tidak boleh ada kucing disini, kau tahu?" seru Cherry. "aku akan bilang pada Pee Chat!!" ancam Cherry.

bibi itu akhirnya mengalah dan memilih untuk kembali kekamarnya.


Cherry sedang menggambar pemandangan gedung didepannya menggunakan pena pemberian Noon.


Cherry pulang terlambat kerumah, setelah sampai rumah, ia membaringkan tubuhnya diatas ranjang. keadaan dirumah terlihat sangat berantakan. Cherry selalu menaruh barang miliknya tidak pada tempatnya.

"besok hari libur, apa yang akan kita lakukan?" tanya Cherry pada Noon.
"bereskan barang-barangmu!!" jawab Noon kesal. "kau bisa membangun rumah yang besar. ruangan sebesar ini, bagaimana bisa kau tak sanggup merapikannya?" tanya noon. 

Cherry bangun dari tempat tidur, ia terlihat sangat malas sekali membereskan rumah.

"aku harus mencuci baju..." ucapnya dengan malas. ia lalu berbaring lagi diranjang.


Noon sangat kesal dengan sikap Cherry. ia membersihkan meja makan, danmembawa piring-piring kotor kedapur. Noon semakin kesal saat melihat bak cuci piring sangat penuh. Cherry sepertinya tidak pernah mencuci piring sama sekali. dirumah, Cherry hanya bisa bermalas-malasan saja. Noon hanya bisa menghela nafas kesal, ia memutuskan untuk mencuci piring dan peralatan memasak.


Noon memasak semangkuk bubur untuk makan malam. ia makan bersama Cherry dalam satu mangkuk untuk menghemat biaya pengeluaran.

"sangat lezat.. lain kali, kau masak lagi!" seru Cherry. Noon mengangguk. "lusa adalah hari ulang tahunmu, bagaimana kita akan merayakannya?" tanya Cherry.
"tumben kau ingat? padahal sebelumnya kau selalu lupa!" sindir Noon.
"apa kita harus merayakannya? kita buat pesta besar, ok!" seru Cherry.
"apa yang kau maksud pesta besar?" tanya Noon geli. "jangan lupa kita ini miskin!!" ucap Noon.
"baiklah, kita akan melakukannya. aku akan menabung untuk bisa jalan-jalan diparis malam hari. aku akan menghitung mundur dan akan menyanyikan lagu happy birthday untukmu." ucap Cherry. Noon tersenyum dan mengangguk.

Noon mengatakan pada Cherry kalau ia ingin sekali pulang. Cherry sepertinya tidak suka dengan yang Noon katakan, ia merasa nyaman tinggal di paris. sedangkan Noon tidak suka, karena mereka harus bekerja seharian dan tidak bisa jalan-jalan. Noon merasa kalau tangannya kini menjadi kasar dan pada akhirnya, mereka sering memakan daging kadaluarsa untuk menghemat biaya.


Noon mengajak Cherry untuk kembali pulang, karena mereka memiliki tiket untuk kembali.

"kita sudah tidak punya tiket itu" ucap Cherry.
"bagaimana bisa tidak punya? bukankah kita selalu pergi bersama?" tanya Noon.
"aku sudah menjualnya." jawab Cherry.
"lalu... kenapa kau tidak bilang?" tanya Noon marah.
"aku ingin mengatakannya, tapi belum menemukan waktu yang tepat!" jawab Cherry membela diri.
"waktu yang tepat? sudah berapa lama kita bersama? sudah 3 bulan, kau tahu? kau belum menemukan waktu yang tepat, atau kau tidak ingin aku tahu?" teriak Noon marah.
"kenapa aku tidak ingin kau tahu?" teriak Cherry balik.
"lalu, kenapa kau tidak bilang padaku?" tanya Noon. 

mereka akhirnya bertengkar mendebatkan masalah tiket. Cherry tidak mau mengakui kesalahannya pada Noon, itulah yang membuat Noon marah. Noon merasa kalau Cherry mengkhianati persahabatan mereka selama ini karena sudah berbohong.

Cherry juga mengatakan kalau dialah yang membeli tiket itu, jadi mau kembali atau tidak, itu bukan urusan Noon. semua yang diucapkan Cherry membuat Noon kecewa. mereka berdua akhirnya bertengkar dan tidak saling menyapa besoknya.


saat hari ulang tahun Noon, Cherry duduk ditepi sungai sendirian. ia menyalakan sebuah lilin untuk merayakan ulang tahun Noon. Cherry tampak sedan melamun. angin yang kencang meniup api lilin itu hingga padam. Cherry tampak sedih mengenai pertengkarannya dengan Noon.


keesokan harinya, petugas pengiriman barang datang keapartemen dan mengantar sebuah bingkisan untuk Noon. Noon turun, dan menerima sendiri bingkisan itu. ia tampak terkejut saat melihat nama dari pengirimnya.

Noon masuk keapartemennya dengan terburu-buru, sesampainya dikamar, Noon melempar bingkisan itu dengan kesal pada Cherry yang sedang tidur. Cherry bangun dan terkejut dengan sikap Noon. ia heran melihat wajah marah diraut muka Noon.

"pasti kau!! kau memberikan alamat kita pada Tum! aku tahu, kau tidak pernah ingat hari ulang tahunku!!" teriak Noon marah. "apa itu?" tanya Noon marah seraya menunjuk bingkisan didekat Cherry. "apa kau ingin membohongiku lagi? katakan semuanya!!!" teriak Noon lagi.
"hey... kau terlalu berlebihan!! aku tidak membohongimu lagi. Tum hanya ingin menjadi temanmu. kenapa kau sangat marah?" seru Cherry kemudian.
"aku tidak mau menjadi temannya!" sahut Noon kesal.
"benarkah?? lalu kenapa kau selalu melihat videonya? kenapa?" tanya Cherry kesal. "hanya menjadi teman, kenapa tidak mau! kalian putus, lalu kau membencinya. Tum sudah tidak mau menjadi pacarmu, dia hanya ingin menjadi temanmu, apa salahnya!" lanjut Cherry.
"kau yang salah! aku tidak bisa menerima kesalahannya! kau selalu bertingkah seperti itu, karena itulah kau ada disini." teriak Noon.
"lalu, bagaimana denganmu? bicara seenakknya! kau tidak bisa menerimanya, karena bicara seenaknya. kau seperti itu, dan Tum tidak bisa mengatasimu." teriak Cherry lalu pergi.


setelah kejadian itu, mereka berdua semakin bersikap dingin satu sama lain. mereka Makan sendiri-sendiri, Cherry makan dimeja makan, sedangkan Noon makan didapur.


malamnya, mereka berdua terlihat tidak bisa tidur. tengah malam, Noon batuk-batuk dan nampak sedang tidak enak badan. Cherry sedikit khawatir dengan Noon.


Cherry merasa kesepian tanpa noon. ia duduk sendiri dan meratapi pena pemberian Noon dengan wajah murung. 


sedangkan Noon menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan disekitar. sesekali Noon duduk untuk beristirahat, ia merasa badannya kurang sehat saat ini.

saat menuju kerumah, Noon berpapasan dengan seorang pria yang sedang berbicara ditelepon di stasiun. pria itu berbicara menggunakan bahasa thailand. Noon yang penasaran, memutuskan untuk mengikuti pria itu dengan diam-diam.

pria itu yang merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya, ia sesekali menoleh untuk melihat kebelakang. Noon mengalihkan pandangannya dan pura-pura tak melihat pria itu.

Noon terus mengikuti pria itu sampai keluar dari stasiun. pria itu berjalan kesuatu arah, dan berhenti dilampu merah untuk menyebrang. Noon berdiri disamping pria itu dan pura-pura ikut menyebrang. 

Noon yang tidak memperhatikan lampu jalan, hampir saja tertabrak oleh motor yang melintas. untung saja pria itu menyelamatkan Noon. 

"kau orang thailand?" tanya Noon membuka pembicaraan. pria itu mengangguk.
"sudah hijau, kita bisa menyebrang sekarang!" seru pria itu pada Noon lalu jalan pergi.

melihat Noon yang diam saja dan tidak menyebrang, pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Noon.

"kau tidak mengikutiku lagi?" tanya pria itu.


Noon kemudian mengikuti kemana pria itu pergi. 

"siapa namamu? aku Noon." ucap Noon.
"aku Tum." jawab pria tadi.

Noon merasa kesal, kenapa pria itu mempunyai nama yang sama seperti nama mantan pacarnya yang menyebalkan.

"nama aslimu?" tanya noon.
"Pisit!" jawab pria itu.

(mulai sekarang kita panggil pria itu dengan nama Pisit).

Noon tanya, apakah Pisit kenegeri ini untuk belajar. Pisit menjawab kalau dulu dia sempat belajar, tapi kini sudah tidak lagi.

"bagaimana denganmu?" tanya Pisit.
"tamasya!" jawab Noon.
"sendirian?" tanya Pisit lagi.
"bersama teman!" jawab Noon.

Pisit menanyakan perihal teman Noon. Noon yang sedang marahan dengan Cherry nampak tidak suka Pisit menanyakan pertanyaan itu. Noon tidak menjawab pertanyaan Pisit, ia malah terbatuk-batuk. Pisit memberi noon sebuah permen. Noon tersenyum senang.

"Bagaimana kau tahu kalau aku orang thailand?" tanya Noon kemudian.
"mengabaikan lalu lintas, dan selalu melihat kearah kanan jalan. hanya orang Thailand yang seperti itu" jawab Pisit.
"wah.. kau pintar.." seru Noon memuji.
"ini bukan soal pintar, pintar bukanlah apa-apa, ini adalah observasi." ucap Pisit.


Noon yang sudah merasa berjalan cukup jauh, bertanya, kemana arah tujuan Pisit. Pisit menjawab dengan singkat kalau dia mau pulang.

"apa?? kita baru saja bertemu, dan kau mengajakku kerumahmu?" seru Noon.
"aku tidak mengajakmu! jika aku mengajakmu... aku akan mengatakannya! aku hanya memintamu untuk tidak mengikutiku!" sahut Pisit.
"apa maksudmu, aku mengikutimu?" tanya Noon.

Pisit melanjutkan langkahnya, tapi Noon hanya diam saja ditempat dan hanya melihat Pisit. Pisit menghentikan langkahnya dan menoleh melihat noon.

"ayo ikut aku, aku sekarang mengajakmu!!" seru Pisit.

Noon tersenyum senang. ia kemudian berjalan mengikuti Pisit menuju kerumahnya.


sesampainya dirumah, Noon tampak terheran-heran dan bengong. Pisit tinggal di rumah yang didalamnya seperti sebuah gudang penyimpanan. didalam rumahnya, terdapat sebuah kapal yang besar yang menggantung. Pisit tidak tinggal sendirian. ia tinggal bersama beberapa temannya.

Pisit mengenalkan Noon pada teman-temannya. teman-teman Pisitberasal dari beberapa Negara. mereka semua termasuk penduduk asing di perancis. mereka semua dengan baik menyapa noon. tidak berapa lama seorang wanita keturunan jepang datang dan menyapa Pisit. Pisit memberinya beberapa bahan cat untuk melukis pada wanita itu. bahkan ia juga mengenalkan Noon. 

Pisit meminta Noon untuk menunggu sebentar, sementara ia mengambil air disungai untuk minum. saat sedang menunggu Pisit, Noon terlihat sedang terbatuk-batuk. tak lama kemudian, Pisit datang dengan membawa ember berisi air. ia memasak air untuk minum. Noon hanya melihat dengan heran.

"aku masak air!" ucap Pisit memberitahu. Noon mengangguk mengerti.
"ok!" seru Noon.
"mau dingin atau panas?" tanya Pisit menawarkan.
"dingin!" jawab Noon.
"kalau begitu, tunggu sampai airnya dingin!" seru Pisit.


pisit menyalakan pemanas ruangan dengan alat kuno seperti sebuah tungku.

"tidak ada air... tidak ada listrik.. bagaimana kalian bisa hidup?" tanya Noon penasaran.
"itu akan terdengar mustahil bagi siapapun yang tidak pernah mengalaminya. siapapun bisa tinggal disini, kapan saja!" ucap Pisit.
"berapa biaya sewanya?" tanya Noon.
"gratis!" jawab Pisit.
"umm.. apa tidak masalah dengan pemiliknya?" tanya Noon heran. Pisit menggelengkan kepalanya.
"pemiliknya adalah pemerintahan prancis. tidak ada komplain. hanya saja suatu saat mereka akan datang untuk mengecek dan mendenda." jawab Pisit.
"ketika mereka datang, apa kalian lari dan bersembunyi, apa seperti itu?" tanya Noon.
"kenapa harus lari? cukup membayar dendanya saja!" jawab Pisit.


Noon terkejut saat mendengar Pisit harus membayar denda sebanyak 2000 Euro. 

"kenapa kau mau membayar?" tanya Noon kesal.
"menyelinap dan tinggal disini. tidak masalah jika mereka mendenda kami." jawab Pisit.
"dengan 2000 Euro, kau bisa menyewa rumah yang bagus untuk beberapa bulan!" seru Noon.
"aku suka tinggal disini!" sahut Pisit.

Noon yang melihat teman-teman Pisit sedang sibuk, bertanya apa yang sedang dilakukan mereka. Pisit memberitahu Noon kalau teman-temannya sedang sibuk menyiapkan presentasi karena bulan depan waktu bagi mereka untuk membayar denda. jadi mereka mencari uang untuk membayar denda dengan mengadakan pertunjukan seni, pesta dan menyediakan beberapa Bir.

"butuh tenaga kerja?" tanya Noon.
"ya!" jawab Pisit seraya mengangguk.

mereka berdua lalu tersenyum malu.


Cherry berjalan mondar-mandir didepan apartement. didekatnya, bibi tetangga sebelah juga duduk diluar sambil menggendong kucing kesayangannya. Cherry nampak khawatir dengan Noon yang sudah larut malam tapi belum juga pulang kerumah. jadi ia memutuskan untuk menunggu Noon diluar. padahal saat itu, cuaca sedang hujan.


pagi harinya, Cherry yang duduk didekat jendela, ia melihat Noon yang baru pulang kerumah. semamalam Cherry sepertinya tidak tidur karena menunggu Noon pulang.

Noon masuk kerumah, ia melepaskan tasnya dan jaketnya lalu membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Cherry hanya menatap Noon dengan kesal.

"darimana saja kau?" tanya Cherry marah. 


Noon tidak menjawab. ia malah memnyembunyikan dirinya dibawah selimut. Cherry yang sudah sangat kesal menunggu Noon semalaman tanpa kabar, beranjak dari duduknya dan menarik selimut itu dari Noon.

"aku tanya, darimana saja kau?" seru Cherry setengah berteriak.
"bukan urusanmu!!" sahut Noon.
"aku tidak tidur semalaman!" seru Cherry kesal.
"kau tidak ingat? pulang atau tidak, itu urusanku!! tidak ada urusannya denganmu!" teriak Noon membalikkan kata-kata yang pernah diucapkan Cherry padanya dulu.

Noon beranjak dari tempat tidur. ia mengambil tas dan jaketnya lalu pergi lagi. Cherry hanya bisa duduk dengan kesal melihat sikap Noon padanya.


Noon sedang membagi-bagikan brosur pertunjukan seni yang diadakan Pisit pada setiap pengguna jalan yang lewat. Noon yang sudah merasakan kurang enak badan, membagi brosur dengan sedikit terbatuk-batuk. tiba-tiba saja noon terjatuh pingsan. beberapa orang yang ada disekelilingnya menghampirinya dan memeriksanya. 


apa yang akan terjadi dengan Noon selanjutnya?

bersambung ke part 3....

2 comments: