May 24, 2015

SINOPSIS ORANGE MARMALADE EPISODE 3

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!




==== EPISODE 3 ====

Ma Ri sedang berada dirumahnya bermain gitar. Ma Ri juga memikirkan ucapan Jae Min yang mengatakan apakah mereka hanya akan bertemu dikelas saja?

setelah memikirkan semuanya, Ma Ri baru ingat kalau dia pernah bertemu dengan Jae Min sebelumnya dikereta. dan saat pulang sekolah, dikereta juga, dia tak sengaja pernah menghisap leher Jae Min saat tertidur.

Suara Hati Ma Ri : "Selalu saja... itu kau."

Ma Ri kembali mengingat kejadian ketika Jae Min membalas menghisap lehernya.

Suara Hati Ma Ri : "Jung Jae Min.., selalu saja, itu kau."


Shi Hoo melangkah perhalan masuk kedalam kamar Ma Ri. Ia mengambil buku musik Ma Ri yang tergeletak dimeja lalu melihat isinya. Shi Hoo kemudian bersenandung mengikuti lirik yang ada dibuku.

(masih belum ngeh sama Shi Hoo, syok tau dia tinggal satu atap sama Ma Ri :D)


saat membalik lembaran berikutnya, tanpa sengaja Shi Hoo melihat sebuah catatan kecil yang ditinggalkan Jae Min untuk Ma Ri bertuliskan, 'Kita akan melakukannya di Band'. terlihat diraut wajah Shi Hoo dia tidak suka membaca pesan Jae Min.

Shi Hoo : "Omong kosong!!" serunya.

Shi Hoo mengambil pesan yang ditinggalkan Jae Min lalu meremasnya. Ia berniat untuk membuangnya.


saat akan pergi, langkah Shi Hoo tiba-tiba terhenti, Ia ingat kata-kata yang pernah diucapkan oleh Ma Ri, "Ketika aku melihat sisi lain dariku yang tidak pernah ku lihat, aku penasaran pada perubahan ini."

Shi Hoo menghela nafas kesal, Ia berbalik lalu menempelkan kembali pesan yang ditulis Jae Min dibuku.


ditempat lain, Jae Min sedang bermain basket sendirian sampai kelelahan, disela-sela permainannya, Ia sibuk memikirkan Ma Ri.

dirumah, Ma Ri juga melakukan hal yang sama. Ia melamun dan memikirkan Jae Min.

[Narasi Ma Ri : Kau adalah seseorang yang memiliki darah yang manis. 
menunggu untuk menghabiskan waktu bersama-sama. 
kau memiliki darah yang sulit untuk ditolak. 
bagiku, yang seorang vampir, untuk berada di dekatmu.., 
itu terlalu berbahaya untukku. kenapa harus kau orangnya?]


ke esokan paginya, Ayah, Ibu dan Joseph sedang menikmati sarapan. bahkan Shi Hoo juga ikut bergabung bersama mereka.

tak lama kemudian Ma Ri keluar dengan tergesa-gesa. Ibu menyuruh Ma Ri untuk sarapan juga.

Ma Ri mengatakan dia akan makan ketika dia sampai disekolah. Ma Ri merapikan tasnya lalu pamit berangkat kesekolah.

Ayah berteriak pada Ma Ri mengingatkannya untuk tidak lupa makan disekolah.

Shi Hoo menatap Ma Ri dingin. Ia segera menyelesaikan sarapannya lalu menyusul Ma Ri.


diluar rumah, Ma Ri meminta pada Shi Hoo untuk tidak berbicara dengannya disekolah.

Shi Hoo : "Kenapa?" tanyanya.

dengan dingin Ma Ri mengatakan, untuk tidak membuat hal ini tampak jelas dan menyuruh Shi Hoo untuk naik kereta bawah tanah yang berbeda. Ma Ri menyarankan untuk datang kesekolah dengan jarak waktu yang berbeda.

Shi Hoo : "Kau tidak seperti ini ketika kau masih kecil, tapi kau berubah menyebalkan. kau mengatakan apa yang kau inginkan." ucapnya kesal.

Ma Ri : "Jika mereka semua tahu kita tinggal bersama disatu rumah, anak-anak akan..."

Shi Hoo : "Apa kau pikir aku tinggal dirumahmu karena aku juga menginginkannya?" tanyanya kesal. "Vampir seperti kita membutuhkan..."

belum selesai Shi Hoo bicara, Ma Ri langsung membungkam mulut Shi Hoo lalu berseru, "Apa kau gila?"


Ma Ri yang panik, langsung memeriksa kanan-kiri barangkali ada orang yang melihat dan mendengar.

dengan kesal Shi Hoo menampis tangan Ma Ri. Ia lalu tanya, apa Ma Ri tidak lelah, selalu saja memeriksa apa ada orang atau tidak?

Shi Hoo : "Kita hanya bisa hidup 150 tahu. kau juga harus berhati-hati." ucapnya.

Ma Ri : "Dan kau malah melakukan wawancara yang tidak berguna itu. pakai otakmu. muncul di tv dan mengiris tanganmu dengan pisau.. apa kau sadar? kalau mereka tahu lebih banyak hal mengenai kita, itu akan lebih berbahaya bagi kita. apa kau tidak memikirkan dampak dari apa yang kau lakukan?" amuknya.

Shi Hoo memberitahu kalau dia sudah diblacklist karena hal itu. dengan kesal Shi Hoo berseru, "Apa kau senang?"

Shi Hoo : "VCS memberitahuku kalau hukumun selanjutnya adalah Ahn Chi." ucapnya.

Ma Ri : "Ahn Chi?" sahutnya terkejut.

Shi Hoo menyuruh Ma Ri untuk jujur saya bahwa dia senang mendengar itu.


Ma Ri : "Ini semua karena kau, semua bersembunyi, berlari..."

Shi Hoo : "Itulah kenapa semua orang hidup dalam kebohongan.." ucapnya pelan.

Shi Hoo membelai rambut Ma Ri seraya berkata, "Begitu waspada.."

Ma Ri : "Asal kau tahu. aku harus lulus dari sekolah ini apapun yang terjadi." ucapnya sedih.

dengan sedih Ma Ri mengatakan kalau dia lelah selalu pindah sekolah.

mendengar itu, Shi Hoo langsung menyahut, ini bukan karena si kunyuk Jung Jae Min, kah?

Ma Ri langsung menatap Shi Hoo tajam.

Shi Hoo : "Si kunyuk itu.. sepertinya dia menyukaimu." ucapnya.

Ma Ri : "Jangan membuat sebuah kesimpulan." sahutnya dingin lalu melangkah pergi meninggalkan Shi Hoo.


Shi Hoo : "Kunyuk itu.., kelihatannya tidak bisa dipercaya." teriaknya pada Ma Ri.

Ma Ri menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Shi Hoo.

Ma Ri : "Mengatakan kalau dia tidak bisa dipercaya.., apa itu kata lain dari tampan?" tanyanya.

Shi Hoo tertawa kecut lalu mendekat pada Ma Ri. Ia mengatakan pada Ma Ri kalau semua kunyuk yang ada disekolah, mereka tidak bisa dipercaya.


Shi Hoo : "Jung Jae Min. ketika dia tau kau itu siapa, dia akan langsung memalingkan punggungnya..."

dengan sedih Ma Ri langsung memotong ucapan Shi Hoo kalau dia tahu akan hal itu.

Ma Ri : "Aku tahu. jadi bisakah kau diam?" sahutnya kesal.

Shi Hoo : "Si kunyuk gila itu.., bahkan tidak tahu kau adalah vampir..."

Ma Ri : "Kubilang cukup!!" serunya kesal.

Shi Hoo : "Haruskah kubiarkan saja? identitas Baek Ma Ri.., tidakkah kau ingin tahu ekspresi yang akan dibuatnya?" ucapnya.

Ma Ri : "Aku bilang hentikan!!" serunya marah.

Shi Hoo tersenyum melihat ekspresi Ma Ri saat ini. Ia lalu mengatakan ekspresi Ma Ri sangat bagus.

Shi Hoo : "Karena kau seperti ini, aku akan terus melakukannya dan melihat apa yang akan terjadi." ucapnya.

dengan kesal Ma Ri memperingatkan Shi Hoo untuk tidak coba-coba melakukannya.

Shi Hoo menyentuh dahi Ma Ri seraya menyuruhnya untuk tenang. setelah itu Shi Hoo melangkah pergi.


saat mengikuti pelajaran dikelas, diam-diam Ma Ri memperhatikan Jae Min dari bangkunya.


Jae Min tiba-tiba menoleh kebelakang kearah Ma Ri. Ma Ri langsung segera menunduk, mengalihkan perhatiannya dari Jae Min.

tepat ketika itu, Ah Ra dan Shi Hoo juga melihat ekspresi Ma Ri dan Jae Min.

saat Jae Min berbalik dan kembali fokus pada pelajaran, Ma Ri kembali memperhatikan Jae Min.


seusai pelajaran, Shi Hoo duduk menyendiri diatas genting sembari menatap sebuah kalung kuno.


== FLASHBACK ==

Shi Hoo kecil datang kepernikahan Ibu Jae Min dengan Pamannya Pak Han. setelah mengucapkan selamat dan akan pergi, tanpa sengaja Shi Hoo kecil melihat seorang pria seumuran dengannya (Jae Min) berdiri dibalik pohon.

Jae Min bermain gitar disebuah taman sendirian. Shi Hoo duduk berhadapan dengan Jae Min, Ia juga memegang gitar.

walaupun tidak saling mengenal, Jae Min tiba-tiba mengajak Shi Hoo bicara.

Jae Min : "Kau mau kuberitahu sebuah rahasia yang menakutkan?" tanyanya.

Shi Hoo diam saja dan hanya menatap Jae Min.

Jae Min : "Hari ini Ibuku menikah dengan vampir. Vampir-vampir itu.. harusnya pergi dan mati" ucapnya.


setelah mengatakan itu, Jae Min meletakkan gitarnya lalu pergi begitu saja.

Shi Hoo meneriaki Jae Min memberitahunya bahwa gitarnya tertinggal. tapi Jae Min tidak menghiraukan Shi Hoo.

Jae Min menghentikan langkahnya lalu berkata, "Kau bisa mengambilnya, atau buang saja." setelah mengatakan itu, Jae Min pergi.

Shi Hoo membuka tas gitar milik Jae Min lalu melihat sebuah foto yang terdapat Jae Min dan ibunya.


== FLASHBACK END ==

teriakan heboh terdengar digedung olahraga. murid-murid wanita meneriaki Jae Min yang sedang bermain basket dengan murid pria yang lain.

setelah berhasil mencetak gol, tanpa sengaja bola menggelinding kearah pintu keluar.

Shi Hoo yang kebetulan datang kegedung olahraga, mengambil bola yang menggelinding itu.


dan yang terjadi selanjutnya adalah...
Jae Min dan Shi Hoo bertanding basket.

sambil bermain basket, Shi Hoo mengajak Jae Min bicara.

Shi Hoo : "Kau yakin, kau adalah peringkat pertama disekolah? ingatanmu tidak begitu bagus." ledeknya.

Shi Hoo mencoba memasukkan memasukkan bola kedalam ring namu gagal.

Shi Hoo : "Kau tidak cocok dengannya." ucapnya tiba-tiba.

Jae Min : "Hah?" sahutnya tak mengerti.

Shi Hoo : "Kau tidak cocok dengan Baek Ma Ri." ucapnya menjelaskan.

Jae Min yang mendengar itu jadi kesal. Ia bilang pada Shi Hoo untuk tidak bersikap seperti mereka adalah teman (sok akrab). contohnya, seperti saat Shi Hoo menyelesaikan masalah kemarin.

Shi Hoo : "Anak pintar sepertimu tidak akan berhasil. karena kau hanya menerima apa yang diberikan padamu. karena kau tidak bertanya pada dunia." ledeknya.

Jae Min : "Apa yang kau bicarakan?" serunya.

Shi Hoo mengatakan, kalau Baek Ma Ri adalah wanita yang tidak akan bisa Jae Min pahami. lalu, bagaimana bisa Jae Min menyukainya?

Jae Min : "Apa kau tahu tentangnya?" tanyanya balik.

tanpa sengaja Jae Min berhasil mencetak angka tapi Ia menyenggol Shi Hoo hingga membuatnya terjatuh.

Jae Min menatap Shi Hoo yang tampak kesal, kemudian Ia pergi.


dirumah, Shi Hoo sedang sibuk bermain gitar sambil menjaga Joseph. gitar yang dipakai Shi Hoo, milik Jae Min.

(Heuh! pas diperjelas jari tangan Jong Hyun yang lagi metik gitar, ternyata jelek banget. hahaha! gpp deh, yg penting cakep :D kekeke!)

tak lama kemudian Shi Hoo berhenti, lalu memandangi foto kecil Jae Min dan Ibunya.

Shi Hoo : "Memangnya, kau tahu Baek Ma Ri? Apa gunanya menyukai manusia?" ucapnya sendiri sambil memandangi foto itu.


Joseph bermain mobil-mobilan seraya memandangi Shi Hoo. Shi Hoo menatap Joseph lalu berkata, "Benarkan, Joseph?"

dengan polosnya Joseph mengangguk. kemudian Joseph mendekat pada Shi Hoo lalu menarik tangan Shi Hoo mengajaknya untuk pergi.

Shi Hoo : "Pergi keluar?" tanyanya.

Shi Hoo mengajak Joseph jalan-jalan keluar.


Jae Min berdiri didepan kafe tempat Ibu Ma Ri bekerja. Jae Min sebenarnya datang untuk melihat Ma Ri.

saat Jae Min akan pergi, tiba-tiba Ia mendengar suara seseorang keluar. saat Jae Min melihat, ternyata itu adalah Ma Ri.

Ma Ri keluar kafe dengan terburu-buru sambil menelepon Shi Hoo.

Ma Ri : "Jadi? kau masih belum bisa menemukan Joseph?" tanyanya panik.

diam-diam Jae Min menguping pembicaraan Ma Ri.


mengetahui adiknya Joseph menghilang dan belum ditemukan, Ma Ri sangat cemas. ia segera meninggalkan kafe untuk mencari Joseph.

diluar kafe, Ma Ri kaget melihat Jae Min berdiri didepan.

Jae Min tanya pada Ma Ri, siapa Joseph? Ma Ri memberitahu kalau itu adalah adiknya.

Jae Min : "Kau kehilangan adikmu?" tanyanya terkejut.

Ma Ri : "Ya. aku harus pergi!" sahutnya.


saat Ma Ri akan pergi, Jae Min tiba-tiba menghentikannya. Ia merampas ponsel Ma Ri lalu melihat foto Joseph yang dijadikan wallpaper.

Jae Min : "Dia imut. dimana kau kehilangan dia?" tanyanya.

Ma Ri : "Taman Woosuk. kembalikan itu, aku harus cepat." serunya.

Jae Min : "Tunggu!" sahutnya.

Jae Min mengirim foto Ma Ri yang terdapat Joseph diponselnya.


melihat itu Ma Ri langsung bertanya, apa yang Jae min lakukan? Jae Min mengatakan kalau mereka akan menemukan adik Ma Ri.

setelah mendapatkan foto Joseph, Jae Min mem-broadcast foto itu keteman-temannya.

*[Kita sedang mencari adik Ma Ri, yang bernama Joseph. Sore ini, kami kehilangan dia di taman Woosuk. hubungi aku, teman, bagi kalian yang melihat Joseph, kumohon hubungi Jung Jae Min]

Ma Ri menatap Jae Min dengan pandangan yang berbeda melihat ketulusan Jae Min membantunya.


ditempat lain, Shi Hoo juga sibuk mencari Joseph. Ia berkali-kali meneriakkan nama Joseph.

ponsel Shi Hoo tiba-tiba bunyi. ketika tahu Jae Min mengirim broadcast mengenai pencarian Joseph, Shi Hoo tampak kesal.


tak lama kemudian Ibu dan Ayah datang, mereka juga panik mengetahui Joseph hilang.

Ayah : "Shi Hoo, kau belum menemukan Joseph, benar?" tanyanya.

Shi Hoo : "Belum, aku belum menemukannya. aku minta maaf. ini adalah kesalahanku." ucapnya.

Ibu bilang pada Ayah kalau Joseph tidak ada ditempat yang mereka cari. Ibu panik, Ia tanya pada Ayah apa yang harus mereka lakukan? Ibu cemas karena Joseph belum bisa bicara. Ayah meminta Ibu untuk tidak khawatir, karena mereka pasti akan menemukannya.

Ibu : "Apa yang akan kita lakukan jika dia mengigit seseorang?" tanyanya cemas.

Shi Hoo : "Apa?" tanyanya.

Ayah : "Kau tidak tahu?" tanyanya pada Shi Hoo.

Ayah memberitahu kalau vampir muda, ketika mereka belum bisa bicara, mereka tidak bisa mengontrol insting vampirnya. itulah kenapa mereka tidak bisa berada ditengah manusia sendirian.

mendengar itu, Shi Hoo menjadi cemas. takut Joseph melakukan suatu hal.


Ah Ra yang sedang mengikuti les tiba-tiba menjadi kesal ketika membaca Broadcast yang dikirimkan Jae Min.

tidak hanya Ah Ra, teman-teman sekelas juga mendapatkan pesan dari Jae Min.

respon teman-teman mengenai hilangnya adik Ma Ri cukup bagus. mereka juga membantu menyebarkan ke orang-orang yang ada dicontact mereka.


Ma Ri yang berkeliling untuk mencari Joseph, tiba-tiba mendapatkan telepon dari Jae Min yang memberitahu keberadaan Joseph. seseorang mengatakan melihat Joseph di lapangan bermain di apartemen Yoojae.

setelah menutup teleponnya, Ma Ri segera pergi ke apartemen Yoojae.


Jae Min sampai terlebih dahulu di Apartemen Yoojae. dia berkeliling tempat bermain seraya meneriaki nama Joseph.

langkah Jae Min terhenti ketika melihat seorang anak kecil yang meringkuk disalah satu mainan.

ketika Joseph mengangkat kepalanya, Jae Min bisa langsung mengenali kalau itu adalah Joseph, adik Ma Ri.

Jae Min tersenyum senang, akhirnya Joseph bisa ditemukan.

Jae Min : "Apakah kau Joseph?" tanyanya.

Joseph diam saja memandangi Jae Min.


lalu, Jae Min duduk berjongkok didepan Joseph.

Jae Min : "Kau adalah Baek Joseph, benar?" tanyanya lagi.

Joseph masih diam. Ia tertegun memandangi Jae Min.

Jae Min merentangkan tangannya pada Joseph seraya berkata, "Kemarilah. kakak adalah.. teman dari kakakmu."

Joseph masih tetap diam.

Jae Min : "Apa kau mudah tersinggung seperti kakakmu? kemarilah, aku akan mengantarmu pulang." ucapnya.


Joseph tiba-tiba memeluk Jae Min erat. Joseph mengarahkan wajahnya tepat dileher Jae Min. tanpa Jae Min sadari, gigi taring Joseph muncul dan Joseph bersiap akan menghisap leher Jae Min.

Jae Min yang tidak sadar dengan apa yang terjadi, mengelus kepala Joseph dengan sayang.

Jae Min : "Kau ketakutan, ya? jangan takut. aku akan mengantarmu pulang." ucapnya.


Joseph semakin mendekatkan wajahnya pada leher Jae Min. tepat ketika itu Ma Ri datang.

melihat apa yang akan dilakukan Joseph, Ma Ri segera menarik Joseph menjauh dari Jae Min.

Jae Min terkejut melihat apa yang dilakukan Ma Ri pada adiknya.

Jae Min : "Baek Ma Ri.."

Ma Ri diam saja, dan langsung pergi tanpa mengatakan apapun pada Jae Min.

Jae Min : "Heii!!!" teriaknya.


Jae Min menghela nafas lalu berkata, "Kau kabur lagi?". Jae Min berubah menjadi sedih.

Jae Min : "Tatapan macam apa itu? memangnya aku seorang pembunuh berantai atau apa?" serunya kesal.


Ma Ri membawa Joseph kesebuah tempat. Ia mendudukkan Joseph dibangku dan memarahinya.

Ma Ri : "Kau tidak boleh melakukan hal itu pada orang, Joseph! apa kau mengerti? kau tidak boleh menggigit dia!!" amuknya.

Joseph mulai mewek :D (imut..!!)

Ma Ri : "Kau mengerti ucapanku?" teriaknya kesal.

Joseph mulai menangis.

Ma Ri : "Jangan melakukan hal seperti itu pada seseorang lagi! kita... tidak boleh melakukan hal seperti itu!!"

Ma Ri mulai berkaca-kaca sedangkan Joseph mulai menangis keras. Ma Ri ikut menangis sedih.


ponsel Ma Ri berdering, ketika Ma Ri melihat, itu adalah panggilan dari Ibunya.

Ma Ri mengangkat telepon, dan memberitahu kalau dia sudah menemukan Joseph.

Ibu : "Sungguh? dimana?" tanyanya.

Ma Ri yang menangis, hanya diam tak menjawab pertanyaan Ibunya.

Ibu yang mendengar suara tangisan, langsung bertanya ada apa? apa sesuatu terjadi?

Ma Ri diam dan hanya menangis. lalu Ia memeluk Joseph erat.


keesokannya disekolah, semua murid memperhatikan Ma Ri. mereka membicarakan kedekatan Jae Min dengan Ma Ri.

tanpa sengaja, Ma Ri dan Jae Min berpapasan didepan kelas. melihat Ma Ri dan Jae Min tidak bertegur sapa, Bum Sung terheran-heran.

Jae Min lebih dahulu melangkah pergi meninggalkan Ma Ri.


ketika Ma Ri masuk kedalam kelas, teman-teman sekelas juga membicarakan Ma Ri mengenai pesan yang dikirim Jae Min semalam.

Genk Ah Ra yang sedang berkumpul dikelas, dengan terus terang berkata kalau dia tidak suka dengan Ma Ri. mereka memaki Ma Ri yang terlihat pendiam padahal nyatanya adalah seekor rubah.


Ah Ra diam-diam memikirkan cara untuk menyingkirkan Ma Ri dari tim band sekolah. Ia mengatakan pada teman-temannya kalau di program sastra juga akan ada program menari.


Soo Ri yang duduk sebangku dengan Ma Ri, sangat penasaran. Ia menanyakan pada Ma Ri mengenai hubungannya dengan Jae Min. apakah mereka berdua dekat? atau mereka sedang berkencan?

Ma Ri menjawab dengan gelengan.

Soo Ri : "Tidak? kau tidak berkencan? lalu apa ini? apa artinya? semalam, aku benar-benar terkejut! Jung Jae Min sangat manis, tapi bukan berarti murah hati." ucapnya.

Soo Ri mengatakan, Jae Min tipe pria yang tidak akan peduli dengan siapapun.

diam-diam, Ah Ra menguping pembicaraan Soo Ri dan Ma Ri.

Soo Ri : "Berusaha untuk menemukan adikmu, mengirim pesan Broadcast, lihat ini..." serunya seraya memperlihatkan ponselnya pada Ma Ri.


tiba-tiba Ah Ra beranjak dari duduknya. Ia menghampiri Ma Ri lalu mengatakan kalau Pak Han mencarinya. Ah Ra memberitahu kalau Ma Ri diminta untuk pergi kekantornya saat makan siang.


saat makan siang, Ma Ri menemui Pak Han dikantornya. Pak Han senang bisa bertemu dengan Ma Ri.

Ma Ri : "Jadi anda adalah pamannya Shi Hoo? jadi anda juga..." tanyanya.

Pak Han tersenyum seraya mengangguk.

Pak Han : "Senang bertemu denganmu, teman." ucapnya ramah.

mereka berdua bersalaman.

Pak Han : "Kau pasti lapar, kan?" tanyanya.

Pak Han menunjukkan dua bungkus jus tomat yang berisi darah pada Ma Ri. Ia lalu berseru, "Bagaimana dengan ini?"


Pak Han dan Ma Ri makan siang bersama. Pak Han memberitahukan keadaan Jae Min pada Ma Ri.

Pak Han : "Jika dia mau bermain musik lagi, kurasa hatinya akan berubah. dia berhenti bermain gitar lalu mulai berulah." ucapnya.

Pak Han tiba-tiba memberitahu Ma Ri kalau Shi Hoo sebenarnya sudah masuk didalam daftar Blacklist VCS.

Ma Ri berkomentar kalau program tv terlalu berlebihan.

Pak Han bilang, kalau dia sedikit cemas. seorang vampir yang masuk kedalam blacklist dan menyebabkan masalah, mereka pasti akan segera ditindak lanjuti.

Pak Han berharap pada Ma Ri untuk bisa membantu. Han berpendapat, mereka pasti mudah menciptakan lagu jika mereka membuat band bersama.

Pak Han : "Kau tahu kan, Shi Hoo tidak memiliki teman? Kau dan Shi Hoo berteman semasa kecil, kan?" tanyanya.

Ma Ri : "Meski hanya sebentar, dia pernah tinggal bersama kami. hanya sebentar, mungkin 2 hari." ucapnya sambil mengingat kenangan masa lalunya.

Ma Ri tanya pada Pak Han, pada saat itu apa Shi Hoo tidak memiliki orang tua? Pak Han memberitahu Ma Ri, ketika itu orang tua Shi Hoo ditangkap VCS. Ma Ri kaget mendengarnya.

Pak Han : "Kakak dan kakak iparnya mendapat hukuman Ahn Chi. mereka membutuhkan 5 tahun lagi untuk efek sepebuhnya." ucapnya.

Ma Ri : "Ahn Chi Hyong?"

Pak Han : "Bagi para vampir, hukuman itu lebih buruk dari kematian. darah yang dikirim untuk mereka di ruang Ahn Chi yang mengerikan, dengan jumlah sedikit. dan mereka harus menahannya seperti mayat." ucapnya.

Ma Ri : "Lalu, apa yang terjadi?" tanyanya ngeri.


ketika Ma Ri barusaja keluar dari ruang Pak Han, Ah Ra memanggilnya.

Ah Ra dan Ma Ri berbicara berdua ditangga. Ah Ra berniat membuat Ma Ri untuk masuk ke tim menari bukannya band.

Ah Ra : "Apa yang kau pikirkan? anak-anak sungguh ingin kau bergabung dengan tim menari." ucapnya.

dengan dingin Ma Ri bilang, bahwa dia tidak bisa menari. Ah Ra menyahut kalau Ma Ri bisa belajar.

Ah Ra memberitahu Ma Ri kalau Hyun Ji memimpin tim koreografi perempuan, jadi dia akan mengajari Ma Ri dengan baik.

Ah Ra : "Pertama, kau memiliki tubuh yang bagus. kau tinggi dan langsing." ucapnya memuji.

Ma Ri : "Terima kasih sudah memintaku." ucapnya.

Ah Ra : "Jangan berterima kasih padaku. ini belum lama semenjak kau pindah. membantumu adalah apa yang harus kulakukan." sahutnya.

Ma Ri tersenyum kecil lalu bertanya, "Benarkah?"

Ah Ra : "Tentu saja. bukankah kita teman sekelas? tanyalah padaku, aku akan membantumu apapun." ucapnya.

Ma Ri tahu kalau Ah Ra hanya berbasa-basi dengannya. dengan dingin Ma Ri berkata, tentu saja mereka adalah teman sekelas. Ia lalu bilang, "Tapi bagaimana kalau, aku bergabung dalam pembentukan band daripada tim menari?"

Ah Ra kaget mendengar itu. Ma Ri mengatakan bukankah Ah Ra akan bergabung dengan band juga? nanti Pak Han akan mengajari mereka.

Ma Ri : "Jika aku membentuk band bersamamu, kurasa aku bisa memanfaatkan bantuanmu. aku mempercayaimu dan bisa ikut bergabung di band?" ucapnya.

Ah Ra hanya diam menatap Ma Ri.


Ma Ri berjalan sendirian dilorong sekolah. mengingat apa yang dilakukannya tadi pada Ah Ra, Ma Ri memaki dirinya sendiri. dia bahkan memukuli kepalanya.

Ma Ri : "Apa yang terjadi? aku pasti sudah gila!!" keluhnya.

Ma Ri mengomel sendirian kalau Ah Ra pasti lebih membencinya sekarang. padahal tadi dia tidak berniat bicara seperti itu.

langkah Ma Ri terhenti di ruang Band sekolah.


didalam ruang Band, terdapat Jae Min. Jae Min sedang duduk melamun sendirian sambil memegang stik drum.


Jae Min kaget ketika melihat Ma Ri datang. mengingat kejadian semalam, Jae Min yang masih kesal membuang mukanya. Ia duduk dimeja memunggungi Ma Ri. bahkan Jae Min menutup matanya.

Ma Ri : "Permisi, aku..." ucapnya pelan.

Ma Ri mengucapkan terima kasih pada Jae Min.

Ma Ri : "Terima kasih untuk kemarin. terima kasih padamu karena sudah menemukan adikku." ucapnya pelan.

Jae Min : "Kau berterima kasih? kemarin kau memperlakukanku seperti aku adalah seorang penculik. pergi dengan cepat. setelah semalaman, setelah makan siang, dan sekarang kau baru memikirkan tentang itu, untuk berterima kasih." ucapnya dengan masih membelakangi Ma Ri.


lalu Jae Min berbalik menghadap Ma Ri. Ia lalu berseru, "Benarkan?"

Ma Ri : "Maafkan aku." ucapnya pelan.

Jae Min menyahut, untuk apa?

Ma Ri mengatakan untuk segalanya.

Ma Ri : "Untuk kemarin dan untuk kejadian ketika di Jihacheol (stasiun bawah tanah). aku sungguh tidak tahu kalau itu adalah kau." ucapnya.

mendengar itu Jae Min langsung beranjak dari duduknya.

Jae Min : "Kau tidak tahu kalau itu adalah aku? lalu, bagaimana jika itu orang lain?" tanyanya terkejut.

Ma Ri : "Tidak, bukan seperti itu... maksudku adalah.."

Jae Min : "Kau dalam masalah!! kau beruntung bahwa itu adalah aku." ucapnya.

Ma Ri mengatakan kalau itu adalah pertama kalinya dia membuat kesalahan. dia benar-benar minta maaf dan sangat menyesal karena hal itu terjadi pada Jae Min.


Ma Ri : "Terima kasih sudah menemukan adikku dan membantuku saat insiden itu. terima kasih karena sudah menolongku. dan maaf karena tidak mengatakan apapun setelahnya. tapi, hal yang paling kusesalkan... adalah.. maaf.. mulai dari sekarang, kita harus saling menghindar satu sama lain." ucapnya.

mendengar kata-kata terakhir Ma Ri, Jae Min tertawa kecut.

Jae Min meledek Ma Ri dengan bertanya, Jadi hari ini adalah hari terakhir mereka?

Ma Ri : "Apa yang kau katakan? karenamu, aku tidak suka anak-anak memperhatikanku." ucapnya.

dengan tenang Jae Min tanya, apa yang salah jika orang lain memperhatikan kita? Ma Ri bilang, Jae Min tidak akan tahu.

Jae Min : "Bukankah itu lebih baik daripada dilupakan?" tanyanya.

Ma Ri : "Kau tidak tahu. kau pintar dalam pelajaran dan juga populer. kau sudah terbiasa dengan hal itu. jadi kau tidak tahu perbedaannya. jangan menganggap kalau semua orang sama sepertimu." ucapnya.

Ma Ri mengaku pada Jae Min kalau sebenarnya dia juga ingin hidup seperti Jae Min. tapi, dia tidak suka perhatian yang tidak penting dan karena hal itu, dia mulai membenci dirinya sendiri.

Ma Ri : "Jadi, aku berbeda denganmu." ucapnya.

Jae Min : "Baek Ma Ri.. kau ternyata sangat pandai berbicara." ucapnya seraya tersenyum. "Baiklah, diskusinya kita akhiri saja. dan kuakui kita ada perbedaan. kau bilang berterima kasih padaku." ucapnya.


Jae Min bilang, jika Ma Ri benar-benar berterima kasih, Jae Min ingin meminta bantuan Ma Ri.

Jae Min mengambil gitar lalu berkata, "Dengarkan sampai selesai dan jangan kabur ditengah-tengah permainan."

Ma Ri mengangguk mengerti.


Jae Min mulai bermain gitar didepan Ma Ri. Ia memainkan musik yang diciptakan Ma Ri.

(musik yang dimainin Jae Min enak :) Ma Ri aja sampai senyum-senyum sendiri :D)

Shi Hoo melangkah perlahan menuju keruang Band. Ia bersandar ditembok depan ruang band dengan sedih.

Ia menggerakkan jarinya sesuai dengan petikan gitar Jae Min. bahkan Ma Ri juga melakukan hal yang sama.



selesai bermain gitar, Jae Min sedikit kaget melihat Ma Ri yang masih tetap berada diruang itu, biasanya, Ma Ri langsung pergi begitu saja.

Jae Min : "Bisakah kau melengkapi bagian ini? ini masih tahap awalnya." ucapnya.

Ma Ri hanya diam saja.

Jae Min : "Karenamu, aku bermain gitar lagi setelah 4 tahun. aku tidak berniat memainkannya hanya untuk melawan. orang tuaku berpisah ketika aku masih kecil. Ibuku pergi saat aku masih kelas 7 dan Ayahku meninggal 2 tahun lalu. aku tinggal sendirian." ceritanya.

Ma Ri iba mendengar cerita Jae Min.

melihat Ma Ri diam saja, Jae Min tanya kenapa? apa Ma Ri terkejut mendengar masa lalunya?

Jae Min : "Aku hanya akan bercerita jadi kau dengarkan saja." ucapnya.


Jae Min menceritakan pada Ma Ri, kalau Ibunya sangat menyukai musik. Ibunya membelikannya gitar pertamanya dan mengajarinya bagaimana cara memainkannya.

Jae Min bercerita, bahwa Ibunya adalah seorang guru musik. dan dia sangat senang melihat Jae Min bermain gitar. tapi sekian lama, Jae Min tidak mau melakukannya lagi.

Jae Min : "Melihat, seberapa inginnya aku bermain musik, aku tidak akan pernah melakukan apa yang disukai Ibuku." ucapnya sedih.

Ma Ri tersenyum lalu berkata, "Itu cocok denganmu. kau terlihat seperti tipe orang pendendam."

mendengar itu, Jae Min tertawa.

Jae Min : "Itu lebih baik daripada respon yang kekanakan." serunya. "Iya, pendendam. selama ini aku begitu keras kepala padanya. tapi.., ketika aku membolak-balik halaman buku musikmu, aku tidak tahan lagi." ucapnya.

Jae Min sempat bertanya-tanya sendiri, kenapa dia begitu keras melawan Ibunya selama 4 tahun? hal itu membuat Jae Min merasa tak berarti.

Jae Min : "Karena tidak ada yang berubah, ketika aku menahan sesuatu yang aku inginkan, aku masih tidak bisa memahami Ibuku. hal itu tidak akan pernah terjadi. tapi.., mulai sekarang, walaupun hanya sedikit, aku ingin jujur pada diriku sendiri." ucapnya sedih.


Jae Min memandang Ma Ri tajam lalu berkata, "Aku akan melakukan apa yang kuinginkan. aku akan menyukai.. apa yang kusuka. mulai dari sekarang aku akan melakukannya seperti ini."

Jae Min bilang, dia akan memulai semuanya dari awal. lalu Ia tanya pada Ma Ri, bagaimana dengannya?

Jae Min : "Baek Ma Ri, apa kau mau melakukannya bersama?" tanyanya seraya tersenyum

Suara Hati Ma Ri : "Momen ini, akan kusesali."


Ma Ri mengatakan pada Jae Min kalau dia telah membuat kesalahan sebelumnya.

Ma Ri mengambil gitar dari tangan Jae Min. lalu berseru, "Bagian ini adalah kunci B."

Ma Ri mulai memainkan gitar itu. Jae Min tersenyum melihat Ma Ri.


Tim band sekolah mulai berkumpul bersama. (Jae Min, Ma Ri, Ah Ra, Soo Ri, dan Bum Sung)

Ma Ri melanjutkan menulis lagu. Jae Min yang duduk dibelakang Ma Ri, diam-diam memperhatikannya.

Shi Hoo juga ikut bergabung dengan tim band, tapi yang dilakukannya hanyalah duduk dan diam saja.


tak lama kemudian, Ma Ri memberitahu teman-temannya kalau dia selesai menulis lagu.

tim band mulai berlatih bersama. Ma Ri berdiri didepan membantu melatih mereka.


tiba-tiba Pak Han datang ke ruang band seraya membawakan makanan.

saat makan, Jae Min hanya duduk saja dengan kesal. ini karena Jae Min masih tidak menyukai Pak Han.

Ah Ra yang melihat Jae Min diam saja, tanya kenapa dia tidak makan? Jae Min tersenyum pada Ah Ra lalu menyuruhnya untuk makan saja.


Ma Ri mengambil makanan dengan sumpitnya lalu menatap makanan itu.

Suara Hati Ma Ri : "Karena kutahu bahwa kebahagian itu dimulai.., tidak akan selalu berakhir dengan bahagia. aku tidak ingin berhenti sebelum hal yang baru dimulai lagi."

Ma Ri mulai memakan makanan itu. diam-diam Shi Hoo memperhatikan Ma Ri yang bertingkah seperti manusia.


selesai makan, Ma Ri dan Jae Min sedang melanjutkan menulis lagu. diruang band, hanya tinggal mereka berdua saja.

Jae Min memandang Ma Ri lalu tersenyum. dengan perlahan Jae Min mengeluarkan sebuah makanan untuk Ma Ri. setelah meletakkannya didepan Ma Ri, Jae Min berpura-pura berkonsentrasi dengan lagunya.

Ma Ri yang melihat apa yang dilakukan Jae Min, diam-diam tersenyum.


Suara Hati Ma Ri : "Dari sekian banyak orang, Jung Jae Min-lah yang memiliki darah yang manis. Jadi aku lebih gugup untuk memulai awal yang baru bersamamu."

Ma Ri tidak ingin hal ini terjadi lebih jauh lagi, Ia takut membuat kesalahan. Ma Ri beranjak dari duduknya kemudian pergi meninggalkan Jae Min sendirian.

melihat Ma Ri yang bertingkah seperti biasa, selalu kabur jika bersamanya, Jae Min terlihat sedih.

diam-diam tanpa sepengetahuan Jae Min, Ma Ri kembali dan memperhatikan Jae Min dibalik pintu.

Jae Min akhirnya memakan sendiri makanan yang tadi diletakkannya dimeja.

Suara Hati Ma Ri : "Hanya untuk kali ini saja, tanpa berbohong kepadaku, namun katakan sejujurnya..., katakan apa yang kau suka, katakan apa yang ingin
kau lakukan, walaupun hanya sekali.."


tim band melakukan sebuah voting untuk memberi nama band mereka. saat Soo Ri mengambil sebuah kertas, yang terpilih adalah nama 'Orange Marmalade'.

Soo Ri bertanya-tanya, siapa yang menulisnya? Ma Ri mengangkat tangannya.


Soo Ri dan Bum Sung membuka sebuah spanduk bertulisakan nama band mereka, Ma Ri tersenyum senang.

Suara Hati Ma Ri : "Mengatakan apa yang kau sukai. mengatakan apa yang ingin ku lakukan. walaupun hanya sekali saja.."


Orange Marmalade mulai berlatih dengan sempurna, kali ini Ma Ri ikut bernyanyi.


sepulang sekolah, Ma Ri dan Jae Min pergi ketoko yang menjual gitar. Jae Min menyuruh Ma Ri untuk memilih. mereka berdua terlihat bahagia.


sekarang, mereka berdua terlihat lebih dekat dari sebelumnya. mereka pulang bersama, bahkan naik kereta bersama. tidak hanya itu, mereka juga mengobrol.


band Orange Marmalade tampil di Festival Musim Semi Inhwa mewakili SMU Harapan. penampilan mereka benar-benar menakjubkan.

Ibu Jae Min yang datang untuk melihat, sangat senang melihat putranya kembali bermain musik lagi.


sedangkan Shi Hoo sedikit cemburu melihat kedekatan Ma Ri dan Jae Min diatas panggung.


setelah Orange Marmalade selesai tampil, Ibu Jae Min memberikan beberapa sambutan.

Ibu Jae Min : "Tapi aku penasaran, kenapa kalian memilih nama itu untuk band kalian? ketua Jung Jae Min?" tanyanya.

Jae Min : "Walaupun aku ketuanya, tapi nama band dipilih oleh vokalis kami, Baek Ma Ri." ucapnya menjelaskan.

Jae Min menyerahkan mic yang dipegangnya pada Ma Ri. Ia mempersilahkan Ma Ri untuk menjelaskannya sendiri apa itu Orange Marmalade.

Ma Ri : "Ketika kalian memakan jeruk. kalian pasti tidak memakan kulitnya tetapi membuangnya. namun,  ketika kalian membuat selai jeruk. kalian memasukkan kulitnya, juga memotong jeruknya kecil-kecil. dengan begitu, tekstur selainya akan bagus dan aromanya kuat. meskipun kulit jeruk memang sering dibuang, kulit justru sesuatu yang kalian butuhkan untuk membuat selai jeruk yang enak. "Kami tidak akan membuangmu hanya karena kau berbeda", kuharap seperti itulah band kami jika kami melakukan hal yang sama. untuk tidak mendiskriminasi berdasarkan perbedaan, namun untuk membuat ruang bagi mereka yang berkata bahwa mereka tidak ada gunanya. jadi aku berharap band kami dapat melangkah bersama dan bekerja sama untuk membuat karya musik seperti selai jeruk." ucapnya menjelaskan.

Soo Ri berteriak kencang mendengar pendapat Ma Ri. semua memberi tepuk tangan meriah untuk Ma Ri.

sedangkan Ah Ra, hanya manyun melihat Ma Ri mendapatkan sorotan.


setelah acara selesai, Ma Ri ikut membantu membereskan kursi penonton. Pak Han menghampiri Ma Ri lalu tersenyum bangga.

Pak Han dan Ma Ri bicara berdua dipinggir pantai.

Pak Han bilang, kalau dia tidak tahu selai jeruk memiliki arti yang sangat
mendalam bagi mereka. Ma Ri menyahut, kalau artinya tidak begitu mendalam.

Pak Han : "Kau pasti juga belum pernah merasakan selai jeruk sebelumnya." ucapnya.

Ma Ri : "Ya, anda benar. aku hanya memperhatikan orang makan. selai stroberi, selai anggur, selai apel, tapi, selai jeruk. namanya cukup bagus dan aku lebih tertarik karena kulitnya ikut digunakan." sahutnya.

Pak Han : "Ma Ri, ini sulit, kan? hidup sebagai makhluk yang berbeda dari yang lain." tanyanya.

Ma Ri : "Karena aku mungkin bisa ketahuan." ucapnya pelan.

Pak Han mengangguk mengerti. hal itu sangat menakutkan, ketahuan oleh manusia.

Ma Ri mengaku kalau sepertinya dia sudah terbiasa dengan hal seperti ini karena sudah beberapa kali dihadapinya.

Ma Ri : "Jika anda ketahuan lebih cepat, aku harus bilang apa, hati anda terasa tegang?" tanyanya.

Pak Han : "Didalam realita, sesuatu
seperti bungee jumping?" tanyanya balik.

Ma Ri mengangguk membenarkan. rasanya seperti melompat dari tebing. walaupun tahu dirinya tidak akan mati.

Pak Han : "Kau tidak akan mati, tapi menakutkan seperti kau akan mati. benar, sangat sulit untukku juga. lihatlah sekarang, ternyata tidak sulit hidup dengan sebuah rahasia." ucapnya.

Ma Ri : "Jadi anda menyesuaikan diri ketika anda sudah dewasa." ucapnya.

Pak Han mengaku, kalau sebenarnya, dia menjadi dewasa karena mencintai seseorang. dia memberitahu Ma Ri, bahwa dia mencintai seseorang yang juga mencintai rahasianya sehingga mereka berdua menikah.


Jae Min sedang sibuk memasang tenda sendirian. tak lama kemudian, Ibunya menghampiri Jae Min.

Ibu : "Jae Min.." panggilnya.

Jae Min bisa mendengar panggilan Ibunya, tapi ia berpura-pura tidak mendengar.

Ibu lebih mendekat lalu memanggil Jae Min lagi. dengan kesal Jae Min berbalik, lalu memanggil Ibunya dengan panggilan guru, bukannya Ibu.

Ibu : "Setidaknya kau harus mengangkat teleponmu." ucapnya sedih.

Jae Min : "Anda ingin menyuruhku, Bu Guru?" ucapnya dingin tanpa menatap Ibunya.

Ibu : "Terima kasih, Jae Min. aku sangat senang melihatmu bermain gitar. Aku senang sekali. bagaimana ini, aku ingin menangis. sudah lama sejak putrakku bermain..." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

belum Ibu selesai berbicara, Jae Min keburu memotong.

Jae Min : "Jika anda tidak punya sesuatu yang harus kulakukan, aku permisi." sahutnya.

dengan sedih Ibu bilang kalau dia sangat merindukan Jae Min.

Ibu : "Maafkan Ibu, Jae Min, Ibu..."

Ibu berniat memegang Jae Min, tapi Jae Min segera menampisnya.

Jae Min : "Bu Guru!!" serunya. "Bu Guru, untuk program perjalanan semalam, aku ikut hanya karena pendidikanku dan karena anda membayar tagihanku. tolong, jagalah sikap anda, Bu. di sekolah aku mengaku mempunyai alasan khusus dan aku tidak suka hubungan keluargaku terungkap. Guru Han Yoon Jae pasti juga tidak akan nyaman." ucapnya dingin.

setelah mengatakan itu, Jae Min pergi.

Ibu : "Maafkan aku, Jae Min." ucapnya pelan dengan sedih.


tanpa sengaja Jae Min berpapasan dengan Pak Han. Jae Min semakin kesal, Ia berusaha untuk menghindar. tapi Pak Han mengatakan sesuatu pada Jae Min.

Pak Han : "Apa kau pernah mendengar 'Mercusuar Harapan'?" tanyanya.

Jae Min hanya diam saja tak menjawab.


Ma Ri pergi ke Mercusuar sendirian sembari membawa gitarnya.

sebelumnya, Pak Han juga memberitahu Ma Ri bahwa ada sebuah Mercusuar kosong disekitar. Pak Han menyarankan Ma Ri untuk pergi keMercusuar itu untuk mengatakan harapannya. karena hal itu dipercaya, harapan Ma Ri akan menjadi kenyataan.


Ma Ri sudah sampai di Mercusuar yang dikatakan Pak Han. Ia berdiri ditempat yang tertinggi dari Mercusuar, lalu memandangi lautan.

Ma Ri : "Sekarang aku di sini.., aku tidak tahu harus membuat harapan seperti apa. mungkin hanya mereka yang percaya akan harapan itu yang bisa mewujudkan harapan mereka sendiri." ucapnya sendirian.


Ibu Jae Min berdiri dipinggir pagar yang menghadap kelaut sendirian. tak lama kemudian Pak Han datang. Ia berdiri dibelakang Ibu Jae Min dan memandanginya dari belakang. saat ini, Ibu Jae Min sedang menangis.

Pak Han teringat akan pertanyaan Ma Ri padanya, "Pak Guru, tidakkah kau pernah
mengalami orang yang kau cintai memiliki darah yang manis?" ketika itu Pak Han menggiyakan pertanyaan Ma Ri.

Suara Hati Pak Han : "Bahkan sampai sekarang, masih manis."

melihat istrinya menangis, Pak Han merasa sedih.


Ma Ri sedang bermain gitar diatas Mercusuar.

Suara Hati Ma Ri : "Orang dengan darahnya paling manis yang ingin kumakan..."

Ma Ri mulai membayangkan Jae Min dan mengingat semua kenangannya bersama Jae Min.

[Narasi Ma Ri : Bagi vampir yang berakhir dengan mencintai manusia, darah manis adalah takdir.]

Ma Ri : "Aku ingin bertemu denganmu.. Jung Jae Min." ucapnya pelan.


tak lama kemudian, Jae Min benar-benar muncul. Jae Min ternyata juga pergi ke Mercusuar.


Jae Min bilang pada Ma Ri kalau Mercusuar ini menarik. Mereka bilang sebuah keinginan dan harapan akan menjadi nyata.

Jae Min : "Tadi, dalam perjalananku ke sini, aku berharap kau ada di sini." ucapnya seraya tersenyum.

diam-diam Ma Ri juga tersenyum senang.


Ma Ri menaruh gitarnya, lalu beranjak dari duduknya. Ia mengatakan, kalau keinginannya juga baru saja terwujud.

Ma Ri : "Harapanku.., kupikirkan saat aku di sini. Jung Jae Min.. aku ingin bertemu denganmu." ucapnya pelan.

Ma Ri mendekat lalu mencium Jae Min. Jae Min terkejut melihat apa yang dilakukan Ma Ri.


Ma Ri : "Aku.., bukan tipe wanita yang seperti kau bayangkan. tapi.. aku menyukaimu. maaf.."

Jae Min tersenyum mendengar apa yang dikatakan Ma Ri.

Jae Min : "Kalau memang seperti itu, teruslah merasa menyesal. sebanyak yang kau ingingkan." ucapnya.

Jae Min melangkah lebih dekat pada Ma Ri seraya menatapnya.


Suara Hati Ma Ri : "Awalnya, aku gugup. karena setiap aku melihat orang itu, aku tidak kuasa menahan hasrat darah manisnya."

Jae Min dan Ma Ri mulai berciuman.

Suara Hati Ma Ri : "Sekejap saja, aku pun tahu. bahwa itu adalah.. cinta. kenyataan bahwa seorang vampir sepertiku, mencintai manusia."


Bersambung..

Note : Untuk episode minggu depan, mungkin saya sedikit telat postingnya, saya harus keluar kota. kemungkinan baru diposting hari senin. Mian.

Ini adalah pertanyaan yang dikirimkan pembaca untuk Seok Woo (Pembuat komik Orange Marmalade)

Ma Ri vs Ah Ra

Cute Baek Joseph, pertama kali ketemu Jae Min


Interaksi antara Jae Min dan Ah Ra bagian 1

====

6 comments:

  1. Tlg cariin judul lagunya Orange Marmalade Band yg di acara sklh ibunya Jaemin dong :(

    ReplyDelete
  2. Cerita makin seru aja
    Gomawo ya chingu

    ReplyDelete
  3. wwuuaahh
    ceritanya makin seru :)

    ReplyDelete
  4. sinopsisnya bagus banget diksinya keren ,,, meskipun kayanya writer-nim ngebias jonghyun banget ,, kita sama >_< ,,,,, adenya baek ma ri lucukk gemes .. apalagi pas lagi nangis ,,, mian ya baru sempet komen di eps.3 ini :)

    ReplyDelete