Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!
ponsel Woo Hyun berbunyi. Seul Bi meneleponnya. kemudian Jae Suk mengangkat telepon Seul Bi.
Jae Suk : "Lee Seul Bi? Aku sedang jalan-jalan dengannya di taman. Kau harusnya datang juga. Ini akan jadi menarik."
mendengar Jae Suk berkata seperti itu pada Seul Bi, Woo Hyun segera berteriak menyuruh Seul Bi untuk tidak datang.
===== EPISODE 5 =====
ponsel Woo Hyun berbunyi. Seul Bi meneleponnya. kemudian Jae Suk mengangkat telepon Seul Bi.
Jae Suk : "Lee Seul Bi? Aku sedang jalan-jalan dengannya di taman. Kau harusnya datang juga. Ini akan jadi menarik."
mendengar Jae Suk berkata seperti itu pada Seul Bi, Woo Hyun segera berteriak menyuruh Seul Bi untuk tidak datang.
Seul Bi segera berlari ketaman untuk menemui Woo Hyun. Sung Yeol mengikuti Seul Bi. ditaman, Jae Suk terlihat sedang menaiki motor. genk Jae Suk menyuruh Woo Hyun berlutut menghadap pada Jae Suk. perlahan-lahan, Jae Suk mulai meng-gas motornya menuju kearah Woo Hyun.
Seul Bi dan Sung Yeol sampai ditaman. mereka terkejut melihat apa yang akan dilakukan Jae Suk pada Woo Hyun. Diam-diam tanpa sepengetahuan Sung Yeol, Seul Bi berusaha keras menggunakan kekuatannya untuk mematikan motor Jae Suk.
Seul Bi mencoba beberapa kali untuk mematikan motor Jae Suk, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya motor Jae Suk mati dengan sendirinya.
melihat motornya tiba-tiba mati, membuat Jae Suk dan teman-temannya heran.
seperti biasa, Seul Bi langsung pingsan setelah menggunakan kekuatannya. Sung Yeol memindahkan Seul Bi kekursi taman.
Sung Yeol : "Seul Bi! Seul Bi! Apa kau baik-baik saja?"
Seul Bi : "Ya." jawabnya dengan lemas.
Sung Yeol : "Tunggu sebentar."
Sung Yeol lari meninggalkan Seul Bi untuk menyelamatkan Woo Hyun dari Jae Suk dan genknya. dan terjadilah perkelahian diantara mereka berlima.
disalah satu sudut ditaman, seorang pria yang sedang membaca koran, tampak terganggu dengan keributan dari perkelahian antara Jae Suk and the genk dan Woo Hyun - Sung Yeol.
(pria ini adalah pria yang memberikan Seul Bi dokumen ketika dikantor polisi. belum diketahui pasti dia siapa, tapi yang jelas dia bisa melihat Byung Chul (sunbaenya Seul Bi) karena namanya tidak terdaftar siapa, jadi kita panggil nama aslinya saja ya, Choi Sung Gook.)
Woo Hyun sangat marah pada Jae Suk, ia mencengkram baju Jae Suk dan mengatakan kalau Jae Suk menyentuh Seul Bi sekali lagi..., belum sempat Woo Hyun meneruskan kata-katanya, Jae Suk memotong.
Jae Suk : "Itu semakin membuatku ingin menyentuhnya lagi."
Woo Hyun : "Sialan kau."
Woo Hyun kesal dan akan memukul Jae Suk, tapi Jae Suk bisa menangkis pukulan Woo Hyun.
Sung Gook datang dan kemudian melerai mereka. ia menyuruh mereka semua untuk berhenti bertengkar.
Sung Wook : "Mengapa kalian bertengkar dengan teman sendiri? kalian seharusnya akur. Harmoni!
Musik adalah yang terbaik untuk sebuah harmoni."
Sung Wook mengambil Sulingnya kemudian akan memainkan musik, tapi sebelum memainkannya, ia memberikan tanda pada Sung Yeol dan Woo Hyun untuk pergi.
Sung Yeol dan Woo Hyun pergi segera pergi meninggalkan Jae Suk dan genknya. ketika Jae Suk dan genknya akan mengikuti Woo Hyun-Sung Yeol, Sung Wook menghalang mereka.
Sung Wook : "Jangan pergi. Kita baru saja mulai. Aku akan mulai. Semuanya!"
Sung Wook menanyi dengan semangat. ia memainkan suling yang dibawanya dengan ngawur. tapi hal itu berhasil membuat Jae Suk dan genknya pergi dari taman.
Sung Yeol dan Woo Hyun segera menemui Seul Bi. mereka mencoba untuk membangunkan Seul Bi. kemudian Seul Bi bangun dan mencoba untuk duduk.
Woo Hyun dan Sung Yeol serempak menanyakan pada Seul Bi apakah dia baik-baik saja. Seul Bi tersenyum dan mengatakan kalau dia lapar.
ketika dalam perjalanan pulang, Seul Bi melihat luka dibibir Woo Hyun, ia mengatakan kalau Woo Hyun nanti pasti akan dapat masalah.
Woo Hyun : "Seorang lelaki tumbuh dengan perkelahian."
Sung Yeol menyahut : "Aku dibesarkan baik-baik saja tanpa ada perkelahian."
Woo Hyun : "Si sombong ini, tiba-tiba kau sangat menggangu. Apa aku meminta bantuanmu? Tanganmu sendiri saja terluka."
Sung Yeol : "Yah, tapi aku yg menyelamatkanmu."
Woo Hyun : "Kau juga hampir membunuhku. Seharusnya kau bilang kalau kau tidak memberikan contekan. Kau selalu bertindak sok keren."
mendengar Woo Hyun berkata seperti itu, Sung Yeol tanya, apakah karena hal itu Woo Hyun terlibat perkelahian dengan Jae Suk.
Woo Hyun : "Apa kau gila! Aku terlalu sibuk untuk melakukan itu. Aku tidak tertarik dengan urusanmu."
Sung Yeol : "Menjadi usil akan membuatmu dalam kesulitan."
Woo Hyun : "Kau tahu kalau kau berhutang satu pukulan padaku?"
Woo Hyun mengepalkan tanggannya dihadapan Sung Yeol. Sung Yeol meminta maaf pada Woo Hyun dengan dingin.
melihat ketidak akuran Woo Hyun dan Sung Yeol, Seul Bi meraih tangan Sung Yeol dan Woo Hyun lalu menyatukannya bersama (seperti bersalaman). mereka berdua kaget melihat apa yang dilakukan Seul Bi, dan serempak meneriakkan "apa yang kau lakukan?"
Seul Bi : "Laki-laki akan menjadi teman dengan tindakannya. Seperti itulah pemeran utama laki-laki dalam drama."
Woo Hyun : "Si mesum ini! Dia akan membuat kita jadi aneh juga. Ayo pergi." sahut Woo Hyun pada Sung Yeol.
Sung Yeol tertawa kemudian mengikuti langkah Woo Hyun. Seul Bi berteriak pada mereka untuk menunggunya.
Seul Bi menggandeng Sung Yeol dan Woo Hyun bersamaan. melihat itu Woo Hyun mendorong Sung Yeol menjauh, tapi Seul Bi segera menggandeng Sung Yeol lagi.
Episode 5 : Menggambar sebuah batas? Artinya datanglah ke sisi ini!
setelah sampai dirumah, Seul Bi mengobati luka dibibir Woo Hyun dengan krim. Woo Hyun meminta pada Seul Bi untuk melakukannya dengan pelan-pelan.
ketika Woo Hyun teriak karena kesakitan, Seul bi menyuruh Woo Hyun untuk tidak berisik karena akan membangunkan nenek.
Seul Bi tanya pada Woo Hyun apakah dia juga mempercayai Sung Yeol.
Woo Hyun : "Ingat saat kau
bilang kalau dia tidak mungkin melakukan itu? Yah aku setuju denganmu."
Seul Bi : "Wow, anak baik hati."
Seul Bi menepuk-nepuk kepala Woo Hyun. Woo Hyun menghindar dan mengatakan kalau Seul Bi bukan neneknya.
Seul Bi : "Tapi tetap saja, kau tidak boleh terlibat perkelahian."
Woo Hyun menatap Seul Bi, mengingat Seul Bi yang tadi pingsan, ia tanya apakah Seul Bi sedang sakit. Seul Bi menjawab tidak.
Woo Hyun : "Lalu kenapa kau sering sekali pingsan?"
Seul Bi : "Ya memang benar. Ada apa ya denganku?"
Woo Hyun : "Dan kenapa kau selalu
jatuh dipelukannya Seong Yeol?"
Seul Bi : "Benar juga. Selalu saja
Seong Yeol yang menangkapku saat pingsan. Aku harus berterima kasih padanya besok."
Woo Hyun : "Terimakasih? Untuk apa?
Dia hanya kebetulan saja ada disebelahmu."
Seul Bi : "Apa menurutmu Seong Yeol dan aku sudah ditakdirkan?"
Woo Hyun : "Ditakdirkan pantatku! Itu hanya kebetulan saja. Jangan pingsan dihadapannya lagi!!!"
Seul Bi : "Tidak akan lagi! Jangan khawatir."
(asik Woo Hyun cemburu.... hahaha)
ketika melihat krim yang digunakan Seul Bi untuk mengobati luka dibibirnya, Woo Hyun mendelik terkejut. ia memarahi Seul Bi karena mengobatinya menggunakan obat jamur.
Seul Bi menjelaskan kalau Nenek selalu memakai obat itu
setiap malam. jadi Seul Bi diam-diam mengambilnya untuk Woo Hyun. Woo Hyun berteriak syok mendengar itu.
Woo Hyun : "Tak heran, aku bisa mencium kaki Nyonya Gong. ah... kau Benar-benar...!" (hahaha)
dikamar, Woo Hyun sedang browsing diinternet mencari info mengenai seseorang yang dengan mudah tertidur dimana saja.
ia mengetik dikolom search dengan kunci [Tertidur dimana saja]
Woo Hyun membuka satu artikel dan membaca nama untuk penyakit itu adalah Narkolepsi.
[Narkolepsi adalah serangan tidur, dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. (Terus mengantuk) Makanan yg baik untuk penderita Narkolepsi Buah Jujube dan kiwi]
Woo Hyun mencatat semua itu dikertas.
pagi harinya, Woo Hyun membuat menu sarapan dengan bahan dasar dari kiwi.
Woo Hyun : "Dia lebih baik tidak pingsan lagi dipelukannya
setelah makan semua ini."
Nenek dan Seul Bi datang untuk sarapan. Nenek terkejut melihat makanan sudah tersaji dimeja, ia tanya apa semua itu.
Woo Hyun : "Kau tampak lelah akhir-akhir ini. Jadi aku menyiapkan sarapan untukmu."
Nenek : "Oke sekarang aku jadi khawatir. Apa kau melakukan kesalahan?" tanya Nenek curiga.
Nenek melihat luka dibibir Woo Hyun, ia tanya apa yang terjadi dengan wajah Woo Hyun.
Seul Bi dan Woo Hyun bebarengan menjawab pertanyaan Nenek.
Seul Bi : "Dia jatuh..."
Woo Hyun : "dikelas olahraga..."
Woo Hyun kemudian menjelaskan pada Nenek kalau ia jatuh ketika mengikuti kelas lahraga. Nenek meminta Woo Hyun untuk berhati-hati.
melihat semua menu yang terbuat dari kiwi, Seul Bi jadi heran ia tanya pada Woo Hyun kenapa semua serba kiwi.
Woo Hyun : "Itu agar kau bisa tumbuh lebih tinggi."
Seul Bi : "Apa kiwi membuat kita menjadi lebih tinggi?"
Nenek tanya pada Seul Bi, apakah dia mempercayai apa yang dikatakan Woo Hyun. Seul Bi merengut mendengar pertanyaan Nenek, kemudian ia melihat jusnya.
Seul Bi : "Kau tidak menambahkan sesuatu yg aneh kan? Pemeran utama biasanya akan diracuni dalam drama."
Woo Hyun : "Itu berlaku hanya untuk pemeran utama. Jangan khawatir."
lalu Woo Hyun menyuapi Seul Bi dengan kiwi.
Woo Hyun : "Kau hanya perlu memakannya saja. Ini tidak akan menggigitmu."
setelah itu, Woo Hyun berganti menyuapi Nenek. Woo Hyun tanya pada Nenek kalau masakannya enakkan. Nenek berseru kalau Woo Hyun punya bakat memasak turunan darinya.
Seul Bi juga ikut menyuapi Nenek. Nenek bercanda dengan mengatakan kalau ia lebih menyukai caranya Seul Bi menyuapi. lalu mereka bertiga tertawa bersama.
Ji Hye sedang duduk sendiri dikantornya, ia menatapi lembar jawaban milik Sung Yeol dan Jae Suk. kemudian ia teringat dengan ucapan Woo Hyun yang mengatakan kalau pelakuknya bukanlah Sung Yeol.
disekolah, Ki Soo yang melihat luka pada bibir Woo Hyun mengomentari kalau Woo Hyun beruntung.
Jae Suk : "Ya ... pria yang beruntung." sahut Jae Suk menghampiri Woo Hyun.
Woo Hyun : "Kau yang beruntung."
Jae Suk : "Keberuntunganmu sudah berakhir kemarin. Dan sebaiknya kau lebih berhati-hati."
Woo Hyun dan Jae Suk saling menatap dengan tajam.
semua guru sedang mengadakan rapat untuk memecahkan kasus contek-mencontek antara Sung Yeol dan Jae Suk.
Ji Hye : "Melupakan kecurangan ini? Ini hanya akan menyebabkan masalah yg lebih rumit."
guru olahraga mengatakan pada semua guru kalau tadi malam ia tersentuh dengan perbuatan Ayah Jae Suk yang mengakui kesalahan anaknya
dan meminta untuk memberinya nilai nol. guru olah raga memjui Ayah Jae Suk yang benar-benar bijaksana. Pak Kim sedikit terkejut mendegar guru olahraga telah menemui Ayah Jae Suk.
guru olahraga : "Dia seharusnya bekerja di Kongres." pujinya.
Pak Kim : "Ayah Jae Suk daatang
di kesini kemarin? tapi.., Saya wali kelasnya. Mengapa dia menemui anda?"
kepala sekolah : "Anda tampaknya sibuk, jadi saya menyuruhnya untuk mengurus hal itu.
guru olah raga : "Kepala Sekolah, saya benar-benar mengurusnya dg baik."
Pak Kim : "Tapi ini terjadi di kelas saya. Aku harus menelaah masalah ini.
guru olahraga berseru pada Pak Kim untuk diam karena itu akan lebih baik.
Pak Kim : "Bagaimana dengan Hwang Sung Yeol? Ini tidak adil baginya."
Ji Hye : "Dia benar. Tidak bisakah kau melihat bahwa itu akan menyakitinya?"
kepala sekolah mengatakan kalau Choi Jae Suk akan tetap berada di peringkat terakhir tidak peduli dia mendapat nilai nol atau tidak.
kepala sekolah : "Mari kita mengakhirinya dengan
layanan relawan sekolah."
setelah mengatakan itu, kepala sekolah bilang pada Ji Hye kalau dia cukup terlibat dalam masalah satu ini. kepala sekolah juga mengatakan kalau Ji Hye harusnya berempati dengan lebih banyak siswa. Ji Hye diam tak menjawab.
Ye Na Mengikuti Woo Hyun yang keluar kelas. ia bertanya kenapa Woo Hyun bisa terluka. ia mengeluh kalau itu pasti sakit rasanya.
Woo Hyun segera berbalik ketika melihat Pak Kim yang akan lewat. Pak Kim terlanjur melihat Woo Hyun, ia memanggilnya.
Woo Hyun menutupi lukanya dengan tangan, baru ia berbalik menghadap Pak Kim.
Pak Kim : "Ada apa dengan wajahmu?"
Woo Hyun : "Aku terjatuh."
mendengar itu, Pak Kim mengatai Woo Hyun bodoh.
Jae Suk dan genknya akan keluar kelas, tapi ketika melihat Pak Kim, mereka segera berbalik. tapi tetap saja, Pak Kim terlanjur melihat mereka.
Pak Kim : "Jae Suk! Byung Ho, Tae Wook! Ayo kemari."
Pak Kim melihat wajah Woo Hyun, Jae Suk dan genknya luka-luka. dan Pak Kim bisa menebak apa yang telah terjadi.
Pak Kim : "Aku mengerti apa yang sedang terjadi. Apa kalian berkelahi?"
dengan serempak mereka mengatakan kalau mereka terjatuh.
Pak Kim : "Ke-empat-empatnya? Bersama? Dan kalian ingin aku mempercayainya?"
Pak Kim tertawa melihat perlakuan muridnya. Ye Na melirik curiga pada Jae Suk.
Pak Kim meminta mereka untuk mengulurkan tangan mereka. bukannya memukul atau menghukum, Pak Kim malah membagikan minuman pada Woo Hyun, Jae Suk dan genknya. bahkan Pak Kim juga memberikan satu untuk Ye Na.
Pak Kim : "Minumlah itu." semuanya terdiam kebingungan. "Sekarang!" teriak Pak Kim.
mereka kemudian meminum minuman yang diberikan oleh Pak Kim.
Pak Kim : "Kalin punya waktu 100 hari sampai tiba ujian kemampuan bakat. itu hadiah dariku sehingga kalian bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk ujian."
Pak Kim dan Jae Suk sedang berbincang berdua ditaman sekolah. Pak Kim mengatakan pada Jae Suk kalau dia akan memberi Jae Suk nilai nol pada ujian.
Pak Kim : "Aku ingin kau merenungkannya. Dan menjadi lebih baik."
Jae Suk : "Saya dengar ayahku memberikan uang untuk memperbaiki lantai dikelas olahraga. Bisakah saya pergi sekarang?"
Pak Kim : "Apa kau ingin menjual kejujuranmu dengan sebuah lantai? Lalu antara kejujuran dengan sebuah lantai akan sama-sama diinjak."
Jae Suk hanya diam, ia melangkah untuk pergi. sebelum Jae Suk benar-benar pergi, Pak Kim mengatakan kalau dia percaya pada Jae Suk. Jae Suk menghentikan langkahnya.
Jae Suk : "Akan lebih menyakitkan bila orang yang dipercaya melakukan penghianatan."
Suk Hoon sedang berdiri dimading, ia melihat memo pemberitahuan yang bertulis [Pemberitahuan hukuman selama 7 hari untuk membersihkan sekolah].
Jae Suk berdiri disebelah Suk Hoon, ia mengatakan kalau Suk Hoon berhutang padanya.
Suk Hoon : "Kaulah orang yang tertangkap."
Suk Hoon mencoba pergi tapi Jae Suk menghalanginya.
Jae Suk : "Kau tahu mengapa sebuah bom itu menakutkan? Karena kau tidak pernah tahu kapan akan meledak."
Suk Hoon : "Kau selalu mendapatkan nilai terendah dan selalu membuat masalah. Siapa yang akan mempercayaimu?"
setelah mengatakan itu Suk Hoon pergi. Jae Suk terlihat kesal mendengar itu semua.
Byung Wook dan Tae Hoo sedang memunguti sampah disekolah, ia membantu Jae Suk untuk menjalankan hukuman. sedangkan Jae Suk malah asik duduk dan sibuk dengan ponselnya.
tidak jauh dari situ, Da Yool dan temannya sedang duduk berlatih menghafal naskah.
Byung Wook : "Kau mengikuti audisi sebuah drama ya?" tanyanya pada Da Yool.
teman Da Yool mengajaknya untuk pergi dari situ dengan memanggilnya menggunakan sebutan putri.
Tae Ho : "Apa kau Choon Hyang?" tanyanya pada Da Yool.
(Choon Hyang adalah seorang wanita bangsawan dari cerita klasik Korea)
Byung Wook : "tapi kenapa hanya ada dua Hyang Dan disini? Bisakah kalian memanggil Choon Hyang kesini?"
(Hyang Dan adalah seorang wanita budak Choon Hyang)
Da Yool tampak kesal mendengar itu. ia berdiri dari duduknya dan meminta Byung Wook dan Tae Ho untuk kembali saja ketempat asal mereka.
Tae Ho : "Kau pasti tidak akan mendapatkan peran itu."
teman Da Yool memarahi Tae Ho dan Byung Wook karena berani-beraninya bersikap kurang ajar.
Da Yool : "Aku benci harus bicara dengan orang-orang sepertimu. Minggirlah!"
Jae Suk datang dan meminta pada Byung Wook dan Tae Ho untuk minggir dan beri Da Yool jalan.
Da Yool : "Kau yg minggir. Kaulah yg paling rendah. Itu adalah salahmu jika aku tidak lolos audisi ini."
setelah itu Da Yool pergi dengan kesal. Jae Suk menatapnya dan terlihat sedih.
Tae Ho marah pada Da Yool, tapi Byung Wook menghalanginya untuk mendekat. Byung Wook mengatakan pada Jae Suk kalau mereka sudah selesai bersih-bersih. jadi, mereka pergi dulu.
setelah kepergian Byung Wook dan Tae Ho, Young Eun dan Ye Na menghadap Jae Suk. mereka menatap Jae Suk dengan pandangan kesal.
Jae Suk : "Sekarang apa?"
Young Eun : "Apa kau yg memukul wajahnya Woo Hyun?" tanya Ye Na seraya bersembunyi dibalik tubuh Young Eun.
Jae Suk : "Lalu kenapa jika aku yg melakukannya?"
Young Eun jalan lebih mendekat pada Jae Suk. kemudian ia mengancam dengan mengatakan kalau akan ia pastikan Da Yool tidak akan pernah bisa mengikuti audisi lagi dalam hidupnya.
Jae Suk hanya terdiam menatap Young Eun. Ye Na senang karena Young Eun begitu keren dan pemberani menghadapi Jae Suk. ia tanya apakah Young Eun mau makan siang. sebelum pergi, Young Eun memberikan peringatan pada Jae Suk dengan mengkodekan tanda dengan tangannya yang berarti 'aku mengawasimu!'
sepeninggal Young Eun dan Ye Na, Seul Bi menemui Jae Suk.
Jae Suk : "Sekarang apa lagi?"
Seul Bi : "Sebaiknya kau jangan mengganggu Woo Hyun lagi kalau tidak mau dihukum."
Seul Bi : "Dihukum? Kau bersikap seperti Woo Hyun karena tinggal dengannya."
Seul Bi : "Apa kau tidak merasakan apa-apa setelah menyakiti orang lain?"
Jae Suk : "Apa kau ingin melihat
bagaimana aku bisa menyakitimu?"
Seul Bi sedikit mendekatpada Jae Suk, ia mengulurkan tangannya yang mengepal seolah-olah memukul Jae Suk. Seul Bi membuka tangannya dan ternyata terdapat hansaplast.
Seul Bi : "Tak peduli kau anak yg baik ataupun anak yg nakal, rasa sakitnya akan tetap sama." Seul Bi menaruh hansaplast itu ditangan Jae Suk. "Untuk selanjutnya jangan berkelahi lagi"
Seul Bi pergi setelah memberikan hansaplast pada Seul Bi. Jae Suk menatap hansaplastpemberian Seul Bi dengan rasa sedikit bingung.
dikelas, beberpa murid sedang menyatukan meja untuk mengerjakan tugas bersama-sama.
Young Eun : "Tugas individu saja cukup menjengkelkan. Sekarang
ditambah lagi dg tugas berkelompok dg orang-oran ini? Aku sangat marah!" keluhnya.
tanpa sengaja, Ki Soo menjatuhkan tumpukan buku yang diambilnya didepan Young Eun. Young Eun menatap Ki Soo dengan kesal.
Ki Soo : "Maafkan aku. Aku tidak tahu
kenapa buku-buku ini bisa jatuh begini"
Young Eun kemudian membuat garis pembatas dimejanya untuk Ki Soo.
Young Eun : "Jika kau melewati batas ini, maka kau mati."
Ki Soo : "Lalu dimana aku harus mengerjakannya?"
Woo Hyun : "Kau tidak tau, kalau kau bilang jangan lewati maka dia semakin ingin melewatinya?"
Young Eun : "Apa maksudmu?"
Seul Bi yang tidak tau apa-apa dan mempercayai ucapan Woo Hyun, ikut berbicara.
Seul Bi : "apa Kau ingin Ki Soo melewati batas itu? Apakah kau menyukainya?" (hahaha)
Young Eun : "Hah?"
Ki Soo mendelik pada seul Bi.
(terlihat dijidat Ki Soo tertulis 'Seul Bi.. kenapa kau mengatakan itu? apakah kau begitu bodoh?' hahaha,, yah kira-kira seperti itulah jika dilihat dari ekspresi Ki Soo)
murid yang lain menggoda Young Eun dan Ki Soo adalah pasangan baru. Young Eun kesal mendengar itu, ia melampiaskannya dengan memukul Ki Soo.
Young Eun : "Itu sama sekali tidak masuk akal."
Young Eun menyerahkan semua tugasnya pada Seul Bi dan memintanya untuk mengerjakan semua bagiannya. setelah itu Young Eun pergi. murid-murid yanglain ikut-ikutan menyerahkan tugas mereka padaSeul Bi lalu beranjak pergi.
Ki Soo : "Aku harus pergi bekerja..."
Seul Bi : "Kau ingin aku melakukan semuanya sendiri?"
Ki Soo : "Tidak, kerjakan bersama Woo Hyun."
setelah memberikan tugasnya pada Seul Bi, Ki Soo kabur melarikan diri.
Seul Bi menarik Woo Hyun untuk duduk lagi dikursinya. Woo Hyun tanya apa yang Seul Bi inginkan.
Seul Bi ikut-ikutan menggambar garis pembatas dimejanya.
Seul Bi : "Aku ingin tahu jika aku menggambar batas apa kau ingin melewatinya. kau, Jangan lewati batas ini."
Woo Hyun : "Daebak!! Aku tidak akan melewatinya."
mereka mulai mengerjakan tugas. tak lama kemudian keusilan Woo Hyun muncul, ia dengan sengaja melemparkan pensilnya hingga melewati garis pembatas yang dibuat Seul Bi.
Woo Hyun : "Ups, apa pensil ini punya kaki?"
Woo Hyun segera mengambil pensilnya.
Seul Bi : "Kau sudah melewati batasnya.."
Woo Hyun : "Tidak!"
Woo Hyun kembali usil, ia melempar penghapusnya hingga melewati garis pembatas.
Woo Hyun : "Ups, apa penghapusnya bisa jalan?"
Woo Hyun mengambil penghapusnya. dengan segera Seul Bi memukul tangan Woo Hyun.
Seul Bi : "Kau bilang tidak akan melewatinya. kau benar kalau hal ini membuatmu semakin ingin melewatinya."
Woo Hyun : "Bodoh."
Ye Na dan Young Eun pulang sekolah bersama. seorang Ahjumma berdiri digerbang sekolah dan memanggil Ye Na dengan panggilan 'Pro Lee'
(pro adalah cara untuk memanggil seorang pemain golf)
Ye Na kemudian berseru "ibu!"
Ye Na tampak terkejut melihat ibunya menjemputnya. Young Eun memberi hormat pada Ibu Ye Na.Ibu Ye Na mengatakan kalau Ye Na harus latihan golf sekarang.
Ye Na : "Ibu. Young Eun akan pergi kearah yg sama. Bisakah kita mengantarnya?"
Ibu Ye Na : "Oh tidak. Tidak untuk hari ini, Pelatihmu sudah menunggu."
Young Eun tanya, Kapan Ye Na beralih bermain golf. Ye Na menjawab simpul Kalau tidak salah sebulan yang lalu. Ibu menyuruh Ye Na untuk masuk kedalam mobil.
Ye Na meminta maaf pada Young Eun, ia berjanji akan menghubungi nanti.
sepeninggal Ye Na dan ibunya, Young Eun mengatakan kalau dirinya juga tidak mau walaupun diajak. Young Eun mengatai mereka yang sama-sama sombong.
didalam mobil, Ibu memberikan sebuah opat dan air putih untuk diminum. Ye Na mengatakan pada Ibunya kalau ia memakan itu semua akan membuatnya menjadi gemuk.
Ibu : "Apa hanya dia temanmu? Apa kau tidak punya teman yang lebih baik?"
Ye Na : "Dia mungkin terlihat seperti itu, tapi dia teman yang baik."
Ibu :"Aku benar-benar tidak menyukainya."
Ibu memberikan sebuah buku pada Ye Na dan mengatakan untuk cukup membaca teks yang sudah ditandai saja. Ibu mengatakan kalau ia sudah meringkas semuanya untuk Ye Na.
Ye Na tiba-tiba bertanya pada Ibunya haruskah ia bermain golf.
Ibu : "Apa kau ingin melakukan sesuatu yang lain? Katakan padaku. Aku akan memenuhinya apapun itu."
Ye Na tampak sedih, ia tidak menjawab pertanyaan Ibunya. ia memilih meminum semua obat yang diberikan Ibunya untuknya.
Ji Hye dan Woo Jin pergi kedokter gigi bersama. Ji Hye melihat suaminya yang tampak terlihat gugup.
Ji Hye : "Apa kau yakin kau tidak takut?"
Woo Jin : "Tentu saja tidak!" tapi ia langsung meralat perkataannya. " Sebenarnya aku takut. Aku benar-benar benci dg dokter gigi! kau tahu
Seong Yeol juga sama sepertiku, dia selalu menangis saat begini."
Ji Hye : "Tapi kau tidak akan
menangis, kan? Aku akan ada di sampingmu."
setelah diperiksa, Dokter meminta Woo Jin untuk rutin memeriksa giginya walaupun dia sangat sibuk bekerja. dengan singkat Woo Jin menjawab Ya.
setelah memeriksakan giginya, Woo Jin dan Ji Hye makan direstaurant.
Ji Hye : "Apa itu sangat menyakitkan? Aku dengar gigi implanmu terluka."
Woo Jin : "Oh, tidak sakit sama sekali. Aku rasa itu karena kau ada disampingku."
Ji Hye : "Benarkah? Pembohong."
Woo Jin meminta pada istrinya untuk tidak mengatakan pada Seong Yeol
tentang implan giginya.
Woo Jin : "Aku tidak ingin dia tahu
Kalau aku sudah semakin tua."
Ji Hye : "Kau tahu, kau seorang ayah yang baik."
Woo Jin : "Lalu apa aku suami yang baik?"
Ji Hye : "Entahlah..."
Woo Jin : "Oke. Aku akan mencoba lebih keras lagi. Maaf."
mendengar itu Ji Hye tertawa, Woo Jin ikut tertawa. Woo Jin mengatakan kalau dia benar-benar bersyukur karena Ji Hye selalu bersikap hangat kepada Sung Yeol. Woo Jin Juga mengatakan kalau dirinya akan coba bicara dengannya.
Woo Jin : "Menjadi ayah yang baik yg lebih penting. Saat ini pasti sangat sulit bagi Seong Yeol."
Woo Jin : "Aku ingin bicara dengannya
setelah mendengar itu darimu."
Ji Hye : "Ya, itu akan jadi waktu kebersamaan ayah dan anaknya. Jangan khawatirkan aku dan gunakanlah waktumu dengan baik."
Woo Jin menunggu Sung Yeol pulang sekolah dipinggir jalan. Sung yeol berjalan dengan memakai earphone, ia juga berjalan tanpa melihat kanan dan kirinya. Sung Yeol berjalan melewati Ayahnya begitu saja.
Woo Jin mencoba memanggil tapi dikarenakan Sung Yeol memakai earphone, jadi ia tidak mendengar panggilan Ayahnya.
Woo Jin segera menghampiri Sung Yeol. ia meraih tangan Sung Yeol lalu memborgolnya dengan tangannya. Sung Yeol terkejut melihat perlakuan Ayahnya.
Woo Jin : "Kau harus ikut denganku. Ayo kita pergi."
Woo Jin mengajak Sung Yeol untuk makan ramen bersama disebuah kedai.melihat tanggannya terbogol dengan tangan Ayahnya, Sung Yeol meminta Ayahnya untuk melepas borgol itu, ia juga mengatakan kalau tidak akan lari.
Woo Jin mengalihkan pembicaraan, ia memakan ramennya dan mengatakan kalau rasanya jauh lebih enak saat dimakan bersama Sung Yeol.
Woo Jin : "Aku sudah mendengarnya dari ibumu. Aku tahu kalau kau tidak melakukannya."
Sung Yeol terdiam. ia lalu mengambil tisu untuk diberikan kepada Ayahnya. Sung Yeol tetap bersikeras meminta Ayahnya untuk melepaskan borgolnya.
Woo Jin : "Aku suka ini walaupun kau merasa tidak nyaman, karena dekat denganku."
Sung Yeol : "Makanlah. Ramen rasanya tidak enak kalau keburu dingin."
Woo Jin : "Lain kali, mari kita makan sesuatu yang membutuhkan waktu lebih lama. Makanlah dg baik."
dirumah, Ji Hye sedang menatap foto keluarganya. terdapat dirinya, Woo Jin juga Sung Yeol disitu. mereka tampak bahagia. Ji Hye tersenyum simpul melihat foto itu.
Pak Kim, guru oalah raga juga Bu So Jin sedang berkumpul direstaurant. Pak Kim tanya pada guru olahraga kenapa tiba-tiba ingin makan bersama.
guru olah raga : "Ini dari ayah Jae Suk.., Tidak, Maksudku.. Aku sangat tersentuh karena ayah Jae Suk sehingga aku tergerak melakukan ini. Tapi, kapan kepala sekolah tiba disini. Apa yang membuatnya begitu lama?"
Bu So Jin menanyakan keberadaan Pak Phillip pada guru olahraga. mendengar itu, Pak Kim langsung menoleh pada bu So Jin yang sedang minum soju dengan kesal.
Pak Kim : "Dia bilang dia akan datang..." serunya.
Pak Kim meminta pada guru Olahraga untuk membiarkannya mengurus anak didiknya sendiri.
guru olahraga : "Tn. Kim! Tidak ada 'Anak didikmu' di sini. Mereka semua siswa yg kami rangkul."
Pak Kim : "Kita merangkulnya dg cara berbeda! Kau dan aku..."
guru olahraga : "Bisakah kita berhenti berbicara tentang pekerjaan?
Mari kita minum."
Bu So Jin yang sudah sedikit agak mabuk bertanya lagi kapan Phillip akan datang. Bu So Jin tampak kesal karena Phillip tak kunjung datang.
Pak Kim mengecek ponselnya, ia lalu mengatakan kalau Pak Phillip ternyata tidak bisa datang.
So Jin : "Hah? Kenapa tidak?"
Pak Kim : "Dia mengalami diare. Walaupun tidak serius tapi ia perlu istirahat."
So Jin : "Diare? Kau tahu itu sangat menyakitkan. Aku harus pergi menemui Phillip. Aku tidak bisa meninggalkan dia sendirian ketika dia sakit. Aku perawat sekolah.
Pak Kim : "Kau mau pergi kemana? Kau bahkan tidak tau dia tinggal dimana."
Bu So Jin beranjak berdiri dari duduknya, Pak Kim memegangi Bu So Jin yang sedikit mabuk. tapi Pak Kim salah memegang, ia malah menarik rok Bu So Jin hingga melorot. guru olahraga dan Pak Kim terkejut melihat Bu So Jin. (hahaha)
melihat roknya melorot hingga pakaian dalamnya terlihat, Bu So Jin segera membetulkan roknya.
So Jin : "Apa kau sudah gila?" amuknya pada Pak Kim. ia menampar pipi Pak Kim lalu segera pergi.
guru olahraga : "Tn. Kim! Mengapa kau menarik roknya ke bawah? Tak heran, kau sampai sekarang belum punya kekasih. Kau harus bersikap alami
bila ingin menyentuh seorang perempuan. Kau menghancurkan hatiku. Tapi aku rasa tamparan tadi
juga bisa disebut sebuah sentuhan."
Ye Na pergi kerumah Woo Hyun. ia membawa kotak obat dan berencana untuk mengobati luka Woo Hyun.
Seul Bi dan Woo Hyun sedang ada didapur-kedai Neneknya. Seul Bi terlihat sedang memasak sesuatu.
Woo Hyun : "Aku bilang untuk membersihkannya, bukan membuatnya berantakan! Apa kau lapar lagi?"
Seul Bi : "Aku ingin membuat bubur untuk nenek. Manusia makan bubur saat mereka tak bisa mencerna makanan dengan baik, kan?"
Woo Hyun : "Manusia lagi... Apa dia sakit lagi? Dia harus pergi ke rumah sakit. Dia sangat keras kepala."
Seul Bi mengingat petunjuk yang pernah diberitahu Nenek cara untuk membuat bubur.
Woo Hyun melihat Seul Bi tidak memakai celemek, ia lalu mengambil apron dan memasangkannya pada Seul Bi.
ketika akan mengikat apronnya, Seul Bi diam dengan kaku sambil tidak bernafas karena gugup melihat Woo Hyun yang seperti memeluknya.
Woo Hyunsadar dengan posisinya, ia memutar Seul Bi untuk menghadap kebelakang. ia lalu mengikat apronnya.
Woo Hyun : "Bernafaslah! Kau mau sekarat?"
Seul Bi lega dirinya bisa bernafas lagi.
Woo hyun : "Apa masalah besar? Kita bersepupu. Ingat? Kita bersepupu."
Seul Bi : "Oh iya, kita bersepupu. Kenapa kau bilang kita bersepupu?"
Woo Hyun : "Karena aku benci mendapat terlalu banyak pertanyaan."
Woo Hyun akhirnya membantu Seul Bi memasak.
Ye Na ternyata mendengar semua pembicaraan antara Seul Bi dan Woo Hyun. ia keluar dari kedai dengan gontai.
Woo Hyun berada dikamar Nenek. Woo Hyun menyuapi Nenek dengan bubur.
Nenek : "Setidaknya kau tak akan kelaparan tanpa nenek." ucapnya pada Woo Hyun.
Woo Hyun : "Aku akan kelaparan tanpamu."
Nenek : "Jangan berkata begitu. Aku sudah sangat tua..."
Woo Hyun : "Nona Gong! Aku tahu kau lebih tua dariku. Aku tak akan makan, pergi ke sekolah, atau tidur tanpamu. Jadi cepatlah sembuh."
Nenek mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kalau buburnya sangat lezat sehingga ia mendapatkan kekuatannya kembali.
Woo Hyun : "Kau tahu kan hanya kaulah yang ku miliki? Jangan sakit, ya?"
Nenek : "Aku merasa lebih baik sekarang."
Nenek mengambil sebuah amplop dan memberikannya pada Woo Hyun. ia meminta Woo Hyun untuk memberikannya pada Seul Bi. Nenek memberitahu kalau itu adalah gaji Seul Bi. Woo Hyun mengintip gaji Seul Bi.
Woo Hyun : "Kenapa memberinya sangat banyak kalau kau sudah memberinya makan dan menampungnya? Bagaimana dengan punyaku?"
Nenek : "Apa aku harus memberimu makan, menampungmu dan menggajimu?"
Woo hyun tertawa, Nenek juga ikut tertawa.
Woo Hyun : "Kau akhirnya tertawa.
Ayo kita pergi ke dokter besok."
Nenek : "Oke? Aku akan membaik dalam sekejap."
ketika akan membuang sampah, Seul bi melihat Ye Na sedang duduk didepan kedai dengan sedih.
Ye Na dan Seul bi akhirnya bicara berdua ditaman.
Ye Na : "Kau dan Woo Hyun. Kalian tidak bersepupu, kan?"
Seul Bi : "Sebenarnya..."
Ye Na : "Apa kau suka Woo Hyun?"
Seul Bi : "Aku tak pernah memikirkan hal itu."
Ye Na : "Kalau begitu kedepannya jangan memikirkan hal itu. Aku menyukai Woo Hyun. Bahkan saat aku berlatih sampai kehabisan nafas, aku memikirkan dia. Bahkan saat ibu mencekikku, Aku hanya memikirkan Woo Hyun. Hanya Woo Hyun pelarianku. Hanya dia masker oksigenku."
Seul Bi hanya diam melihat Ye Na.
Ye Na : "Bisakah kau mati untuk Woo Hyun?"
Seul Bi : "Mati?"
Seul Bi tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Ye Na.
Ye Na mengatakan pada Seul Bi kalau dirinya rela mati untuk Woo Hyun. Seul Bi terdiam, ia sedikit mengerti maksud dari Ye Na.
sesaat kemudian ponsel Seul Bi berdering, ia melihat ponselnya ternyata yang menelepon adalah Woo Hyun. Ye Na juga melihat itu. Seul Bi merasa tidak enak, ia segera menyembunyikan ponselnya dari Ye Na, ia juga tidak menjawab panggilan dari Woo Hyun.
(lucu, diponselnya Seul Bi memberi nama nomor Woo Hyun dengan kata 'Psiko Woo Hyun' sedangkan Woo Hyun diponselnya menulis nomor Seul Bi dengan kata 'si cabul')
Woo Hyun keluar rumah untuk menunggu Seul Bi. ia bertanya-tanya kenapa Seul Bi tidak mengangkat teleponnya.
Seul Bi pulang kerumah dengan lesu, ia jalan begitu saja tanpa menyapa Woo Hyun. Woo Hyun yang melihat Seul Bi sudah pulang, segera memanggilnya.
Woo Hyun : "Kemana saja kau?"
Seul Bi : "Aku mencari udara segar."
Woo Hyun : "Kalau begitu beritahu kau mau pergi kemana atau paling tidak jawab teleponku!"
Seul Bi terdiam menatap Woo Hyun dengan pandangan sedih. melihat Seul Bi yang sedikit aneh, Woo Hyun tanya apakah terjadi sesuatu.
Woo Hyun : "Apa yang terjadi pada wajahmu?"
Seul Bi : "Aku hanya lelah."
Woo Hyun memberi Seul Bi kejutan dengan menunjukkan gaji pertama Seul Bi. Seul Bi menerima gaji itu dan hanya tersenyum simpul.
Woo Hyun : "Ada apa dengan reaksimu? Ini gajimu."
Seul Bi tidak membalas ucapan Woo Hyun, ia berbalik dan masuk kerumah. melihat Seul Bi yang pergi begitu saja, Woo Hyun memanggilnya.
Woo Hyun : "Aku pikir dia akan senang. Apa dia sakit lagi?"
ditempat lain, ketika perjalanan pulang setelah berbicara dengan Seul Bi, Ye Na mendapat telepon dari ibunya yang mengatakan kalau sudah waktunya untuk sesi latihan pribadi. ibu tanya dimana Ye Na sekarang.
Ye Na : "Ibu.. Aku sakit. Bolehkah aku istirahat hari ini?"
Ibu : "Tidakkah kau tahu beristirahat sehari menghancurkan latihanmu selama seminggu? Kau harus tekun agar dapat melihat hari yang lebih cerah!"
Ye Na : "Bahkan jika aku sekarat hari ini?"
Ibu : "Tentu saja! Ratu Yuna, Park Tae Hwan, Park Ji Sung! Mereka semua menjalani itu."
Ye Na sedih melihat Ibunya yang memperlakukannya seperti itu. bahkan ibunya sama sekali tida bisa mengerti dirinya.
Ye Na : "Ibu..., Aku benar-benar sakit." ucapnya sedih.
Ibu : "Pulang kerumah sekarang juga! Aku akan membelikanmu tas yang kau inginkan."
Ye Na menutup teleponnya. dan ia mulai menangis.
dirumah, Seul Bi sedang duduk ditangga sambil memeluk bonekanya. ia terlihat sedang melamun. lalu Seul Bi memegang dadanya.
Seul Bi : "Terasa sangat aneh di sini.."
keesokannya disekolah...
setelah kelas olahraga usai, Seul Bi mengumpulkan bola kekeranjang, Woo Hyun melihat Seul Bi dan memanggilnya. Seul Bi menoleh pada Woo Hyun.
Ye Na dan Young Eun yang melihat itu, mereka memperhatikan Seul Bi. Seul Bi diam melihat kearah Woo Hyun kemudian ia berbalik dan merapikan bola dikeranjang.
Woo Hyun : "Ada apa dengannya?"
Ki Soo : "Apa kalian berdua bertengkar? Masalah cinta?"
Woo Hyun : "bisakah kau diam?"
Ki Soo : "Oh ya, Kalian harusnya kan bersepupu."
Seul Bi mengangkat keranjang yang berisi bola kegudang, tapi murid yang lain sepertinya mempersulit Seul Bi dengan menaruh bola kekeranjang lebih banyak hingga Seul Bi keberatan.
keranjang itu jatuh dan bola kembali berserakan dilantai. Woo Hyun-Ki Soo juga Young Eun-Ye Na melihat itu semua.
Seul Bi kembali mengumpulkan bola-bola itu kedalam keranjang sendiri.
Woo Hyun : "Dia seperti itu lagi.
Lee Seul Bi!"
saat Woo Hyun akan menghampiri Seul Bi untuk membantunya, Ye Na yang melihat Woo Hyun berdiri menuju Seul Bi ikut berdiri dan ia berjalan menabrak Woo Hyun dengan sengaja. setelah itu ia berakting kalau kakinya keseleo.
Woo Hyun : "Kau baik-baik saja? Ayo kita ke ruang UKS."
Young Eun tersenyum sinis melihat akting Ye Na.
Woo Hyun memapah Ye Na menuju keruang UKS. mereka lewat didepan Seul Bi yang sedang merapikan bola. Seul Bi tercengang melihat Woo Hyun dan Ye Na.
Sung Yeol mengangkat keranjang bola lalu mengajak Seul Bi pergi.
di UKS, Woo Hyun dan Ye Na menunggu Bu So Jin yang tak kunjung datang. Ye Na meminta Woo Hyun untuk menunggu sebentar lagi. Woo Hyun meminta maaf, karenanya Ye Na terluka.
Ye Na : "Ini lebih baik. Aku bisa istirahat dari latihan jika aku terluka."
Woo Hyun : "Kau berlatih? Untuk apa?"
Ye Na : "Ini dan itu. Semuanya kecuali yang tak pernah ku coba. Aku akan masuk kuliah sebagai atlet."
Woo Hyun : "Kalau begitu kau tak boleh cedera."
Ye Na : "Ini akan membaik dalam beberapa hari. Aku tahu cederaku."
Woo Hyun tanya apakah Ye Na harus berusaha sekeras seperti itu untuk masuk kuliah.
belum sempat menjawab pertanyaan Woo Hyun, telepon Ye Na berdering, ibunya meneleponnya.
Ye Na memilih untuk menolak panggilan telepon dari ibunya. Woo Hyun melihatnya.
Ye Na : "Ibuku ingin aku masuk sekolah bergengsi. Karena aku tak terlalu pintar, Aku perlu masuk tim. Ibuku bilang seperti itu padaku. Tapi aku hanya mewujudkan mimpinya untuknya." ucap Ye Na sedih.
melihat Ye Na bersedih, Woo Hyun mengalihkan suasana. ia mengatakan apakah saat ini Ye Na sedang menyombongkan diri karena memiliki ibu.
Ye Na : "Oh! Tidak! Maafkan aku."
Woo Hyun : "Kenapa serius sekali? Aku hanya bercanda."
Seul Bi pulang sekolah sendirian. Sung Yeol melihat Seul Bi yang jalan sendirian segera menghampiri.
Sung Yeol : "hari ini panas sekali!"
Seul Bi : "Iya, sangat panas."
Sung Yeol : "Kau mau es krim?"
Seul Bi : "Kalau begitu aku akan membelikanmu es krim. Maukah kau pergi denganku ke suatu tempat?"
Sung Yeol : "kalau begitu, Ayo pergi."
Seul Bi mengajak Sung Yeol pergi ketoko yang menjual kosmetik. mereka memilih sebuah lipstik. Seul Bi mencoba salah satu lipstik danmenanyakan pendapatnyapada Sung Yeol, Sung Yeol menggeleng tanda tidak setuju.
mereka berdua bermain-main dengan lipstik, bahkan Seul Bi memakaikan lipstik pada Sung Yeol. melihat wajah Sung Yeol yang memakai lipstik, Seul Bi tertawa.
Nenek membersihkan meja dikedai, ia masih merasa kurang sehat. pintu terbuka, Nenek menyapa pengunjung, tapi ketika dilihat yang datang adalah Ji Hye, ia sangat terkejut. Ji Hye membungkuk memberi hormat.
Sung Gook berjualan es krim disekolah Seul Bi.
(aku ini heran, Sung Gook ini kerjanya serabutan kali ya, kemarin jadi tukang cat, trus pegawai dikantor polisi, sekarang jualan es krim. hahaha)
Sung Yeol lewat didepan Sung Gook, melihat Sung Yeol lewat, Sung Gook memanggilnya. Sung Yeol heran kenapa SUng Gook memanggilnya.
Sung Gook : "Kau adalah pemenang. Kau pelanggan pertamaku hari ini. Aku menunggu satu orang untuk diberikan beberapa buah gratis. Gratis! Gratis! Ini yang kau menangkan. Ini beli satu dan dapat gratis satu. Pergi dan makanlah dengan temanmu." ucapnya seraya memberikan dua buah es krim pada Sung Yeol.
Sung Yeol menatap Sung Gook dengan aneh, ia menerima es krim itu lalu pergi tanpa mengatakan apapaun. melihat sikap Sung Yeol yang dingin, Sung Gook memanggilnya kembali.
Sung Gook : "Tunggu sebentar, kembali kesini! Aku memberimu itu. Tidakkah kau harusnya mengatakan sesuatu?"
Sung Yeol membungkuk sebagai ucapan terima kasihnya.
Sung Gook : "Bagus. Nikmatilah sebelum itu meleleh! Jangan sampai tersedak 'waffle cone'nya." (hahaha)
ditaman, Sung Yeol memberikan es krim itu pada Seul Bi. Seul Bi berterima kasih karena seharusnya dialah yang mentraktir Sung Yeol
Sung Yeol : "Belikan aku lain kali."
Seul Bi : "Kau membantuku mencari hadiah untuk nenek. Kau laki-laki manusia yang sangat baik."
Sung Yeol : "Aku juga akan membutuhkanmu lain kali."
Seul Bi : "Kalau begitu ayo kita sama-sama pergi ke rumah. Aku akan mentraktirmu kue beras!"
tanpa sengaja Seul Bi menumpahkan es krimnya di lengan baju Sung Yeol.
Seul Bi : "Oh Tidak! Maafkan aku."
Sung Yeol : "Tetaplah makan. Aku akan pergi membersihkannya."
Sung Yeol pergi sebentar untuk membersihkan noda es krim dibajunya.
ketika Seul Bi berbalik, ia melihat sunbaenya duduk disampingnya. Seul Bi berseru senang bisa melihat sunbaenya.
Byung Chul : "Akhirnya kau sendirian."
Seul Bi : "Terima kasih untuk waktu yang lalu. Kau membuka penutup selokan untukku kan?"
Byung Chul : "Aku memberitahumu untuk jangan menyalah gunakan kekuatanmu."
Seul Bi : "Aku pikir kekuatanku menghilang."
Byung Chul : "Semua malaikat yang tinggal di dunia manusia berakhir tak bahagia."
mendengar itu Seul Bi tanya, apakah ada yang sebelumnya sebelum dirinya. Byung Chul mengangguk pada Seul Bi.
seul Bi terdiam, Byung Chul melihat es krim yang dipegang Seul Bi meleleh.
Sung Yeol kembali dari membersihkan bajunya, ia heran ketika melihat Seul Bi berbicara sendirian.
Seul Bi : "Tapi kenapa menjadi manusia membuatmu sangat tak bahagia?"
Byung Chul : "Tidakkah kau tahu seberapa lemahnya manusia? Mereka tak bisa mengalahkan rasa sakit atau hidup selamanya."
Seul Bi : "Itu benar, tapi..."
Byung Chul : "Kau ingin meleleh seperti es krim itu? Jangan jatuh cinta pada manusia. Aku mencari cara untukmu kembali."
Byung Chul kemudian menghilang.
Sung Yeol datang, ia tanya apa yang sedang dilakukan Seul Bi. Seul Bi diam saja dan menundukkan kepala.
Byung Chul mengamati Seul Bi dari jauh. Sung Gook tiba-tiba muncul dihadapan Byung Chul sambil memakan es krim.
Sung Gook : "Ini enak! Es krim enak karena mereka meleleh. Itulah kenapa rasanya sangat enak. Kenapa kalian anak-anak tak bisa mengerti itu?"
setelah mengatakan itu Sung Gook pergi, Byung Chul menatap aneh pada Sung Gook.
(sepertinya Sung Gook ini sengaja mengatakan hal seperti itu pada Byung Chul hanya saja dia berpura-pura bicara sendiri dan berakting tidak melihat Byung Chul)
Nenek dan Ji Hye sedang berbicara berdua dikedai. Nenek kesal ketika mendengar permintaan Ji Hye untuk memindahkan Woo Hyun.
Nenek : "Apa? Pindah? Bagaimana kau bisa bicara hal semacam itu?"
Jin Hye : "Ini juga untuk Woo Hyun."
Nenek : "Kau mungkin tak membesarkannya, tapi kau ibunya. Apa kau melupakan itu?"
Ji Hye : "Tak ada sesuatu yang baik yang akan terjadi jika dia mengenalku. Dan juga... Aku sudah menikah. Dan aku punya anak."
Nenek terkejut mendengar itu semua, ia meminta Ji Hye untuk menjalani hidup dengan baik dengan anak barunya. Nenek juga meminta Ji Hye untuk meninggalkan Woo Hyun.
Ji Hye : "Anakku bersekolah yang sama dengan Woo Hyun."
Nenek : "Anakmu? Kalau begitu pindahkan dia! Hidupnya sudah cukup berat tanpa seorang ibu. Dan sekarang dia harus pindah? Tidak akan!"
Ji Hye : "Ibu mertua..."
Nenek : "Aku bukan Ibu mertuamu."
Ji Hye : "Akhirnya, aku bisa merasakan sedikit kebahagiaan dalam hidupku. Aku mohon padamu."
Ji Hye mengeuarkan amplop yang berisi uang dan menyerahkannya pada Nenek. Nenek yang sudah kesal, lebih kesal lagi melihat sikap Ji Hye yang seperti itu. Nenek menyiram air pada Ji Hye.
Nenek : "Kau pikir uang memecahkan segalanya? Kau menghancurkan hati anakmu untuk kebahagiaanmu sendiri? Kau jangan pernah kembali!"
Sung Yeol mengantarkan Seul Bi pulang. Woo Hyun melihat Seul Bi pulang bersama Sung Yeol, ia berlari dan menghampirinya.
Woo Hyun : "Hwang Seong Yeol, apa kau pindah daerah sini? Kenapa aku selalu bertemu denganmu?"
Seul Bi : "Kau akhirnya disini. Aku memintanya makan kue beras denganku. Sebagai ucapan terima kasih."
Woo hyun : "Terima kasih padanya untuk apa?"
Sung Yeol : "Apa kau menolong Ye Na dengan baik?"
Woo Hyun : "Hah? Iya."
Nenek mengejar Ji Hye diluar kedai untuk mengembalikan uangnya. ketika saat itu, Woo Hyun, Sung Yeol dan Seul Bi meliihat mereka.
Woo Hyun : "Nona Gong? Bukankah itu penyihir?"
Seul Bi : "Apa dia datang kesini untuk membeli kue beras?"
Woo Hyun segera menghampiri Neneknya. Nenek dan Ji Hye kaget melihat kedatangan Woo Hyun secara tiba-tiba. Ji Hye lebih terkejut lagi ketika melihat Sung Yeol juga ada disitu.
Woo Hyun : "Nona Gong! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau..."
Woo Hyun melihat amplop ditangan Neneknya dan sedikit curiga.
Nenek : "Dia meninggalkan ini. Jadi aku mengembalikan ini padanya."
Nenek memberikan amplop itu pada Ji Hye. setelah itu Woo Hyun mengenalkan Neneknya pada Ji Hye. Ji Hye mengangguk dan memberi hormat.
Woo Hyun : "Lain kali jika Anda mau pesan antar... Saya akan pastikan untuk membawa credit card swiper dan kembalian." ucapnya pada Ji Hye.
Nenek segera mengajak Woo Hyun untuk pergi masuk kerumah.
Ki Soo baru saja keluar dari rumahnya, ia bergegas untuk pergi. tiba-tiba Young Eun dan Ye Na menghadang Ki Soo. mereka berdua menatap Ki Soo dengan pandangan tajam.
Ki Soo : "Apa yang kalian lakukan disini?" tanyanya ketakutan.
Ki Soo pergi kekedai milik Nenek, ia masuk sambil menampari pipinya lalu mengambil minum.
Woo Hyun : "Apa ada singa yang mengejarmu?"
Ki Soo : "Ya, semacam itulah. Apa yang kau lakukan besok?"
Woo Hyun : "Tak pergi denganmu. Itu yang pasti."
Ki Soo : "Ayo bersepeda besok."
Woo Hyun : "Itu tak ada gunanya. Panas."
Ki Soo merasa frustasi dan ketakutan ketika mengingat kata-kata Young Eun yang memintanya untuk mengajak Woo Hyun bersepeda besok. dan Jika Ki Soo gagal, Young Eun akan membunuh Ki Soo.
Ki Soo duduk dan bergabung dengan Woo Hyun, Seul Bi dan Sung Yeol.
Ki Soo : "Woo Hyun! Kau harus datang.
Tolong bantu aku."
Seul Bi : "Itu kedengarannya menyenangkan. Bolehkah aku datang juga?"
Ki Soo : "Tapi itu..."
Woo Hyun : "Kalau begitu haruskah kita pergi?"
Seul Bi : "Seong Yeol, ayo kita pergi." ajak Seul Bi.
Woo Hyun : "Bukankah kau punya kegiatan ekstra kurikuler? Bukankah kau harusnya belajar?" tanyanya pada Sung Yeol.
Sung Yeol : "Baiklah." serunya pada Seul Bi, ia mengabaikan Woo hyun.
Woo Hyun tampak sangat kesal.
dirumahnya, Ji Hye sedang memandangi kalung couplenya dengan sedih. Ji Hye memejamkan mata dan mengingat semua kenangannya bersama Woo Hyun ketika masih kecil.
== FLASHBACK ==
Ji Hye menunjukkan kalung couple miliknya pada Woo Hyun kecil.
Ji Hye : "Ini adalah kunci. Dan ini adalah gembok. Mereka harus tinggal bersama. Ketika kau memakai kalung ini, walaupun jika kita terpisah... Kita akan bersama."
Woo Hyun kecil mengangguk mengerti, Ji Hye memakaikan kalung bergandul kunci pada Woo Hyun.
Ji Hye : "Kau dan Ibu akan bertemu lagi."
Ji Hye memeluk Woo Hyun kecil dengan sedih.
Ji Hye : "Jangan sakit. Dan dengarkan nenek. Mengerti?"
== FLASHBACK END ==
Ji Hye menangis mengenang kenangan itu. ia merasa bersalah pada Woo Hyun, berulang kali mengucapkan kata maaf.
Nenek dan Woo Hyun sedang bermain kartu. Woo Hyun tanya apa inti dari permainan kartu itu. Nenek menjawab kalau hari ini adalah hari keberuntungan.
Nenek : "Guru yang tadi kesini itu. Apa dia baik padamu?"
Woo Hyun : "Oh... Guru etika? Tidak."
Nenek : "Dia jahat padamu? Kenapa dia jahat padamu? Apa kau satu-satunya yang dibenci olehnya?" tanyanya kesal.
Woo Hyun : "Kenapa jadi begitu emosi? Dia tak tertarik dengan anak-anak. Dia dipanggil penyihir."
Nenek : "Nama itu sangat cocok dengannya, benar-benar cocok."
Seul Bi datang dan menyapa Nenek dengan ceria. ketika melihat Woo Hyun, dengan lesu Seul Bi mengatakan "Kau di sini juga."
Woo Hyun : "Kenapa? Aku tak boleh di sini?
Seul Bi memberikan hadiah untuk Nenek sebuah lipstick. Woo Hyun tanya bagaimana dengannya, kenapa Seul Bi tidak membelikannya hadiah juga. Woo Hyun mengatai Seul Bi pelit.
Seul Bi : "Nenek, coba pakailah."
Nenek : "Kau ingin aku mencoba memakainya?"
Nenek mencoba lipstick pemberian Seul Bi.
Woo Hyun tertawa melihat Nenek yang memakai lipstick.
Woo Hyun : "Nyonya Gong! Itu terlihat seperti cabai merah." ejek Woo Hyun. "Kau punya selera yang buruk terhadap warna." ejeknya pada Seul Bi.
Nenek memukul Woo Hyun dengan kesal.
Nenek : "Kau sangat jahat dengan wanita!"
Seul Bi memuji Nenek yang kelihatan cantik. Seul Bi memberi Nenek ponsel untuk mengaca.
Nenek : "Wow! Ini benar-benar menghidupkan wajahku! Terima kasih banyak untuk barang mewah ini. kau ingin aku melakukan apa? apa Kau ingin main kartu? Aku akan memberitahu nasibmu."
Seul Bi : "Benarkah? Aku pernah melihatnya di TV."
Woo Hyun : "Kau belajar hidup dari dramamu? Apa yang selalu terjadi setelah ini?"
Seul Bi berpikir. kemudian ia menutup wajahnya dan bergaya seolah-olah mengusir sesutu.
Woo Hyun : "Itu akan terjadi jika kau suka berjudi secara ilegal."
Seul Bi : "Aku tak mau melihatnya." ujarnya pada Nenek.
Nenek memukul Woo Hyun karena sudah menakut-nakuti Seul Bi. ia mengatakan kalau melakukannya hanya untuk bersenang-senang
Nenek : "Kau tak perlu khawatir tentang itu. Ambil salah satu dari ini."
Nenek menyuruh Seul Bi untuk memilih salah satu dari tumpukan kartu.
Seul Bi memilih, kemudian Nenek melihatnya.
Nenek : "Katanya akan ada tamu yang datang. Ini pasti artinya kau adalah tamu berharga untuk rumah ini."
Seul Bi : "Benarkah?"
Woo Hyun : "Berharga? Hah!" ejek Woo Hyun. "Kalau begitu lihat nasibku juga."
Nenek : "Ingat kan saat kau bilang tak akan pernah mau ikut? Ambillah satu kalau begitu."
Woo Hyun memilih salah satu tumpukan kartu. setelah itu Nenek melihatnya.
Nenek : "Ini artinya kau akan bertemu kekasih. Apa kau bertemu dengan seseorang?"
Woo Hyun : "Kekasih apaan? Lihatlah punyamu!"
Nenek memilih kartu, dan ia melihat sendiri kartu pilihannya. seketika wajah Nenek berubah sedih.
(aku sendiri gak yakin, kemungkinan kartunya mempunyai arti yang buruk)
Woo Hyun tanya apa arti dari kartu Nenek.
Nenek : "Piknik. Ini artinya aku akan piknik di tempat bunga ceri bermekaran."
Woo Hyun : "Kalau begitu itu bagus!"
Seul Bi : "Kalau begitu kau mau piknik? Itu terdengar menyenangkan! Biarkan aku pergi bersamamu!"
Woo Hyun : "Kau lebih baik tak pergi sendiri!"
Nenek : "Ayo pergi musim semi mendatang saat bunga ceri bermekaran."
Nenek pergi kekamar mandi. ia muntah-muntah ditoilet. setelah itu Nenek terlihat terengah-engah.
Woo Hyun dan yang lain pergi untuk bermain sepeda. Young Eun memarahi Ki Soo karena mengajak Sung Yeol dan Seul Bi.
Young Eun : "Kenapa kau bawa dia? Kau ingin dihajar?"
Ki Soo : "Maafkan aku non."
ketika Woo Hyun dan Sung Yeol memilih sepeda yang akan mereka Naiki, Ye Na memanggil Seul Bi.
Ye Na : "Tolong aku. Aku akan menyatakannya hari ini. Maukah kau menolongku?"
Seul Bi : "Kenapa harus aku?"
Ye Na : "Tinggal menjauh saja. Jangan terlihat."
Woo Hyun memanggil Seul Bi. Seul Bi menoleh pada Woo Hyun dengan pandangan sedih.
Ye Na : "Aku mohon padamu." ucapnya setelah itu meghampiri Woo hyun.
Seul Bi hanya diam. ia melihat Ye Na dan Woo Hyun dari kejauhan.
Ye Na : "Woo Hyun. Pergelanganku masih belum membaik. Bisakah kau memboncengku?"
Woo Hyun menoleh melihat Seul Bi. Seul Bi mengalihkan pandangannya dari Woo Hyun.
Sung Yeol kemudian mengajak Seul Bi untuk bersepeda bersama dengannya. Seul Bi tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
mereka kemudian bersepeda bersama.
Sung Yeol terlihat senang bisa berboncengan dengan Seul Bi. sedangkan Seul Bi ia tampak terlihat sedih dan tidak bersemangat.
ditengah perjalanan, Ye Na mengatakan pada Woo Hyun kalau Ada sesuatu yang ingin dia katakan pada Woo Hyun.
Woo Hyun : "Ya, apa itu?"
Ye Na : "Aku sangat menyukaimu. Aku merasakannya untuk sementara waktu. Terima kasih padamu, Aku bisa makan kue beras pedas sekarang. Terima kasih padamu, Aku ingin terlihat lebih cantik. Terima kasih padamu, aku punya lebih banyak kekuatan dalam hidupku. Aku berharap kau juga sama. Kepada diriku."
Woo Hyun terdiam mendengar semua pengakuan Ye Na. lalu Ye Na memeluk Woo Hyun dari belakang.
Ye Na : "Aku pikir ini cara yang bagus untuk memberitahumu. Karena aku tak bisa melihat wajahmu. Itu mengurangi rasa malu. Kau tak harus memberiku jawaban. Kau bisa memikirkannya dan memberitahuku nanti."
Woo Hyun langsung mengerem sepedanya. Ia memberitahu pada Ye Na akan memberi jawabannya sekarang juga. Ye Na tersenyum mendengar itu.
Woo Hyun : "Maafkan aku."
mendengar itu, senyum Ye Na langsung lenyap.
ditempat lain, Sung Yeol tanya pada Seul Bi apakah Nenek menyukai hadiah dari Seul Bi. Seul Bi tidak mendengarkan perkataan Sung Yeol karena dia sedang melamun.
Sung Yeol : "Seul Bi?!" panggilnya.
Seul Bi : "Hah? Apa yang kau katakan? Maaf."
Sung Yeol diam dan sepertinya ia mengerti apa yang sedang dipikirkan Seul Bi.
Woo Hyun melihat Sung Yeol dan Seul Bi dari kejauhan. Woo Hyun berjalan menghampiri Sung Yeol dan Seul Bi yang sedang bersepeda kearahnya. Woo Hyun tiba-tiba saja menghadang sepeda Sung Yeol hingga hampir jatuh.
Sung Yeol : "Apa yang kau lakukan?" teriaknya marah.
Woo Hyun mengacuhkan Sung Yeol. dan kemudian ia menarik Seul Bi. Seul Bi menatap aneh pada Woo Hyun.
Woo Hyun : "Seul Bi. Kembalilah ke sisiku."
Seul Bi dan Sung Yeol kaget mendengar apa yang dikatakan Woo Hyun.
bersambung....
lanjutt dongg episodenyaaa
ReplyDeleteHigh School Love On tayang setiap hari Jum'at Chingu, karena masih ON GOING di korea, jadi sinopsis baru bisa diposting hari minggu :)
Deletesiiip,,,
ReplyDeleteditunggu selalu episode selanjutnya :)
fighting !!!!
fighting!! :)
DeleteDitunggu lanjutannya eonni..
ReplyDeleteSumpah gue seneng banget ma drama ini!
ReplyDeleteDi tunggu ya episode 6 nya!!!