June 8, 2015

SINOPSIS ORANGE MARMALADE EPISODE 5

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== EPISODE 5 ====

[Ketika malam mulai larut, kegelapan pada sinar cahaya bulan yang meredup menjadi satu dengan bayangan cahaya bulan, mereka mulai bergerak.]

Di malam hari, di Abad ke-17 Kanggae di Provinsi Hamkyeong, dua orang pria (Heuk Bi dan Ho Tae) berjalan ditengah gelapnya hutan seraya menarik gerobak yang didalamnya tersembunyi sesuatu.


tiba-tiba beberapa orang pasukan menghadang Heuk Bi dan Ho Tae.

Pemimpin dari pasukan itu tanya pada Heuk Bi dan Ho Tae, siapa mereka yang berani-beraninya melintasi perbatasan dimalam hari?

ketika Heuk Bi akan mengatakan sesuatu, pemimpin dari pasukan itu, tiba-tiba mengibaskan pedangnya hingga mengenai dada Heuk Bi.

anehnya, luka sayatan pedang yang melukai dada Heuk Bi, lama-lama menghilang dan sembuh dengan sendirinya.

pasukan yang melihat kejadian itu pun terkejut, ketika mengetahui kedua orang yang mereka serbu adalah vampir, bukanlah manusia.


dari arah lain, beberapa pasukan lain menghunuskan panah api kearah Heuk Bi dan Ho Tae.

Heuk Bi yang semula diam saja, mulai bertindak melawan orang-orang yang menyerangnya.

Heuk Bi memberi kode untuk Ho Tae agar segera pergi. sedangkan dia melawan sekumpulan tentara yang masih menyerang.


Ho Tae yang kabur dengan menarik gerobak, ternyata masih dikejar oleh beberapa pasukan juga.

salah seorang pasukan, tanpa sengaja menusuk Heuk Bi dengan pedang tepat mengenai perutnya.

dengan tenaganya yang tersisa, Heuk Bi mencekik leher pria yang menusuknya hingga mati lalu pergi.

[Terdengar denyut jantung mereka tapi darah hangat tidak mengalir. 
tersayat tapi seketika itu sembuh. 
tubuh yang tidak bisa dihancurkan.. dengan kekuatan hewan. 
memiliki kehidupan, tapi tidak hidup, dan mereka juga tidak mati. 
mereka berpenampilan layaknya manusia. 
tapi mereka bukanlah manusia, mereka itu adalah monster penghisap darah.]


Ho Tae yang kabur dengan membawa gerobak, tertangkap pasukan yang mengejarnya.

pasukan yang berhasil menangkap Ho Tae, melaporkan kepada pemimpin mereka kalau Ho Tae adalah vampir.

saat ini, mereka mengikat Ho Tae dengan rantai besi. bahkan mulutnya juga dirantai.


mereka menggeledah isi gerobak yang ternyata berisi beberapa buah emas. dan sebuah peta.

[Para monster yang lapar, yang ingin berpesta, yang memiliki rencana untuk melakukan pertumpahan darah dari 8 provinsi di Joseon dengan sebuah pemberontakan.]

setelah mengetahui rencana yang akan dilakukan para vampir, pemimpin pasukan segera mengirimkan kabar ke Ibukota untuk memperingatkan semua orang di Joseon.


[Untuk berhati-hati pada monster yang menyerang Ibukota dengan menggigit leher untuk menghisap darah.]

rakyat yang menjadi korban para vampir, dikubur secara masal digunung.

[Jika tidak ingin menjadi korban, waspadalah kalau ada moster dalam kegelapan yang akan mengigit lehermu. 
identitas dari monster-monster itu adalah vampir]


dua orang pria muda sedang berada dikamar (Jung Jae Min dan Han Shi Hoo). Jae Min sedang membaca buku mengenai vampir sedangkan Shi Hoo sedang tiduran dilantai.

Jae Min sedang membaca buku mengenai vampir rekomendasi dari Shi Hoo. melihat isi dari buku yang tidak masuk akal, Jae Min melempar buku itu pada Shi Hoo.

Shi Hoo : "Jung Jae Min, sebagai seorang pelajar, bagaimana bisa kau melempar buku seperti itu?" omelnya.

Jae Min : "Apakah itu buku?" tanyanya.

Shi Hoo bertanya-tanya, vampir berada di Ibukota, apakah hal itu benar? Shi Hoo mulai membaca isi yang tertulis didalam buku.

Shi Hoo : "Tubuh tidak bisa dihancurkan dengan kekuatan binatang." ucapnya.

setelah membaca itu, Shi Hoo membual, hal ini akan sangat seru jika vampir-vampir itu muncul didepannya karena Shi Hoo ingin sekali melawan mereka.

Jae Min : "Kau percaya pada cerita omong kosong itu? cerita yang biasanya dibicarakan orang-orang di jalanan pasar. kau harusnya malu! disini adalah Sungkyunkwan." omelnya.


Shi Hoo tiba-tiba menceritakan perihal cerita hantu yang beredar di Sungkyunkwan.

Shi Hoo : "Hantu pelajar yang ada diruangan ke-4 dekat perpustakaan." ucapnya.

Jae Min langsung menutup telinganya pertanda tidak mau mendengar lagi.

Shi Hoo : "Kita seharusnya tertukar saat lahir, kan?" tanyanya.

Jae Min : "Apa yang kau bicarakan?" tanyanya dingin.

Shi Hoo : "Kita seharusnya dilahirkan didalam keluarga yang berbeda. kau ada didiriku dan aku ada didirimu. Ini adalah Han Shi Hoo dalam keluarga prajurit dan Jung Jae Min dalam keluarga sarjana." ucapnya.

Jae Min diam saja tak merespon.


Shi Hoo terus mengoceh tak jelas, "Lihatlah, sikap sarjana yang membaca dengan indah. Ah~ putra yang ideal, keluargaku sangat menginginkanku untuk duduk disana. betapa menyedikan. kalau putranya (Shi Hoo) yang sebenarnya itu adalah seorang bajingan dengan etika yang buruk." ocehnya.

mendengar ocehan Shi Hoo, Jae Min tertawa.

diam-diam Shi Hoo berbuat usil, dengan sengaja Ia menarik meja belajar Jae Min dengan kakinya.

dengan sigap, Jae Min segera menarik kembali mejanya ketempat semula dengan lihainya.

Jae Min : "Apa yang kau lakukan?" tanyanya kesal.

Shi Hoo : "Mainlah denganku.." rengeknya.

Jae Min bilang, seorang pelajar bisa bergaul dengan teman-temannya tapi tidak boleh melakukan hal yang sia-sia.

Shi Hoo menyahut kalau dia juga senang berkumpul bersama teman-teman. hanya saja dia tidak bisa diam. Tdakkah Jae Min setuju dengannya?


Shi Hoo tiba-tiba beranjak dari duduknya lalu menyerang Jae Min dengan kipas lipat. Jae Min yang sudah mempunyai bekal ilmu bela diri, bisa melawan Shi Hoo.

Shi Hoo : "Haruskah kita berkelahi untuk sebuah perubahan?" tanyanya.

Jae Min hanya tersenyum seraya menggulung bukunya untuk melawan Shi Hoo.


Shi Hoo membuka pintu lalu berlari keluar. melihat Shi Hoo kabur, Jae Min mengerjarnya. dan pertarungan mereka berpindah diluar.

Shi Hoo : "Apakah itu seni bela diri seorang pelajar? kau lebih unggul." serunya.

Jae Min hanya tertawa.


Shi Hoo : "Sayang sekali, kau memiliki kemampuan untuk menjadi seorang prajurit hebat. hanya saja jika bukan karena penyakitmu." serunya lagi.

mendengar ucapan Si Hoo, membuat Jae Min ingat akan masa lalunya.

== FLASHBACK ==

Jae Min sedang berbaring sakit dikamar. Dayang Yang Pyong membangunkan Jae Min untuk memintanya meminum obat.

tak lama kemudian Ayah Jae Min masuk dan tampak marah.

Ayah menyuruh Jae Min untuk segera bangun, karena Jae Min pingsan bukan karena penyakitnya dan itu hanyalah masalah kecil.

Dayang Yang Pyong : "Tuan, Tuan muda sekarang..."


Ayah tidak mau mendengar ucapan Dayang Yang Pyong. Ia mengolok Jae Min bagaimana bisa pria pingsan setiap kali melihat darah? apakah Jae Min seorang gadis?

Ayah : "Bagaimana bisa orang yang lemah sepertimu dilahirkan didalam keluarga prajurit? kau itu aib di keluarga ini." amuknya.

Jae Min hanya diam saja mendengar amukan Ayahnya. tagannya yang memegang wadah obat, bergetar karena menahan sedihnya.

== FLASHBACK END ==

Shi Hoo yang melihat Jae Min melamun, mencoba menyerangnya lagi, tapi Jae Min mampu menangkis serangan Shi Hoo.

Jae Min menyerahkan buku vampir Shi Hoo lalu menyuruhnya untuk menyembunyikannya jika tidak, Shi Hoo bisa dihukum.

Shi Hoo bilang dia tidak peduli dengan hukuman.

Shi Hoo : "Tapi, menyita sesuatu yang menyenangkan bukankah itu tidak mengasikkan? ini sulit didapat!" serunya.

setelah mengatakan itu, Shi Hoo pergi meninggalkan Jae Min.


Jae Min : "Kau mau pergi kemana? apa kau berada diluar lagi semalaman?" teriaknya pada Shi Hoo.

Shi Hoo mengatakan kalau dia sedang menyiapkan tempat persembunyian yang tidak tercium bau buku dan tinta. Shi Hoo bilang, mereka perlu udara segar.

Jae Min : "Tempat persembunyian?" tanyanya tak mengerti.

Shi Hoo : "Utara dari Banchon didalam hutan. kau pasti akan menyukainya juga. tunggu saja." serunya kemudian pergi.


disebuah rumah, berkumpul beberapa orang klan vampir. (termasuk Ayah Ma Ri).

(klan vampir = vampir yang tidak mengkonsumsi darah manusia)

Istri dari Beom menceritakan kehebatan suaminya saat bertempur pada yang lain.

Isti Beom : "Sekali dia mulai, dia tidak akan tahu kalau 12 orang meninggal disekelilingnya." ucapnya seraya tertawa.

Dolbawoo yang iri, menyahut kalau itu terdengar seperti cerita cabul.

Beom : "Cerita cabul? kau bahkan tidak tahu apa itu cerita yang bagus. kau kan buta huruf!" ledeknya.

mendengar hal itu, Dolbawoo marah.

Istri Beom : "Menulis sebuah cerita itu tidak seperti memungut sampah. apa kau tahu penderitaan dari menciptakan sesuatu?" omelnya pada Dolbawoo.

Beom ikut meledek kalau Dolbawoo mungkin juga tidak pernah melihat angsa yang terbang dilangit.


mereka tiba-tiba akan bertengkar, tapi Ayah Ma Ri membuka suara untuk menghentikan mereka.

Ayah : "Kenapa kalian melakukan hal seperti ini seolah-olah kalian itu adalah manusia?" amuknya.

semuanya jadi diam melihat Ayah Ma Ri yang mengamuk.

Ayah : "Jangan mempelajari perilaku manusia yang buruk!" teriaknya.

Ayah memberitahu pada mereka alasan kenapa dia meminta semuanya untuk berkumpul. Ayah memberitahu kalau manusia telah menemukan lebih dari 20 mayat tanpa darah diwilayah Dokbanggol.

semua yang mendengar itu terkejut.

sesepuh mereka yang juga ada disitu, bisa menebak ulah siapa yang melakukan hal semacam itu.


Di Wilayah Hwasawon, beberapa vampir sedang tertidur panjang. ketika malam tiba, mereka terbangun.

Pemimpin vampir pun pergi dan diikuti vampir yang lain. mereka semua pergi menuju kesuatu tempat.


Ibu Ma Ri (Kang Min Ha) sedang berada didapur. Ia sibuk menuangkan darah di beberapa wadah.

kemudian Ma Ri datang menghampiri Ibunya dengan ceria. Ia menyerahkan bambu kecil pada Ibunya.

tidak hanya itu, Ma Ri bahkan memberikan seikat bunga untuk Ibunya sebagai hadiah. Ibu sangat senang dengan bunga pemberian dari Ma Ri.


pemimpin pasukan vampir yang lain sedang memarahi bawahannya.

Ia memarahi Heuk Bi yang tertangkap oleh manusia. Ia lalu menanyakan perihal emas-nya.

Heuk Bi : "Hamba minta maaf..."

melihat tugas mereka yang hampir saja selesai, Ia sangat marah karena emasnya lenyap.

Pemimpin : "Jika aku menyerahkan lebih dari 80.000 Yang (mata uang korea yang lama) senilai emas dan sebuah peta, kita jinjikan bebas diperbatasan. pertempuran untuk mendapatkan darah yang berlimpah.., aku sudah banyak berusaha dan kau menghilangkannya begitu saja?" amuknya.

Heuk Bi : "Kumohon, bunuh saja hamba!"

Pemimpin : "Jika Ho Tae ditangkap hidup-hidup, maka identitas kita akan terungkap, kan?" tanyanya.

Heuk Bi bilang, bahwa sepertinya semuanya sudah tahu perihal tentang mereka.


Pemimpin vampir bisa menebak kalau dia bisa mengetahui pergerakan mereka melalui seseorang yang harus menyamar.

Pemimpin memejamkan matanya lalu berpikir sejenak. tak lama kemudian Ia memanggil Jae Hee.

Pemimpin memerintahkan Jae Hee untuk mengirim Heuk Bi.

Jae Hee : "Apa anda sedang merencanakan sesuatu?" tanyanya.

Pemimpin : "Cari di Banchon. vampir-vampir bodoh yang masih hidup dengan darah binatang kotor yang hidup sebagai parasit pada manusia. mereka itu hamba yang rendah." ucapnya dingin.

setelah itu, Jae Hee menerbangkan sebuah gagak untuk mencari informasi keberadaan Banchon.


Ayah Jae Min dan seseorang sedang melihat hasil otopsi mayat yang ditemukan di wilayah Yeonan.

sekitar 10 tubuh memiliki tulang berwarna putih dan 10 yang lainnya ditemukan membusuk sebelumnya.

mereka memang belum bisa memastikan penyebab kematian, tapi mereka menemukan bekas gigitan gigi tarng yang runcing di leher dan diseluruh tubuh.

bahkan sebuah pesan baru saja diterima dari perbatasan. perihal pesan rahasia yang dikirim pada raja dari provinsi Hamkyeong mengenai ditemukannya sejumlah emas yang banyak.

mereka membahas mengenai seseorang yang ditangkap hidup-hidup yang diduga bukanlah seorang manusia, melainkan vampir.

Ayah Jae Min memerintahkan untuk mengirimkan beberapa orang kekota untuk mengumpulkan informasi. dan hal ini adalah rahasia dan tidak boleh diketahui siapapun.


Ayah Ma Ri dan teman-temannya yg juga sesama vampir, sedang menikmati makanan disebuah mangkuk.

Dolbawoo berkomentar kalau rasa sayuran terasa baik sekarang ini. tetua setuju dengan ucapan Dolbawoo.

Tetua : "Hal apa yang membahagiakan hidup? berbagi semangkuk makanan itu sudah cukup. apa tujuan Wonsanggu ingin membuat mereka begitu serakah?" ujarnya.

Ayah : "Itulah apa yang kubilang, pecundang yang akan hidup 1000 tahun." sahutnya.

Tetua mengomentari hal seperti itu adalah sebuah keserakahan.


Ayah bilang, membocorkan beberapa informasi mengenai mereka adalah hal yang baik.

Ayah : "Letaknya diperbatasan bahwa itu (Informasi) pastilah tersumbat." ucapnya.

Dolbawoo sependapat dengan Ayah. Ia juga bilang, kalau Joseon menjadi medan pertempuran karena para vampir.

Dolbawoo : "Aku jadi tidak bisa melihat Byong Ja Ho Ran dengan mata terbuka." keluhnya.

Beom : "Pokoknya, mereka itu vampir terampil yang menyebabkan keributan." serunya.

Beom berseru kalau dia lebih menyanjung tinggi perdamaian.

Ayah : "Mereka menangkap vampir di perbatasan, tapi sayangnya mereka juga menemukan tumpukan mayat yang sudah dimangsa. ibarat seperti petir yang muncul lalu diikuti suara guntur. semua orang mulai cemas dan menjadi waspada." ucapnya.

Ayah mengingatkan pada mereka untuk saling mengingatkan klan vampir yg lain untuk tetap tidak melanggar hukum nasional.

Beom : "Kenapa harus khawatir? apa para prajurit tidak bisa datang ke Banchon?" tanyanya.

Tetua : "Memang, bersembunyi di Banchon akan membuat kita tidak terlihat." sahutnya.


Ibu menyajikan semangkuk makanan pada Ma Ri. Ma Ri benar-benar menikmatinya.

melihat Ma Ri mengerutkan dahinya, Ibu tanya, apa itu pahit? Ma Ri menggeleng seraya tersenyum.

Ma Ri : "Makanan ajaib ini memungkinkan kita untuk bisa beraktivitas di siang hari. aku menganggapnya sebagai rasa dari matahari. rasa dari sinar matahari. sehingga rasa itu bisa diterima.." ucapnya

Ibu : "Aigoo, putriku yang pintar!" serunya senang.


Ibu dan Ma Ri mulai mewadahi makanan obat yang mereka olah kedalam kendi minum.


besoknya, secara diam-diam dan hati-hati, kendi-kendi itu dibagikan kepada vampir-vampir yang menyamar sebagai manusia.

makanan itu berfungsi sebagai daya tahan mereka dari terpa'an sinar matahari.


kepala sekolah menemui Jae Min untuk bertanya, kenapa dia tidak melihat Han Shi Hoo? Jae Min diam dan tak tahu harus menjawab apa. karena dia sendiri tidak tahu kemana perginya SHi Hoo.

Kepala Sekolah : "Apa kau tidak tahu arti dari matematika Sungkyunkwan? setiap malam, sebagai seorang pelajar, dia tidak boleh berada disuatu tempat yang reputasinya buruk. ternyata rumor itu adalah dia. apa itu benar?" serunya.

Jae Min masih tak mengerti.

Kepala Sekolah : "Kau adalah teman sekamarnya dan kau tidak tahu?" tanyanya.

Jae Min mendapat perintah untuk membawa Shi Hoo kembali saat fajar.


Jae Min mencari Shi Hoo kedalam hutan seperti apa yang pernah dikatakan Shi Hoo bahwa dia sedang menyiapakan sebuah persembunyian dia dalam hutan.

ketika sedang mencari Shi Hoo, tanpa sengaja, Jae Min mendengar bunyi alunan seruling yang merdu.

perlahan Jae Min menuju kearah lantunan seruling itu. Ia terpesona ketika melihat seorang gadis duduk diatas batu sedang memainkan seruling. dan disekitar gadis itu, beberapa kunang-kunang mengelilinginya sehingga gadis itu tampak bercahaya disiang hari.

Jae Min yang terpesona, diam dan melongo menatap gadis itu.


tanpa sengaja, Jae Min menginjak sebuah ranting.

mendengar suara berisik, gadis yang memainkan seruling itu, langsung menghentikan permainannya dan menoleh ke arah Jae Min.

gadis itu ternyata adalah Ma Ri.

melihat kecantikan Ma Ri, Jae Min semakin terpukau. beberapa saat dia diam menatap Ma Ri.


tapi ketika sadar, Jae Min langsung pergi.

Suara Hati Jae Min : "Siapa namamu? Siapa... namamu? sampai sekarang.. tidak! hukum memisahkan pria dan wanita."

Jae Min menyadari dirinya tiba-tiba berhenti ditengah hutan.

Suara Hati Jae Min : "Kenapa kau berhenti. cepatlah dan tetap di jalanmu.


tanpa disadari Jae Min, seekor ular menggigit kakinya.

Jae Min segera melepas sepatunya lalu mengeluarkan pisau dari sakunya. Ia berniat mengeluarkan bisa gigitan ular.

Jae Min yang panik, menusuk kakinya dengan pisau hingga membuat darahnya keluar bercucuran. Jae Min menahan rasa sakitnya seraya memijit-mijit kakinya.

Jae Min yang tidak bisa melihat darah, mendadak pandangannya mulai kabur. Ia berbaring ditanah.

Suara Hati Jae Min: "Aku harus cepat menghisap darah yang terkena racun. kenapa?"


tiba-tiba Ma Ri berdiri didepan Jae Min. Ma Ri kaget melihat Jae Min berbaring ditanah dan kakinya banyak mengeluarkan darah.

mengetahui Jae Min baru saja digigit ular, Ma Ri menusuk kaki Jae Min yang terkena gigitan ular dengan bambu kecil yang biasa dicarinya.

Ma Ri meghisap racun ular yang ada dikaki Jae Min dengan bambu itu.

Suara Hati Ma Ri : "Darah ini.. adalah darah manusia. darah manusia.."


Ma Ri yang sebenarnya adalah vampir mulai muncul naruli aslinya, tiba-tiba Ia berubah karena darah Jae Min. mata dan gigi vampirnya mulai muncul. bahkan kuku tangannya mulai memanjang.

perlahan Ma Ri mulai mendekat pada Jae Min.


tanpa disadarinya, tidak jauh dari situ terdapat Shi Hoo.

Shi Hoo : "Hei Kau! apa kau baik-baik saja?" teriaknya.

mendengar suara seseorang, Ma Ri kembali normal.

Shi Hoo : "Apa kau terluka?" teriaknya lagi.


Ma Ri bergegas pergi meninggalkan Jae Min. sedangkan Jae Min, memandangi kepergian Ma Ri.

Jae Min : "Jangan.. pergi.. siapa namamu? namamu.. apa.." ucapnya pelan.

setelah mengatakan itu, Jae Min pingsan. Ma Ri yang sudah pergi Jauh tidak mendengar ucapan Jae Min.


Shi Hoo menghampiri Jae Min yang pingsan. sekilas Ia Melihat kepergian Ma Ri.

Shi Hoo memotong tali dibajunya lalu mengikatkannya dikaki Jae Min untuk menghentikan pendarahan.


Ma Ri pergi kesungai untuk mencuci mulutnya dan berkumur dari darah Jae Min.

Suara Hati Ma Ri : "Aku adalah klan vampir, tapi aku bukanlah seorang vampir. seorang klan vampir tidak pernah memakan darah manusia."


Jae Min sudah berada dirumah dan mendapatkan perawatan. Shi Hoo duduk disamping Jae Min menemaninya.

tak lama kemudian Kepala Sekolah masuk. Ia tanya pada tabib yang mengobati Jae Min mengenai keadaan Jae Min.

tabib memberitahu kalau racunnya sudah dikeluarkan tepat waktu, jadi tidak menyebar.

setelah itu, Kepala Sekolah meminta Shi Hoo untuk menghadapnya.


Shi Hoo dan Kepala Sekolah berbicara berdua. Shi Hoo meminta maaf dan bilang bahwa dia akan menerima hukuman apapun.

KepSek : "Jadi, kau mengakui kalau kau telah mengunjungi tempat-tempat yang memalukan dan menunjukkan perilaku buruk?" amuknya.

Shi Hoo : "Saya minta maaf."

KepSek : "Tanpa disuruh, kau seharusnya berhak bertanya tentang apa kesalahanmu. jadi, aku tidak akan menghukummu sekarang. pelajar han Shi Hoo, seharusnya kau mempertimbangkan temanmu dan mencerminkan hal baik dan juga fokus dalam belajar." amuknya.

KepSek berbalik untuk pergi. tapi Shi Hoo berteriak padanya untuk dimaafkan.


Shi Hoo : "Peraturan sekolah Sungkyunkwan harus adil bagi semuanya. hanya karena menggunakan kekuasaan Ayahnya, bagaimana bisa seorang pelajar yang melanggar peraturan terbebas dari hukuman?" ucapnya.

KepSek terkejut dengan apa yang dikatakan Shi Hoo.

Shi Hoo : "Silahkan menghukumku dan menjunjung tinggi kehormatan dari Sungkyunkwan." ucapnya.

KepSek syok mendengar ucapan Shi Hoo.


Jae Min mulai sadarkan diri. Shi Hoo yang berada di dekat Jae Min, langsung bertanya apa Jae Min baik-baik saja?

Jae Min : "Shi Hoo.." ucapnya pelan.

Shi Hoo : "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya lagi.

Jae Min : "Seperti yang kaulihat.."

Shi Hoo bilang, Jae Min baik-baik saja karena racunular sudah dikeluarkan tepat waktu.

mendengar itu, Jae Min jadi teringat akan sosok Ma Ri. gadis yang membantunya mengeluarkan racun ular di kakinya.


Shi Hoo tanya pada Jae Min, untuk beberapa hari kedepan, dia akan makan bubur saja, kan?

Shi Hoo mengatakan, besok lusa adalah hari daging. Ia memperingatkan Jae Min untuk tidak memakan makanan dihari itu kecuali bubur.

Jae Min : "Kenapa?" tanyanya curiga.

Shi Hoo tidak memberitahu alasannya pada Jae Min.

Jae Min tanya, kemana perginya Shi Hoo setiap malam? Shi Hoo juga tidak menjawab, Ia hanya berseru kalau itu rahasia.


dihari Daging, semua pelajar berkumpul untuk mendapatkan makanan. mereka benar-benar tergoda dengan santapan itu. karena di asrama, mereka sama sekali tidak makan daging sejak lama.

setelah selesai makan, seluruh pelajar berbaris rapi didepan toilet sambil memegangi perut mereka yang kesakitan.

Beom yang sedang duduk didepan toilet untuk memperbaiki pintu yang satunya, mengomentari ucapan pelajar-pelajar itu yang meminta untuk cepat menggunakan toilet.

Beom : "Tidak peduli berapa banyak kau memohon, mereka tetap tidak akan pergi secepat yang kalian minta." serunya.

pelajar-pelajar yang kesakitan mulai panik karena tidak sanggup menahan lagi. sehingga mereka harus terpaksa buang air besar disemak-semak.


Jae Min dan beberapa murid lain sedang menuju kesuatu tempat. mereka harus menyelesaikan kasus yang membuat seluruh pelajar sakit perut.

Jae min dan kawannya, mendatangi sebuah rumah yang diduga meracuni masakan di Sungkyukwan.

rumah yang mereka curigai adalah rumah Ma Ri. Ayah dan Ibu Ma Ri berlutut ditanah menghadap Jae Min dan yang lain.

(ini karena Ayah Ma Ri adalah penjual daging, sehingga membuatnya dicurigai)


Senior Jae Min memarahi Ayah Ma Ri yang berani-beraninya memasok daging yang tercemar pada Sungkyunkwan.

Ayah : "Saya sudah bilang pada anda bahwa Saya tidak melakukan apapun." ucapnya membela diri.

Senior : "Beraninya kau membuat alasan padaku? karena binatang sepertimu, Sungkyunkwan sekarang penuh dengan pelajar yang sakit." amuknya.

Ayah : "Saya merasa bersalah. saya selalu menyediakan daging yang sama untuk warga dan para bangsawan lainnya. coba memeriksanya dan anda akan tahu." ucapnya memohon.

Senior membentak Ayah Ma Ri untuk diam.


Jae Min : "Aku pikir itu benar kalau kita harus mengkonfirmasi bahwa kata-katanya adalah sebuah kebenaran. penyebab wabah itu mungkin bukanlah berasal dari daging." ucapnya pada Seniornya.

beberapa pengawal mulai menarik paksa Ayah untuk mendapatkan hukuman.


Ma Ri yang baru saja pulang ke rumah, terkejut melihat Ayahnya ditangkap oleh pengawal.

Ma Ri segera berlari ke Ayahnya dan berteriak memanggil Ayahnya.

Jae Min terkejut melihat Ma Ri.

Suara Hati Jae Min : "Kau itu seorang penjual daging. kau adalah seorang penjual daging."

Ma Ri yang terus memegangi Ayahnya, ditendang oleh pengawal hingga jatuh ketanah. Jae Min yang melihat itu kaget dan tak tega.

Ma Ri : "Ayah..." tangisnya.

Ayah Ma Ri segera dibawa pergi untuk mendapatkan hukuman.

Suara Hati Jae Min : "Kenapa kau harus menjadi seorang penjual daging?"


Ayah dihukum dengan cara diikat disebuah tiang. Ayah yang mulai lelah, jatuh berlutut ditanah.

Ibu dan Ma Ri yang melihat Ayah dari kejauhan, merasa tak tega.


Jae Min sedang belajar dikamar. tapi pikirannya jauh memikirkan Ma Ri.

Jae Min : "Dia bukanlah anak bangsawan. meskipun aku curiga, tapi bagaimana caranya.." ucapnya pelan.

menyadari dia baru saja memikirkan Ma Ri, Jae Min langsung mengeleng-gelengkan kepalanya.

Jae Min : "Si tua itu! beraninya dia memasok daging kualitas rendah." serunya.


Ibu dan klan vampir lainnya sedang berkumpul dirumah.

Tetua : "Dihukum selama 10 hari. 4 hari itu kau tidak bisa hidup tanpa mengkonsumsi darah." ucapnya.

mereka mempermasalahkan mengenai makanan ajaib adalah masalah terpenting. karena jika tidak dikonsumsi setiap 3 hari sekali, maka mereka tidak akan tahan pada sinar matahari.

Dolbawoo sedih dan bilang kalau mereka harus segera membantu Ayah Ma Ri. karena terakhir kali dia sudah menimbulkan masalah.

mereka mengeluhkan kalau hal ini tidak akan cepat mereda karena Sungkyunkwan bilang kalau hal ini adalah wabah.

Tetua : "Ada perintah yang tidak diperbolehkan memberinya air selama 10 hari. apa yang harus kita lakukan?" ucapnya cemas.

Ibu : "Jangan khawatir. aku tidak akan memaksa kalian dan membuat klan tidak nyaman. aku akan segera menemukan cara dalam tiga jari." ucapnya dingin.

Ibu mengatakan pada semuanya, dalam hal yang mendesak, dia akan meninggalkan wilayah itu.

semuanya terkejut mendengar ucapan Ibu.mereka tanya apa maksudnya itu?

Tetua : "Kau adalah seorang pekerja di Banchon. kema kau pergi setelah kau meninggalkan kami?" tanyanya.

Ibu diam saja dengan sorotan mata yang tajam.


Ma Ri duduk diluar rumah sendirian mendengarkan percakapan tetua seraya memegangi kendi yang berisi makanan ajaib.


Shi Hoo menghampiri Jae Min yang sedang belajar. seperti biasa, Shi Hoo selalu cengingisan.

Jae Min tiba-tiba berkata kalau semua ini adalah ulah Shi Hoo.

Shi Hoo : "Apa?"

Jae Min ingat bahwa beberapa hari yang lalu Shi Hoo pernah mengingatkannya untuk tidak makan daging.

Jae Min : "Pada hari daging, seorang apoteker berlari keluar dari Gargo, Haeyuk dan Baechul. dan juga, pintu toilet rusak." ucapnya dingin.

Shi Hoo : "Whoaa~ bahkan pintu toilet rusak!" serunya. "Jika saja aku yang menambahkan Hanmyon, itu akan menjadi lebi berantakan." ucapnya.

Jae Min : "Apa?"

Shi Hoo bilang, dia menata beberapa pot beras untuk mereka sehingga mereka bisa buang air besar dengan mudah.

Shi Hoo menganggap mereka semua sedang menghasilkan pupuk yang berharga.

Jae Min : "Kau bercanda dengan hal seperti itu?" amuknya.

Shi Hoo berkata, bahwa semua pelajar terlalu fokus belajar. Shi Hoo beranggapan bahwa hal ini sangat baik untuk mengurangi depresi mereka sekaligus membersihkan isi perut.

Jae Min menatap Shi Hoo dengan kesal dan marah.

Shi Hoo : "Ini menyenangkan." serunya.


Jae Min yang habis kesabarannya, mencengkram baju Shi Hoo dan mulai memarahinya.

Jae Min bilang, karena perbuatan Shi Hoo yang dia anggap bersenang-senang itu, seseorang harus dihukum.

Jae Min : "Apa kau tidak memikirkan itu?" amuknya.

Shi Hoo : "Ayolah.." keluhnya seraya menampis tangan Jae Min yang mencengkram lehernya.

tanpa sengaja, Jae Min melihat luka lebam di dada Shi Hoo.

Jae Min : "Apa yang terjadi?" tanyanya.

Shi Hoo : "Bukan apa-apa." jawabnya pendek.

Jae Min menghela nafas panjang menghadapi ulah Shi Hoo.

Jae Min : "Apa yang sudah kau lakukan semalaman? tahanlah dirimu dan bersiap untuk ujian kelulusan. pada semester ini, kau tidak mendapat ujian yang biasa!" serunya kesal.

Shi Hoo bilang kalau dia tidak berniat untuk mengikuti ujian itu. karena, jika dia mengikuti ujian itu, dia akan kehilangan segala sesuatu yang disukainya.

Shi Hoo : "Jika itu terjadi, aku tidak akan bisa mengendalikan hidupku sendiri. 'Jika tidak bisa dicapai dengan mencoba, maka aku akan melakukan apa yang ingin kulakukan'." ucapnya.


Ma Ri pergi ketempah Ayahnya dihukum seraya membawa kendi. melihat penjaga terlelap, diam-diam Ma Ri menghampiri Ayahnya untuk memberinya makanan ajaib penguat dari sinar matahari.

Ma Ri : "Ayah.." panggilnya lirih.

Ayah : "Ma Ri..." ucapnya lemas.

ketika Ma Ri akan menuangkan airyang dibawanya pada Ayahnya, tiba-tiba terdengar suara burung gagak.


suara burung itu membangunkan penjaga yang tertidur. penjaga-penjaga itu menangkap Ma Ri yang mencoba menolong Ayahnya.

Ma Ri : "Kumohon.., kumohon.. hanya satu teguk saja.." serunya.

Penjaga : "Kau.. apa kau ingin diikat juga?" amuknya.


tiba-tiba terdengar teriakan Jae Min yang meminta penjaga untuk melepaskan Ma Ri.

Jae Min : "Banchon memiliki hukum Banchon. bukan dia yang salah." serunya.

Jae Min bilang, dia akan mengatakan kepada pihak berwenang kalau Ma Ri tidak bersalah.

Penjaga : "Ada hal yang terjadi di Sungkyunkwan. apa alasannya?" tanyanya.

Jae Mi bilang, tanpa wewenang, dia tidak bisa mentaati perintah penjaga.

Jae Min : "Aku yang melakukannya. aku.."

Jae Min berbohong dengan mengatakan dia telah membubuhkan obat yang menyebabkan diare pada hari daging.

penjaga yang mendengar itu terkejut. sedangkan Ma Ri, bisa tahu kalau Jae Min sengaja berbohong.

Penjaga : "Kau datang kesini hanya untuk mengaku telah menyebarkan obat? sungguh tidak bisa dipercaya.., kau itu seorang bangsawan." serunya.

Jae Min : "Jadi, tolong, segera lepaskan dia!" sahutnya.

setelah mengatakan itu, Jae Min pergi.


Shi Hoo sedang berlutut didepan kediaman KepSek. dia membuat pengakuan telah melakukan kesalahan. dia ingin membuat pengakuan pada Kepala Sekolah Sungkyunkwan.

Senior : "Memohon hukum pelajar yang melanggar peraturan dan prinsip." serunya.


didalam kediaman KepSek, sudah terdapat Jae Min.

KepSek : "Apa yang kau bicarakan? katakan yang jelas!!" serunya.

Jae Min mengaku dia telah membuat kesalahan pada hari daging.

KepSek : "Ada apa denganmu! demi alasan apa kau memasukkan obat dakit perut di nasi para pelajar?" tanyanya marah.

tiba-tiba Senior masuk kedalam untuk melaporkan bahwa Han Shi Hoo datang untuk membuat laporan.

Jae Min yang mengetahui itu terkejut.

Shi Hoo mengaku telah melakukan kesalahan, Ia menyerahkan dirinya untuk dikeluarkan dari Sungkyunkwan.


Jae Min kembali kekamarnya lalu mengemasi semua perabotannya.

[Kau memang melakukan tindakan terpuji untuk menutupi kesalahan temanmu, tapi mengakui kesalahan yang dilakukan orang lain sebagai kesalahanmu, bukanlah tindakan baik yang patut dilakukan oleh seorang sarjana. 
oleh karena itu, dengan tujuan merenungkan kesalahan, aku menjatuhkan hukuman 2 bulan pengistirahatan. (skors)]

Jae Min berdiri didepan sekolah seraya memandangi sekolah nya.

Shi Hoo menghampiri Jae Min seraya tersenyum. Jae Min yang masih kesal dengan Shi Hoo, mengacuhkannya begitu saja.


Jae Min pulang kerumah, dan Shi Hoo membuntutinya. Dayang Yang Pyong menyapa Jae Min dan Shi Hoo yang datang.

melihat Dayang Yang Pyong memberi hormat pada Shi Hoo, Jae Min memarahinya. Ia menyuruh Dayang Yang Pyong untuk mengusir Shi Hoo. Jae Min bahkan menyebutnya tamu yang tidak tahu diri. setelah mengatakan itu, Jae Min pergi.


Shi Hoo mengatakan pada Dayang Yang Pyong, bahwa dia akan tinggal (menginap) untuk sementara waktu karena dia diusir dari SUngkyunkwan.

Dayang : "Diusir? apa itu artinya anda dikeluarkan?" tanyanya.

Shi Hoo : "Tidak, aku hanya diusir. aku berada disini itu rahasia! tolong jangan bilang pada keluargaku kalau aku ada disini. kalau mereka tahu, maka aku..."

Shi Hoo memberikan tanda bahwa dia akan dibunuh. melihat sikap Shi Hoo, Dayang tersenyum.


Ayah Jae Min sedang menemui Ayah Ah Ra untuk membicarakan perjodohan. Ah Ra yang menjadi putri seorang menteri, menyajikan teh pada mereka.

setelah menuangkan teh, Ah Ra pamit pergi pada Ayahnya. sebelum pergi, Ia berpesan pada Ayahnya untuk memanggilnya sebelum mereka selesai berbincang. karena dia akan menyajikan air hangat.


Ayah Jae Min : "Anda pasti sangat bangga memiliki putri yang sopan seperti itu." ucapnya.

Ayah Ah Ra tertawa mendengar hal itu. Ia bilang, bahwa landak bahkan mencintai anak mereka.

Ayah Jae Min : "Bahkan, didalam pandanganku, dia memiliki sifat yang menyenangkan tanpa cela." pujinya.

Ayah Ah Ra sangat senang dengan perbincangan perjodohan anak mereka.

Ayah Ah Ra : "Putra anda adalah murid teratas di Sungkyunkwan dan dipandang sebagai anak yang bermoral." pujinya.

Ayah Jae Min sangat senang karena putranya telah diterima dengan senang hati.


Jae Min mencoba untuk belajar, tapi pikirannya tidak bisa berkonsentrasi. Ia terus memikirkan mengenai Ma Ri.

tiba-tiba Jae Min memikirkan sebuah ide.


Dayang Yang Pyong mendapat laporan bahwa Jae Min sedang menginginkan daging mentah untuk bibimbab.

Dayang Yang Pyong tidak percaya Jae Min meminta hal seperti itu. karena dia tahu bahwa Jae Min tidak suka daging mentah.

Dayang Yang Pyong lebih heran lagi ketika tahu kalau Jae Min ingin ke pasar sendiri untuk memastikan bahwa dia mendapat irisan daging yang baik.


Jae Min pergi kepasar dengan Dayang Yang Pyong untuk membeli daging. hanya saja Ia berdiri sedikit jauh dari Dayang Yang Pyong.

Dayang Yang Pyong membeli daging di Ayah Ma Ri.

Jae Min ternyata sengaja membuat alasan ingin makan bibimbab daging mentah hanya untuk bertemu Ma Ri.

(ini karena Jae Min sebelumnya tahu bahwa penjual daging adalah Ayah Ma Ri)

Jae Min mencari-cari disekitar tapi tidak melihat sosok Ma Ri.


Jae Min sudah kembali kerumah, dan Dayang Yang Pyong sudah menyajikan makanan yang diminta Jae Min.

Dayang Yang Pyong : "Anda bilang, ingin langsung memakan ini begitu sampai dirumah?"

Jae Min hanya tersenyum mengiyakan. Ia mengambil sendok dengan gemetar.

tiba-tiba Jae Min meminta Soongyoong. hal ini dilakukan Jae Min agar Dayang pergi dari hadapannya.

ketika Dayang pergi, Jae Min mulai mual-mual. Ia bergegas menggunakan kesempatan itu untuk membuang makanannya.


Jae Min membawa mangkuk makanannya keluar dan memberikannya pada anjingnya yang bernama Pyoong Yi.

tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggilnya. Jae Min yang panik, langsung menduduki mangkuk makanan itu agar tidak ketahuan.

Dayang Yang Poong heran melihat Jae Min duduk ditanah.

Dayang : "Apa yang sedang anda lakukan?" tanyanya heran.

Jae Min membuat alasan bahwa dia tidak sabar bertemu dengan Poong Yi. Jae Min tiba-tiba mengajak Poong Yi bercanda agar Dayang tidak mencurigainya.


Jae Min pergi kesungai untuk mencuci bajunya yang kotor karena menduduki makanan tadi.

tanpa sengaja, Ia melihat Ma Ri yang sedang duduk melamun seraya mengadahan wwajahnya kelangit di tempat pertama kali dia melihatnya. Jae Min senang sekali bisa bertemu dengan Ma Ri.

hal yang sama terulang, beberapa saat Jae Min terdiam karena terpesona dengan Ma Ri


tapi kemudian Jae Min memberanikan diri untuk menghampiri Ma Ri.

Jae Min : "Dimana tempat untuk mencuci pakaian?" tanyanya pada Ma Ri seraya menunjukkan pakaian kotornya.

Ma Ri : "Apa?"

Jae Min : "Apa kau pernah mendengar 'Kyul Ja Hee Ji'? yang artinya orang yang menyebabkan masalah, juga harus ikut menyelesaikannya. karenamu, pakaianku terkena noda, jadi kau juga harus membersihkannya." ucapnya.


Ma Ri mengantar Jae Min menuju ke sungai.

sesampainya disungai, Jae Min mulai mencuci bajunya sendiri. sedangkan Ma Ri hanya duduk memperatikan Jae Min.

Ma Ri tersenyum melihat Jae Min tidak bisa mencuci baju. lalu Ia membantu mencucikan baju Jae Min. tanpa sengaja, tangan mereka bersentuhan. hal itu membuat Jae Min grogi.

Ma Ri : "Tuan, sebelumnya anda belum pernah mencuci baju?" tanyanya.

Jae Min yang speechless, diam saja tak menjawab pertanyaan Ma Ri.


tiba-tiba Jae Min memegang tangan Ma Ri. lalu mereka saling menatap tajam.

dan ternyata, adegan memegang tangan dan saling menatap adalah bayangan Jae Min saja.


melihat tangannya masih bersentuhan dengan tangan Ma Ri, Jae Min langsung mengangkat tangannya.

Ma Ri : "Terima kasih." serunya pada Jae Min.

Jae Min : "Untuk apa?" tanyanya.

Ma Ri : "Anda sudah membebaskan Ayahku. walaupun hal itu bukanlah perbuatan anda. saya mendengar, pelajar yang melakukannya telah dikeluarkan." ucapnya.

Jae Min : "Aku hanya membayar hutangku." serunya.

ma Ri : "Apa?"

Jae Min mengingatkan kalau dia membayar hutang untuk racun ular.


Ma Ri jadi ingat mengenai pria yang sudah Ia selamatkan ketika dihutan. ternyata orang yang ditolongnya itu adalah Jae Min.

mengingat bahwa ketika itu Ma Ri juga hampir saja membunuh Jae Min, secara reflek Ma Ri langsung menjaga jarak dengan Jae Min.

Jae Min : "Tapi, apa yang sedang kau lihat?" tanyanya penasaran.

Ma Ri : "Apa?"

Jae Min : "Dibawah pepohonan, apa yang kau lihat?" tanyanya.

Ma Ri : "Bintang." jawabnya seraya tersenyum.


Ma Ri dan Jae Min duduk dibatu besar yang biasanya untuk Ma Ri duduk.

Jae Min : "Kau ini, bagaimana bisa kau melihat bintang disiang hari?" tanyanya heran.

Ma Ri : "Jika anda menunggu, anda akan melihatnya." jawabnya.

Jae Min sadar, dia telah memandangi Ma Ri. Ia segera memalingkan wajahnya.

Jae Min : "Kau telah menggoda seorang bangsawan." serunya.

Ma Ri tak mengerti apa maksud dari ucapan Jae Min. Ia hanya memandangi Jae Min.

Jae Min : "Kau terlahir sebagai rakyat biasa. apa menurutmu aku kasar?" tanyanya.

Ma Ri tersenyum lalu bilang tidak.


Ma Ri mengatakan dia adalah gadis yang tinggal di Banchon. dan memotong daging adalah tugasnya. jadi dengan kata lain, dia adalah penjual daging.

Jae Min : "Karena kau melihat dirimu rendah, seperti itu jugakah kau memandangku. apa kau tidak menyesal dengan statusmu yang rendah?" ucapnya.

Ma Ri : "Karena keberadaan status, jadi saya sadar bahwa aya adalah orang rendahan. tapi saya memiliki status yang diberikan oleh Tuhan. jika orang mulia menganggap dirinya rendah, maka dia akan rendah. tapi orang rendah seperti saya, jika menganggap diri sendiri mulia, tidakkah saya mulia?" ucapnya.

Jae Min tertegun dengan kata-kata Ma Ri.

Ma Ri menunjuk ke langit seraya berkata, "Disana."


terjadi kehebohan di tempat gulat.

Shi Hoo terlihat sedang bersiap mengikuti pertandingan gulat. Ia menyamarkan dirinya supaya tidak dikenal dengan memakai topeng.

Heuk Bi memarahi panitia yang memiliki petarung semacam Shi Hoo sebagai gantinya setelah dia tidak masuk 10 hari. Heuk Bi meremehkan Shi Hoo yang menurutnya seperti nyamuk.


lawannya yang bernama Dol Pa, menghampiri Shi Hoo untuk meledeknya.

Dol Pa : "Kau itu pria atau wanita? tubuhmu tampak seperti pria. apa yang kukatakan?" ucapnya kemudian tertawa.

Shi Hoo : "Matamu yang tajam keterbalikan dengan tubuhmu yang bodoh." ledeknya.


seseorang memukul gong pertanda pertandingan dimulai. dengqn lihai, Shi Hoo bisa menghindar dari pukulan Dol Pa dan membalasnya dengan beberapa pukulan.

Shi Hoo menjadi sedikit cemas ketika tanpa sengaja melihat Seniornya berada dibarisan penonton.

setelah berhasil mengalahkan lawannya hingga terkapar, Shi Hoo segera kabur.

Shi Hoo yang sudah berganti dengan pakaian seragam bangsawan, berjalan dengan ceria seraya membawa upah bertandingnya.

Shi Hoo : "Jika dapat uang dan minum semudah ini, maka rasa minumannya kurang enak." serunya pelan.


Ma Ri pergi kesuatu tempat untuk mengantar daging. tanpa diduga, ada orang yang menghadangnya.

melihat Ma Ri membawa daging, mereka meledek kalau Ma Ri bau darah.

salah satu dari mereka meledek juga, "AKu ingin tahu dari mana datangnya bau ini, tapi ternyata itu kau tukang daging."

mereka menyuruh Ma Ri untuk menyerahkan itu.

Ma Ri : "Ini perintah penting untuk Gawhibang Daegam Manim." serunya.

tanpa sengaja, Shi Hoo yang kebetulan lewat, melihat pertikaian Ma Ri.


Ma Ri berbalik dan berniat untuk pergi, tapi ada pria lain yang menghadangnya. sekarang, Ma Ri sedang dikepung.

untuk menjaga diri, Ma Ri mengacungkan serulingnya pada pria-pria itu.

dan dalam sekejap, Ma Ri melawan mereka satu-persatu tanpa mendapatkan luka sedikitpun ditubuhnya.

Shi Hoo yang melihat gerakan bela diri Ma Ri, tampak terpukau.


ketika Ma Ri akan diserang lagi, Shi Hoo tiba-tiba berdiri didepan Ma Ri untuk membantunya. sedangkan Ma Ri menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri.

pria-pria itu menyuruh Shi Hoo untuk pergi, tapi dengan tenang Shi Hoo bilang dia tidak bisa pergi.

Ma Ri yang mendegar percakapan mereka, mendadak berhenti.

Shi Hoo : "Tubuh anda yang mulia itu akan kotor karena bersama dengan orang rendahan. kerajaan ini, Joseon, punya aturan untuk kasta tinggi dan rendah. tapi anggap saja dia tak ada. jadi bawa ini." ucapnya.

setelah mengatakan itu, Shi Hoo melempar upah bertarungnya lalu menghajar mereka satu-persatu. sedangkan Ma Ri mengamati dari kejauhan.


karena kesakitan, pria-pria itu akhirnya kabur.

Shi Hoo menatap kepergian Ma Ri seraya berkata, "Penjual daging?"


Jae Min sedang menghadap Ayahnya. sepertinya Ayah memberitahu Jae Min mengenai perjodohannya.

Jae Min : "Kurasa, penikahan terlalu dini untukku." ucapnya.

Ayah bilang, dia yang akan memutuskan, diumur berapa Jae Min akan menikah.

Jae Min : "Ayah.."

Ayah : "Apa kau ingin memutuskan garis keturunan keluarga ini? orang lemah sepertimu tidak akan mampu masuk sekolah bela diri. calon Ayah mertuamu adalah polisi kelas atas dan merupakan kerabat ratu. keluarga itu telah melahirkan banyak sekali prajurit. dan juga, putrinya memiliki kualitas yang baik dan melebihi dirimu." ucapnya.

Jae Min : "Ayah.. saya tidak.."

Ayah : "Aku tidak bisa menghadapi leluhur kita! pernikahan ini adalah kesempatan terakhirmu untuk bisa melanjutkan martabat keluarga." serunya.

Jae Min bilang pada Ayahnya bahwa dia tidak mau melakukannya.

Ayah : "Sebagai putra sulung keluarga ini, apa yang sudah kau lakukan?" tanyanya kesal.

Ayah menyuruh Jae Min untuk menikah dan meneruskan garis keturunan. dia sudah tidak memiliki harapan lain selain Jae Min. Jae Min hanya bisa menunduk sedih.


Jae Min jalan dengan gontai keluar dari kediaman Ayahnya. tiba-tiba Shi Hoo datang menghadangnya.

Shi Hoo : "Apa yang harus kuberikan padamu? hari ini, hanya kita berdua." serunya.


Jae Min dan Shi Hoo duduk mengobrol berdua di tempat persembunyian yang dibuat Shi Hoo.

Shi Hoo : "2 orang pria berdarah panas duduk bersama sambil melihat bintang, tidaklah buruk." serunya.

Jae Min diam saja.

Shi Hoo tanya pada Jae Min, kenapa dia tidak mengatakannya? Jae Min tanya balik, tentang apa?

Shi Hoo : "Alasan kenapa kau menentang pernikahan itu, pada saat keluargamu mengatur pernikahanmu. dan kita hanya menerimanya sebagai hukum dari hidup, kan?" serunya.

Shi Hoo bilang, kalau Jae Min tidak pernah melawan Ayahnya.

Jae Min hanya diam saja dengan wajah sedihnya.


Shi Hoo : "Siapa yang ada didalam pikiranmu?" tanyanya.

Jae Min masih diam tak menjawab.

Shi Hoo bilang pada Jae Min, dia telah bertemu dengan seorang gadis yang ingin dinikahinya. meskipun, hanya sekali bertemu, Shi Hoo bisa tahu kalau gadis itu adalah dia (Ma Ri).

Jae Min : "Lalu.."

Shi Hoo : "Kau juga punya, kan?" tanyanya.

Jae Min diam tak menjawab.

Shi Hoo tanya lagi, siapa yang ada didalam hati Jae Min?


Jae Min masih diam tak menjawab. Ia tersenyum lalu memandang ke langit.

Jae Min : "Dia seperti dedaunan liar. atau bahkan bunga liar sekalipun. pertama kali melihatnya, sepertinya dia bukan dari dunia ini." ucapnya.

Jae Min mulai membayangkan Ma Ri ketika bermain seruling.


Shi Hoo : "Orang yang bukan dari dunia ini.., aku juga merasakan hal seperti itu. semangatnya itu sangatlah luar biasa." serunya.

Shi Hoo juga membayangkan Ma Ri ketika melawan beberapa pria dengan suling.


Jae Min : "benar. seperti jiwanya berada dihutan. seorang gadis yang melihat bintang disiang hari. aku bertemu dengan gadis seperti itu" ucapnya seraya tersenyum.

Jae Min dan Shi Hoo masing-masing membayangkan Ma Ri.

tanpa mereka sadari, mereka membayangkan orang yang sama.


Bersambung..

7 comments:

  1. Masih belum nymbung ama cerita part selanjut nya.?????

    ReplyDelete
  2. Belum nyambung sama ceritanya. Kenapa jadi ke jaman Joseon?

    ReplyDelete
  3. bingung min, lanjutin episode selanjutnya ya??

    ReplyDelete
  4. ngebingungin alur ceritanya masa di subway baek ma ri jadi pake hanbook terus kok jadi ke jaman joseon ???

    ReplyDelete
  5. jadi ingat yo jin go waktu peranin pangeran lee hwon di drama TMTETS.mirip bgt kalo pake hanbook

    ReplyDelete