June 16, 2015

SINOPSIS ORANGE MARMALADE EPISODE 6

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== EPISODE 6 ====

Jung Jae Min dan Han Shi Hoo duduk berdua didepan api unggun. tanpa mereka berdua sadari, mereka membicarakan hal mengenai Ma Ri.

Jae Min : "Seperti Jiwanya berasal didalam hutan. aku bertemu dengan seorang gadis yang melihat bintang disiang hari." ucapnya seraya membayangkan Ma Ri.


sambil tersenyum Shi Hoo meledek Jae Min kalau sepertinya Jae Min sudah dibutakan. Ia tanya, siapa gadis itu?

Jae Min diam saja tak menjawab. raut wajahnya berubah sedih.

Shi Hoo : "Uh? siapa dia?" tanyanya lagi.

Suara hati Jae Min : "Ini tidak bisa. bagaimana bisa aku bersama dengan tukang daging.. seorang gadis penjual daging."

Shi Hoo : "Kau sebelumnya tidak pernah tertarik dengan gadis. ketika melihatmu kehilangan pikiranmu seperti ini, dia pasti sesuatu yang luar biasa." serunya.

Suara Hati Jae Min : "Aku harus menghentikan perasaanku padanya."

Kemudian Jae Min beranjak berdiri lalu masuk kedalam rumah.

Shi Hoo terus menanyakan pada Jae Min siapa gadis itu, tapi Jae Min tidak menghiraukan Shi Hoo.


dirumah, Ma Ri sibuk melamun mengingat ucapan Jae Min padanya. ketika itu Jae Min mengucapkan kata 'Gyeol Ja Hae Ji' dan menyalahkan Ma Ri atas bajunya yang kotor.

Ma Ri : "Apa yang dia maksud? gara-gara aku?" ucapnya pelan.

Ma Ri kembali mengingat saat dia duduk bersama Jae Min seraya memandang langit. mengingat akan hal itu, membuat Ma Ri tersenyum-senyum sendiri.

Ingatan Ma Ri beralih ketika Ia menghisap darah Jae Min saat terkena gigitan ular.

Ma Ri : "Darahnya sangat lezat." ucapnya pelan.

Ma Ri segera sadar, Ia langsung menutup mulutnya.


Jae Min masuk kedalam rumah persembunyian yang dibuat Shi Hoo. didalam rumah, banyak terdapat benda-benda untuk bertarung.

Shi Hoo : "Tempat ini bagus untuk persembunyian kita, bukan?" tanyanya pada Jae Min.

Shi Hoo bilang, kalau Ia mendengar tempat ini kosong sampai musim berburu, jadi sementara waktu Ia meminjam rumah itu.

Shi Hoo mengambil sebuah busur lalu mengatakan pada Jae Min, dia berencana menghabiskan beberapa hari ditempat persembunyian.

Jae Min : "Apa yang kau pikirkan? kabar terbaru bahwa kau dikeluarkan dari Sungkyunkwan mungkin sudah terdengar Ayahmu sekarang." ucapnya.

Shi Hoo tidak memperdulikan ucapan Jae Min, Ia memanahkan panahnya tepat disebuah tiang.

Shi Hoo tersenyum seraya berkata bahwa dia akan ikut ujian menjadi prajurit. dan dia akan pulang kerumah setelah dia lulus ujian.

Shi Hoo : "Jika aku mau menentang Ayahku, aku akan melakukannya dengan sepenuhnya." serunya.

Jae Min langsung memasang wajah kesal dan tak percaya pada sahabatnya itu.


Ayah Ma Ri sedang berjalan sendirian menuju kesuatu tempat. tiba-tiba Ia dihadang oleh seorang wanita yang menjadi pemimpin Vampir lain (Klan yang mengkonsumsi darah manusia).

Ayah Ma Ri langsung bertanya tentang alasan pemimpin vampir itu datang menemuinya.

Pemimpin Vampir : "Kau sehat?" tanyanya.

Ayah Ma Ri : "Ya, aku sehat." jawabnya dingin.

Pemimpin Vampir : "Kau sehat-sehat saja.. dengan mengkonsumsi darah binatang yang kotor, ternyata kau sehat." serunya.

Ayah Ma Ri : "Setelah kami membuang keserakahan dan obsesi mengenai bertahan hidup sampai 1000 tahun, kami merasa damai." ucapnya dingin.

Pemimpin Vampir : "Omong kosong..." sahutnya.

Ayah Ma Ri : "Meskipun jika kau bisa hidup selama 1000 tahun, itu hanya setengah dari perjalanan hidupmu. meskipun kau Klan Wonsangu yang menguasai kegelapan, itu hanya berlaku diseparuh dunia, kan?" ledeknya.

Pemimpin vampir itu marah mendengar ucapan Ayah Ma Ri.


Pemimpin Vampir : "Kekuatan malam bisa menyerang siang hari. sejarah dibalik surga dan dunia dan meminta darah bisa saja dilakukan karena kekuatan malam. tukang daging rendahan akan menjadi penghalang? bagaimana bisa kau membocorkan rencana kami pada manusia?" ucapnya.

Ayah Ma Ri bilang bahwa dia berjanji akan menghentikan rencana busuk itu. dia memang tidak bisa menghentikan Pemimpin Vampir itu mengkonsumsi darah manusia untuk bertahan hidup, tapi menyebabkan peperang untuk membunuh kehidupan yang tak berdosa, Ayah Ma Ri memperingatkan untuk tidak melakukann itu.

dengan sinis pemimpin Vampir itu tanya, apa Ayah Ma Ri berniat untuk melindungi manusia dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri?

Pemimpin Vampir : "Kau benar-benar ingin kehilangan milikmu yang paling berharga?" bentaknya.

dengan dingin Ayah Ma Ri bilang bahwa dia tidak punya apa-apa. Jadi dia tidak memiliki sesuatu yang bisa hilang. dia sudah memutuskan untuk hidup dijalan yang seperti itu.

Ayah Ma Ri : "Jadi, pergilah.."

setelah mengatakan itu, Ayah Ma Ri melangkah mundur lalu melangkah pergi.


Pemimpin Vampir yang marah pada Ayah Ma Ri, tiba-tiba kukunya memanjang dan menyerang Ayah Ma Ri.

Ayah Ma Ri yang mengetahui Ia diserang, juga berubah menjadi Vampir. mereka berdua mulai bertarung.

Ayah mengancam, jika Pempinpin Vampir itu berani menyebrangi jembatan, dia harus menanggung resiko yang akan terjadi.

Ayah Ma Ri : "Saat dimana kalian menyebrangi Banchon, perang akan terjadi." ancamnya.

Pemimpin Vampir : "Kau bilang perang? kau memang vampir rendahan." sahutnya.

Ayah Ma Ri bilang, kelompoknya memang sedikit lemah, tapi jika mereka bergabung dengan mempertaruhkan nyawa mereka maka mereka akan melakukannya sampai akhir.

Ayah Ma Ri bahkan bilang, kelompoknya aktif disiang hari ketika Pemimpin vampir itu tidur.

Ayah Ma Ri : "Jangan kau lupakan hal itu." serunya.


Ah Ra sedang bersama teman-temannya belajar menenun. Salah satu teman Ah Ra tanya apa tanggal pernikahannya sudah ditetapkan? dengan malu-malu, Ah Ra bilang belum.

teman-teman Ah Ra iri mengetahui Ah Ra akan menikah dengan pria (Jung Jae Min) yang menjadi incaran para gadis.

teman Ah Ra tanya lagi, apa Ah Ra pernah melihat wajah pria yang akan dinikahinya? Ah Ra hanya diam dan menunduk malu.

teman Ah Ra yang lain bilang, kalau dia mendengar pria yang akan menikah dengan Ah Ra sangatlah tampan. perilakunya sangat elegan dan semua yang dimilikinya sempurna.

teman Ah Ra sampai bertanya-tanya, pria yang tampak seperti itu, kira-kira seperti apa wajahnya?

Ah Ra hanya diam dan tersenyum kecil, Ia mengingat kejadian beberapa hari sebelumnya.


== FLASHBACK ==

Beberapa pria pelajar sedang mengerubungi Ah Ra seraya menyodorkan surat cinta. pria-pria itu berlomba-lomba menyatakan cinta pada Ah Ra. bahkan salah satu diantara mereka bilang akan bunuh diri jika sampai Ah Ra menolak perasaannya.

Ah Ra yang saat itu ditemani dayangnya Soo Ri, berusaha untuk pergi. namun, pria-pria itu tetap saja mengerubungi Ah Ra.


Ah Ra yang mencoba menghindari mereka tanpa sengaja, salah satu sepatunya terlepas.

tepat ketika itu, Jung Jae Min kebetulan lewat. Ia langsung menghampiri Ah Ra.

Jae Min : "Apa yang kalian lakukan?" teriaknya.

Pria-pria yang mengerubungi Ah Ra langsung kabur ketika melihat seniornya datang.

Jae Min memungut sepatu Ah Ra yang terlepas lalu meminta maaf atas perilaku juniornya.

setelah mengatakan itu, Jae Min membantu memakaikan sepatu untuk Ah Ra. semenjak saat itu, Ah Ra sudah terpesona dengan Jae Min.


== FLASHBACK ==

Ah Ra yang sedang melamunkan Jae Min, tanpa sengaja jarinya tertusuk jarum hinggaberdarah. teman-teman Ah Ra yang melihat itu langsung cemas.

Ah Ra : "Aku tidak apa-apa, pikiranku hanya melayang.."

teman Ah Ra meledek, apa pikiran Ah Ra melayang karena memikirkan calon suaminya?

Ah Ra : "Tidak.." elaknya.

teman Ah Ra menyarankan pada Ah Ra, bagaimana jika Ah Ra berdandan terlebih dahulu sebelum menikah? mereka membicarakan mengenai Hwasawon, tempatnya didekat Myeongnye yang menyediakan perawatan kecantikan.

teman Ah Ra bilang, kalau dia mendengar ditempat itu tidak hanya merias wajah. tapi mereka memiliki obat ajaib
untuk menarik hati para pria.

Ah Ra langsung bilang kalau hal seperti itu menjijikkan. lagipula, bagaimana bisa gadis bangsawan pergi ketempat yang seperti itu?


malam harinya, diam-diam Ah Ra ditemani dayangnya Soo Ri pergi ke Hwasawon yang dibicarakan teman-temannya tadi.

ketika masuk kedalam tempat perawatan itu, Ah Ra sembari melihat-lihat seraya mengingat perkataan yang dikatakan teman-temannya.

[Kudengar beliau dulu seorang dukun yang mengobati penyakit dengan terapi Choona. ternyata, memurnikan energi dengan terapi Choona untuk menghilangkan racun dalam tubuh dan membuka titik akupunktur yang terhalang, mereka punya kemampuan mengubah bunga yang layu jadi kecantikan yang tak tertandingi, Selir Yang. mereka bilang dukun di tempat itu menggunakan rahasia kecantikan kuno dan semua rahasia untuk awet muda. jadi, mengingatkan akan tangan Tuhan ketika kecantikan itu terlihat. dari para gisaeng kelas rendah hingga yang kelas atas, pria dan wanita, semua usia mencari cara supaya tetap cantik dan awet muda sering datang kesana secara diam-diam. jadi, tengah malam tempat itu terus menerus dibanjiri pelanggan.]

tanpa sengaja, Ah Ra berdiri terpaku didepan sebuah kamar yang sedang terdapat wanita sedang melakukan perawatan.


seorang wanita tiba-tiba muncul mengejutkan Ah Ra. dia adalah Pemimpin Klan Vampir yang jahat.

wanita itu menyapa Ah Ra, Ia menanyakan apa Ah Ra baru pertama kali berkunjung? Ia bilang kalau ada pelayanan yang berbeda untuk para bangsawan. Ia juga bilang sudah menjadi kewajiban di Hwasawon untuk menjaga kerahasiaan para bangsawan.


Ah Ra mulai mendapatkan perawatan.

seorang pegawai di Hwasawon memberitahu mengenai racikan yang sudah ditulis dalam Kitab Pengobatan Timur. jika Ah Ra mandi dengan air panjang umur akan membuatnya bersinar.

mereka menekan beberapa bagian punggung Ah Ra seraya menjelaskan bagian dan nama titik tubuh yang mereka tekan.

Pegawai : "Supaya punggung Anda tampak cantik itu semua adalah titik tekan yang harus ditenangkan. tidak ada yang bisa menggetarkan jiwa selain bentuk punggung wanita yang anggun." ucapnya.

Ah Ra mulai menutup matanya dan menikmati pelayanan.


tak lama kemudian pemimpin vampir masuk keruang perawatan Ah Ra. Ia bilang, ada sesuatu yang penting yang ingin Ia bicarakan dengan Ah Ra.

Ah Ra dan wanita itu bicara berdua. pemimpin vampir itu menunjukkan sesuatu didalam kotak pada Ah Ra.

Pemimpin Vampir : "Ini daya pikat dengan wewangian eksotik. ketika Wol Wang Guchun menggunakan kecantikan untuk membuat Kerajaan Wu hancur. dia membuat kecantikan luar biasa Seo Nangja menggunakan wewangian ini. Wewangian yang tercium dari kulit yang mencuri hati Raja Bu Cha. Ini wewangian yang dipakai oleh Seo Nangja. para pria mabuk kepayang karena wewangian ini. hanya ada satu di Hwasawon yang susah payah dibawa dari Kerajaan Qing. aku bermaksud memberikannya padamu karena aku ingin minta tolong padamu." ucapnya.

Ah Ra : "Apa itu?" tanyanya.

Pemimpin Vampir : "Sebenarnya ini bukan perkara besar, tapi ada seorang gadis yang ingin kuberi pelajaran. jika kau bisa menunjukkan padanya derajatmu..."

Ah Ra : "Siapa.. dia?" tanyanya.

Pemimpin Vampir : "Seorang tukang daging rendahan." sahutnya tajam.


Shi Hoo sedang berjalan-jalan dipasar sendirian. Ia melihat-lihat pedang yang dijual.

tepat ketika itu, tanpa sengaja Ma Ri melintas disampingnya. Shi Hoo yang melihat Ma Ri lewat didekatnya langsung memperhatikannya.


Ma Ri sedang menuju kesuatu tempat seraya membawa sebuah kotak. diam-diam Shi Hoo mengikuti Ma Ri.

ternyata Ma Ri datang ke rumahnya Ah Ra. Soo Ri menyapa Ma Ri didepan pintu. Ia langsung mengajak Ma Ri masuk. sedangkan Shi Hoo mengamati dari luar. Ia menunggu Ma Ri.


Soo Ri menyuruh Ma Ri untuk duduk disebuah ruangan. setelah itu Soo Ri menunjukkan pada Ma Ri sebuah pita rambut milik puteri (Ah Ra).

Soo Ri : "Cantik, kan? Putri kami tidak mau memakainya, jadi akan kuberikan padamu." serunya.

kemudian Soo Ri memakaikan pita rambut pada Ma Ri. Ma Ri langsung diam kaku karena terkejut.

Soo Ri : Rambut milik Sang Puteri seperti sutera." serunya.

setelah selesai mengikat pita itu dirambut Ma Ri, Soo Ri menunjukkannya pada Ma Ri.

Soo Ri : "Hei... ini cantik! Cocok sekali denganmu." serunya.

Ma Ri tersenyum mendengar pujian itu.


Soo Ri meminta Ma Ri memakan makanan yang sudah disediakan dan menunggu sebentar, Puterinya sedang berada diruang lain. setelah itu, Soo Ri pergi meniggalkan Ma Ri.

Ma Ri menoleh dan melihat pantulan dirinya yang ada dicermin. melihat dirinya memakai pita bangsawan dan tampak cantik, Ma Ri tersesnyum senang.


kemudian Ma Ri bingung ketika melihat makanan diatas meja.

Ma Ri : "Jika aku tak memakannya, mereka akan berpikir aneh, kan?" ucapnya pelan.

Ma Ri mengambil beberapa makanan lalu menyembunyikannya dibalik lengan bajunya.


tak lama setelah itu, seseorang datang, Ah Ra bersama dengan Ibunya.

melihat orang asing berada didalam rumahnya, Ibu Ah Ra langsung berteriak menanyakan keberadaan Ma Ri. Ekspresi wajah Ma Ri langsung terkejut.


Shi Hoo masih menungggu Ma Ri diluar, tiba-tiba mendengar keributan dari dalam rumah Ah Ra. Shi Hoo segera pergi untuk memeriksa.

saat ini, Ma Ri sedang duduk berlutut ditanah menghadap Ibu Ah Ra.

Ibu Ah Ra : "Kenapa gadis seperti dia bisa masuk ke kamar putriku? untuk apa?" tanyanya marah.

Ma Ri menjelaskan kalau dia hanya diminta untuk duduk menunggu disana.

Ibu Ah Ra : "Tidak masuk akal! bagaimana bisa tukang daging masuk kedalam kamar seorang Puteri?" amuknya.


Ibu Ah Ra mendekat pada Ma Ri lalu menarik pita yang dipakai Ma Ri dengan kasar.

Ibu Ah Ra : "Memakai pita putriku? seorang tukang daging memakai pita? aku harus mengirimmu untuk dihukum mati." serunya geram.

Ma Ri yang mendengar itu terkejut.

Ma Ri : "Tidak, ini tidak seperti seperti itu! Pita ini..."

Ma Ri menatap Soo Ri, tapi Soo Ri menghindar dari tatapan Ma Ri.

Ibu Ah Ra : "Kau masih belum tahu apa kesalahanmu?" teriaknya.

Ibu Ah Ra memerintahkan untuk mengurung Ma Ri didalam gudang.


ketika para pengawal akan membawa Ma Ri, tiba-tiba Shi Hoo datang dan menghalangi pengawal.

Shi Hoo membela Ma Ri yang masih anak kecil, apa hukuman yang diberikan tidak terlalu berat hanya karena memakai sebuah pita?

Ibu Ah Ra : "Siapa Seniormu?" tanyanya pada Shi Hoo.

Shi Hoo : "Aku bersama dengan Hong..." ucapan Shi Hoo tiba-tiba terhenti.

Ia tidak mau mengatakan statusnya didepan Ma Ri.

Ibu Ah Ra : "Keluargamu aparat pemerintahan? lalu kenapa kau mencampuri urusan pribadi seseorang?" tanyanya.

Shi Hoo bilang, dia hanya kebetulan lewat.

Ibu Ah Ra : "Jika kau kebetulan lewat, silakan lanjutkan perjalananmu." serunya.

ketika pengawal akan menyentuh Ma Ri, Shi Hoo menghalanginya.

Shi Hoo : "Aku pikir, aku tidak bisa melakukan itu." ucapnya.

Ibu Ah Ra dan SHi Hoo saling menatap tajam.


tiba-tiba Jae Min datang ditengah-tengah pertikaian itu.

Jae Min : "Bolehkah saya mengatakan sesuatu?" tanyanya.

melihat Jae Min datang, Ah Ra langsung panik. Ia segera menundukkan wajahnya.

Ibu Ah Ra : "Bukankah Anda putra Menteri Pertahanan?" tanyanya.

Jae Min bilang, bahwa Ayahnya memintanya untuk datang berkunjung.

Ibu Jae Min meminta maaf, Ia malu dengan keributan yang terjadi dirumahnya.

Jae Min : "Meskipun aku tidak tahu kejadian sebenarnya tapi aku yakin kemarahan anda pasti ada alasannya." ucapnya pada Ibu Ah Ra.


Ibu Ah Ra menceritakan hal yang menurutnya tidak masuk akal. bagaimana bisa seorang tukang daging masuk kedalam kamar putrinya? bahkan memakai pita milik putrinya.

Jae Min : "Tukang daging lebih rendah dari binatang. binatang yang berpura-pura menjadi manusia tidak akan membuatnya jadi manusia." ucapnya dingin.

Ma Ri yang terkejut mendengar ucapan Jae Min langsung menatapnya sedih.

Jae Min meminta Ibu Ah Ra untuk mengusir Ma Ri pergi. Ia berkata, sapi, kuda dan babi memiliki kandang sendiri.

Jae Min : "Anda tidak harus membiarkan binatang berada ditempat yang sama dengan manusia." ucapnya.

lalu Jae Min menatap Ma Ri.

Jae Min bilang pada Ibu Ah Ra kalau dia takut binatang itu mungkin akan mengurangi kemuliaan tradisi keluarga.

Jae Min : "Jangan buang-buang waktu,
cepat usir dia." ucapnya.

Ibu Ah Ra : "Tentu saja, aku setuju sekali." serunya.


pengawal segera mengangkat Ma Ri untuk pergi, tepat ketika itu, makanan yang disembunyikan Ma Ri dibalik lengan bajunya terjatuh.

melihat Ma Ri bahkan mencuri makanan, Ibu Ah Ra hanya tersenyum kecut.

Shi Hoo menyingkirkan tangan pengawal yang memegangi Ma Ri. setelah itu, Ma Ri pergi dengan gontai. Jae Min bahkan tidak melihat Ma Ri.

Shi Hoo yang kesal dengan Jae Min ikut pergi.


diam-diam Shi Hoo berjalan dibelakang Ma Ri. ia lalu menghentikan langkah Ma Ri dan mengajaknya bicara.

Ma Ri : "Kenapa anda seperti ini?" tanyanya pelan.

Shi Hoo meminta Ma Ri untuk berkelahi dengannya sekali. mendengar itu, Ma Ri terkejut.


Shi Hoo dan Ma Ri berada didalam hutan. Shi Hoo menebang bambu lalu memberikannya pada Ma Ri.

Shi Hoo bilang pada Ma Ri, kalau dia pernah melihat Ma Ri melawan para bajing*n dengan sebuah seruling.

Shi Hoo : "Kau bisa memperhitungkan jarak yang tepat sehingga serulingmu tidak menyentuh mereka. kau menyerang tapi tidak memukul, sungguh strategi yang hebat." ucapnya.

Shi Hoo memasukkan pedangnya kedalam wadah pedang lalu tanya pada Ma Ri, kenapa Ma Ri hanya bertahan?

Ma Ri tersenyum kecil. Ia lalu bilang pada Shi Hoo bahwa seorang tukang daging tidak boleh menyakiti orang.

Shi Hoo melepas topinya kemudian meminta Ma Ri memukulnya sebanyak yang dia suka. setelah mengatakan itu, Shi Hoo memasang kuda-kuda.


Ma Ri dan Shi Hoo mulai saling menyerang. tapi, Ma Ri kalah karena Shi Hoo berhasil menaruh pedangnya tepat dileher Ma Ri.

Shi Hoo : "Jika kau tidak berhenti, kau sangat kuat." serunya kemudian.

Shi Hoo menurunkan pedangnya.


Shi Hoo : "Kudengar karena aku Ayahmu dihukum. aku.. adalah orang yang membubuhkan herbal di nasi ketika hari daging di Sungkyunkwan." ucapnya.

Ma Ri yang mengetahui itu terkejut.

Shi Hoo bilang pada Ma Ri, dia akan meminta maaf dengan setulus-tulusnya.

setelah mengatakan itu, Shi Hoo memakai topinya kembali.

Shi Hoo : "Aku Han Shi Hoo. Siapa namamu?" tanyanya. "Jika kita bertemu lagi dilain waktu, beritahu aku." ucapnya kemudian pergi.


Ah Ra kembali pergi ke Hwasawon menemui Pemimpin Vampir. (disini Ah Ra tidak tahu kalau wanita yang ditemuinya adalah vampir)

melihat Ah Ra berhasil menjalankan misinya, Dia dihadiahi dengan wewangian yang sudah dijanjikan.

Ah Ra : "Tapi, apa hubungan antara anak itu dengan Anda?" tanyanya.

Pemimpin Vampir bilang kalau dia hanya ingin memperingatkannya. karena dia tidak menyadari asalnya.


Shi Hoo kembali ikut bertanding di arena gulat. dengan sangat mudah, Shi Hoo bisa mengatasi lawannya.

Heuk Bi : "Ketika kau melihatnya.. itu terlihat seperti dia akan menyerang disekitar." ucapnya seraya mengamati cara bertanding Shi Hoo.


Heuk Bi terkejut ketika melihat Jae Hee datang ke arena pertandingan. Heuk Bi memberi hormat dan menanyakan alasan kedatangannya.

Jae Hee : "Haruskah kutebarkan jala? tidak, memancing saja cukup. hanya perlu menangkap seekor ikan." ucapnya seraya memperhatikan Shi Hoo.


Senior Shi Hoo, Joon Hyun yang juga ikut menonton pertandingan, bersorak senang. Joon Hyun ternyata ikut bertaruh.

Heuk Bi menghampiri Joon Hyun untuk bertanya, apa dia tidak memiliki sebuah tempat?

Heuk Bi : "Bisakah kutunjukkan pada Anda tempat yang bagus?" tanyanya.

Joon Hyun yang saat itu mabuk, langsung setuju.


Joon Hyun sedang berada disuatu tempat dengan dilayani beberapa wanita.


tak lama setelah itu, Joon Hyun sudah tak sadarkan diri. Jae Hee membawanya kehadapan pemimpinnya.

Jae Hee : "Kami membuka semua halangan di pembunuh darahnya dan menghilangkan darah yang beku agar mudah untuk meminumnya." ucapnya.

pemimpin vampir mendekat korbannya lalu mulai menggigitnya. tubuh Joon Hyun bergantian digigit untuk dihisap darahnya.


keesokannya diwilayah Ban Soo, tubuh Jo Joon Hyun ditemukan dibawah jembatan.

Bum Sung melaporkan mengenai identitas mayat yang mereka temukan bernama Jo Joon Hyun seorang murid di Sungkyunkwan. yang diketahui Joon Hyun adalah adik dari Junjeong Mama (Ratu).


Ma Ri sedang bermain seruling ditempat biasa didalam hutan. diam-diam Jae Min berdiri memperhatikan didekat Ma Ri.

Ma Ri yang menyadari ada seseorang didekatnya, langsung menghentikan permainan sulingnya.

Ma Ri menoleh dan dilihatnya Jae Min. Ma Ri langsung turun dari batu dan melangkah pergi.


Jae Min : "Apa kau sakit hati?" tanyanya menghentikan langkah Ma Ri. "karena aku mengatakan kau rendahan? apa hatimu sakit?" tanyanya.

Ma Ri diam saja tak menjawab. dia bahkan tidak menatap Jae Min.

Jae Min : "Kau pasti menahannya. apa yang sudah kau katakan dengan mulutmu? kau pernah bilang surga sudah memberimu status dihatimu. kau bilang jika kau berpikir kau berharga maka kau berharga. dan kau tidak peduli mengenai status yang diberikan orang-orang. apa kata-kata yang pernah kau ucapkan hanya sekedar kata? apa itu semua bohong?" ucapnya pada Ma Ri.

Jae Min mengatakan hal seperti ini karena dia tahu Ma Ri marah dengannya.


Ma Ri bilang, semua yang pernah Ia katakan pada Jae Min bukanlah kebohongan. dia benar-benar hidup dengan mempercayai hal itu.

Ma Ri : "Akan tetapi, anda memanggilku binatang." ucapnya seraya menatap Jae Min. "Ketika anda memanggilku binatang, kenapa hatiku begitu sakit, aku tidak yakin apa alasannya." serunya.

setelah mengatakan itu, Ma Ri pergi meninggalkan Jae Min.


malamnya, ketika Shi Hoo sudah tidur lelap, Jae Min justru belum tidur karena memikirkan Ma Ri.

Jae Min duduk diluar rumah seraya meratapi kesalahannya. Ia menyesal sudah mengatakan hal yang menyakitkan bagi Ma Ri. padahal saat itu, Ia hanya berniat menolong Ma Ri.

hal yang sama juga terjadi pada Ma Ri. Ia duduk didepan rumah seraya melamun.


paginya, Ma Ri pergi kesungai untuk mencuci. disela-sela waktu mencucinya, Ia teringat akan kenagannya ketika mencuci baju bersama Jae Min.

Ma Ri segera menggelengkan kepala untuk menyadarkan lamunannya.


setelah selesai menjemur, Ma Ri melihat Jae Min berdiri tidak jauh darinya. Ma Ri kaget melihat Jae Min datang menemuinya.

Jae Min : "Maafkan aku. sungguh, aku minta maaf." ucapnya.


Jae Min dan Ma Ri duduk dibatu besar didalam hutan.

Jae Min : "Siapa namamu?" tanyanya.

Ma Ri : "Nama saya adalah Ma Ri." jawabnya.

Jae Min : "Ma Ri? sangat cantik untuk nama seorang gadis." ucapnya seraya tersenyum.

Jae Min kemudian bilang, jika Ma Ri membaca buku, ada Oh Yi, Ma Ri dan Hyub Bo. mereka adalah orang-orang yang berjasa di jaman Goryeo.

Jae Min tiba-tiba menghentikan ceritanya dan mendengus panjang.

Jae Min : "Lupakan, kau adalah kasta rendah." ucapnya menyadari kalau Ma Ri pasti tidak bisa membaca.

Ma Ri hanya tersenyum kecil.


Jae Min : "Hari ini, aku tidak melihat bintang." serunya.

Ma Ri menyahut, kalau Jae Min harus menunggu.

Jae Min : "Untuk apa?" tanyanya tak mengerti.

Ma Ri : "Untuk bertemu bintang-bintang itu. ketika sinar matahari, angin dan dedaunan bertemu, dan kemudian mereka akan membentuk bintang-bintang.anda harus tetap diam dan menunggu. dengan begitu, anda bisa melihatnya." ucapnya.

Jae Min diam seraya menatap Ma Ri yang sedang berbicara.

Ma Ri : "Hentikan langkahmu, diam dan lihat. maka anda akan melihat saat-saat yang berharga dalam segala hal. jika anda melewatinya dengan tergesa-gesa maka anda tidak bisa percaya akan hal itu." ucapnya.

Suara Hati Jae Min : "Menghentikan langkahku dan diam."

Jae Min menatap didedaunan dan mencari bintang yang dikatakan Ma Ri.


Jae Min : "Si Yi Bul Gyeon, Chung Yi Bul Moon. artinya, telah melihat tapi tidak melihat, mendengar tapi tidak mendengar. dengan begitu, kau akan tahu." ucapnya.

Jae Min bilang, dia sering datang kehutan, tapi hanya lewat begitu saja.  hatinya tidak pernah tinggal.

Jae Min : "Jika kulihat sungguh-sungguh dengan mataku, bagaimana bisa kukatakan aku melihatnya jika aku tak bisa melihatnya dengan hatiku?" ucapnya.

Ma Ri hanya tersenyum.

Ma Ri : "Si Yi Bul Gyeon, Chung Yi Bul Moon. ungkapan bagus seperti itu ada dalam buku." ucapnya.

Jae Min : "Kau tahu banyak lebih dariku. hal-hal yang kupelajari dengan rajin belajar, kurasa hanyalah kata-kata yang tertulis di dalam buku. kau mungkin tidak berpendidikan tapi kau memahami logikanya." ucapnya.

Ma Ri lagi-lagi hanya tersenyum.

Suara Hati Jae Min : "Walaupun membaca banyak buku selama beberapa tahun, aku tidak pernah melihat dunia sebagaimana yang kau alami. dunia yang bersinar dimatamu, bukan dunia yang kulihat. aku mengerti."


malamnya, Jae Min dan Shi Hoo makan bersama. Shi Hoo makan sangat lahap, berbeda dengan Jae Min yang justru hanya diam saja.


== FLASHBACK ==

ketika dihutan siang tadi, tiba-tiba perut Jae Min bunyi. Jae Min tertawa lalu bilang pada Ma Ri kalau dia lapar. dia baru saja melewatkan jam makan.

Jae Min : "Apa kau sudah makan?" tanyanya.

Ma Ri : "Makan...?"


Jae Min : "Apa kau belum makan?" tanyanya lagi.

Ma Ri yang bingung harus menjawab apa, hanya mengangguk pelan.

== FLASHBACK END ==

Jae Min tidak berselera makan karena mengingat Ma Ri yang sulit makan.

Jae Min : "Menjadi miskin bukanlah kejahatan." ucapnya pelan.

Shi Hoo : "Apa?" tanyanya tak mengerti.

Jae Min langsung menggeleng.

melihat Jae Min meletakkan sendoknya, Shi Hoo tanya, apa Jae Min tidak makan? Jae Min tetap diam tak menjawab. melihat Jae Min yang tidak menyentuh makanannya, Shi Hoo menghabiskan makanan Jae Min.


diam-diam Jae Min menyusup kedapur dan mencari sesuatu. ternyata Jae Min mencuri beras dan memasukkannya kedalam kantong.

Jae Min : "Yi Yeo Yi Rin Ri Hyang Dang Ho, Konfusius berkata begitu pada kita. jika kau memiliki sisa makanan, maka berbagilah dengan orang lain. ini bukanlah mencuri. ini adalah beras dari rumahku, aku hanya mengambil sisanya saja. ini yang disebut dengan sisa, kan?" ucapnya pada diri sendiri.


tiba-tiba terdengar suara orang yang datang. Jae Min segera menyembunyikan kantong yang berisi beras dibalik tubuhnya.

ternyata yang datang kedapur adalah dayang Yang Pyong. Ia juga terkejut melihat Jae Min berada didapur malam-malam.

Dayang Yang Pyong menanyakan apa yang dilakukan Jae Min ditempat gelap seperti ini.

Jae Min berbohong dengan mengatakan kalau dia tiba-tiba saja merasa lapar.

Dayang Yang Pyong : "Anda bahkan tidak menyentuh makan malam anda. apa anda ingin makanan kecil?" tanyanya.

Jae Min langsung menolak. dia bilang akan pergi sekarang. Ia meminta Dayang Yang Pyong untuk beristirahat.


setelah Jae Min pergi, Dayang Yang Pyong menyalakan lilin untuk penerangan. Ia kaget ketika melihat beras berceceran dilantai. Dayang langsung mencurigai Jae Min.


keesokannya, Jae Min menyerahkan sekantung beras yang dicurinya dari rumahnya pada Ma Ri. Ma Ri yang tidak tahu maksud Jae Min hanya memandangi kantong itu.

Jae Min : "Apa yang kau lakukan, tidak mau menerimanya? ini berat." serunya.

Ma Ri langsung menerima sekantung beras dari Jae Min.

Jae Min membuka bukunya seraya berkata kalau tempat yang Ia duduki sangat teduh dan tenang, sangat cocok untuk membaca. mulai dari sekarang, Jae Min akan membaca ditempat itu.


Ma Ri memeriksa isi kantung itu, lalu berseru, "Ini beras?"

Jae Min mengangguk. Ia bilang, dia sangat lapar membaca diluar. dia ingin makan Jumukbab (Nasi kepal) untuk makan siang.

Jae Min : "Dengan beras itu, buatlah beberapa jumukbap." serunya seraya menatap Ma Ri.

Ma Ri : "Baiklah." sahutnya seraya mengangguk.


Ma Ri segera menemui temannya untuk membantunya membuat jumukbap. temannya memberitahu takaran air untuk menanak nasi.

Ma Ri : "Ah~ kurasa aku tahu bagaimana caranya memasak nasi, tapi bagaimana cara membuat jumukbap?" tanyanya.

teman Ma Ri bilang, Ma Ri hanya perlu membumbuinya. mendengar itu, Ma Ri langsung memegang perutnya.

teman Ma Ri : "Bukan, bukan ghan yang itu (yang juga berarti hati)." serunya seraya tersenyum.

teman Ma Ri mengambil garam lalu menunjukkannya pada Ma Ri.

teman Ma Ri : "Ini namanya garam, dan manusia membutuhkan barang ini. setelah kau memberi garam secukupnya pada nasinya, tekan, tekan. Bikin bulat sebesar kepalan tangan." ucapnya seraya memberikan contoh.

Ma Ri : "Garam secukupnya? seberapa banyak?" tanyanya.

teman Ma Ri : "Kau bisa mencium aromanya. baunya sama dengan teokguk (sup nasi). Setelah dibumbuhi dengan garam dan saat kamu cium aromanya agak aneh, kau bisa mengaduknya lalu menghidangkannya. bagi manusia, itu sangat enak." ucapnya.


dirumah, Ma Ri segera mempraktekkan cara memasak nasi serta membumbui nasi untuk dijadikan jumukbap.

sesuai dengan intruksi yang sudah diberikan, Ma Ri membumbui nasi dengan garam setelah itu Ia mencium aromanya.

mencium aroma aneh dari makanan manusia, membuat Ma Ri merasa mual.

Ma Ri yang tidak yakin dengan nasi yang sudah dibumbuinya, menambahkan lebih banyak garam lagi ke nasi.


setelah selesai, Ma Ri menghampiri Jae Min seraya membawa jumukbap buatannya.

mata Jae Min langsung membulat terkejut ketika melihat sekeranjang jumukbap yang dibawa Ma Ri.

Jae Min : "Kau membuat jumukbap dengan semua beras itu?" tanyanya terkejut.

Ma Ri tersenyum mengiyakan.

Jae Min : "Bagaimana bisa kau tidak mengira-ngira ketika memasaknya? aku hanya sanggup makan 2 jumukbap untuk makan siang!" serunya kesal.

Ma Ri : "Jadi maksud anda, berasnya harus disisakan?" tanyanya.

Jae Min : "Dengan sisa beras, kau bisa memasak nasi atau membuat kue beras!" serunya.

raut wajah Ma Ri langsung berubah sedih.


melihat Ma Ri yang seperti itu, Jae Min langsung mencomot Jumukbap buatan Ma Ri.

karena Ma Ri terlalu banyak menambahkan garam, Jumukbap buatannya jadi terasa sangat asin. Jae Min hampir saja memuntahkannya.

Ma Ri : "Bagaimana?" tanyanya pada Jae Min.

Jae Min tersenyum kecut pada Ma Ri.

Jae Min : "Sejak lahir, aku belum pernah memakan makanan yang seperti ini. kenapa rasanya seperti ini? benar-benar.. lezat.." ucapnya berbohong.

mendengar itu, Ma Ri tertawa lega.

Jae Min : "Kau pasti menambahkan banyak sekali garam." serunya.

dengan polosnya Ma Ri bilang kalau tetangganya di Banchon memberinya garam.

Jae Min : "Jadi begitu?" serunya.

ketika Ma Ri mengamati Jae Min, Jae Min terpaksa memakan jumukbap buatan Ma Ri.


tanpa mereka berdua sadari, Dayang Yang Pyong mengamati mereka dari kejauhan.


malamnya, ketika makan malam, Jae Min masih tidak menyentuh makanannya. Ia hanya meminum air putih banyak sekali.

Shi Hoo tanya, apa Jae Min tidak makan? Jae Min bilang, dia sedang tidak berselera makan.

Shi Hoo : "Tentu saja. memangnya setelah kau banyak minum air, masih ada ruang kosong di perutmu?" serunya.

mendengar ucapan Shi Hoo, Jae Min jadi teringat Ma Ri.

Suara Hati Ma Ri : "Seperti itukah? kau mau mengisi perutmu dengan air setelah makan jumukbap yang sangat asin itu? karena itukah jumukbap terasa sangat asin?"


Ma Ri menuju kerumah seraya tersenyum-senyum sendiri.

Ma Ri : "Aku pasti berbakat memasak makanan manusia! apa aku harus buka kedai jumukbap?" ucapnya seraya tertawa.


sesampainya dirumah, Ma Ri heran melihat alas sepatu asing berada dirumahnya.

didalam rumah, ternyata terdapat Dayang Yang Pyong yang sedang bertamu.

Dayang : "Sulit mengatakan pada gadis belia karena aku tidak ingin dia terluka." ucapnya pada Ayah dan Ibu Ma Ri.

Ibu : "Dia tak sebodoh itu." serunya.

Dayang : "Aku mempercayaimu. Doryeon-nim (Jae Min) mau menikah. jangan sampai ada rumor. pernikahannya akan dilaksanakan akhir bulan depan." ucapnya.

Ayah : "Kau tidak perlu khawatir. bagaimana bisa kami..."


diam-diam, diluar Ma Ri ternyata mendengar semua percakapan mereka. raut wajahnya langsung berubah sedih.

ketika Ayah dan Ibu mengantar Dayang keluar, mereka melihat Ma Ri yang berdiri mematung. melihat mereka keluar, Ma Ri bergegas pergi.

Ibu : "Ma Ri!" panggilnya.


Ma Ri pergi kesungai. matanya berkaca-kaca ketika mengingat kenangannya bersama Jae Min.

mengingat semua ucapan Dayang mengenai pernikahan Jae Min yang akan terjadi akhir bulan depan, tanpa sadar Ma Ri menetekan air mata.


diam-diam Ayah berdiri dibalik pohon memperhatikan Ma Ri. raut wajah Ayah sedih melihat putrinya yang sedih.


Jae Min sedang menghadap Ayahnya. Ayah sangat marah karena Jae Min menolak untuk mengirim hadiah pernikahan.

Ayah : "Pembicaraan pernikahan sudah selesai, jadi mengirim hadiah pernikahan harus dilakukan." ucapnya.

Jae Min : "Ayah, saya mohon.., tolong hentikan pembicaraan mengenai pernikahan ini." pintanya.

Ayah : "Sudah kukatakan, ini adalah tanggung jawab putra sulung! menikahlah saja! Aku tidak punya harapan lain padamu." ucapnya.

Jae Min tanya pada Ayahnya, apa pernikahannya bisa dibatalkan jika dirinya lulus ujian militer? mendengar itu, Ayah menatap Jae Min tajam.

Jae Min : "Jika saya melanjutkan garis keturunan keluarga ini sebagai prajurit, bisakah aku tidak menikah?" ucapnya.

Ayah : "Prajurit? mudah sekali kau bicara. kau bahkan tidak bisa mengalahkan dirimu sendiri, jika seperti itu, bagaimana bisa kau menghadapi musuh dalam perang? kau tidak bisa mengatasi ketakutanmu sendiri, jadi bagaimana kau akan menusuk musuhmu? apa kau pikir Ayahmu ini menyerah padamu hanya sekali? kau sering kali gagal." gertaknya.

Jae Min : "Jika saya menang, jika saya bisa mengalahkan diri sendiri apa yang akan Ayah lakukan?" ucapnya yakin.


paginya, Jae Min pergi ketempat persembunyian. Ia berdiri ditengah-tengah jerami yang menyerupai manusia dan bersiap untuk berlatih.


sebelum berlatih, Jae Min mengingat kejadian ketika bersama Ma Ri.

== FLASHBACK ==

ketika dihutan, Ma Ri tanya pada Jae Min, apa kakinya sudah sembuh?

Jae Min : "Iya, berkatmu." serunya.

Ma Ri : "Kupikir sudah terlambat karena aku melihatmu pingsan." sahutnya.

Jae Min bilang, dia pingsan bukan karena racun ularnya. itu terjadi karena penyakitnya.

Jae Min memberitahu Ma Ri kalau dia akan pingsan jika melihat darah.

Jae Min : "Ketakutan membuat hatiku mengecil hingga aku tidak bisa bernafas. sungguh memalukan." ucapnya.

Ma Ri : "Kenapa harus malu?" tanyanya.


== FLASHBACK END ==

Jae Min mulai menutup matanya dengan kain hitam sembari mengingat perkataan Ma Ri.


== FLASBACK ==

Ma Ri : "Hati anda mengatakan kalau anda takut, jadi kenapa anda menyalahkan hati anda?"

Jae Min bilang, selama betahun-tahun dia sudah mencoba mengalahkan ketakutannya.

Jae Min tanya pada Ma Ri, jika Ma Ri jadi dirinya, apa yang akan dilakukannya?

Ma Ri : "Meninggalkan ketakutan itu di tempatnya. daripada melawan kata hati. saya akan mencari cara agar tidak melihat ketakutan itu." ucapnya.


== FLASHBACK END ==

Jae Min mulai mengangkat pedangnya dengan mata yang tertutup.

Suara Hati Jae Min : "Aku tidak melihatnya dengan mataku. akan kutebas meskipun aku tidak bisa melihatnya."

Jae Min mulai mengayunkan pedangnya dan mengenai manusia jerami yang dibuatnya.

Jae Min berlatih sendirian hingga malam hari. sampai dia benar-benar kelelahan. bahkan tangannya sampai mengeluarkan darah segar.


Shi Hoo diam-diam mengamati Jae Min dari kejauhan. melihat Jae Min, mengingatkan Shi Hoo akan masa lalunya.


== FLASHBACK ==

ketika Shi Hoo masih kecil, Ia melindungi seorang wanita dari para pria yang menyerang wanita itu.

salah satu pria itu menyuruh Shi Hoo  untuk pergi kesekolah dan mengenai Ibunya, pria itu akan mengurusnya.

Shi Hoo  : "Aku tak bisa melakukannya." serunya.

pria itu mengatakan, wanita itu adalah budak yang kabur. mereka hanya menangkapnya sesuai dengan hukum. bukankah Shi Hoo  mengetahui hukum melihat dirinya adalah seorang bangsawan?

Shi Hoo  : "Aku tidak tahu! yang kutahu, wanita sakit itu membutuhkan bantuan. memalingkan muka (tak peduli)
bukanlah sikap seorang pelajar." serunya.

pria yang lain menyuruh Shi Hoo  untuk menyingkir seraya memegang bahu Shi Hoo.

melihat bahunya disentuh, Shi Hoo  langsung menghajar pria-pria itu.


ketika salah satu diantara mereka menghampiri Shi Hoo dengan pedangnya, tiba-tiba Jae Min muncul untuk membantu. Ia menyerahkan sebuah tongkat pada Shi Hoo untuk senjata.

Shi Hoo : "Jung Jae Min, jangan ikut campur. nanti kau bisa terbunuh." serunya.

Jae Min malah menyuruh Shi Hoo untuk mengkhawatirkan dirinya sendiri.

Jae Min dan Shi Hoo bersama-sama menghajar pria-pria itu.


ketika Jae Min tanpa sengaja melihat darah yang menetes dari kepala pria yang dihajarnya, Jae Min yang takut dengan darah langsung ambruk ketanah.

[Shi Hoo : "Aku tidak pernah melihatmu memegang pedang sejak hari itu. itu pertama kalinya aku tahu kemampuan pedangmu. dan hari itu aku pun tahu mengenai rahasiamu.]


melihat Jae Min yang ambruk, Shi Hoo menghampirinya. Jae Min memberitahu kalau dia tidak terluka, dia hanya takut dengan darah. setelah memberitahu Shi Hoo, Jae Min pingsan.


== FLASHBACK END ==

Shi Hoo menghapiri Jae Min yang kelelahan karena seharian berlatih. Ia melepas ikatan dimata Jae Min.

lalu, mereka berdua saling menatap.

Suara Hati Shi Hoo : "Kau masih belum bisa mengalahkannya?"

Suara Hati Jae Min : "Tutup mata saja. meski kau melihatnya, anggap kau tidak melihatnya."

Suara Hati Shi Hoo : "Kenapa kau sampai bertindak sejauh ini, bolehkah aku tahu apa alasannya?"

Suara Hati Jae Min : "Jangan bertanya. Tidak ada.."

Shi Hoo mengulurkan tangannya pada Jae Min seraya berkata kalau udaranya, masih dingin.


Jae Min dan Shi Hoo beristirahat. diam-diam Shi Hoo memandangi Jae Min yang tidur.

tak lama kemudian Shi Hoo beranjak dari tempat tidurnya lalu pergi keluar.


Shi Hoo ternyata pergi untuk menata kembali manusia jerami yang sudah rusak karena pukulan Jae Min. bahkan Shi Hoo mengasah tongkat pedang Jae Min agar tidak tumpul.


ke esokan paginya, Jae Min heran melihat manusia jerami sangat rapi dan juga tersedia banyak pedang kayu.

Jae Min kembali menutup matanya dengan kain hitam, dan mulai berlatih.


Ah Ra sedang merenung dikamarnya. kemudian Ia membuka kotak wewangian dari Wonsangu.

Ah Ra : "Sool, kau di luar?" teriaknya memanggil Soo Ri.

Soo Ri segera masuk menemui Ah Ra.

Ah Ra bilang, ada sesuatu yang harus Ia pastikan.


Ah Ra dan Soo Ri pergi kerumah Jae Min. dipintu, Dayang Yang Pyong menyambutnya.

Dayang : "Puteri, ada apa gerangan Anda kemari?" tanyanya.

Dayang Yang Pyong mempersilahkan Ah Ra masuk.

Ah Ra : "Karena Daegam-manim (tuan)berulang tahun, Ayah memintaku ke sini mengirim sedikit hadiah untuk memberinya selamat. ada ikan asin yang dikirim dari
Wilayah Samnam." ucapnya.

Dayang Yang Pyong tersenyum lalu bilang kalau Tuannya masih menemui tamu lain. tapi beliau bilang akan menemui Ah Ra. Dayang mempersilahkan Ah Ra untuk masuk terlebih dahulu.

Ah Ra : "Ayahku memintaku menyampaikan satu hal lagi." serunya.


Jae Min sedang berada dikamarnya. setelah memakai topinya, Ia beranjak pergi.


Ma Ri datang kerumah Jae Min seraya membawa sebuah kotak. pelayan memberitahu kalau Ma Ri datang untuk mengirim sesuatu.

Ah Ra : "Akhirnya kau datang." ucapnya seraya tersenyum.

Ah Ra bilang pada Dayang Yang Pyong, kalau Ayahnya akan mengirim langsung
daging kualitas terbaik.

setelah mengatakan itu, Ah Ra menyuruh Ma Ri untuk datang padanya.


ketika Ma Ri berjalan menghampiri Ah Ra, pelayang Ah Ra yang bernama Updong dengan sengaja menjegal Ma Ri dengan tongkat hingga Ma Ri terjatuh. hal itu membuat daging yang dibawa Ma Ri jatuh ketanah.

Ma Ri beranjak berdiri dan bertanya Updong, kenapa dia menjegal?

Updong : "Kenapa kau menuduh orang. kapan aku menjegalmu?" tanyanya marah.

Ma Ri : "Bukankah tadi kau yang menjegalku?" tanyanya.

Updong : "Tukang daging satu ini,
kemari kau, kita bicara di luar." serunya kesal.

Updong menarik lengan Ma Ri. dengan segera Ma Ri menampisnya.


Ma Ri : "Lepaskan aku!" serunya.

Updong : "Gadis ini! beraninya kau!!" teriaknya.

Updong kembali menarik Ma Ri, dan tanpa sengaja, lengan baju Ma Ri robek karena tertarik.

Dayang Yang Pyong yang melihat itu terkejut.

Ma Ri sangat malu, Ia segera menutupi lengannya yang terbuka.

Updong : "Dasar wanita jalang..."

Ah Ra langsung menyuruh pelayannya untuk diam.


Jae Min tiba-tiba datang. Ia melepas bajunya untuk menutupi Ma Ri. semua yang melihat hal itu terkejut terlebih lagi Ah Ra.

Ma Ri melepas baju milik Jae Min dari tubuhnya lalu mengembalikannya.

Ma Ri : "Mohon Anda ambil lagi, Tuan. bagaimana bisa tukang daging yang lebih rendah dari binatang mengenakan pakaian bangsawan Anda." ucapnya seraya menahan tangis.

Ah Ra : "Kau cepatlah pergi." serunya pada Ma Ri.


Shi Hoo yang baru saja kembali dari luar, tanpa sengaja melihat kejadian yang terjadi.


Ma Ri memberi hormat lalu melangkah pergi.

Jae Min yang menahan kekesalannya, kembali menghampiri Ma Ri lalu memakaikan kembali pakaiannya pada Ma Ri.

Jae Min : "Jangan melewatiku. aku sudah menghentikan langkahku, kenapa kau tidak melihatnya?" amuknya.

Ma Ri jadi teringat akan ucapannya yang pernah dikatakan pada Jae Min, 'Anda harus berhenti dan berdiam diri. dengan begitu, anda bisa melihatnya.'


Jae Min : "Kau pernah bilang. tetaplah diam. jika kau tergesa-gesa melewatinya, segala sesuatu yang tidak bisa kau lakukan dengan tulus, kauu bilang seperti itu. kenapa kamu melewatiku!" teriaknya marah.

Ma Ri hanya diam saja. sedangkan Ah Ra menahan kekesalannya.

Jae Min : "Di tempat ini, aku sudah menghentikan langkahku, dan mendengarkanmu. aku, di sini, masih akan berdiri di sini!" teriaknya pada Ma Ri.


Bersambung...

No comments:

Post a Comment