June 22, 2015

SINOPSIS ORANGE MARMALADE EPISODE 7

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== EPISODE 7 ====


Ketika Jung Jae Min baru saja pulang kerumah, Dayang Yang Pyong langsung menyambutnya.

Dayang Yang Pyong tanya kemana saja Jae Min? semuanya sedang mencarinya. dayang memberitahu kalau tunangannya (Ah Ra) datang berkunjung.

Jae Min : "Kenapa?" tanyanya dingin.

Dayang memberitahu tujuan Ah Ra datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Ayah Jae Min.

Dengan dingin Jae Min bilang kalau Ah Ra seharusnya mengatakan itu langsung pada Ayahnya.

Dayang mengatakan kalau Ayah Jae Min masih menemui tamu yang penting. jadi beliau meminta Jae Min untuk menyambut Ah Ra.

mengetahui itu, Jae Min menghela nafas panjang.


Shi Hoo diam-diam masuk ke ruangan Ayah Jae Min dan langsung menuju kesebuah pedang yang terpajang diruangan itu.

Shi Hoo melihat pedang itu lalu berkata, "Jadi, ini adalah pedang yang dikeluarkan oleh kerajaan.". Shi Hoo kemudian tersenyum.

ketika mendengar seseorang datang, Shi Hoo segera beranjak dari tempatnya untuk bersembunyi.


ternyata yang datang adalah Ayah Jae Min beserta tamu pentingnya.

Shi Hoo yang bersembunyi, diam-diam mendengar percakapan mereka.

Ayah Jae Min mengatakan kalau dia menerima perintah untuk menumpas para vampir. Ia berencana membentuk pasukan khusus untuk menumpas para vampir. pria yang duduk didepan Ayah Jae Min mengangguk mengerti.

Ayah bilang, pasukan prajuritnya harus seperti sebuah bayangan dan tidak boleh terungkap.

yang terpenting, perintah ini tidak boleh terungkap dan berjalan dengan rahasia.

Ayah Jae Min : "Pasukan itu harus menyerang seperti kilatan cahaya dan memusnahkan mereka. lalu menghilang seperti kabut." ucapnya.

pria yang duduk didepan Ayah Jae Min mengangguk menggiyakan.

Ayah Jae Min : "Ini akan menjadi pertumpahan darah." serunya.

pria yang duduk didepan Ayah Jae Min mengatakan, kalau dia akan memilih prajurit terbaik untuk pekerjaan itu. Ia juga bilang, mereka akan melakukan tugas ini dengan diam-diam.

Ayah Jae Min memerintahkan untuk mempercepatnya.


setelah tamunya pergi, Ayah Jae Min ternyata tahu kalau ada seseorang yang sedang bersembunyi dikamarnya. Ia langsung berseru, "Keluar."

Shi Hoo kaget Ayah Jae Min bisa tahu keberadaannya.

Ayah Jae Min : "Keluar!" serunya lagi.

Shi Hoo melangkah keluar dari persembunyiannya.


Jae Min berada didalam kamarnya. Ia merenung sejenak lalu beranjak keluar untuk menemui Ah Ra.


Ayah Jae Min tanya pada Shi Hoo, apa dia mendengar semua percakapan tadi? dengan berani Shi Hoo mengatakan kalau dia berani menerima perintah Ayah Jae Min untuk menumpas para vampir.

Ayah Jae Min : "Apa kau tidak akan menyesali kata-katamu?" tanyanya.

Shi Hoo : "Tidak akan." jawabnya yakin.

Ayah Jae Min mengatakan bahwa ini adalah perintah rahasia dari Raja. Ayah Jae Min tanya lagi, apa Shi Hoo benar-benar tidak ragu?

dengan yakin Shi Hoo bilang, dia bersedia mempertaruhkan nyawanya untuk itu.


ketika Jae Min pergi untuk menemui Ah Ra, tepat ketika itu Ia melihat Ma Ri sedang berselisih dengan Pelayan Ah Ra (Updong). dan Jae Min melihat baju Ma Ri robek karena Updong menariknya.

Jae Min sangat kaget dan juga marah melihat Ma Ri mendapat perlakuan seperti itu. Ia langsung melepas bajunya dan menghampiri Ma Ri.

Jae Min memakaikan pakaiannya pada Ma Ri yang membuat semua yang berada disitu terkejut.

Ma Ri menoleh dan dilihatnya Jae Min berdiri didepannya.


Shi Hoo yang baru saja keluar dari Ruang Ayah Jae Min senyum-senyum sendiri. Ia senang karena Ayah Jae Min mau menerimanya.

tapi sebelumnya, Shi Hoo harus menerima test. jika Shi Hoo lolos, maka dia masuk kualifikasi.

tanpa sengaja Shi Hoo yang kebetulan lewat, melihat kejadian antara Ma Ri dan Jae Min.


Ma Ri memberi hormat pada semuanya kemudian melangkah untuk pergi.

Jae Min yang menahan kekesalannya melihat sikap Ma Ri menolak bajunya, kembali menghampiri Ma Ri lalu memakaikan kembali pakaiannya pada Ma Ri. kemudian Jae Min menghadapkan Ma Ri padanya.

Jae Min : "Jangan melewatiku. tidak bisakah kau melihat aku menghentikan langkahku? bukankah kau pernah bilang padaku untuk berhenti melangkah? jika kau lewat dengan tergesa-gesa, kau tidak bisa mempercayai segala sesuatunya didunia ini." teriaknya pada Ma Ri.


Shi Hoo yang melihat kejadian itu, teringat akan seseorang yang Jae Min ceritakan. seseorang yang mampu membuat Jae Min jatuh cinta.

Suara Hati Shi Hoo : "Jadi, ini yang terjadi?"

Jae Min : "Mengapa kau melewatiku?" tanyanya marah pada Ma Ri.

Shi Hoo kembali mengingat kalau Jae Min pernah mengatakan, orang yang disukainya seperti sebuah jiwa yang berasal dari dalam hutan. seorang gadis yang melihat bintang disiang hari.


Jae Min : "Aku.. menghentikan.. langkahku disini untuk melihat didalam dirimu. aku.. berdiri disini!" teriaknya.

Ma Ri memandangi Jae Min dengan terkejut karena semua pengakuannya. sedangkan Ah Ra menahan tangisnya.


tiba-tiba terdengar suara Ayah Jae Min yang marah dengan apa yang terjadi dirumahnya.

semuanya memberi hormat pada Ayah Jae Min.


Jae Min sedang menghadap Ayahnya.

Ayah Jae Min : "Seorang penjual daging?" teriaknya.

Ayah tanya, apakah dia (Ma Ri) alasan mengapa Jae Min menolak untuk menikah?

Jae Min : "Saya minta maaf." ucapnya.

Ayah Jae Min : "Bagaimana bisa kau membuat situasi menjadi rumit?" amuknya.

Jae Min : "Ayah! saya.. kumohon... hidupku.."

Ayah : "Apakah kau ingin mengatakan ini adalah hidupmu?" teriaknya marah.

dengan kesal Ayah Jae Min bilang, kalau Jae Min benar-benar tidak bisa memahami.

Ayah Jae Min : "Apakah ada sesuatu yang sudah kau capai dari dirimu sendiri? bahkan satu saja pekerjaan dikeluarga ini?" amuknya.

dengan marah Ayah tanya, Jae Min bilang akan mengatasinya, tapi apa yang sudah dia atasi?

Ayah Jae Min : "Tidak pernah memperdulikan aturan dikeluarga ini justru membuat masalah dikeluarga ini dan mempermalukan Ayahmu? tukang daging? apa kau berencana untuk menghancurkan keluarga ini?" teriaknya marah.

Jae Min hanya diam dan menunduk.


Ayah Jae Min mengatakan dia akan menyeret orang tua Ma Ri dan memberi mereka hukuman.

Jae Min : "Ayah!" serunya terkejut.

Ayah Jae Min : "Jika tidak, aku akan terseret dengan permainan tukang daging." ucapnya dingin.

Jae Min langsung bergetar mendengar itu.

Ayah Jae Min tanya, apa Jae Min ingin melihat mereka menjadi gelandangan dijalanan?

Ayah Jae Min : "Menjambak rambutnya, memecutnya, memperlakukannya seperti kuda atau sapi dijalanan?" tanyanya.

Jae Min langsung duduk berlutut. dengan gemetar Ia meminta maaf pada Ayahnya.

Ayah bilang, Jae Min-lah yang memulai hal ini terlebih dulu. karena keputusannya yang memalukan, dia (Ma Ri) akan merasakan rasa sakit yang menyakitkan dibandingkan dengan kematiannya sendiri.

Jae Min : "Saya akan.. mengakhirinya. kumohon jangan melakukan itu.. saya akan.. saya akan.. mengakhirinya." ucapnya seraya meneteskan air mata.


Jae Min melangkah dari ruang Ayahnya dengan gontai. diluar, Shi Hoo berdiri menunggu Jae Min. tapi Jae Min mengabaikan Shi Hoo dengan melewatinya begitu saja karena moodnya sedang tidak baik.

Shi Hoo : "Kau tidak selalu berperilaku sesuai dengan statusmu." serunya menghentikan langkah Jae Min.


Jae Min menghentikan langkahnya lalu menatap Shi Hoo.

Shi Hoo : "Jadi, itulah kenapa kau tidak mengatakannya padaku? ketika aku bertanya padamu siapa dia. karena dia adalah seorang tukang daging?" ucapnya.

Jae Min sedikit terkejut karena Shi Hoo mengetahui semuanya.

Shi Hoo bilang, hari ini Jae Min sengaja mengungkapkan isi hatinya agar dilihat semuanya bahkan didepan tunangannya.

Shi Hoo mengatai Jae Min sebagai mulut berbisa. Jae Min yang mendengar itu tidak senang.

Jae Min : "Bagimu, sesungguhnya bagaimana kau melihatnya?" tanyanya dingin.

Shi Hoo : "Apa kau pikir kau bisa pergi melawan keinginan Ayahmu? yang lebih penting, bisakah kau melawan dirimu sendiri?" tanyanya.

Jae Min : "Han Shi Hoo! kau masih tidak mengenalku." ucapnya dingin.

setelah mengatakan itu, Jae Min pergi meninggalkan Shi Hoo.

Suara Hati Shi Hoo : "Aku tahu. aku mengenalmu sangat baik itulah mengapa aku khawatir."


Ma Ri sedang berada dirumah bersama Ibunya. Ibu Ma Ri sedang menjahit sedangkan Ma Ri melamun dan tidak menyentuh makanannya.

Ibu : "Kau pasti lapar, cepat makan." ucapnya.

Ma Ri : "Nanti saja." ucapnya pelan.

Ibu bilang, cemas tidak akan membuat gunung menjadi tanah yang datar, sumber air tidak akan menjadi lautan.

Ibu : "Jadi, makanlah, cepat!" serunya.

Ibu bilang, Jika Ma Ri tidak makan teratur, masalah akan terjadi.

Ma Ri : "Ibu..." panggilnya pelan.

Ibu : "Apa?"

Ma Ri : "Aku.. tidak memiliki apapun lagi yang kupunya sekarang. aku hanya ingat hari dimana aku melihat cahaya untuk pertama kali. itu sudah cukup. kita dapat hidup dibawah sinar matahari." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.


Ma Ri sedang berada didapur untuk memasak. Ia duduk melihat perapian dengan wajah yang sedih.


Jae Min sedang berada ditempat persembunyian Shi Hoo. Ia berdiri mematung seraya mengingat semua perkataan Ma Ri dibatu besar. mengenai status yang sudah diberikan tuhan pada Ma Ri.

tidak hanya itu, Jae Min juga mengingat ancaman yang dikatakan Ayahnya untuk Ma Ri. bahkan hinaan yang tertuju padanya.


Jae Min mengenggam tongkat pedangnya dengan erat, dan mulai menghajar orang-orangan kayu didepannya. Jae Min melampiaskan semua kekesalannya.

Jae Min terhenti sejenak dan mengingat ucapan Shi Hoo padanya tadi.

mengingat semua perkataan Ayahnya dan juga Shi Hoo, membuat Jae Min muak. Ia mengayunkan tongkat pedangnya dan menghancurkan orang-orangan kayu dengan sekali tebasan.


Ma Ri pergi untuk mengantar obat anti sinar matahari pada temannya.

temannya tanya pada Ma Ri bagaimana dengan Jumukbapnya? teman Ma Ri tanya, kenapa Ma Ri membuatnya padahal dia tidak bisa memakannya?

Ma Ri tidak menjawab, Ia langsung pamit pergi.


ketika akan pergi, Ma Ri melihat Jae Min berdiri didepannya. Ma Ri mengacuhkan Jae Min dan berjalan melewatinya begitu saja. tapi Jae Min malah menarik tangan Ma Ri dan membawanya pergi.


setelah membawa Ma Ri sedikit jauh ditempat yang sepi, Jae Min melepaskan tangan Ma Ri.

Ma Ri : "Tuan, mengapa anda melakukan ini?" tanyanya.

Ma Ri bilang dia takut jika ada mata-mata yang mungkin saja mengamatinya.

Jae Min : "Bahkan jika beribu mata sedang mengawasi, aku lebih takut dengan matamu." sahutnya.

Jae Min tanya, kenapa Ma Ri menjaga jarak pandangnya darinya? bahkan yang diucapkan Ma Ri tidak berarti.

Jae Min : "Aku bisa menebak alasanmu. kau memutuskan untuk menyembunyikannya?" tanyanya.

Ma Ri : "Menyembunyikan apa?" tanyanya tidak mengerti.

Jae Min : "Perasaanmu yang sesungguhnya." sahutnya.

Ma Ri langsung menatap Jae Min.


Jae Min : "Ketika aku menghinamu mengenai statusmu, membandingkanmu dengan binatang, kau bilang, hatimu sakit. tapi kau tidak tahu alasan kenapa hatimu sakit. kau masih tidak tahu alasannya, kan?" ucapnya.

Ma Ri diam saja tak menjawab.

Jae Min : "Kau adalah kau, Ma Ri. kau sedang jatuh cinta padaku." ucapnya.

Ma Ri langsung mengelak kalau dia tidak begitu.

Jae Min : "Jangan mencoba untuk menutupinya dengan sikap dinginmu." serunya.

Ma Ri : "Saya bilang tidak karena memang tidak." sahutnya.

Jae Min bilang, dia adalah orang yang tidakmudah peka. tidak pernah bisa menyakiti Ma Ri. berbeda dengan Ma Ri yang tidak peduli dengan hal-hal yang menyakitkan. tapi, Ma Ri bisa terluka karena kata-katanya. Jae Min yakin kalau dirinya sudah membebani Ma Ri.


Jae Min : "Lebih besar dari dunia, kau mempedulikan aku, Jung Jae Min, didalam hatimu. aku tidak akan bicara panjang lebar, aku juga merasa seperti itu, hatiku seperti itu juga." ucapnya.

Jae Min mengatakan, didunia ini tatapan seperti apa yang bisa menghancurkannya selain tatapan dingin Ma Ri. dia benar-benar tidak sanggup menahannya.

Ma Ri : "Kembalilah! saya tidak ingin melihat anda lagi." ucapnya.

Ma Ri bilang, reputasi Jae Min akan rusak jika bergaul dengan tukang daging.

Ma Ri : "Anda akan segera menikah." ucapnya mengingatkan.

Jae Min bilang, kalau dia tidak mau menikah.

Ma Ri menyahut kalau hal itu sudah diputuskan.

Jae Min : "Aku bilang padamu tidak! kubilang aku tidak mau!" teriaknya.

Jae Min mengatakan kalau dia tidak akan berada disini jadi tidak akan ada pernikahan.

Jae Min : "Aku akan pergi. aku.." ucapnya.


tiba-tiba terdengar suara Ibu Ma Ri. Ibu Ma Ri menghampiri putrinya lalu meminta maaf pada Jae Min dan memintanya untuk melupakan putrinya.

Ibu Ma Ri : "Saya tahu ini akan menjadi hukuman mati. kami permisi dulu..." ucapnya.

Ibu segera menarik Ma Ri pergi. Jae Min menunduk sedih.


saat ini Jae Min berada dikamarnya. Ia mengemasi barang-barangnya lalu mengamati sekeliling kamarnya.

ketika mendengar seseorang datang, Jae Min segera menyembunyikan barang-barangnya yang sudah dikemasnya.

Jae Min mengambil buku lalu pura-pura sedang belajar.

ternyata yang datang adalah Shi Hoo. Shi Hoo mengangkat meja yang lain lalu menaruhnya didepan meja Jae Min.

setelah itu, Shi Hoo mengeluarkan buku mengenai vampir. dan dengan sengaja, Shi Hoo membaca isi buku itu dengan keras. Ia berniat menganggu Jae Min yang sedang belajar.

Shi Hoo : "Seberapa tinggi 30 jengkal itu?" tanyanya.

Jae Min diam saja tidak menghiraukan pertanyaan Shi Hoo.

dengan menahan kesalnya karena tidak digubris, Shi Hoo mengetuk meja Jae Min lalu menjawab pertanyaannya sendiri.

Shi Hoo : "30 jengkal itu sama dengan 6 kali tinggi manusia." ucapnya.

Jae Min : "Memang." sahutnya dingin.

Shi Hoo : "Untuk menghadapi serangan vampir..."

Jae Min kesal Shi Hoo membicarakan masaah vampir lagi. kenapa juga Shi Hoo percaya dengan cerita sampah itu.

Shi Hoo tanya pada Jae Min, bagaimana caranya menangkap vampir yang bisa melompat 6 kali tinggi manusia? senjata apa yang bisa digunakannya?

Jae Min : "Itu sangat mudah!" sahutnya.


Shi Hoo pergi kedapur untuk mengambil beberapa sendok dan sumpit. tepat ketika itu, Dayang Yang Pyong masuk ke dapur.

Dayang Yang Pyong kaget melihat Shi Hoo pergi kedapur.

Shi Hoo bilang, dia akan meminjam sendok dan sumpit. Shi Hoo meminta Dayang Yang Pyng tidak salah paham padanya. dia tidak akan menggunakan itu untuk mabuk tapi untuk kepentingan negara.

Dayang Yang Pyong mengangguk mengerti.

Dayang Yang Pyong tanya pada Shi Hoo apa dia tahu kemana Jae Min pergi seharian? Ia seperti melihat Jae Min berlatih beladiri.

Shi Hoo : "Maksudmu persembunyian kami?" tanyanya.


Shi Hoo sedang berada ditempat persembunyiannya membuat senjata untuk menangkap vampir.

Shi Hoo mendengar kalau seniornya Jo Joon Yeon ditemukan tewas di Bansoo 10 hari yang lalu. tubuhnya ditemukan di wilayah Banchon, daerah yang terlarang untuk polisi. dia adalah keluarga kerajaan. penyidik menemukan luka tusuk ditubuhnya dan darahnya sama sekali tidak ada. dia dicurigai diserang vampir.

Shi Hoo mengingat dia mendapatkan perintah dari Ayah Jae Min untuk menangkap manusia yang bukan manusia.


Shi Hoo sedang mencairkan sendok dan sumpit. setelah melebur, Ia memasukkan senjata yang dibuatnya tadi.

seperti saran dari Jae Min, Ia membuat senjata untuk membuat vampir yang akan ditangkapnya tidak bisa melompat dengan mengikat kakinya.

alasan Shi Hoo meleburkan sendok dan sumpit lalu mencampurnya dengan senjatanya karena kelemahan vampir adalah perak.


Jae Min mengunjungi batu besar yang ada didalam hutan. Ia sengaja menunggu Ma Ri ditempat itu tapi, Ma Ri tidak kunjung datang.


Akhirnya Jae Min memutuskan mendatangi rumah Ma Ri. hanya saja dirumah, Ma Ri juga tidak ada. hanya terdapat tetua (Joong Yi) yang sedang menganyam tali dari rumput kering.


Jae Min masuk kedalam berniat untuk bertanya.

walaupun tidak bisa melihat, Joong Yi bisa merasakan kehadiran Jae Min. Ia berkata, "Lee Shu?". Jae Min langsung mengiyakan.

Jae Min : "Bisa aku minta tolong?" tanyanya.

Joong Yi mengangguk memperbolehkan.

Jae Min : "Bisakah kau menyampaikan pesan pada Ma Ri untuk datang ke bawah pohon (batu besar) sehabis senja?" ucapnya.

Jae Min mengatakan, ada sesuatu yang harus dikatakan pada Ma Ri sebelum Ia pergi.

Joong Yi : "Ya, saya akan menyampaikannya." serunya.


ketika Jae Min akan pergi, Joong Yi memanggilnya. Joong Yi tanya, apa Jae Min percaya bahwa takdir bisa menembus waktu? Jae Min diam saja.

Joong Yi : "Sebelum saya buta, ada sebuah cahaya yang berkilau dihatinya. musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. saya melalui musim demi musim tersebut dalam kegelapan malam selama beberapa tahun. saya masih bisa melihat tatapannya. begitu jelas didepan mata saya. pasti ada cara untukmu agar bisa melihat kilauan itu lagi. menjalani kehidupan seperti sehari-hari, berpegangan pada garis kehidupan. itu akan segera mengetahuinya. seandainya aku menyerah pada mataku lebih cepat. seandainya aku lebih dulu mengetahuinya waktu tanpa janji. itulah yang diketahui." ucapnya.

Jae Min : "Waktu tanpa janji." ucapnya pelan.


Jae Min berada dirumahnya. Ia mengambil sebuah buku milik Shi Hoo yang berjudul 'Cerita hantu penghisap darah'.

Jae Min meletakkan sebuah surat ditengah-tengah buku untuk Shi Hoo. Ia juga meninggalkan surat untuk Ayahnya.

Jae Min : "Aku akan menjadi diriku sendiri dan segera kembali." ucapnya seraya memandangi surat itu.


sebelum pergi, Jae Min meninggalkan sebuah pisau miliknya didepan kamar Dayang Yang Pyong.


Shi Hoo menemui makelar di hutan. Shi Hoo menghajarnya habis-habisan. Ia melakukan itu untuk mencari tahu siapa pembunuh seniornya.

Makelar itu bilang, kalau hari itu banyak sekali bangsawan yang datang di arena pertandingan.

Shi Hoo : "Baiklah, hari ini akan menjadi hari kematianmu," serunya dingin.

Shi Hoo mencengkram baju makelar itu, dan makelar itu berteriak ketakutan.

Ia akhirnya mengatakan pada Shi Hoo kalau dia melihat senior Shi Hoo pergi dengan Heuk Bi.

Shi Hoo : "Heuk Bi?" tanyanya.

Shi Hoo tanya, apa dia adalah pemilik arena pertandingan? dimana tempat tinggalnya?

makelar itu bilang, dia benar-benar tidak tahu dimana tempat tinggal Heuk Bi. mendengar itu, Shi Hoo memukulnya keras.

Karena Shi Hoo terus memukulnya, akhirnya makelar itu bilang kalau dia hanya tahu Heuk Bi tinggal di wilayah Marlijae.


Heuk Bi sedang jalan sendirian. tiba-tiba Shi Hoo muncul menghadangnya.

Heuk Bi : "Siapa kau? bukankah kau Wang Mok?" tanyanya.

Shi Hoo : "Siapa yang kau panggil Mok (Leher)? kau orang yang menghisap darahnya?" sahutnya dingin.

Heuk Bi : "Kau bicara seperti ini pada orang tua? akan kurobek mulutmu, anak muda tak tahu diri." serunya kesal.

Shi Hoo : "Hei Vampir!" serunya.

Heuk Bi : "Apa?? apakah kau tidur sambil bicara?" tanyanya.

Shi Hoo : "Mau bertaruh? siapa yang akan mati lebih dulu! aku berniat membungkam mulutmu. jadi, kau tidak bisa menghisap darah manusia lagi." sahutnya.

Shi Hoo tanya, haruskah Ia merobek mulut heuk bi terlebih dahulu atau menyumpal mulutnya?


Shi Hoo mulai mengayunkan pedangnya pada Heuk Bi. mereka berdua mulai bertarung.

ketika Shi Hoo hampir saja melukai lehernya, Heuk Bi merubah dirinya menjadi vampir.

walaupun Shi Hoo sempat terkena cakaran Heuk Bi, dengan mudah Ia bisa menangkap Heuk Bi dengan senjata yang telah dibuatnya.

Heuk Bi tidak bisa berkutik karena terkena senjata Shi Hoo yang terbuat dari perak.


Shi Hoo membawa Heuk Bi ketempat persembunyiannya. saat ini, tubuh Heuk Bi terikat dan mulutnya terkunci.

Shi Hoo menutup semua celah-celah dirumah persembunyiannya dengan tirai hitam agar Heuk Bi tidak terkena sinar matahari. setelah itu, Shi Hoo pergi meninggalkan heuk Bi.


Jae Hee sedang menyusuri hutan. tanpa sengaja Ia melihat sebuah bercak darah yang terdapat didaun.

Jae Hee ingat laporan dari makelar kalau dia mengatakan pada Shi Hoo mengenai tempat tinggal Heuk Bi di Marlijae. dia membocorkan tempat tinggal Heuk Bi karena Wang Mok (Shi Hoo) terus memukulinya.

Suara Hati Jae Hee : "Wang Mok."

Jae Hee mengulurkan tangannya, dan tak lama kemudian seekor gagak datang.

Jae Hee menyuruh gagak itu untuk mencari tahu dimana Heuk Bi.


Heuk Bi bisa mendengar suara gagak Jae Hee. tapi sayangnya Ia tidak bisa berteriak karena tubuh dan mulutnya di ikat.

akan tetapi, gagak Jae Hee hinggap diatas rumah persembunyian Shi Hoo.


Dayang Yang Pyong pergi kehutan untuk mencari Jae Min. ia membawa seruling yang ditinggalkan Jae Min didepan pintu kamarnya.

Ia mencari diwilayah yang dikatakan Shi Hoo di pondok tengah hutan yang berada di utara Banchon.


Jae Hee akhirnya bisa menemukan Heuk Bi atas petunjuk gagaknya.

melihat mulut Heuk Bi tersumpal perak dan kakinya terikat beban perak, Jae Hee tanya siapa yang melakukannya.

Jae Hee : "Apakah Wang Mok di arena perkelahian?" tanyanya.

Heuk Bi mengangguk membenarkan.


gagak pesuruh Jae Hee mendatangi pemimpin vampir. hanya dengan menatap mata gagak itu, pemimpin vampir bisa melihat apa yang terjadi pada Heuk Bi.

Pemimpin vampir : "Kau bodoh.. memperlihatkan ekormu.. kita tidak boleh terungkap lagi. menghilang." ucapnya.


setelah mendengar perintah itu, Jae Hee membuka semua tirai yang menutupi rumah persembunyian Shi Hoo. tidak hanya itu, Ia bahkan membuat sebuah lubang yang besar ditembok.

Heuk Bi panik melihat apa yang dilakukan Jae Hee. karena itu akan membuat sinar matahari bisa masuk kedalam rumah dan membunuhnya.

Jae Hee : "Kurasa, darah akan mengalir." ucapnya kemudian pergi.


ketika Jae Hee pergi meninggalkan rumah persembunyian Shi Hoo, Ia terperosok jatuh kedalam sebuah lubang yang sangat besar.

ketika Jae Hee akan naik keatas dengan kekuatannya, Ia terhenti karena mendengar teriakan seseorang.

ternyata suara itu berasal dari Dayang Yang Pyong. Ia mendekat ke lubang dan melihat seseorang dibawah.

Jae Hee berpura-pura menjadi manusia normal dengan meringkuk didalam lubang sehingga tampak Ia terjatuh.

Dayang Yang Pyong : "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya.

Jae Hee beranjak berdiri dan bilang dia baik-baik saja.


Dayang Yang Pyong mengulurkan sebuah akar pohon untuk menolong Jae Hee. mau tak mau, Jae Hee naik dengan berpegangan pada akar.

sesampainya Jae Hee kepermukaan, Dayang bertanya apa dia baik-baik saja? Jae Hee mengangguk.

Jae Hee berterima kasih pada Dayang Yang Pyong karena sudah menolongnya.

Dayang Yang Pyong lega melihat Jae Hee tidak terluka. Ia kemudian pamit pergi.


Jae Hee memanggil Dayang Yang Pyong dan menghentikannya. Jae Hee cemas Dayang Yang Pyong menemukan keberadaan Heuk Bi.

Jae Hee memberitahu kalau disebelah sana tidak ada orang yang tinggal. Dayang bilang kalau dia mendengar ada sebuah pondok untuk pemburu.

Jae Hee : "Mengapa kau mau pergi kesana?" tanyanya.

Dayang : "Aku mencari seseorang." jawabnya.

Jae Hee bilang, dia baru saja meninggalkan ponsok itu dan tidak melihat siapapun disana.

Dayang : "Ah~ aku mengerti..." serunya kecewa.

tiba-tiba hujan turun dengan deras.


hujan mulai turun deras. Jae Min masih tetap berdiri dibatu besar menunggu Ma Ri datang.


ternyata, Ma Ri sedang berbaring di tempat tidurnya. tapi ia belum tidur karena memikirkan perkataan Jae Min tadi. kalau Jae Min akan pergi jadi tidak akan ada pernikahan.

Ma Ri juga mengingat kalau Joong Yi memberitahunya bahwa Jae Min menunggunya dibawah pohon (batu besar) karena ada sesuatu yang ingin dikatakan pada Ma Ri sebelum Jae Min pergi.

mengingat hal itu, membuat Ma Ri gelisah.


Dayang Yang Pyong dan Jae Hee berteduh bersama dari hujan.

tanpa sengaja Jae Hee melihat tangan Dayang Yang Pyong terluka karena menolongnya tadi. melihat darah, hasrat vampirnya muncul. tapi Jae Hee segera menetralkannya.

Jae Hee : "Tanganmu..." serunya.

Dayang Yang Pyong segera menyembunyikan lukanya. Ia bilang tadi Ia tergores akar sewaktu menolong Jae Hee.


Jae Hee melepas pita rambutnya untuk diberikannya pada Dayang Yang Pyong.

Jae Hee membalut luka ditangan Dayang Yang Pyong dengan pita rambutnya.

Jae Hee : "Siapa yang kau cari digunung dijam seperti ini? apa mungkin pemilik pisau itu?" tanyanya.

Dayang Yang Pyong membenarkan. ia bilang kalau Tuan muda (Jae Min) selalu membawa pisau itu bersamanya. Dayang mengatakan kalau dia meninggalkannya didepan pintu kamarnya.

Jae Hee : "Tuan muda?" tanyanya.

Dayang Yang Pyong memberitahu bahwa dirinya adalah pengasuh.

Dayang : "Aku sudah mengasuh semenjak dia berumur 3 tahun setelah Ibunya meninggal. aku sudah merawatnya lebih dari 10 tahun. dia sudah seperti putraku sendiri. dia sudah seperti nyawaku." ucapnya.

Dayang Yang Pyong bilang kalau hal seperti itu tidak masuk akal. seorang budak memperlakukan Tuannya seperti anaknya sendiri. dia tahu, dia bisa saja mendapat hukuman karena hal itu. tapi, didalam hatinya, dia adalah segalanya dalam hidupnya.

Dayang langsung malu karena sudah bicara ngelantur.

Jae Hee : "Apa kau benar-benar berpikir seperti itu?" tanyanya.

Jae Hee tanya, jika Dayang Yang Pyong mengatakan tuannya seperti nyawanya sendiri, lalu, apa dia sanggup memberikan hidupnya untuk tuannya?

Dayang Yang Pyong memandangi Jae Hee.


Jae Min berdiri dibawah rintikan hujan. Ia mengingat apa yang pernah dikatakan Joong Yi kepadanya.

[Joong Yi : Anda hidup dan mati kemudian hidup lagi. anda tidak menunda keputus-asaan takdir. harus selalu seperti hari ini. besok tanpa hari ini.., tidak seorangpun yang bisa mengatakannya dengan mudah. anda perlu mengitari waktu dan mengitari keabadian. sampai anda menemukain takdirmu]


Ma Ri duduk dengan hati yang gundah. tiba-tiba terdengar suara Joong Yi memanggilnya.

Ma Ri : "Joong Yi?" serunya pelan.

Joong Yi : "Dia (Jae Min) memiliki suara yang indah." ucapnya.

Joong Yi mengatakan, dari suaranya terdengar kalau dia sedang cemas. mencemaskan kekuatan yang ada didalam hatinya. seorang pria yang baik. dia mendengar suara yang seperti itu.


Ma Ri membuka pintu kamarnya dan dilihatnya sebuah payung yang terbuat dari jerami yang sengaja ditinggalkan Joong Yi.


dengan payung jerami itu, Ma Ri pergi untuk menemui Jae Min. karena tergesa-gesa, Ma Ri sampai terjatuh karena tersandung batu.

tapi Ma Ri tidak menyerah. ia meninggalkan payung jeraminya lalu berlari lagi untuk menemui Jae Min.


sesampainya dibatu besar, Ma Ri tidak melihat Jae Min karena Jae Min sudah pergi. Ma Ri menunduk sedih dan mulai menangis.


tiba-tiba terdengar suara Jae Min memanggilnya.

Ma Ri berbalik dan dilihatnya Jae Min berdiri dihadapannya.

Ma Ri : "Jangan.. pergi.. jangan.. pergi kemanapun.." ucapnya terisak.

Jae Min langsung memeluk mari dengan erat. Ma Ri semakin menangis dipelukan Jae Min.


Hujan akhirnya sudah reda. Dayang Yang Pyong berniat untuk pergi.

Jae Hee bilang pada Dayang Yang Pyong, kalau dia akan mengantar Dayang Yang Pyong kemana dia akan pergi. Dayang Yang Pyong tersenyum mendengarnya.

Jae Hee : "berjalan dikegelapan sangat berbahaya." ucapnya.


Jae Min menyuruh Ma Ri untuk membuka sebuah kotak yang diletakkannya diatas batu besar.

Ma Ri membuka kotak itu dan dilihatnya sebuah pita berwarna merah. Ia sangat terkejut.

Jae Min bilang, dia berencana meninggalkan itu dibawah pohon sebelum dia pergi.

Jae Min : "Terima kasih karena sudah datang." ucapnya seraya tersenyum.

Ma Ri : "Seorang tukang daging tidak bisa memakai pita." ucapnya.

Jae Min : "Kau bisa. jika kau menikah denganku." sahutnya.

Ma Ri kaget mendengar apa yang dikatakan Jae Min.

Jae Min bilang, dia ingin melihat Ma Ri memakai pita itu.

Ma Ri : "Tuan..."


Jae Min bilang, dia baru menyadarinya ketika sedang berkemas. semua yang dimilikinya, apapun itu, semua ternyata didapat dari  hidupnya hanya itu saja sampai saat ini.

Jae Min : "Mulai dari sekarang, aku akan menentukan hidupku. sebuah kehidupan untukku. aku tidak ingin lari. dimulai dari sini, ditempat ini, aku akan menjalani setiap harinya dengan kuat. jadi, tolong jangan memalingkan pandanganmu dariku." ucapnya.

Suara Hati Ma Ri : "Kenapa anda memberiku cinta yang begitu besar?"

Jae Min : "Aku berjanji. aku akan membuat hari ini terukir dalam ingatan kita. aku tidak akan meninggalkanmu didalam ingatanku." ucapnya.

Suara Hati Ma Ri : "Tuan, jika anda tahu, aku adalah seoran vampir."

raut wajah Ma Ri menjadi sedih. Ia menahan tangisnya.


Ma Ri : "Saya... bukan manusia!" ucapnya.

Jae Min : "Kau manusia!" sahutnya.

Jae Min bilang, meskipun seluruh dunia memperlakukan Ma Ri seperti binatang karena dia adalah tukang daging, dimatanya Ma Ri tetaplah manusia.

Jae Min : "Bukan itu yang saya maksud." ucapnya.

Jae Min : "Ma Ri! kau adalah manusia. kau benar-benar bukan rendahan. kau adalah sesuatu yang sangat berharga dan orang yang sangat berarti bagiku." ucapnya.

setelah mengatakan itu, Jae Min mencium Ma Ri.


Dayang Yang Pyong akan mengantar Jae Hee hutan Banchon karena dia juga yakin tuannya ada dihutan yang ada disana. Dayang meminta maaf jika dia sudah membuat Jae Hee tidak nyaman.

Jae Hee meminta Dayang Yang Pyong untuk tidak mengkhawatirkan dirinya.


tak lama kemudian, Dayang Yang Pyong melihat Jae Min.

Dayang : "Tuan Muda!" panggilnya.

Dayang Yang Pyong segera menghampiri Jae Min. tanpa disadarinya, pisau yang dibawanya tertinggal. dan Jae Hee mengetahui itu.

Jae Min memungut pisau Dayang Yang Pyong yang tertinggal.


Dayang : "Tuan muda!" ucapnya.

Jae Min : "Dayang yang Pyong!" ucapnya terkejut.

Jae Min minta maaf karena sudah membuat Dayang Yang Pyong susah. Dayang Yang Pyong mengangguk mengerti.

Dayang Yang Pyong mengajak Jae Min untuk kembali kerumah, karena dia bisa terkena flu.

Jae Min : "Kenapa anda keluar di kegelapan dan hujan begini? apa anda sendirian?" tanyanya cemas.

Dayang bilang tidak, tadi ada seseorang yang kebetulan lewat. Dayang Yang Pyong menoleh kebelakang tapi tidak dilihatnya Jae Hee.


Jae Min dan Dayang Yang Pyong jalan pulang bersama. Jae Min merebut lampu penerang yang dibawa Dayang Yang Pyong.

Dayang : "Tuan, biarkan saya saja..."

Jae Min bilang, dia yang akan membawa lampu itu untuk menerangi jalan sampai kerumah.

Dayang : "Tuan muda, kenapa anda berbicara sopan kepada saya?" tanyanya.

Jae Min bilang hanya untuk hari ini saja, hanya sampai dirumah.

Jae Min mengatakan kalau dia ingin meninggalkan aturan dan menunjukkan hatinya.

Jae Min : "Didalam hatiku, anda sudah lama menjadi Ibuku." ucapnya seraya tersenyum.

Dayang : "Tuan muda, hal itu tidak mungkin. cukup pikirkan saya sebagai pengasuh anda." sahutnya.

Jae Min : "Ibu kandung bukan hanya sekedar Ibu. anda sudah membesarkanku dengan sepenuh hati. aku minta maaf mengenai hari ini. hal ini tidak akan terjadi lagi." ucapnya.

Dayang Yang Pyong mengangguk. Ia terharu dengan perkataan Jae Min padanya.

Suara Hati Jae Min : "Sebuah status yang diciptakan dunia sangat jelas sehingga aku tidak bisa mengungkapkan hatiku sebelumnya. gadis itu membuatku sadar bahwa hatiku tidak hanya sekedar kaidah dan aturan."

Jae Hee mengamati Dayang Yang Pyong dan Jae Min dari kejauhan.


Jae Hee kembali ke Hwasawon. Ia menghadap ke pemimpinnya.

pemimpin vampir mendekat pada Jae Hee dengan tatapan tajam. lalu ia mengeluarkan sebuah pita dan mengikatkannya di kepala Jae Hee. sepertinya pemimpin vampir tau apa yang baru saja terjadi pada Jae Hee dan Dayang Yang Pyong.


== FLASHBACK ==

ketika Jae Hee masih muda, pemimpin vampir menangkapnya lalu menghisap lehernya.

ternyata, ketika masih muda, Jae Hee adalah manusia.


Jae Hee ternyata masih belum mati. ketika Ia terbangun, Ia sudah berada di Hwasawon.

Pemimpin vampir mengatakan kalau tidak ada seorang pun yang bisa melindungi Jae Hee. pemimpin vampir menawarkan, apakah Jae Hee mau melindunginya? dengan begitu, dia juga akan melindungi Jae Hee.

Jae Hee mengangguk pelan.


kemudian pemimpin vampir meneteskan darahnya untuk Jae Hee.

== FLASHBACK END ==

pemimpin vampir tanya pada Jae Hee, apa dia sudah menyingkirkan Heuk Bi?

Jae Hee : "Iya, ketika matahari terbit.."


Shi Hoo mengajak seseorang untuk menunjukkan bahwa dia telah menangkap seorang vampir.

Shi Ho sangat terkejut ketika melihat vampir yang ditangkapnya lebur menjadi debu. Ia benar-benar sangat marah.

Shi Hoo menoleh pada lubang ditembok yang sengaja dibuat agar sinar matahari bisa masuk mengenai vampir yang ditangkapnya.


seseorang yang bersama dengan Shi Hoo untuk memeriksa vampir tangkapan, memberitahu Ayah Jae Min kalau vampir itu lebur terkena sinar matahari dan kemungkinan mereka tidak bisa mengidentifikasi. tapi Ia memastikan kalau itu benar-benar vampir.

Ayah Jae Min mengangguk mengerti. Ia menatap Shi Hoo.


Jae Min dan Shi Hoo sedang mengikuti latihan menjadi prajurit khusus untuk menangkap vampir. latihan itu dipimpin langsung oleh Ayah Jae Min.

pemimpin prajurit berteriak mengatakan, panah yang ada didepan mereka sekarang ini akan dipergunakan untuk menusuk pembuluh darah vampir. senjata itu terbuat dari perak.

Ayah Jae Min : "Kalian akan mendapat julukan prajurit berdarah perak. prajurit berdarah perak adalah pasukan khusus. dibentuk secara rahasia. aku percaya kalian semua tahu apa artinya itu. identitas kalian tidak akan tercatat dimanapun. jika kalian terbunuh ketika beraksi, keluarga kalian tidak akan diberitahu dan mayat kalian tidak akan dikirim. jadi, prajurit berdarah perak! apakah kalian siap menyerahkan hidup kalian untuk melindungi rakyat dan kerajaan? mantapkan hidupmu pada tujuanmu dan membasmi para vampir. kalian harus tetap hidup dan menang dalam pertempuran ini." teriaknya.

semua prajurit serempak berseru, "Baik, kami bersedia!"


Ma Ri sedang mencuci baju disungai. diam-diam Shi Hoo memperhatikan Ma Ri dari belakang.


Shi Hoo menghadang Ma Ri yang baru saja mencuci baju.

Shi Hoo: "Aku memiliki sesuatu untuk dikatakan. katakan padaku "Semoga berhasil dalam perang"." ucapnya.

Ma Ri : "Apa?" serunya tak mengerti.

Shi Hoo : "Cukup katakan, "Semoga berhasil dalam perang". serunya.

Ma Ri : "Apa sesuatu terjadi?" tanyanya.

Shi Hoo menggeleng.

Ma Ri tersenyum lalu berkata, "Semoga berhasil dalam perang."

Shi Hoo : "Terima kasih." ucapnya.

Shi Hoo bilang pada Ma Ri untuk membiarkannya mendengar permainan sulingnya lain waktu saat mereka bertemu. Ma Ri hanya tersenyum.


Shi Hoo sedang berada dikamar Jae Min membaca sebuah buku yang berjudul 'Mu Kyung Chil Suh'.

ketika Jae Min datang, Shi Hoo menanyakan itu buku apa. Shi Hoo juga tanya, kenapa Jae Min membaca buku itu?

Jae Min bilang, dia ingin mengikuti ujian masuk militer.

Shi Hoo : "Kau ingin menjadi prajurit?" tanyanya kaget.

Jae Min mengangguk mengiyakan.


Ayah Jae Min mendapat laporan mengenai tamu yang menginap di Mapo. pria yang melapor memberitahu kalau berdasarkan laporan, sumber emasnya ditemukan di wilayah Ganggae 30.000 dari 80.000. mendengar itu Ayah Jae Min terkejut.

hal yang lebih mencurigakan adalah, 2 orang tamu dicurigai sebagai tangan kanan dan mereka hanya aktif dimalam hari untuk mengurus bisnis mereka.

Ayah Jae Min segera memerintahkan untuk mengirim prajurit berdarah perak kewilayah itu.


malam harinya, Pasukan khusus menyerbu wilayah yang sudah ditargetkan. mereka mengepung orang-orang yang dicurigai sebagai vampir dan juga kaki tangan.

salah satu pasukan (Jae Min) memeriksa lebih dulu bayangan orang yang dicurigai dari cermin. karena tidak tampak, mereka memastikan mereka adalah vampir.

pasukan khusus mulai menyerang mereka.

[Ini seperti berburu harimau. satu saja kesalahan akan mengakhiri hidupmu. harus sangat cepat. mereka bisa dengan mudah menghalau anak panah. yang membuat kalian menginginkan perkelahian fisik. tembakkan panah peraknya dari jarak dekat]


salah satu vampir berhasil lolos dan kabur. tapi Shi Hoo dengan cepat menembakkan panah peraknya pada vampir yang kabur itu.

dan akhirnya, semua vampir berhasil ditangkap.

tanpa sengaja, Shi Hoo menemukan sebuah buku yang terjatuh dari salah satu tubuh vampir itu.


Jae Min dan Ah Ra bertemu satu sama lain.

Ah Ra tanya kenapa Jae Min mengatakan sesuatu yang memalukan seperti itu padanya?

Jae Min : "Aku minta maaf. kumohon, mengertilah posisiku. tolong, tolak pernikahan ini." ucapnya.

Ah Ra bilang, dia hanya mematuhi keputusan yang dibuat oleh para tetua.

Jae Min menyahut kalau dia tidak bisa mematuhi keputusan yang mereka buat.

Jae Min : "Aku sudah.. mempunyai seseorang didalam hatiku." ucapnya.

Ah Ra : "Apakah dia adalah gadis yang kulihat sebelumnya?" tanyanya.

Jae Min hanya diam saja.


sekembalinya ke rumah, Ah Ra tampak terlihat sangat marah. Ia membuka sebuah kotak yang berisi kalung perak.


== FLASHBACK ==

Seorang pria memberikan Ah Ra hadiah yang berisi kalung perak. pria itu memperingatkan Ah Ra untuk tidak keluar malam-malam.

Ah Ra : "Apa kau mempercayai rumor tentang monster yang ada dikota?" tanyanya.


pria itu menyarankan Ah Ra untuk memakai kalung perak pemberiannya jika Ah Ra harus keluar malam. dan juga, Ah Ra harus melapisi tubuhnya dengan perak.

== FLASHBACK END ==

Ah Ra ingat, ketika Ia datang ke Hwasawon, ia diharuskan melepas dan meninggalkan semua perhiasannya sebelum masuk.

Ah Ra baru menyadari ada hal yang mencurigakan terjadi ditempat itu.


Pemimpin vampir memberitahu Jae Hee kalau penginapan Mapo diserang dan orang suruhan Heuk Bi ditangkap.

Pemimpin vampir juga bilang kalau pasukan khusus dibentuk untuk menyerang mereka. dan prajurit itu menggenakan baju dengan pelapis yang mahal.

Jae Hee : "Bagaimana anda bisa tahu sedetail itu?" tanyanya.

pemimpin vampir mengatakan, seorang gadis kurang ajar datang menemuinya.


== FLASHBACK ==

Ah Ra pergi ke hwasawon sengaja untuk menemui pemimpin vampir.

Ah Ra tiba-tiba membuka bajunya. ia datang dengan memakai kalung perak. melihat tubuh Ah Ra, mata pemimpin vampir berubah merah dan kukunya memanjang. dan Ah Ra melihat semua perubahan itu.


Ah Ra : "Ternyata, firasatku benar. aku akan membantumu. bagaimana kalau membuat kesepakatan dengan pelindung ini?" ucapnya.

Ah Ra kemudian memegang kalung perak yang dipakainya.

Ah Ra bilang, di Chosun, tidak banyak orang yang bisa membuat benda seperti kalungnya.

Pemimpin vampir : "Kesepakatan telah dibuat, katakan saja padaku." sahutnya.


Ah Ra : "Ada seorang gadis yang harus kau singkirkan." ucapnya.

== FLASHBACK END ==

Jae Hee mengatakan pada pemimpin vampir kalau mereka harus bertarung langsung dengan vampir lain jika mereka harus membunuh putrinya Baek (Ma Ri).

dengan enteng pemimpin vampir bilang kalau tidak akan menjaadi perkara besar jika tukang daging kehilangan nyawanya.

pemimpin vampir memerintahkan untuk membuatnya seolah-olah dilakukan manusia. Ia menyuruh Jae Hee membawa Ma Ri ke hwasawon besok malam.


Ma Ri sedang membatu Joong Yi menganyam. tiba-tiba seorang gadis kecil menghampiri Ma Ri.

Ia menyerahkan sebuah pisau milik Jae Min seraya berkata kalau ada seorang tuan memberikan itu padanya dan memintanya untuk menyerahkannya pada Ma Ri.

Gadis kecil itu bilang, kalau orang itu menunggu Ma Ri di Bansoo.

Joong Yi mengatakan pada Ma Ri kalau dia bisa menyelesaikan anyaman sendiri. Ma Ri tersenyum senang.

Ma Ri segera pergi ke Bansoo karena berpikir Jae Min menunggunya.


Shi Hoo ternyata sedang berada di Bansoo. Ia bertanya-tanya, kenapa membawa mayat ke Bansoo? pasti ada alasannya. Shi Hoo berangapan kalau hal ini bertujuan untuk menarik kecurigaan karena terlarangnya polisi ditempat itu.


Jae Min pergi kerumah Ma Ri. ia masuk dan menemui Joong Yi. Joong Yi mengira Jae Min datang untuk menemui Ma Ri.

Jae Min mengatakan, dia datang untuk menemui Joong Yi untuk mengucapkan terima kasih.

Joong Yi memberitahu kalau Ma Ri pergi ke Bansoo untuk menemui Jae Min. mendengar itu, Jae Min terkejut.


Shi Hoo sedang berkeliling. tanpa sengaja Ia melihat Ma Ri yang jalan sendirian dikejauhan.


tiba-tiba Jae Hee menghadang Ma Ri. jae Hee mendekat lalu mengayunkan pedangnya pada Ma Ri.

untung Ma Ri bisa menghindar dari ayunan pedang Jae Hee. Shi Hoo yang melihat itu segera berlari untuk menolong Ma Ri.


tapi, Jae Hee terlebih dahulu menekan titik syaraf Ma Ri dan membuatnya tak sadarkan diri.

Shi Hoo mengayunkan pedangnya pada Jae Hee hingga membuatnya melepaskan Ma Ri.


Shi Hoo : "Apa alasan kau mencoba untuk membunuhnya? siapa kau? apakah menteri pertahanan (Ayah Jae Min) yang mengirimmu?" tanyanya geram.

Jae Hee : "Ini adalah perintah, jadi menyingkirlah!" serunya.

Shi Hoo : "Aku tidak bisa melakukannya." sahutnya.


Shi Hoo mulai menyerang Jae Hee. melihat dirinya kalah dari Shi Hoo, Jae Hee teringat akan seseorang yang bertanding diarena pertarungan.

tak lama kemudian terdengar suara Jae Min yang berteriak memanggil Ma Ri. Jae Hee menggunakan kesempatan itu untuk kabur.


Shi Hoo mengangkat Ma Ri yang tergeletak ditanah. tepat ketika itu, Jae Min melihatnya.


Bersambung...

4 comments:

  1. Kenapa ceritanya jd kyk gini ya? Masih gak ngerti maksudnya apaa:(

    ReplyDelete
  2. ahhh... makin penasaran min.. lanjutin ya

    ReplyDelete
  3. semkin membingungkan, perpindahan dua dunia yang tiba2 berbeda

    ReplyDelete