September 18, 2014

SINOPSIS DEAR GALILEO [THAI-MOVIE] Part 3

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== PART 3 ====


Noon yang sedang terserang flu, pingsan saat membagikan brosur pameran pertunjukan seni yang akan diadakan Pisit. pejalan kaki yang berada disekitar Noon mengerumuninya. salah seorang dari mereka menghubungi ambulance.

Beberapa saat kemudian, mobil ambulance datang. Noon tersadar dari pingsannya. ia heran dan kebingungan melihat banyak orang disekitarnya dan mengerumuninya. Noon melihat tidak jauh darinya, beberapa petugas ambulance yang sudah datang, Noon ketakutan.

"tidak!!! jangan!! polisi nanti akan menangkapku!!" teriak Noon histeris. ia berusaha melarikan diri dari situ.

Dengan kondisinya yang lemah, Noon mencoba melarikan diri.. ia berlari kencang dan terbatuk-batuk.


Diapartement, Cherry sedang tiduran. tiba-tiba ia mendengar suara benturan didepan pintu kamarnya. Cherry yang penasaran dengan suara tersebut, segera memeriksa sumber suara itu.

Cherry berteriak terkejut melihat Noon yang jatuh pingsan didepan pintu. Cherry memeriksa keadaan Noon, tapi Noon sepertinya benar-benar hilang kesadarannya. Cherry segera membopong Noon keatas tempat tidur.


Cherry yang menyadari Noon sedang demam tinggi, dan menggigil. Ia menggosonk-gosokkan telapak tangannya untuk menghangatkan tangan Noon. Cherry mencari obat demam dilemari, di tas miliknya dan ditempat penyimpanan obat, akan tetapi obat yang diinginkannya tidak ada.

Cherry mengambil alat penerjemah dan jaketnya, ia memutuskan untuk pergi ke apotek. Cherry berlarian kesana-kemari mencari apotek yang masih buka, ini dikarenakan sudah larut malam.

setelah menemukan apotek yang masih buka, Cherry segera masuk. dengan nafas yang memburu, ia berusaha berbicara dengan bahasa inggris yang dimengertinya pada petugas apotek.

"i want medichine...., you know?" ucap Cherry terengah-engah. "medichine...!"

petugas apotek terdiam, sepertinya ia kurang mengerti bahasa inggris. Cherry mengeluarkan alat penerjemahnya dan mencari bahasa inggris dari demam.

"fever, you know?" tanya Cherry seraya memegang dahinya. petugas apotek mengangguk.

Cherry kemudian berakting batuk, petugas apotek mengangguk lagi. Cherry tersenyum lega karena akhirnya dimengerti.

"5 doses!" pinta Cherry.

Petugas apotek menggelengkan kepala tidak setuju. ia lalu mengambil alat penerjemah milik Cherry dan menanyakan resep dokter. Cherry mengambil alat penerjemahnya lalu memohon pada petugas apotek itu tapi tidak dihiraukan. Cherry kesal akhirnya memutar rekaman "damn it!"


Cherry pulang keapartemennya, ia mengetuk pintu bibi yang dulu pernah memarahinya ketika ribut.

Cheery meminta obat pada bibi itu dengan cara berakting sakit batuk dan demam. bibi itu melihat Cheery dengan pandangan aneh, kemudian ia menutup pintunya.

"mengapa semuanya tidak perduli?" teriak Cherry kesal. "aku akan bilang pada Pee Chat untuk membuang kucingmu, lihat saja!" ancamnya.


Cherry kembali kekamarnya, tidak berapa lama, bibi yang tadi datang kekamar Cherry.

Cheery yang sudah kesal, dengan juteknya tanya apa yang bibi itu inginkan. bibi itu menyerahkan obat pada Cheery, ia bilang kalau obat itu akan melegakkan. setelah memberikan obat yang dibawanya pada Cherry, bibi itu kembali kekamarnya. Cheery diam dan memandang bibi itu dengan rasa bersalah.


Cheery segera meminumkan obat yang diberi bibi tadi pada Noon. sepanjang malam, Cheery terjaga untuk menjaga Noon.

saat Noon sudah sadar, Cheery membuatkannya bubur. setelah Noon mencoba bubur buatannya, ia tanya bagaimana rasanya. Noon bilang kalau rasanya tidak begitu enak. mendengar itu Cherry tertawa, Noon juga ikut tertawa.

dengan rasa sedikit canggung, Noon tanya keadaan Cherry. Cherry menjawab kalau dia baik. Noon juga memberitahu Cherry kalau dia baik-baik saja, walaupun sebenarnya dia merasa kesepian. Cheery juga mengatakan kalau dia kesepian.

"mari kita berjanji, Mulai hari ini, Kita tidak akan marahan satu sama lain lebih dari sehari. Oke?" ucap Noon. Cherry mengangguk setuju. "Dan kau.. kau dapat berkata apapun yg kau mau. dan aku takkan protes. apapun itu. tidak mencuci piring,  tak membersihkan ruangan. bahkan mengeringkan pakaian di pemanas. akan kucoba menerimanya." lanjut Noon.

Cherry menyahut apa sekarang Noon sedang menyogoknya. Noon tersenyum.

"bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Cheery. Noon mengangguk. "Hal yang kau keluhkan sebelumnya, kau bilang itu salahku, apakah benar?"
"iya!" jawab Noon.

Cheery langsung memukul kepala Noon. Noon kaget da tanya apa yang Cherry lakukan. sambil senyum, Cherry bilang kalau dia melakukannya karena Noon tidak akan marah padanya lagi.


besoknya, tempat yang mereka tinggali menjadi bersih dan rapi tidak seperti sebelumnya.


Noon mengajak Cherry untuk pergi menemui Pisit. saat itu Pisit sedang memancing dipinggir sungai. Noon tanya apakah Pisit memancing ikan untuk dimakan.

Cherry menyahut dan tanya bukankah lebih mudah membelinya saja daripada memancing. Pisit menjawab itu mudah karena Cherry hanya tau memakannya saja.

"Apa alasanmu memancing?" tanya Cherry.
"untuk menangkap ikan." jawab Pisit.
"Tujuannya sama saja, untuk dimakan." seru Cherry.
"apa hanya itu saja yang bisa kau pikirkan?" sahut Pisit.

Noon dan Cherry menoleh kaget karena Pisit bicara seperti itu.


Pisit bilang kalau sekarang ini orang hanya melihat hasilnya saja tanpa memikirkan usaha untuk mendapatkannya.

Cherry mengatakan kalau beberapa orang memang memilih jalan yang sulit hanya karena mereka pikir itu elegan.

Pisit menyindir Cherry dengan berkata kalau beberapa orang memiliki pikiran yang dangkal karena mengatakan hal seperti itu sehingga mereka lalai. Cherry kesal dengan yang dikatakan Pisit, ia bilang pada Noon kalau Pisit tampak aneh.

"Apa dia yang kau tendang itu?" tanya pisit pada Noon.

Noon tersenyum dan mengenalkan Cherry pada Pisit. dengan wajah jutek Cherry bilang pada Noon kalau ternyata hanya dalam semalam saja Pisit bisa tahu semuanya.


Noon tanya pada Pisit apa yang sudah ia pelajari dinegara ini. Pisit menjawab kalau dia tidak sekolah. Noon tanya lagi apa kesibukan Pisit. dengan singkat Pisit menjawab kalau dia hanya tinggal saja.

"Apa yang kau lakukan dengan hidupmu?" tanya Cherry.
"Sudah cukup sulit untuk Hidup
Apa lagi yang ingin kulakukan?" jawab Pisit.
"apa kau tidak ingin bekerja.?" tanya Cherry lagi.

Pisit menjawab kalau dia baru akan bekerja saat uangnya sudah habis. dengan kesal Cherry bilang itu lah yang ditanyakannya. pekerjaan seperti apa yang dilakukan Pisit. lalu Pisit menjawab kalau dia bekerja direstaurant. Noon menyahut kalau mereka juga bekerja direstaurant. Cherry hanya diam dan terlihat kesal.

Cherry memberitahu Noon kalau dia tidak suka dengan Pisit karena menurutnya sangat menjengkelkan. Noon menyuruh Cherry untuk santai saja, karena Pisit memang orang yang sedikit aneh.

Pisit tanya apakah hari ini Noon punya waktu luang. dengan ceria Noon bilang kalau hari ini dia libur. ia bilang akan membantu Pisit. Noon juga memberitahu kalau Cherry juga akan ikut membantunya.


Pisit mengajak Noon dan Cherry pergi ketempat tinggalnya. melihat Pisit yang sibuk mengecat kayu, Noon menawarkan jasanya apa yang harus dilakukannya untuk membantu.

Cherry sedang duduk sambil membaca buku. ia terlihat tidak berminat untuk membantu Pisit.


ketika melihat teman-teman Pisit yang sedang ribut untuk mengatur posisi alat-alat musik, Cherry memikirkan sesuatu dan mendapatkan ide. Cherry segera menghampiri mereka.

Cherry menyuruh mereka berhenti berdebat. teman-teman Pisit tanya apa yang diinginkan Cherry. Cherry membantu mereka untuk menata alat musik mereka sehingga saat pertunjukan seni berlangsung, pengunjung bisa menikmati musik mereka dari berbagai sudut dan bisa berlalu-lalang dengan leluasa.

teman-teman Pisit mengangguk setuju. karena Cherry bersekolah mengambil jurusan Arsitek, teman Pisit yang bernama robet meminta Cherry untuk berpartisipasi dalam pertunjukan nanti. Cherry tersenyum senang, ia bilang dia akan memikirkannya.


sepulang dari tempat Pisit, Cherry menceritakan semuanya pada Noon, ia tanya apakah Noon mau ikut dengannya, Noon mengangguk.


ketika berada distasiun kereta, Cheery meminta Noon melakukan trik curang untuk melewati pembayaran tiket kereta dengan gratis. sementara itu, Cherry menunggu sambil merekam menggunakan handicam.


setelah berhasil melakukan trik curangnya untuk melewati trik pembayaran, Cherry dan Noon tertawa senang. tiba-tiba seorang petugas keamanan datang dan menangkap Noon. ia ternyata melihat semua yang dilakukan Noon. saat Cherry dan Noon mengelak tidak bersalah, petugas keamanan itu bilang kalau dia punya buktinya, yaitu video trik curang yang dilakukan Noon dari handicam yang direkam Cherry.

Noon ketakutan. ia melihat Cherry dengan khawatir.


ketika petugas keamanan itu sibuk melaporkan kejadian ini lewat walkie-tlkienya, Cherry memberi kode pada Noon untuk kabur dan masuk kereta. Cherry bilang pada Noon, saat hitungan ketiga, mereka harus segela lari masuk kedalam kereta.

Cherry mulai menghitung dari 1 sampai 3, setelah hitungan ke-3, mereka segera masuk kedalam kereta. tepat saat itu pintu kereta menutup sehingga petugas keamanan tidak bisa menangkap Noon.


didalam kereta, Noon sangat cemas, ia tanya pada Cherry bagaimana jika polisi menangkap mereka. Cherry hanya diam saja, ia sendiri juga khawatir jika tertangkap.

"Aku minta maaf. aku takkan melakukannya lagi. kalau aku lolos kali ini, aku takkan melakukannya lagi. Sorry..Sorry." ucap Noon berdoa, ia sangat ketakutan.

Cherry mengajak Noon untuk turun distasiun selanjutnya. Noon mengangguk setuju.


setelah sampai distasiun berikutnya, Cherry dan Noon langsung turun dari kereta dan lari keluar stasiun agar tidak tertangkap.

setelah berlari jauh dari stasiun, mereka berhenti dengan nafas yang memburu. Cherry tersenyum dan bilang kalau kejadian tadi benar-benar tidak bisa dipercaya.


besoknya, Noon pergi berdua dengan Pisit. ia menceritakan semuanya pada Pisit kalau dia dan Cherry nyaris saja tertangkap. Noon tanya pada Pisit, jika mereka tertangkap, apakah dia dan Cherry akan dikirim pulang kenegara mereka. Pisit diam saja.

"Kau bertingkah seakan tak peduli padaku" keluh Noon kesal.

Pisit bilang kalau Noon dan Cherry sudah melakukan hal yang salah.

"Kenapa kau menyalahkan ku?" tanya Noon.
"bukan begitu, jika kau tidak ingin melakukannya, kenapa kau melakukannya? kau mengikuti apa yang dia lakukan, jadi kau juga bersalah." ucap Pisit.

lalu Noon tanya, apakah Pisit tidak pernah menyelinap kekereta.

"tidak pernah!" jawab Pisit.
"kalau begitu kenapa kau tak punya uang?" tanya Noon.

Pisit mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Non untuk mengikutinya saja, ia mengajak Noon berjalan-jalan melihat pemandangan.

"Apa kau sudah berkeliling Paris?" tanya Pisit. Noon diam saja. "Tampaknya belum" sahut Pisit.

Noon bilang kalau dirinya harus bekerja sehingga tidak ada waktu untuk itu.

"memotong sayuran, memotong daging babi, Thailand tidak memiliki pekerjaan seperti itu. kau aneh! banyak orang ingin datang kesini tapi tidak memiliki kesempatan, sedangkan kau disini malah sibuk didapur. bagaiman kalau aku menemanimu seharian ini? tanpa peta. Pergi kemanapun kita mau, Ok?" ucap Pisit. Noon mengangguk senang.


melihat Pisit yang menguap, Noon tanya apakah Pisit selalu bangun pagi sekali. Pisit bilang kalau hanya hari ini saja dia bangun pagi.

"aku terlalu banyak bertanya ya?" tanya Noon.
"tidak juga" sahut Pisit.


Pisit mengajak Noon melihat Menara Eifel dari kejauhan.


setelah itu mereka bermain lomba lari.

mereka juga makan hot dog dipinggir sungai.


Pisit memberi Noon minuman kaleng karena Noon bilang kalau dia haus. Noon menggoda Pisit kalau dia ingin minum yang dingin. Pisit beranjak dari duduknya, ia mencelupkan kaleng minuman itu kedalam sungai, setelah dirasa cukup dingin, ia memberikannya pada Noon. tapi Noon bilang kalau dia sekarang ingin yang hangat.

Pisit menaruh minuman kaleng itu diketiaknya. lalu memberikannya pada Noon.


setelah itu mereka naik kapal feri bersama. saat Noon melihat pemandangan, diam-diam Pisit melihatnya, tapi ketika Noon menoleh, Pisit segera mengalihkan pandangannya pada Noon.

Noon yang menyadari itu pura-pura melihat pemandangan lagi dan ketika Pisit melihatnya, Noon langsung menoleh dengan cepat sehingga Pisit tertangkap basah telah melihat Noon. mereka berdua tertawa.


Pisit mengajak Noon pergi kesebuah jalan yang padat dengan pejalan kaki. mereka berdua berdiri sedikit berjauhan dan saling berhadapan. mereka bermain-main dengan sebuah kertas.

Pisit mengangkat sebuah kertas yang bertuliskan hurup tailand. yang artinya : Kata siapa orang Thailand susah tersenyum, angkat tanganmu.

Noon tersenyum dan mengangkat tangannya. beberapa orang Thailand yang kebetulan ada disana juga mengangkat tangan mereka.


giliran Noon : Siapa yang kangen rumah, tepuk tangan.

Pisit tepuk tangan. dan beberapa orang juga ikut bertepuk tangan.


giliran Pisit : Cuaca seperti ini butuh seseorang untuk di peluk, Siapa yang setuju angkat tangannya.

Noon tersenyum dan langsung mengangkat tangannya. Pisit tertawa. Noon merasa curiga, ia melihat kebelakang dan hanya dia saja yang mengangkat tangan. Noon tersenyum dan menunduk malu.


setelah itu mereka pergi memberi makan burung. Noon tanya, apakah Pisit pernah meminta permohonan pada Galileo. Pisit menjawab tidak pernah.

lalu Noon memberikan sebuah batu pada Pisit.

"Lakukan ini, Julurkan tanganmu kedepan Dan memohonlah. Jika batu ini jatuh bersamaan, artinya permohonanmu akan terkabulkan."

Noon bilang kalau dia akan memohon terlebih dahulu. Noon memejamkan matanya dan memohon dalam hati. setelah itu ia memberikan aba-aba pada pisit untuk menjatuhkan batu itu bersamaan. dan batu itu jatuh kesungai bersamaan. (artinya permohonan Noon akan terkabul).

"apa permohonanmu?" tanya Pisit.
"rahasia." jawab Noon.


"biarkan aku membuat permohonan" seru Pisit.

setelah membuat permohonan, mereka menjatuhkan batu, dan batu itu terjatuh keair bersamaan.

ketika Noon ganti bertanya apa permohonan Pisit, Pisit menjawab kalau itu rahasia. Noon tersenyum lalu pergi.


malam harinya, sesampainya dirumah, Noon tidak bisa tidur. ia mengomel kesal pada dirinya sendiri kalau mereka keparis bukan untuk berada didapur. Cheery yang sudah tidur, kaget dan terbangun.

Noon menoleh pada Cherry dan bilang kalau mereka tidak akan bekerja didapur.


"bukankah kita ingin pekerjaan yang santai, upah yang bagus, tidak lelah, menggunakan keahlian kita, dan mungkin menunjukkan sedikit tubuh kita. kupikir ini layak!" ucap Noon.

mendengar itu, Cherry melihat Noon dengan takut, ia berpikir Noon mengajaknya untuk bekerja yang tidak-tidak. Cherry bergidik ngeri dan bersembunyi dibawah selimutnya.


bersambung ke part 4.

apa yang akan dilakkan Noon dan Cherry? Noon akan mengajak Cherry untuk bekerja sebagai apa? dan bagaimanakah hubungan Noon dengan pisit? tunggu kelanjutannya.

untuk sinopsis surplus princess menyusul ya..

5 comments:

  1. Alhamdulillah di part ini gambarx bs kebuka...di part 1 n 2 tdk bs..kira2 knp y sist???
    Thank y sist buat kerja kerasx sdh nulis sinopsis ini...ditunggu part 4 nya ��

    ReplyDelete
  2. Part 4 nya dounk plzzzzz

    ReplyDelete
  3. Lhoooo tak pkr ini part terakhir

    ReplyDelete
  4. Hai! Thanks udh lanjut smpai part 3. Tapi, aku harus tunggu brp lama untuk baca part 4 ya ?. Ceritanya unik. Aku suka banget. Bisa jadi inspirasi. Semoga (penulis) sehat, ttp semangat. Makin sukses,, / lanjut ya.. tks ;-)

    ReplyDelete
  5. karna part 4 gak di post-post juga. jadi kukasi link untuk nontonnya: https://vimeo.com/7601863 menit 8.42
    https://vimeo.com/7600323 sama https://vimeo.com/7599037 . tapi gak ada sub nya

    ReplyDelete