Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!
Setelah bertemu Ji Hye didepan rumah, Sung Yeol memilih tidak pulang kerumah, Ia kembali kekedai Nenek. tapi ketika sampai didepan kedai, Ia melihat Seul Bi berlari keluar dan terlihat buru-buru.
Seul Bi ternyata pergi kerumah sakit untuk mencari Sunbaenya. setelah mencari kesana-kemari, Seul Bi tidak bisa menemukan Byung Chul. Seul Bi menjadi putus asa karena mengira dia sudah tidak bisa melihat sunbaenya lagi. tapi ketika berbalik, Sunbaenya berdiri dibelakangnya dan terlihat sedang menjemput seseorang yang baru saja meninggal. karena Byung Chul tidak menghiraukan panggilannya, Seul Bi menghadangnya.
Seul Bi : "Jadi aku bisa melihat Sunbae?"
Byung Chul : "Tapi aku tidak akan melihatmu. Minggir."
Seul Bi : "Aku minta tolong."
Byung Chul : "Manusia tidak bisa minta tolong pada malaikat."
Seul Bi mencoba memegang tangan Byung Chul, tapi tidak bisa, tangannya menembus ketika Ia akan memegang.
Seul Bi : "Nenek.., biarkan aku melihatnya sekali lagi."
Byung Chul bilang tidak. Ia tidak bisa melanggar aturan. Seul Bi menyahut, apa dalam mimpipun tidak boleh, jika boleh, Ia meminta Byung Chul membiarkan Woo Hyun melihat Nenek sekali lagi.
ternyata Sung Yeol mengikuti Seul Bi pergi kerumah sakit. Ia mempehatikan Seul Bi dari kejauhan dan heran melihat Seul Bi berbicara sendirian.
Seul Bi bercerita kalau Woo Hyun bahkan belum mengucapkan salam perpisahanpada Neneknya. Seul Bi mengatakan, bagi Woo Hyun, Neneknya adalah segala-galanya. Namun sekarang dia kehilangan semuanya.
Seul Bi : "Jadi sekali saja. Biarkan dia mengucapakan selamat tinggal pada Nenek."
Byung Chul : "Kenapa kau melakukan semua ini untuknya?" tanyanya marah.
Seul Bi : "Aku tidak tahu. Aku hanya ingin melakukan sesuatu untuknya. Aku ingin melakukan sesuatu. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.
Byung Chul : "Tidak, hal itu di luar kuasaku."
Seul Bi : "Kalau begitu, sampaikan padanya. Sampaikan pada Nenek kalau Woo Hyun sangat mencintainya. Katakan pada beliau,
Woo Hyun akan baik-baik saja. Kumohon."
lalu Byung Chul berkata jika orang yang Seul Bi cintai berubah, Maka Seul Bi akan kehilangan miliknya yang paling berharga. Itu adalah hukuman meninggalkan dunia mereka Dan itu aturan di dunia manusia.
Seul Bi : "Milikku yang paling berharga?" tanyanya tidak mengerti.
Byung Chul : "Ketika kau menyerah menjadi malaikat setelah bersumpah, Seharusnya kau sudah siap dengan hal ini."
Seul Bi : "Kalaupun aku harus kehilangan semuanya, selama Woo Hyun bahagia, kurasa aku akan baik-baik saja.
Byung Chul marah mendengar ucapan Seul Bi.
Sung Yeol menghampiri Seul Bi, Ia tanya Seul Bi sedang bicara dengan siapa. seketika itu Byung Chul menghilang dari hadapan Seul Bi. Seul Bi menjawab dia tidak bicara dengan siapa-siapa.
Sung Yeol tanya lagi kenapa Seul Bi pergi kerumah sakit. Seul Bi bingung harus menjawab apa, lalu Ia bilang kalau dia ingin bertemu Nenek. setelah mengatakan itu, Seul Bi pergi. Seul Bi diam saja, Ia merasa aneh melihat Seul Bi. jelas-jelas tadi Ia melihat Seul Bi berbicara sendiri.
dirumah, Woo Hyun memeriksa seluruh penjuru rumah untuk mencari Seul Bi, tapi Ia tidak bisa menemukan Seul Bi. Woo Hyun terlihat panik.
Sung Yeol sudah berada dirumahnya, dikamar, Ia memandangi segitiga meteor pemberian Seul Bi. Sung Yeol teringat kembali kata-kata Seul Bi yang mengatakan 'Kalaupun aku harus kehilangan semuanya, selama Woo Hyun bahagia, kurasa aku akan baik-baik saja.'
Sung Yeol : "Kehilangan?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Sung Yeol tidak mengerti apa maksud dari kata 'kehilangan' yang diucapkan Seul Bi. Sung Yeol berpikir kalau mungkin saja maksudnya Seul Bi akan tetap menyukai Woo Hyun meskipun dia kehilangan segalanya.
Seul Bi ternyata duduk sendirian dikedai. Ia juga memikirkan ucapan yang dikatakan Sunbaenya kalau dia akan kehilangan miliknya yang paling berharga.
tiba-tiba Ia dikejutkan dengan kedatangan Woo Hyun. Seul Bi kaget melihat Woo Hyun, Ia tanya apa Woo Hyun lapar, apa dia ingin makan. dengan marah Woo Hyun bilang kalau Ia pikir Seul Bi sudah pergi tanpa berpamitan padanya.
Seul Bi : "Memangnya aku mau pergi kemana?"
Woo Hyun tidak mengatakan apa-apa lagi, Ia langsung pergi. hal itu membuat Seul Bi sedih.
telepon dikedai berdering, Woo Hyun yang berada dikamar langsung menutupi dirinya dengan selimut mendengar dering dari telepon. Seul Bi mengangkat telepon dan bilang kalau mereka tidak menerima pesanan lagi untuk sementara. sepertinya orang yang ditelepon tanya dimana nenek, Seul Bi mengatakan kalau Nenek sedang liburan. Seul Bi menutup telepon dengan sedih.
Sung Gook pergi kekedai, Ia langsung memesan kue beras merah pada Seul Bi. Seul Bi memberitahu kalau mereka masih belum buka.
(horeee... Sung Gook hadir diepisode ini... suka lihat karakternya yang lucu :D)
Sung Gook : "Kenapa tidak? Pintu kedai buka, dan bahan-bahannya juga ada. Kalian tinggal masak."
Seul Bi mengingat wajah Sung Gook, ia lalu tanya bukannya Sung Gook orang yang dulu pernah bertemu dengannya itu.
Sung Gook : "Kau masih ingat? Ingatanmu bagus."
Sung Gook lalu bilang kalau dia akan jujur, Ia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Seul Bi, setelah itu Ia memperkenalkan dirinya.
Sung Gook : "Senang bertemu denganmu. Selamat sudah jadi manusia."
Seul Bi kaget karena Sung Gook tahu tentangnya, Ia lalu tanya bagaimana Sung Gook bisa tahu. Sung Gook mengatakan kalau dulu dia juga malaikat. sekarang dia adalah Ketua Komite Manusia Malaikat. Seperti Presdir atau , Semacam itulah.
Sung Gook : "Aku mengerjakan urusan dokumen. dan juga hal-hal yang lain."
Sung Gook kemudian duduk. Seul Bi masih tidak percaya, Ia tanya lagi apa dulu Sung Gook benar malaikat.
Sung Gook : "Mengagetkanmu? Kau pasti belum pernah lihat malaikat setampan aku."
Sung Gook mengambil ponselnya lalu memberitahu kalau telepon Seul Bi berdering. ketika Seul Bi melihat ponselnya, Ia heran ketika melihat nama orang yang sedang menghubunginya 'cowok tampan'. Sung Gook memberitahu kalau itu adalah nomornya.
Sung Gook : "Aku akan memberitahumu tempat dan tanggalnya. Bebas telepon dan tanya apa saja padaku. Satu lagi yang penting. Manusia tidak boleh mengetahui Identitas kita. Jadi, berhati-hatilah. Berhati-hatilah. Mengerti?"
setelah mengatakan itu, Sung Gook akan pergi. tapi Seul Bi memanggilnya. Sung Gook tanya apa masih ada lagi yang ingin Seul Bi tanyakan.
Seul Bi : "Saat sedih apa yang dilakukan manusia?"
Sung Gook : "Saat sedih? Saat sedih mereka suka minum-minum. Oh ya, kamu masih SMA."
Sung Gook berpesan pada Seul Bi untuk tetap berada di sisi Woo Hyun. Sung Gook bilang, Menghibur Woo Hyun tidak sulit jadi, Tetaplah bersamanya. kemudian Sung Gook harus pergi.
Seul Bi masih mencerna ucapan Sung Gook tadi padanya.
Seul Bi : "Bersamanya.. Tetap bersamanya?"
dirumah, Sung Yeol sibuk mengemasi makanan dari dalam kulkasnya kesebuah tas untuk dibawanya kerumah Woo Hyun. Ji Hye datang, Ia melihat Sung Yeol menaruh makanan dikulkas kedalam as dan kemudian bertanya Sung Yeol sedang apa. dengan dingin Sung Yeol menjawab tidak sedang apa-apa, Ia lalu pergi.
Seul Bi duduk sendirian dikedai dengan wajah yang sedih. Ki Soo datang dan langsung bertanya apa Woo Hyun masih belum makan
apapun. Ki Soo kesal mengetahui itu, Ia lalu berteriak pada Woo Hyun kalau Nenek selalu bilang kalau Woo Hyun tidak makan hari ini, rejeki itu tidak akan pernah kembali.
Woo Hyun berada didalam kamarnya, Ia sedang tiduran dan melamun. Woo Hyun mendengar teriakan Ki Soo, bahkan Woo Hyun mengikuti ucapan Ki Soo yang mengatakan 'Kalau hari ini kau tidak makan, rejeki tidak akan datang padamu'."
Woo Hyun : "Nyonya Gong bilang begitu." ucapnya sedih.
ketika Ki Soo akan pergi, Ia kaget melihat Joo Ah datang. Joo Ah memberi bungkusan berisi hot dog untuk Woo Hyun, Ia bilang kalau bosnya memberinya banyak sekali. Ki Soo senang melihatnya. Ia lalu bilang kalau Joo Ah baik sekali. maka dari itu dia memilih Joo Ah sebagai wakil krtua kelas. Ki Soo memberikan bungkusan makanan itu pada Seul Bi lalu pergi.
Joo Ah menyerahkan sebuah buku pada Seul Bi, Ia memberitahu Seul Bi kalau buku adalah pelarian terbaik saat dia merasa kecewa.
Seul Bi : "Terima kasih. Untuk hotdog dan bukunya."
Joo Ah : "Saat membaca jangan ngemil. Jangan sampai tertidur. dan Jangan lipat halamannya."
Seul Bi : "Baiklah." ucapnya seraya tersenyum dan mengangguk.
kemudian Joo Ah segera pamit pergi, karena dia akan terlambat pergi ke sekolah nanti.
setelah Joo Ah pergi, SUng Yeol datang. Sung Yeol bilang kalau dia pikir dia yang akan datang duluan. Seul Bi menyahut sayang sekali, karena Sung Yeol datang paling akhir. Ia lalu tanya apa hari ini Sung Yeol juga tidak pergi kesekolah.
Sung Yeol bilang kalau dia akan pergi, karena dia tidak mau Seul Bi memarahinya. Seul Bi memeriksa tas yang dibawa Sung Yeol yang berisi makanan. Ia tanya apa itu buatan Ibunya. dengan berat hati Sung Yeol menjawab Iya.
Seul Bi : "Kau beruntung masih punya Ibu dan juga Ayah yang tampan."
Sung Yeol : "Semua punya orang tua. Tidak ada yang spesial."
Seul Bi : "Tentu saja spesial. Woo Hyun dan aku tidak punya. Woo Hyun bahkan tidak bisa menghubungi orang tuanya. Jadi Nenek.."
Seul Bi tidak meneruskan kata-katanya, Ia menyuruh Sung yeol untuk bersyukur karena orang tuanya masih hidup. dan masih bisa melihat mereka kapan saja. Sung Yeol terdiam, Ia tampak sedang berpikir.
Seul Bi pergi kedapur untuk membuat kue beras merah dengan melihat buku resep dari Nenek. Sung Yeol berdiri disampingnya dan memperhatikannya. Sung Yeol memanggil Seul Bi dan tiba-tiba memakaikan apron pada Seul Bi. Seul Bi teringat kenangannya ketika Woo Hyun memakaikan apron padanya. saat itu, Seul Bi tidak bisa bernafas.
Seul Bi sadar dari lamunannya, Ia langsung mejauh dan bilang pada Sung Yeol dia akan melakukannya sendiri (mengikat tali apron)
Sung Yeol tanya, apa Seul Bi canggung, Seul Bi menjawab tidak.
Sung Yeol tanya lagi dia harus membantu apa.
Sung Yeol : "apa kau bisa memasaknya hari ini?"
Seul Bi mengangguk lemah, ia bilang kalau dia sudah terlanjur menerima pesanan, jadi bagaimana lagi. Sung Yeol mencicipi masakan yang dibuat Seul Bi dan berkomentar kalau rasanya aneh.
Sung Yeol membaca buku resep nenek, setelah itu Ia mulai memasak. Seul Bi kagum melihat Sung Yeol ternyata pandai memasak. Sung Yeol bilang kalau dia harus hidup mandiri ketika kedua orang tuanya sibuk.
Seul Bi : "Jadi anak-anak bisa hebat kalau orang tuanya sibuk?"
Sung Yeol hanya tertawa mendengar pertanyaan Seul Bi. Seul Bi mencicipi masakan buatan Sung Yeol, Ia mengangguk senang.
kemudian Seul Bi menyerahkan makanan itu pada Ki Soo untuk diantar kepelanggan. Ki Soo tanya, apa makanannya tidak apa-apa. Seul Bi memberitahu kalau Sung Yeol membantunya.
Ki Soo mengatakan kalau mereka memang harus mencoba membuatnya, jika pelanggan tidak suka, maka mereka harus membuat lagi. Ki Soo memuji Seul Bi.
Ki Soo : "Woo Hyun harusnya yang mencicipinya. Kita harus selesaikan, sampai dia bangun."
Seul Bi dan Sung Yeol mulai bersih-bersih. Seul Bi mengatakan kalau dia tidak akan bisa menyelesaikan kalau bukan karena Sung Yeol. Seul Bi bertanya-tanya kenapa yang Ia buat rasanya tidak enak.
Sung Yeol : "Tidak ada yang langsung enak saat membuatnya pertama kali. Tentu saja rasanya beda dengan buatan Nyonya Gong."
Seul Bi : "Tapi mirip! Kau hebat!"
Sung Yeol : "Kedainya akan kau apakan?"
Seul Bi : "Di sinilah semua kenangan Woo Hyun terukir. Kurasa akan kita melanjutkannya."
Sung Yeol : "Woo Hyun dan kau?"
Seul Bi : "Untuk sekarang, iya. Woo Hyun tidak mau bangun. Aku jadi khawatir."
Sung Yeol : "Dia akan bangun."
Seul Bi : "Mauku juga begitu."
Seul Bi membantu Sung Yeol mencuci piring. ketika Ia akan mengambil piring, Sung Yeol juga ikut mengambil sehingga tangan mereka berpegangan. hal itu membuat mereka saling berpandangan. Seul Bi yang merasa canggung, langsung melepaskan piring yang dipeganggnya itu dan tanpa sengaja Ia menyenggengol piring dan akhirnya piring itu jatuh dan pecah. ketika akan membersihkan pecahannya, Sung Yeol melarang Seul Bi.
Sung Yeol : "Tanganmu bisa terluka! Biar aku saja!"
Seul Bi beralasan kalau piring itu licin. Sung Yeol bilang dia tahu, Ia lalu tanya Seul Bi tidak terluka bukan. Seul Bi mengangguk.
tiba-tiba terdengar teriakan dari seorang pria yang mencari Shin Young Chul (Ayah Woo Hyun). mereka berteriak dengan kasar. sepertinya dua pria itu adalah preman. Sung Yeol dan Seul Bi langsung menghampiri mereka. Pria yang kurus tanya apa Sung Yeol cucunya Nenek. Seul Bi berseru apa yang mereka lakukan.
Sung Yeol : "Tiba-tiba saja melakukan hal ini, ilegal namanya!" serunya marah.
pria yang kurus tertawa mendengar ucapan Sung Yeol, Ia lalu tanya apa mengambil uang orang lain disebut ilegal. mereka berdua menerobos masuk kedalam mencari Nenek.
mereka juga memberantakkan semua barang. pria yang gendut bilang kalau seharusnya usahanya ada disini. Sung Yeol berteriak bertanya usaha apa maksudnya. mereka berseru meminta bayaran atau jika tidak, harus segera mengosongkan rumah.
pria kurus mencoba membuka brangkas, Ia ingin tahu apa ada uang tunai didalamnya. Seul Bi berteriak memintanya untuk berhenti karena itu adalah milik neneknya. mereka benar-benar memberantakkan seluruh isi rumah.
Woo Hyun turun dari kamarnya, Ia tanya apa yang terjadi dan mereka mau apa.
preman : "Kau siapa? Apa kau anaknya Shin Young Chul?" mereka tertawa mengejek lalu memangil Nama Nenek. "Gong Mal Sook kau di mana?"
Woo Hyun : "Jangan panggil nama Nenekku seperti itu!"
Pria yang kurus memberitahu kalau Shin Young Chul memberi jaminan bangunannya Nyonya Gong untuk pinjaman. Dia tidak mau bayar. Dan mereka tidak bisa menghubunginya.
Woo Hyun : "Kenapa aku yang harus bayar hutangnya?" teriaknya marah. Ia lalu menyuruh mereka untuk keluar.
pria yang gendut kesal, Ia menyuruh Woo Hyun untuk keluar meninggalkan rumah itu. Ia berancang-ancang akan memukul Woo Hyun, I lalu berteriak karena Seul Bi menggigit tangannya.
Sung Yeol, Woo Hyun dan Seul Bi bersama kedua preman itu berada dikantor polisi.
Woo Jin : "Malam begini kau mengancam anak-anak supaya bayar hutang?" tanyanya kesal.
Preman : "Hei, Pak Polisi. Tidak bayar hutang pinjaman bukannya itu salah? Kami sudah berusaha sabar."
Woo Jin : "Kita lihat saja kontrak IOU-nya."
Preman : "Apa gunanya dilihat? Isinya sama saja."
mereka kemudian menyerahkan surat kontrak itu pada rekan Woo Jin. rekan Woo Jin membaca isi kontrak itu lalu berkomentar dengan kesal.
Rekan Woo Jin : "40%? Tahu apa artinya? Bunga pinjaman lebih tinggi dari batas yang ditetapkan oleh hukum! Kau bisa kena masalah."
Preman : "Kami bahkan tidak menarik bunga pinjaman sepeserpun. Kami hanya menagih pinjaman pokoknya saja."
pria yang kurus mencengkram baju Woo Hyun, Ia berseru meminta Woo Hyun mengembalikan uangnnya. jika Ayahnya mencuri uangnya, maka Woo Hyun yang harus bayar. rekan Woo Jin berteriak kesal menyuruh preman itu berhenti. Woo Jin meminta Sung Yeol untuk membawa Woo Hyun pergi.
melihat Woo Hyun pergi, preman itu bilang kalau mereka juga harus pergi. tapi Woo Jin mencegah mereka. Woo Jin bilang kalau dia perlu nama mereka.
Seul Bi dan Sung Yeol dan juga Woo Hyun kembali kerumah. Sung Yeol dan Seul Bi merapikan rumah. sedangkan Woo Hyun duduk melamun ditangga. Ki Soo datang dan terkejut melihat rumah berantakan. Ia tanya apa yang baru saja terjadi. mereka bertiga hanya diam saja.
sesampainya dirumah, Woo Jin menceritakan semuanya pada Istrinya. Ji Hye terkejut mendengar kabar itu. Woo Jin memberitahu kalau sepertinya kedai itu akan dipindah tangankan.
Woo Jin : "Aku sama sekali tidak bisa menghubungi papanya Woo Hyun. Kita harus cari mamanya."
Ji Hye panik mendengar itu. Ia mengalihkan pembicaraan dengan bertanya bagaimana dengan warisan dari Nenek. Ji Hye menebak pasti ada warisan dari Nenek. Woo Jin bilang kalau itu paling juga tidak cukup.
Ji Hye : "Rentenir itu pasti akan kembali. Tolong jangan biarkan mereka melakukannya. Woo Hyun bagaimana? Apa dia sampai terluka?"
Woo Jin : "Kau cemas begitu. Apa karena dia muridmu?"
Ji Hye bingung harus mengatakan apa.
Woo Jin heran, bagaimana bisa Ayah Woo Hyun berbuat seperti itu. Woo Hyun bercerita kalau Sung Yeol meminjam uang untuk biaya kuliah Woo Hyun, sedangkan dia akan berusaha membiayai kuliahnya dengan mendapatkan beasiswa. Woo Jin berseru kalau Persahabatan mereka mulai dalam setelah semua masalah ini.
Ji Hye membuat banyak makanan dan memasukkannya kedalam wadah untuk dimasukkannya kedalam kulkas. karena Ia tahu kalau beso pasti Sung Yeol akan membawa makanan-makanan itu untuk Woo Hyun. Ji Hye merasa sedih melihat keadaan Woo Hyun sekarang.
dirumah, Ki Soo berjalan mondar-mandir. ia lalu tanya apa semua semua bangunan akan diberikan. Sung Yeol bilang kalau Ayahnya Woo Hyun tidak bisa dihubungi.
Ki Soo : "Kalau bisa dihubungi dia mungkin akan datang ke pemakaman. Dia meninggalkan Woo Hyun sendirian. Bagaimana bisa
orang tua bertindak seperti itu?" omelnya kesal.
Sung Yeol : "Kalau Ibunya Woo Hyun bagaimana? Dia tinggal di mana?"
Ki Soo : "Mereka bercerai saat Woo Hyun masih kecil. Sudah lama dia tidak melihat Ibunya. Woo Hyun hanya memiliki Nenek saja. Aku kasihan sekali padanya."
Ki Soo berseru kesal dari mana mereka bisa mendapatkan uang banyak. Seul Bi bilang kalau rumah dan kedai tidak boleh diambil. karena Kenangan Nenek dan Woo Hyun ada di sini.
Woo Hyun berada dikamarnya, Ia mencoba menelepon Ayahnya. Woo Hyun tahu nomor Ayahnya dari catatan nenek yang menyimpan nomor milik Ayahnya. tapi Woo Hyun tidak dapat menghubungi Ayahnya karena ponselnya tidak aktif. Woo Hyun membanting ponselnya kesal.
Woo Hyun : "Sebenarnya kau di mana? Kenapa kau harus jadi Ayahku? Kenapa?" teriak Woo Hyun marah.
keesokan Paginya, Seul Bi menemui Ki Soo ditempat kerja paruh waktunya. Ki Soo heran melihat Seul Bi pagi-pagi sekali datang menemuinya, Ia tanya apa preman itu kembali lagi.
Seul Bi : "Aku juga mau melakukannya."
Ki SOo : "Apa? Kau ingin gajiku dibagi, begitu? tidak!"
Seul Bi : "Aku tidak bisa menyerahkan rumah dan kedai. Tolong carikan aku kerjaan."
[nasehat dari Ki Soo : "Hal tersulit memiliki pekerjaan adalah bertahan. Seul Bi harus makan karena kau tidak dibayar mahal.]
Seul Bi bekerja paruh waktu direstaurant. ketika pembeli sudah selesai makan dan pergi, Seul Bi merapikan piring dimeja, setelah itu, didapur ia mengumpulkan makanan yang sisa dan menjadikannya satu. kemudian Seul Bi memakanya.
[Nasehat dari Ki Soo : "Kedua, meskipun pelanggannya jelek, Seul Bi harus bilang cantik.]
Seul Bi bekerja paruh waktu di toko pakaian. Ia melayani sepasang kekasih yang akan membeli baju. ketika si wanita mencoba Pakaiannya, si pria selalu menunjukkan jempolnya. tapi Seul Bi tidak bisa berbohong, Ia malah mengatakan hal yang sebaliknya.
sepasang kekasih itu kesal, mereka menghampiri Seul Bi kemudian melempar semua pakaian yang mereka coba pada Seul Bi. kemudian mereka pergi dan tidak jadi membeli.
[Nasehat Ki Soo : Ketiga, Seul Bi harus senyum kapan saja.]
Seul Bi bekerja paruh waktu sebagai baby siter dipenitipan anak. anak-anak sangat senang dengan Seul Bi. mereka menarik Seul Bi kekanan dan kekiri berebutan untuk mengajaknya bermain. Seul Bi benar-benar merasa lelah hingga Ia harus menghukum anak-anak itu agar tidak nakal lagi. tapi orang tua mereka tidak terima anak mereka diperlakukan seperti itu.
dan pada akhirnya, Seul Bi dipecat dari pekerjaan itu.
Woo Jin pergi menemui Woo Hyun. Ia bilang dia mampir untuk memeriksa saja. Woo Jin juga bilang kalau Woo Hyun harus pergi ke sekolah. Woo Jin memberitahu kalau dia meminta tolong temannya yang berada diAmerika untuk mencari Ayahnya. Woo Jin meminta Woo Hyun sabar menunggu.
Woo Hyun : "Tapi memang benar Ayah pinjam uang."
Woo Jin : "Tetap saja.. Ibumu bagaimana? Kau tahu namanya, nomor ktp-nya atau alamat tempat tinggalnya? Aku bisa bantu carikan."
Woo Hyun : "Bagi yang lain orang tua adalah pelindung. Namun bagiku, mereka tebing. Tebing yang amat curam, hingga aku tak bisa melihat dasarnya. Begitu terjatuh justru akan membunuhmu. Jadi tolong tidak usah mencari mereka. Malah dengan begitu Anda membantuku."
mendengar itu Woo Jin merasa Iba pada Woo Hyun, kemudian Ia mengangguk mengerti. Woo Jin meminta Woo Hyun untuk segera menghubunginya jika preman itu kembali. sebelum pergi, Woo Jin bilang kalau dia yakin orang tua Woo Hyun pasti punya alasan. kemudian Woo Jin menyemangati Woo Hyun.
Seul Bi dan Ki Soo berjalan bersama. sepertinya Seul Bi menceritakan semuanya pada Ki Soo kejadian hari ini ditempat kerja paruh waktunya.
Ki Soo : "Kita dalam masalah. Benar-benar gawat. bagaimana bisa dalam sehari, kau dipecat 6 kali? 24 jam apa tidak cukup?" (hahaha)
Seul Bi lalu tanya apa tidak ada hal lain yang bisa Ia kerjakan.
Ki Soo : "Sudahlah. Aku tidak menyangka saja, kau bisa dapat rangking bagus."
Seul Bi : "Kau mungkin tidak punya waktu untuk belajar. karena tiap hari kau selalu bekerja seperti ini."
Ki Soo : "Bingo! Aku memang tidak punya waktu. Kalau punya banyak waktu, pasti aku lulus dalam semua pelajaran." (hahha)
Ki Soo mengajak Seul Bi untuk mampir ke apotek dulu sebelum pulang kerumah.
Sung Yeol duduk didepan kedai nenek. tak lama kemudian Seul Bi datang. Sung Yeol tanya kemana saja Seul Bi. Seul Bi memberitahu kalau Ki Soo mencarikannya kerja paruh waktu. Ia bilang hanya ingin bantu sedikit.
melihat Seul Bi membeli koyo, Sung Yeol tanya apa ada yang sakit. Seul Bi menggeleng dan bilang tidak. Ia lalu menyembunyikan koyo itu dibalik tubuhnya.
Sung Yeol : "Apa kau tidak terlalu memakasakan diri?"
Seul Bi : "tidak apa. Aku kuat kok. Kenapa kau kemari?"
Sung Yeol : "Aku lewat tadi, jadi mampir dulu. Aku juga cari cara untuk dapatkan uang. Jadi kau jangan pergi sendiri."
Seul Bi : "Terima kasih. Woo Hyun pasti akan berterima kasih."
Sung Yeol : "Ya sudah. Masuk dan istirahatlah."
Seul Bi mengangguk. kemudian Ia masuk kedalam rumah.
ketika akan masuk kedalam kamar, Seul Bi terhenti karena Woo Hyun menanyakannya dari mana saja Seul Bi seharian ini. Seul Bi tanya, apa Woo Hyun menunggunya.
Woo Hyun : "Jangan melakukan hal bodoh. Tidak ada yang bisa kau lakukan."
Seul Bi : "Tentu saja pasti ada."
Woo Hyun : "Kau mau cari papaku? Kau tidak bisa kan? Kau mau bayar semua hutangnya? Kau juga tidak akan bisa. Jadi kuminta kau tidak melakukan apapun!"
Seul Bi : "Aku juga tidak tahu. Kenapa sulit sekali? Padahal hanya memberimu makan! Memberimu makan ternyata sulit! Betapa sakitnya bagimu, aku benar-benar tidak tahu."
Woo Hyun : "Makanya diam saja!" teriaknya marah.
Seul Bi : "Tapi kau tidak boleh begini terus."
ketika Seul Bi sudah terlelap, Woo Hyun diam-diam mengintip kedalam kamar Seuk Bi, Ia merasa kasihan melihat Seul Bi.
suara hati Woo Hyun : "Itu sebabnya kuminta kamu pergi, bodoh!"
pagi harinya, ketika Sung Yeol baru saja keluar dari kamar, Ia melihat Ji Hye tertidur dikursi. tapi Sung Yeol diam saja. Ia lalu berjalan kedapur untuk mengambil makanan dikulkas seperti biasanya untuk diberikan pada Woo Hyun dan Seul Bi. Ia kaget ketika melihat didalam kulkas terdapat banyak sekali makanan.
setelah memasukkan semua makanan kedalam tas, Sung Yeol mengambil tonik yang biasa diberikan Ji Hye untuknya. Sung Yeol meminum tonik itu.
sebelum pergi untuk bekerja, Seul Bi menyiapkan makanan dimeja untuk Woo Hyun. setelah itu Ia baru pergi.
saat mengantarkan barang, tanpa sengaja Seul Bi melihat selebaran yang mencari seekor anjing yang hilang, jika berhasil menemukan anjing yang hilang itu, akan mendapatkan upah 500 ribu.
kemudian Seul Bi mencari anjing yang hilang itu. Ia terus berteriak memanggil nama anjing itu. Seul Bi mencarinya dibawah mobil. dan juga ditaman bermain.
ketika mendengar suara gonggongan ditempat pembuangan, Seul Bi segera menuju ketempat itu untuk mencari anjing yang hilang. setelah dicari-cari, Seul Bi akhirnya bisa menemukan anjing itu. Seul Bi segera menggendongnya. tapi, ketika akan pergi, tanpa sengaja tumpukan barang yang ada didekat Seul Bi jatuh terguling dan menimpanya.
Woo Hyun berada didapur. Ia berdiri dengan sedih dan menangis. tak lama kemudian Sung Yeol datang dan memanggil Seul Bi. Sung Yeol melihat Woo Hyun, Ia lalu menitipkan tonik untuk diberikannya pada Seul Bi.
Woo Hyun : "Berikan saja sendiri."
Sung Yeol : "Aku tidak menyangka kau ternyata pecundang. Seul Bi kerja siang malam untuk membayar hutangmu. hingga baunya sudah seperti koyo! Berhentilah bersikap kekanak-kanakan!"
Woo Hyun : "Kekanak-kanakan? Apa aku terlihat kekanak-kanakan? Karena kau punya segalanya?"
Sung Yeol : "Gara-gara kau, Seul Bi tidak bisa kembali sekolah."
Woo Hyun bilang kalau dia tidak pernah memintanya tinggal. Sung Yeol menyahut kalau Woo Hyun tidak pernah bisa bilang
pada Seul Bi untuk pergi.
Sung Yeol : "Berhentilah bertingkah menjadi orang yang sok menyedihkan di dunia. Setidaknya Nenek mencintaimu. Aku..."
Woo Hyun menyahut, jika Sung Yeol sudah selesai mengocehnya, maka segera pergi.
Sung Yeol : "Masih banyak. Aku tidak tahan lagi. Menjauhlah dari Seul Bi. Aku kasihan sama Seul Bi, dia kerja mati-matian untukmu."
Woo Hyun pergi mengacuhkan Sung Yeol. sebenarnya Woo Hyun sedih mendengar itu.
Seul Bi sangat senang mendapatkan uah yang banyak hasil dari kerja kerasnya mencari anjing yang hilang itu. walaupun lengannya harus terluka dan diperban.
Seul Bi : "Kalau aku bisa menemukan anjing tiap hari, hutangnya pasti bisa kulunasi." ucapnya senang. Ia lalu memegang lengannya dan mengeluh sakit.
Woo Hyun berada dikamar Nenek. Ia memegang lipstik Nenek hadia pemberian dari Seul Bi dengan sedih. dengan sedih Woo Hyun bilang harunya dulu dia mengatakan kalau Nenek cantik.
Ia lalu mengambil dompet nenek yang berisi beberapa buku tabungan untuk dirinya.
Woo Hyun : "Nenek kerja keras mengumpulkan uang hingga tidak memperhatikan kesehatan sendiri. harusnya kita bisa pergi, kita bisa jalan-jalan dengan uang ini, Ke Jeju saja tidak kesampaian. Bodoh sekali kita. Banyak uang. Tapi kita tidak punya kenangan bersama."
kedua preman itu ternyata bberdiri didepan kedai. mereka sepertinya akan memfoto kedai. melihat itu Seul Bi segera berlari dan menghalangi mereka. Seul Bi menyerahkan uang hasil dari kerja kerasnya, dan bilang kalau sisanya akan Ia bayar.
ketika melihat jumlah uang itu hanya sedikit, mereka tanya apa Seul Bi sedang bercanda. mereka mengatakan kalau Seul Bi tidak akan bisa melunasinya.
Seul Bi : "Aku akan terus berusaha. Aku akan bayar berapapun."
Preman : "Baiklah, bagaimana akan kaubayar?"
preman yang gendut menunjukkan luka gigitan Seul Bi dan tanya bagaimana Seul Bi membayar lukanya yang itu. Seul bi diam, Ia lalu meminta maaf. pria yang kurus mendekat pada Seul Bi dan bilang kalau Seul Bi ternyata cantik juga. mereka memegan wajah Seul Bi. Seul Bi diam dan sedikit ketakutan.
Preman : "Anak manis, sebetulnya ada banyak cara untuk dapatkan banyak uang."
Woo Hyun tiba-tiba datang. Ia langsung memukul tangan preman itu untuk tidak menyentuh Seul Bi. Seul Bi kaget melihat Woo Hyun. preman itu kesal, Ia lalu bilang pada Woo Hyun, dia pikir siapa dirinya berani bertingkah seperti itu. preman yang gendut itu lalu menghamburkan uang milik Seul Bi kejalan. melihat uangnya berhamburan dijalan, Seul Bi langsung memungutnya.
Preman : "Lihat! Uang bisa bikin orang berlutut."
mereka menyuruh Woo Hyun untuk segera membayar hutang Ayahnya, jika tidak, maka akan tahu sendiri akibatnya. setelah itu preman itu pergi.
Seul Bi bilang pada Woo Hyun, kalau mereka berusaha, pasti akan ada jalan enyelamatkan rumah dan kedai. untuk menyelamatkan rumah dan juga kedai.
Seul Bi : "Ada banyak tempat untuk siswa SMA bisa mendapatkan uang. Kau dan aku.."
Woo Hyun : "Seumur hidup melunasi hutang? Itu impianmu? Harapanmu? Kalau begitu lakukan saja sendiri."
Woo Hyun melangkah pergi, tapi Seul Bi menghalanginya.
Seul Bi : "Woo Hyun.."
Woo Hyun : "Aku sudah tidak butuh. Aku tidak butuh!"
Woo Hyun mendorong Seul Bi minggir hingga Seul Bi terjatuh. Seul Bi hanya diam dan memegangi tangannya yang sakit. Woo Hyun terkejut melihat itu.
Seul Bi : "Bayangkan betapa terlukanya Nenek, kalau beliau melihatmu."
Woo Hyun : "Aku juga terluka. Aku amat terluka hingga rasanya mau mati!"
Seul Bi : "Apa kau tidak melihatku? Kau tidak sendirian. Aku bagaimana? Aku hanya tidak ingin kau sendirian. Jadi aku merelakan semuanya. Jangan begini, kumohon, Woo Hyun."
Woo Hyun : "Karena itu, pergilah. Tolong pergilah!"
tiba-tiba sebuah pot melayang tepat diatas Woo Hyun. Seul Bi bisa melihat itu sedangkan Woo Hyun tidak. sebelum pot itu terjatuh, Seul Bi mendorong Woo Hyun sehingga Woo Hyun selamat. Woo Hyun dan Seul Bi kaget melihat pot itu jatuh dengan sendirinya.
bersambung ke episode 10..
===== EPISODE 9 part 2 =====
Setelah bertemu Ji Hye didepan rumah, Sung Yeol memilih tidak pulang kerumah, Ia kembali kekedai Nenek. tapi ketika sampai didepan kedai, Ia melihat Seul Bi berlari keluar dan terlihat buru-buru.
Seul Bi ternyata pergi kerumah sakit untuk mencari Sunbaenya. setelah mencari kesana-kemari, Seul Bi tidak bisa menemukan Byung Chul. Seul Bi menjadi putus asa karena mengira dia sudah tidak bisa melihat sunbaenya lagi. tapi ketika berbalik, Sunbaenya berdiri dibelakangnya dan terlihat sedang menjemput seseorang yang baru saja meninggal. karena Byung Chul tidak menghiraukan panggilannya, Seul Bi menghadangnya.
Seul Bi : "Jadi aku bisa melihat Sunbae?"
Byung Chul : "Tapi aku tidak akan melihatmu. Minggir."
Seul Bi : "Aku minta tolong."
Byung Chul : "Manusia tidak bisa minta tolong pada malaikat."
Seul Bi mencoba memegang tangan Byung Chul, tapi tidak bisa, tangannya menembus ketika Ia akan memegang.
Seul Bi : "Nenek.., biarkan aku melihatnya sekali lagi."
Byung Chul bilang tidak. Ia tidak bisa melanggar aturan. Seul Bi menyahut, apa dalam mimpipun tidak boleh, jika boleh, Ia meminta Byung Chul membiarkan Woo Hyun melihat Nenek sekali lagi.
ternyata Sung Yeol mengikuti Seul Bi pergi kerumah sakit. Ia mempehatikan Seul Bi dari kejauhan dan heran melihat Seul Bi berbicara sendirian.
Seul Bi bercerita kalau Woo Hyun bahkan belum mengucapkan salam perpisahanpada Neneknya. Seul Bi mengatakan, bagi Woo Hyun, Neneknya adalah segala-galanya. Namun sekarang dia kehilangan semuanya.
Seul Bi : "Jadi sekali saja. Biarkan dia mengucapakan selamat tinggal pada Nenek."
Byung Chul : "Kenapa kau melakukan semua ini untuknya?" tanyanya marah.
Seul Bi : "Aku tidak tahu. Aku hanya ingin melakukan sesuatu untuknya. Aku ingin melakukan sesuatu. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa.
Byung Chul : "Tidak, hal itu di luar kuasaku."
Seul Bi : "Kalau begitu, sampaikan padanya. Sampaikan pada Nenek kalau Woo Hyun sangat mencintainya. Katakan pada beliau,
Woo Hyun akan baik-baik saja. Kumohon."
lalu Byung Chul berkata jika orang yang Seul Bi cintai berubah, Maka Seul Bi akan kehilangan miliknya yang paling berharga. Itu adalah hukuman meninggalkan dunia mereka Dan itu aturan di dunia manusia.
Seul Bi : "Milikku yang paling berharga?" tanyanya tidak mengerti.
Byung Chul : "Ketika kau menyerah menjadi malaikat setelah bersumpah, Seharusnya kau sudah siap dengan hal ini."
Seul Bi : "Kalaupun aku harus kehilangan semuanya, selama Woo Hyun bahagia, kurasa aku akan baik-baik saja.
Byung Chul marah mendengar ucapan Seul Bi.
Sung Yeol menghampiri Seul Bi, Ia tanya Seul Bi sedang bicara dengan siapa. seketika itu Byung Chul menghilang dari hadapan Seul Bi. Seul Bi menjawab dia tidak bicara dengan siapa-siapa.
Sung Yeol tanya lagi kenapa Seul Bi pergi kerumah sakit. Seul Bi bingung harus menjawab apa, lalu Ia bilang kalau dia ingin bertemu Nenek. setelah mengatakan itu, Seul Bi pergi. Seul Bi diam saja, Ia merasa aneh melihat Seul Bi. jelas-jelas tadi Ia melihat Seul Bi berbicara sendiri.
dirumah, Woo Hyun memeriksa seluruh penjuru rumah untuk mencari Seul Bi, tapi Ia tidak bisa menemukan Seul Bi. Woo Hyun terlihat panik.
Sung Yeol sudah berada dirumahnya, dikamar, Ia memandangi segitiga meteor pemberian Seul Bi. Sung Yeol teringat kembali kata-kata Seul Bi yang mengatakan 'Kalaupun aku harus kehilangan semuanya, selama Woo Hyun bahagia, kurasa aku akan baik-baik saja.'
Sung Yeol : "Kehilangan?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Sung Yeol tidak mengerti apa maksud dari kata 'kehilangan' yang diucapkan Seul Bi. Sung Yeol berpikir kalau mungkin saja maksudnya Seul Bi akan tetap menyukai Woo Hyun meskipun dia kehilangan segalanya.
Seul Bi ternyata duduk sendirian dikedai. Ia juga memikirkan ucapan yang dikatakan Sunbaenya kalau dia akan kehilangan miliknya yang paling berharga.
tiba-tiba Ia dikejutkan dengan kedatangan Woo Hyun. Seul Bi kaget melihat Woo Hyun, Ia tanya apa Woo Hyun lapar, apa dia ingin makan. dengan marah Woo Hyun bilang kalau Ia pikir Seul Bi sudah pergi tanpa berpamitan padanya.
Seul Bi : "Memangnya aku mau pergi kemana?"
Woo Hyun tidak mengatakan apa-apa lagi, Ia langsung pergi. hal itu membuat Seul Bi sedih.
telepon dikedai berdering, Woo Hyun yang berada dikamar langsung menutupi dirinya dengan selimut mendengar dering dari telepon. Seul Bi mengangkat telepon dan bilang kalau mereka tidak menerima pesanan lagi untuk sementara. sepertinya orang yang ditelepon tanya dimana nenek, Seul Bi mengatakan kalau Nenek sedang liburan. Seul Bi menutup telepon dengan sedih.
Sung Gook pergi kekedai, Ia langsung memesan kue beras merah pada Seul Bi. Seul Bi memberitahu kalau mereka masih belum buka.
(horeee... Sung Gook hadir diepisode ini... suka lihat karakternya yang lucu :D)
Sung Gook : "Kenapa tidak? Pintu kedai buka, dan bahan-bahannya juga ada. Kalian tinggal masak."
Seul Bi mengingat wajah Sung Gook, ia lalu tanya bukannya Sung Gook orang yang dulu pernah bertemu dengannya itu.
Sung Gook : "Kau masih ingat? Ingatanmu bagus."
Sung Gook lalu bilang kalau dia akan jujur, Ia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Seul Bi, setelah itu Ia memperkenalkan dirinya.
Sung Gook : "Senang bertemu denganmu. Selamat sudah jadi manusia."
Seul Bi kaget karena Sung Gook tahu tentangnya, Ia lalu tanya bagaimana Sung Gook bisa tahu. Sung Gook mengatakan kalau dulu dia juga malaikat. sekarang dia adalah Ketua Komite Manusia Malaikat. Seperti Presdir atau , Semacam itulah.
Sung Gook : "Aku mengerjakan urusan dokumen. dan juga hal-hal yang lain."
Sung Gook kemudian duduk. Seul Bi masih tidak percaya, Ia tanya lagi apa dulu Sung Gook benar malaikat.
Sung Gook : "Mengagetkanmu? Kau pasti belum pernah lihat malaikat setampan aku."
Sung Gook mengambil ponselnya lalu memberitahu kalau telepon Seul Bi berdering. ketika Seul Bi melihat ponselnya, Ia heran ketika melihat nama orang yang sedang menghubunginya 'cowok tampan'. Sung Gook memberitahu kalau itu adalah nomornya.
Sung Gook : "Aku akan memberitahumu tempat dan tanggalnya. Bebas telepon dan tanya apa saja padaku. Satu lagi yang penting. Manusia tidak boleh mengetahui Identitas kita. Jadi, berhati-hatilah. Berhati-hatilah. Mengerti?"
setelah mengatakan itu, Sung Gook akan pergi. tapi Seul Bi memanggilnya. Sung Gook tanya apa masih ada lagi yang ingin Seul Bi tanyakan.
Seul Bi : "Saat sedih apa yang dilakukan manusia?"
Sung Gook : "Saat sedih? Saat sedih mereka suka minum-minum. Oh ya, kamu masih SMA."
Sung Gook berpesan pada Seul Bi untuk tetap berada di sisi Woo Hyun. Sung Gook bilang, Menghibur Woo Hyun tidak sulit jadi, Tetaplah bersamanya. kemudian Sung Gook harus pergi.
Seul Bi masih mencerna ucapan Sung Gook tadi padanya.
Seul Bi : "Bersamanya.. Tetap bersamanya?"
dirumah, Sung Yeol sibuk mengemasi makanan dari dalam kulkasnya kesebuah tas untuk dibawanya kerumah Woo Hyun. Ji Hye datang, Ia melihat Sung Yeol menaruh makanan dikulkas kedalam as dan kemudian bertanya Sung Yeol sedang apa. dengan dingin Sung Yeol menjawab tidak sedang apa-apa, Ia lalu pergi.
Seul Bi duduk sendirian dikedai dengan wajah yang sedih. Ki Soo datang dan langsung bertanya apa Woo Hyun masih belum makan
apapun. Ki Soo kesal mengetahui itu, Ia lalu berteriak pada Woo Hyun kalau Nenek selalu bilang kalau Woo Hyun tidak makan hari ini, rejeki itu tidak akan pernah kembali.
Woo Hyun berada didalam kamarnya, Ia sedang tiduran dan melamun. Woo Hyun mendengar teriakan Ki Soo, bahkan Woo Hyun mengikuti ucapan Ki Soo yang mengatakan 'Kalau hari ini kau tidak makan, rejeki tidak akan datang padamu'."
Woo Hyun : "Nyonya Gong bilang begitu." ucapnya sedih.
ketika Ki Soo akan pergi, Ia kaget melihat Joo Ah datang. Joo Ah memberi bungkusan berisi hot dog untuk Woo Hyun, Ia bilang kalau bosnya memberinya banyak sekali. Ki Soo senang melihatnya. Ia lalu bilang kalau Joo Ah baik sekali. maka dari itu dia memilih Joo Ah sebagai wakil krtua kelas. Ki Soo memberikan bungkusan makanan itu pada Seul Bi lalu pergi.
Joo Ah menyerahkan sebuah buku pada Seul Bi, Ia memberitahu Seul Bi kalau buku adalah pelarian terbaik saat dia merasa kecewa.
Seul Bi : "Terima kasih. Untuk hotdog dan bukunya."
Joo Ah : "Saat membaca jangan ngemil. Jangan sampai tertidur. dan Jangan lipat halamannya."
Seul Bi : "Baiklah." ucapnya seraya tersenyum dan mengangguk.
kemudian Joo Ah segera pamit pergi, karena dia akan terlambat pergi ke sekolah nanti.
setelah Joo Ah pergi, SUng Yeol datang. Sung Yeol bilang kalau dia pikir dia yang akan datang duluan. Seul Bi menyahut sayang sekali, karena Sung Yeol datang paling akhir. Ia lalu tanya apa hari ini Sung Yeol juga tidak pergi kesekolah.
Sung Yeol bilang kalau dia akan pergi, karena dia tidak mau Seul Bi memarahinya. Seul Bi memeriksa tas yang dibawa Sung Yeol yang berisi makanan. Ia tanya apa itu buatan Ibunya. dengan berat hati Sung Yeol menjawab Iya.
Seul Bi : "Kau beruntung masih punya Ibu dan juga Ayah yang tampan."
Sung Yeol : "Semua punya orang tua. Tidak ada yang spesial."
Seul Bi : "Tentu saja spesial. Woo Hyun dan aku tidak punya. Woo Hyun bahkan tidak bisa menghubungi orang tuanya. Jadi Nenek.."
Seul Bi tidak meneruskan kata-katanya, Ia menyuruh Sung yeol untuk bersyukur karena orang tuanya masih hidup. dan masih bisa melihat mereka kapan saja. Sung Yeol terdiam, Ia tampak sedang berpikir.
Seul Bi pergi kedapur untuk membuat kue beras merah dengan melihat buku resep dari Nenek. Sung Yeol berdiri disampingnya dan memperhatikannya. Sung Yeol memanggil Seul Bi dan tiba-tiba memakaikan apron pada Seul Bi. Seul Bi teringat kenangannya ketika Woo Hyun memakaikan apron padanya. saat itu, Seul Bi tidak bisa bernafas.
Seul Bi sadar dari lamunannya, Ia langsung mejauh dan bilang pada Sung Yeol dia akan melakukannya sendiri (mengikat tali apron)
Sung Yeol tanya, apa Seul Bi canggung, Seul Bi menjawab tidak.
Sung Yeol tanya lagi dia harus membantu apa.
Sung Yeol : "apa kau bisa memasaknya hari ini?"
Seul Bi mengangguk lemah, ia bilang kalau dia sudah terlanjur menerima pesanan, jadi bagaimana lagi. Sung Yeol mencicipi masakan yang dibuat Seul Bi dan berkomentar kalau rasanya aneh.
Sung Yeol membaca buku resep nenek, setelah itu Ia mulai memasak. Seul Bi kagum melihat Sung Yeol ternyata pandai memasak. Sung Yeol bilang kalau dia harus hidup mandiri ketika kedua orang tuanya sibuk.
Seul Bi : "Jadi anak-anak bisa hebat kalau orang tuanya sibuk?"
Sung Yeol hanya tertawa mendengar pertanyaan Seul Bi. Seul Bi mencicipi masakan buatan Sung Yeol, Ia mengangguk senang.
kemudian Seul Bi menyerahkan makanan itu pada Ki Soo untuk diantar kepelanggan. Ki Soo tanya, apa makanannya tidak apa-apa. Seul Bi memberitahu kalau Sung Yeol membantunya.
Ki Soo mengatakan kalau mereka memang harus mencoba membuatnya, jika pelanggan tidak suka, maka mereka harus membuat lagi. Ki Soo memuji Seul Bi.
Ki Soo : "Woo Hyun harusnya yang mencicipinya. Kita harus selesaikan, sampai dia bangun."
Seul Bi dan Sung Yeol mulai bersih-bersih. Seul Bi mengatakan kalau dia tidak akan bisa menyelesaikan kalau bukan karena Sung Yeol. Seul Bi bertanya-tanya kenapa yang Ia buat rasanya tidak enak.
Sung Yeol : "Tidak ada yang langsung enak saat membuatnya pertama kali. Tentu saja rasanya beda dengan buatan Nyonya Gong."
Seul Bi : "Tapi mirip! Kau hebat!"
Sung Yeol : "Kedainya akan kau apakan?"
Seul Bi : "Di sinilah semua kenangan Woo Hyun terukir. Kurasa akan kita melanjutkannya."
Sung Yeol : "Woo Hyun dan kau?"
Seul Bi : "Untuk sekarang, iya. Woo Hyun tidak mau bangun. Aku jadi khawatir."
Sung Yeol : "Dia akan bangun."
Seul Bi : "Mauku juga begitu."
Seul Bi membantu Sung Yeol mencuci piring. ketika Ia akan mengambil piring, Sung Yeol juga ikut mengambil sehingga tangan mereka berpegangan. hal itu membuat mereka saling berpandangan. Seul Bi yang merasa canggung, langsung melepaskan piring yang dipeganggnya itu dan tanpa sengaja Ia menyenggengol piring dan akhirnya piring itu jatuh dan pecah. ketika akan membersihkan pecahannya, Sung Yeol melarang Seul Bi.
Sung Yeol : "Tanganmu bisa terluka! Biar aku saja!"
Seul Bi beralasan kalau piring itu licin. Sung Yeol bilang dia tahu, Ia lalu tanya Seul Bi tidak terluka bukan. Seul Bi mengangguk.
tiba-tiba terdengar teriakan dari seorang pria yang mencari Shin Young Chul (Ayah Woo Hyun). mereka berteriak dengan kasar. sepertinya dua pria itu adalah preman. Sung Yeol dan Seul Bi langsung menghampiri mereka. Pria yang kurus tanya apa Sung Yeol cucunya Nenek. Seul Bi berseru apa yang mereka lakukan.
Sung Yeol : "Tiba-tiba saja melakukan hal ini, ilegal namanya!" serunya marah.
pria yang kurus tertawa mendengar ucapan Sung Yeol, Ia lalu tanya apa mengambil uang orang lain disebut ilegal. mereka berdua menerobos masuk kedalam mencari Nenek.
mereka juga memberantakkan semua barang. pria yang gendut bilang kalau seharusnya usahanya ada disini. Sung Yeol berteriak bertanya usaha apa maksudnya. mereka berseru meminta bayaran atau jika tidak, harus segera mengosongkan rumah.
pria kurus mencoba membuka brangkas, Ia ingin tahu apa ada uang tunai didalamnya. Seul Bi berteriak memintanya untuk berhenti karena itu adalah milik neneknya. mereka benar-benar memberantakkan seluruh isi rumah.
Woo Hyun turun dari kamarnya, Ia tanya apa yang terjadi dan mereka mau apa.
preman : "Kau siapa? Apa kau anaknya Shin Young Chul?" mereka tertawa mengejek lalu memangil Nama Nenek. "Gong Mal Sook kau di mana?"
Woo Hyun : "Jangan panggil nama Nenekku seperti itu!"
Pria yang kurus memberitahu kalau Shin Young Chul memberi jaminan bangunannya Nyonya Gong untuk pinjaman. Dia tidak mau bayar. Dan mereka tidak bisa menghubunginya.
Woo Hyun : "Kenapa aku yang harus bayar hutangnya?" teriaknya marah. Ia lalu menyuruh mereka untuk keluar.
pria yang gendut kesal, Ia menyuruh Woo Hyun untuk keluar meninggalkan rumah itu. Ia berancang-ancang akan memukul Woo Hyun, I lalu berteriak karena Seul Bi menggigit tangannya.
Sung Yeol, Woo Hyun dan Seul Bi bersama kedua preman itu berada dikantor polisi.
Woo Jin : "Malam begini kau mengancam anak-anak supaya bayar hutang?" tanyanya kesal.
Preman : "Hei, Pak Polisi. Tidak bayar hutang pinjaman bukannya itu salah? Kami sudah berusaha sabar."
Woo Jin : "Kita lihat saja kontrak IOU-nya."
Preman : "Apa gunanya dilihat? Isinya sama saja."
mereka kemudian menyerahkan surat kontrak itu pada rekan Woo Jin. rekan Woo Jin membaca isi kontrak itu lalu berkomentar dengan kesal.
Rekan Woo Jin : "40%? Tahu apa artinya? Bunga pinjaman lebih tinggi dari batas yang ditetapkan oleh hukum! Kau bisa kena masalah."
Preman : "Kami bahkan tidak menarik bunga pinjaman sepeserpun. Kami hanya menagih pinjaman pokoknya saja."
pria yang kurus mencengkram baju Woo Hyun, Ia berseru meminta Woo Hyun mengembalikan uangnnya. jika Ayahnya mencuri uangnya, maka Woo Hyun yang harus bayar. rekan Woo Jin berteriak kesal menyuruh preman itu berhenti. Woo Jin meminta Sung Yeol untuk membawa Woo Hyun pergi.
melihat Woo Hyun pergi, preman itu bilang kalau mereka juga harus pergi. tapi Woo Jin mencegah mereka. Woo Jin bilang kalau dia perlu nama mereka.
Seul Bi dan Sung Yeol dan juga Woo Hyun kembali kerumah. Sung Yeol dan Seul Bi merapikan rumah. sedangkan Woo Hyun duduk melamun ditangga. Ki Soo datang dan terkejut melihat rumah berantakan. Ia tanya apa yang baru saja terjadi. mereka bertiga hanya diam saja.
sesampainya dirumah, Woo Jin menceritakan semuanya pada Istrinya. Ji Hye terkejut mendengar kabar itu. Woo Jin memberitahu kalau sepertinya kedai itu akan dipindah tangankan.
Woo Jin : "Aku sama sekali tidak bisa menghubungi papanya Woo Hyun. Kita harus cari mamanya."
Ji Hye panik mendengar itu. Ia mengalihkan pembicaraan dengan bertanya bagaimana dengan warisan dari Nenek. Ji Hye menebak pasti ada warisan dari Nenek. Woo Jin bilang kalau itu paling juga tidak cukup.
Ji Hye : "Rentenir itu pasti akan kembali. Tolong jangan biarkan mereka melakukannya. Woo Hyun bagaimana? Apa dia sampai terluka?"
Woo Jin : "Kau cemas begitu. Apa karena dia muridmu?"
Ji Hye bingung harus mengatakan apa.
Woo Jin heran, bagaimana bisa Ayah Woo Hyun berbuat seperti itu. Woo Hyun bercerita kalau Sung Yeol meminjam uang untuk biaya kuliah Woo Hyun, sedangkan dia akan berusaha membiayai kuliahnya dengan mendapatkan beasiswa. Woo Jin berseru kalau Persahabatan mereka mulai dalam setelah semua masalah ini.
Ji Hye membuat banyak makanan dan memasukkannya kedalam wadah untuk dimasukkannya kedalam kulkas. karena Ia tahu kalau beso pasti Sung Yeol akan membawa makanan-makanan itu untuk Woo Hyun. Ji Hye merasa sedih melihat keadaan Woo Hyun sekarang.
dirumah, Ki Soo berjalan mondar-mandir. ia lalu tanya apa semua semua bangunan akan diberikan. Sung Yeol bilang kalau Ayahnya Woo Hyun tidak bisa dihubungi.
Ki Soo : "Kalau bisa dihubungi dia mungkin akan datang ke pemakaman. Dia meninggalkan Woo Hyun sendirian. Bagaimana bisa
orang tua bertindak seperti itu?" omelnya kesal.
Sung Yeol : "Kalau Ibunya Woo Hyun bagaimana? Dia tinggal di mana?"
Ki Soo : "Mereka bercerai saat Woo Hyun masih kecil. Sudah lama dia tidak melihat Ibunya. Woo Hyun hanya memiliki Nenek saja. Aku kasihan sekali padanya."
Ki Soo berseru kesal dari mana mereka bisa mendapatkan uang banyak. Seul Bi bilang kalau rumah dan kedai tidak boleh diambil. karena Kenangan Nenek dan Woo Hyun ada di sini.
Woo Hyun berada dikamarnya, Ia mencoba menelepon Ayahnya. Woo Hyun tahu nomor Ayahnya dari catatan nenek yang menyimpan nomor milik Ayahnya. tapi Woo Hyun tidak dapat menghubungi Ayahnya karena ponselnya tidak aktif. Woo Hyun membanting ponselnya kesal.
Woo Hyun : "Sebenarnya kau di mana? Kenapa kau harus jadi Ayahku? Kenapa?" teriak Woo Hyun marah.
keesokan Paginya, Seul Bi menemui Ki Soo ditempat kerja paruh waktunya. Ki Soo heran melihat Seul Bi pagi-pagi sekali datang menemuinya, Ia tanya apa preman itu kembali lagi.
Seul Bi : "Aku juga mau melakukannya."
Ki SOo : "Apa? Kau ingin gajiku dibagi, begitu? tidak!"
Seul Bi : "Aku tidak bisa menyerahkan rumah dan kedai. Tolong carikan aku kerjaan."
[nasehat dari Ki Soo : "Hal tersulit memiliki pekerjaan adalah bertahan. Seul Bi harus makan karena kau tidak dibayar mahal.]
Seul Bi bekerja paruh waktu direstaurant. ketika pembeli sudah selesai makan dan pergi, Seul Bi merapikan piring dimeja, setelah itu, didapur ia mengumpulkan makanan yang sisa dan menjadikannya satu. kemudian Seul Bi memakanya.
[Nasehat dari Ki Soo : "Kedua, meskipun pelanggannya jelek, Seul Bi harus bilang cantik.]
Seul Bi bekerja paruh waktu di toko pakaian. Ia melayani sepasang kekasih yang akan membeli baju. ketika si wanita mencoba Pakaiannya, si pria selalu menunjukkan jempolnya. tapi Seul Bi tidak bisa berbohong, Ia malah mengatakan hal yang sebaliknya.
sepasang kekasih itu kesal, mereka menghampiri Seul Bi kemudian melempar semua pakaian yang mereka coba pada Seul Bi. kemudian mereka pergi dan tidak jadi membeli.
[Nasehat Ki Soo : Ketiga, Seul Bi harus senyum kapan saja.]
Seul Bi bekerja paruh waktu sebagai baby siter dipenitipan anak. anak-anak sangat senang dengan Seul Bi. mereka menarik Seul Bi kekanan dan kekiri berebutan untuk mengajaknya bermain. Seul Bi benar-benar merasa lelah hingga Ia harus menghukum anak-anak itu agar tidak nakal lagi. tapi orang tua mereka tidak terima anak mereka diperlakukan seperti itu.
dan pada akhirnya, Seul Bi dipecat dari pekerjaan itu.
Woo Jin pergi menemui Woo Hyun. Ia bilang dia mampir untuk memeriksa saja. Woo Jin juga bilang kalau Woo Hyun harus pergi ke sekolah. Woo Jin memberitahu kalau dia meminta tolong temannya yang berada diAmerika untuk mencari Ayahnya. Woo Jin meminta Woo Hyun sabar menunggu.
Woo Hyun : "Tapi memang benar Ayah pinjam uang."
Woo Jin : "Tetap saja.. Ibumu bagaimana? Kau tahu namanya, nomor ktp-nya atau alamat tempat tinggalnya? Aku bisa bantu carikan."
Woo Hyun : "Bagi yang lain orang tua adalah pelindung. Namun bagiku, mereka tebing. Tebing yang amat curam, hingga aku tak bisa melihat dasarnya. Begitu terjatuh justru akan membunuhmu. Jadi tolong tidak usah mencari mereka. Malah dengan begitu Anda membantuku."
mendengar itu Woo Jin merasa Iba pada Woo Hyun, kemudian Ia mengangguk mengerti. Woo Jin meminta Woo Hyun untuk segera menghubunginya jika preman itu kembali. sebelum pergi, Woo Jin bilang kalau dia yakin orang tua Woo Hyun pasti punya alasan. kemudian Woo Jin menyemangati Woo Hyun.
Seul Bi dan Ki Soo berjalan bersama. sepertinya Seul Bi menceritakan semuanya pada Ki Soo kejadian hari ini ditempat kerja paruh waktunya.
Ki Soo : "Kita dalam masalah. Benar-benar gawat. bagaimana bisa dalam sehari, kau dipecat 6 kali? 24 jam apa tidak cukup?" (hahaha)
Seul Bi lalu tanya apa tidak ada hal lain yang bisa Ia kerjakan.
Ki Soo : "Sudahlah. Aku tidak menyangka saja, kau bisa dapat rangking bagus."
Seul Bi : "Kau mungkin tidak punya waktu untuk belajar. karena tiap hari kau selalu bekerja seperti ini."
Ki Soo : "Bingo! Aku memang tidak punya waktu. Kalau punya banyak waktu, pasti aku lulus dalam semua pelajaran." (hahha)
Ki Soo mengajak Seul Bi untuk mampir ke apotek dulu sebelum pulang kerumah.
Sung Yeol duduk didepan kedai nenek. tak lama kemudian Seul Bi datang. Sung Yeol tanya kemana saja Seul Bi. Seul Bi memberitahu kalau Ki Soo mencarikannya kerja paruh waktu. Ia bilang hanya ingin bantu sedikit.
melihat Seul Bi membeli koyo, Sung Yeol tanya apa ada yang sakit. Seul Bi menggeleng dan bilang tidak. Ia lalu menyembunyikan koyo itu dibalik tubuhnya.
Sung Yeol : "Apa kau tidak terlalu memakasakan diri?"
Seul Bi : "tidak apa. Aku kuat kok. Kenapa kau kemari?"
Sung Yeol : "Aku lewat tadi, jadi mampir dulu. Aku juga cari cara untuk dapatkan uang. Jadi kau jangan pergi sendiri."
Seul Bi : "Terima kasih. Woo Hyun pasti akan berterima kasih."
Sung Yeol : "Ya sudah. Masuk dan istirahatlah."
Seul Bi mengangguk. kemudian Ia masuk kedalam rumah.
ketika akan masuk kedalam kamar, Seul Bi terhenti karena Woo Hyun menanyakannya dari mana saja Seul Bi seharian ini. Seul Bi tanya, apa Woo Hyun menunggunya.
Woo Hyun : "Jangan melakukan hal bodoh. Tidak ada yang bisa kau lakukan."
Seul Bi : "Tentu saja pasti ada."
Woo Hyun : "Kau mau cari papaku? Kau tidak bisa kan? Kau mau bayar semua hutangnya? Kau juga tidak akan bisa. Jadi kuminta kau tidak melakukan apapun!"
Seul Bi : "Aku juga tidak tahu. Kenapa sulit sekali? Padahal hanya memberimu makan! Memberimu makan ternyata sulit! Betapa sakitnya bagimu, aku benar-benar tidak tahu."
Woo Hyun : "Makanya diam saja!" teriaknya marah.
Seul Bi : "Tapi kau tidak boleh begini terus."
ketika Seul Bi sudah terlelap, Woo Hyun diam-diam mengintip kedalam kamar Seuk Bi, Ia merasa kasihan melihat Seul Bi.
suara hati Woo Hyun : "Itu sebabnya kuminta kamu pergi, bodoh!"
pagi harinya, ketika Sung Yeol baru saja keluar dari kamar, Ia melihat Ji Hye tertidur dikursi. tapi Sung Yeol diam saja. Ia lalu berjalan kedapur untuk mengambil makanan dikulkas seperti biasanya untuk diberikan pada Woo Hyun dan Seul Bi. Ia kaget ketika melihat didalam kulkas terdapat banyak sekali makanan.
setelah memasukkan semua makanan kedalam tas, Sung Yeol mengambil tonik yang biasa diberikan Ji Hye untuknya. Sung Yeol meminum tonik itu.
sebelum pergi untuk bekerja, Seul Bi menyiapkan makanan dimeja untuk Woo Hyun. setelah itu Ia baru pergi.
saat mengantarkan barang, tanpa sengaja Seul Bi melihat selebaran yang mencari seekor anjing yang hilang, jika berhasil menemukan anjing yang hilang itu, akan mendapatkan upah 500 ribu.
kemudian Seul Bi mencari anjing yang hilang itu. Ia terus berteriak memanggil nama anjing itu. Seul Bi mencarinya dibawah mobil. dan juga ditaman bermain.
ketika mendengar suara gonggongan ditempat pembuangan, Seul Bi segera menuju ketempat itu untuk mencari anjing yang hilang. setelah dicari-cari, Seul Bi akhirnya bisa menemukan anjing itu. Seul Bi segera menggendongnya. tapi, ketika akan pergi, tanpa sengaja tumpukan barang yang ada didekat Seul Bi jatuh terguling dan menimpanya.
Woo Hyun berada didapur. Ia berdiri dengan sedih dan menangis. tak lama kemudian Sung Yeol datang dan memanggil Seul Bi. Sung Yeol melihat Woo Hyun, Ia lalu menitipkan tonik untuk diberikannya pada Seul Bi.
Woo Hyun : "Berikan saja sendiri."
Sung Yeol : "Aku tidak menyangka kau ternyata pecundang. Seul Bi kerja siang malam untuk membayar hutangmu. hingga baunya sudah seperti koyo! Berhentilah bersikap kekanak-kanakan!"
Woo Hyun : "Kekanak-kanakan? Apa aku terlihat kekanak-kanakan? Karena kau punya segalanya?"
Sung Yeol : "Gara-gara kau, Seul Bi tidak bisa kembali sekolah."
Woo Hyun bilang kalau dia tidak pernah memintanya tinggal. Sung Yeol menyahut kalau Woo Hyun tidak pernah bisa bilang
pada Seul Bi untuk pergi.
Sung Yeol : "Berhentilah bertingkah menjadi orang yang sok menyedihkan di dunia. Setidaknya Nenek mencintaimu. Aku..."
Woo Hyun menyahut, jika Sung Yeol sudah selesai mengocehnya, maka segera pergi.
Sung Yeol : "Masih banyak. Aku tidak tahan lagi. Menjauhlah dari Seul Bi. Aku kasihan sama Seul Bi, dia kerja mati-matian untukmu."
Woo Hyun pergi mengacuhkan Sung Yeol. sebenarnya Woo Hyun sedih mendengar itu.
Seul Bi sangat senang mendapatkan uah yang banyak hasil dari kerja kerasnya mencari anjing yang hilang itu. walaupun lengannya harus terluka dan diperban.
Seul Bi : "Kalau aku bisa menemukan anjing tiap hari, hutangnya pasti bisa kulunasi." ucapnya senang. Ia lalu memegang lengannya dan mengeluh sakit.
Woo Hyun berada dikamar Nenek. Ia memegang lipstik Nenek hadia pemberian dari Seul Bi dengan sedih. dengan sedih Woo Hyun bilang harunya dulu dia mengatakan kalau Nenek cantik.
Ia lalu mengambil dompet nenek yang berisi beberapa buku tabungan untuk dirinya.
Woo Hyun : "Nenek kerja keras mengumpulkan uang hingga tidak memperhatikan kesehatan sendiri. harusnya kita bisa pergi, kita bisa jalan-jalan dengan uang ini, Ke Jeju saja tidak kesampaian. Bodoh sekali kita. Banyak uang. Tapi kita tidak punya kenangan bersama."
kedua preman itu ternyata bberdiri didepan kedai. mereka sepertinya akan memfoto kedai. melihat itu Seul Bi segera berlari dan menghalangi mereka. Seul Bi menyerahkan uang hasil dari kerja kerasnya, dan bilang kalau sisanya akan Ia bayar.
ketika melihat jumlah uang itu hanya sedikit, mereka tanya apa Seul Bi sedang bercanda. mereka mengatakan kalau Seul Bi tidak akan bisa melunasinya.
Seul Bi : "Aku akan terus berusaha. Aku akan bayar berapapun."
Preman : "Baiklah, bagaimana akan kaubayar?"
preman yang gendut menunjukkan luka gigitan Seul Bi dan tanya bagaimana Seul Bi membayar lukanya yang itu. Seul bi diam, Ia lalu meminta maaf. pria yang kurus mendekat pada Seul Bi dan bilang kalau Seul Bi ternyata cantik juga. mereka memegan wajah Seul Bi. Seul Bi diam dan sedikit ketakutan.
Preman : "Anak manis, sebetulnya ada banyak cara untuk dapatkan banyak uang."
Woo Hyun tiba-tiba datang. Ia langsung memukul tangan preman itu untuk tidak menyentuh Seul Bi. Seul Bi kaget melihat Woo Hyun. preman itu kesal, Ia lalu bilang pada Woo Hyun, dia pikir siapa dirinya berani bertingkah seperti itu. preman yang gendut itu lalu menghamburkan uang milik Seul Bi kejalan. melihat uangnya berhamburan dijalan, Seul Bi langsung memungutnya.
Preman : "Lihat! Uang bisa bikin orang berlutut."
mereka menyuruh Woo Hyun untuk segera membayar hutang Ayahnya, jika tidak, maka akan tahu sendiri akibatnya. setelah itu preman itu pergi.
Seul Bi bilang pada Woo Hyun, kalau mereka berusaha, pasti akan ada jalan enyelamatkan rumah dan kedai. untuk menyelamatkan rumah dan juga kedai.
Seul Bi : "Ada banyak tempat untuk siswa SMA bisa mendapatkan uang. Kau dan aku.."
Woo Hyun : "Seumur hidup melunasi hutang? Itu impianmu? Harapanmu? Kalau begitu lakukan saja sendiri."
Woo Hyun melangkah pergi, tapi Seul Bi menghalanginya.
Seul Bi : "Woo Hyun.."
Woo Hyun : "Aku sudah tidak butuh. Aku tidak butuh!"
Woo Hyun mendorong Seul Bi minggir hingga Seul Bi terjatuh. Seul Bi hanya diam dan memegangi tangannya yang sakit. Woo Hyun terkejut melihat itu.
Seul Bi : "Bayangkan betapa terlukanya Nenek, kalau beliau melihatmu."
Woo Hyun : "Aku juga terluka. Aku amat terluka hingga rasanya mau mati!"
Seul Bi : "Apa kau tidak melihatku? Kau tidak sendirian. Aku bagaimana? Aku hanya tidak ingin kau sendirian. Jadi aku merelakan semuanya. Jangan begini, kumohon, Woo Hyun."
Woo Hyun : "Karena itu, pergilah. Tolong pergilah!"
tiba-tiba sebuah pot melayang tepat diatas Woo Hyun. Seul Bi bisa melihat itu sedangkan Woo Hyun tidak. sebelum pot itu terjatuh, Seul Bi mendorong Woo Hyun sehingga Woo Hyun selamat. Woo Hyun dan Seul Bi kaget melihat pot itu jatuh dengan sendirinya.
bersambung ke episode 10..
Terima Kasih :)
ReplyDeletesama-sama :)
Delete