Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!
*untuk episode 8 sengaja aku bikin jadi 2 part. karena ini adalah episode terakhir untuk Nenek Gong, dan episode yang bikin aku nangis bombay, jadi spesial untuk episode 8 aku perbanyakin pic-nya.
Episode 8 diawali dengan scene Seul Bi yang bersumpah diatas buku catatan hitam.
ketika Seul Bi menaruh tangannya diatas buku, cahaya yang terang tiba-tiba saja keluar dari buku dan menyinari Seul Bi dan sekitarnya.
saat cahaya yang aneh itu hilang dan Seul Bi membuka matanya, Sunbaenya sudah berdiri disampingnya.
Byung Chul : "kerja bagus, kau akan kembali menjadi malaikat lagi dalam seminggu."
Seul Bi hanya diam saja mendengar kata yng diucapkan Sunbaenya, ia melihat ke catatan hitam dan melihat perhitungan harinya untuk menjadi malaikat sudah dimulai. tampak jelas diraut wajah Seul Bi, seketika berubah menjadi sedih.
Seul Bi : "satu minggu?"
Byung Chul mengatakan kalau sekarang adalah waktu untukSeul Bi membereskan semuanya, ia juga mengucapkan selamat datang (untuk menjadi malaikat kembali) pada Seul Bi.
pada saat tengah malam, Seul Bi melihat Nenek yang merintih kesakitan ditengah-tengah tidurnya. Seul Bi segera menghampiri Nenek, lalu ia memeriksa dahi Nenek. tak lama kemudian Nenek tidur lagi. Seul Bi juga menyelimuti Nenek. dengan suara pelan Seul Bi berharap kalau tidak ada satupun yang boleh sakit.
Seul Bi : "hal ini tidak akan terjadi jika aku tidak datang kemari. maafkan aku!"
[episode 8 : Menyesal? Ketika Kamu Hanya Ingat Kesalahanmu!]
pagi harinya, Seul Bi dan Woo Hyun berangkat kesekolah bersama-sama, terlihat jelas raut wajah Seul Bi yang terus bersedih dan tidak bersemangat.
Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk belajar yang rajin dan tidak boleh tidur dikelas sementara dia tidak ada. (Woo Hyun tidak bisa mengikuti pelajaran dikelas karena dia sedang dihukum).
melihat Seul Bi yang cemberut, Woo Hyun memintanya untuk tersenyum.
Woo Hyun : "Jelek sekali, supaya terlihat cantik kau harus senyum."
Ki Soo datang dan menyapa mereka berdua. Ki Soo juga menyuruh Seul Bi untuk kembali ceria seperti biasanya, dan bilang kalau keadailanlah yang akan menang. Seul Bi mengangguk pelan.
Ki Soo : "Ayo. Aku akan mengantarmu ke kanto BP."
Woo Hyun : "Mau makan dulu sebelum pergi?"
Ki Soo : "oke!"
Woo Hyun dan Ki Soo kemudian pergi dulu, Seul Bi hanya diam melihat keceriaan mereka berdua.
setelah kepergian Woo Hyun dan Ki Soo, Joo Ah menghampiri Seul Bi, ia menanyakan pada tanggal 29, apa Seul Bi menemui Ye Na.
Seul Bi : "Iya."
Joo Ah : "Sudah kuduga. Ye Na dan Young Eun datang ke resto tempatku bekerja."
Seul Bi sepertinya tidak peduli dengan yang dikatakan Joo Ah, ia justru menanyakan Joo Ah mengenai buku tentang malaikat yang jatuh cinta.
Seul Bi : "Apa yang terjadi pada malaikat setelah dia jadi manusia?
Joo Ah : "Dia menyelamatkan manusia yang dicintainya dan jadi malaikat lagi. Kalau kau penasaran, cari saja bukunya di perpus. tapi, aku kebertan bukuku dipinjam orang."
setelah mengatakan itu, Joo Ah pergi. ia sepertinya sedikit kesal dengan Seul Bi karena mengalihkan pembicaraan.
dengan sedih Seul Bi bilang pada dirinya sendiri kalau dia sudah menduga bisa kembali jadi malaikat.
Seul Bi : "Aku akan kembali..."
ketika Pak Kim akan mengakhiri pelajarannya, Seul Bi memanggil Pak Kim. Seul Bi berdiri dari bangkunya kemudian ia meminta maaf. semua yang berada dikelas kaget melihat Seul Bi. begitu juga dengan Sung Yeol.
Seul Bi : "Aku minta maaf pada semuanya. Kalau aku membuat hidup kalian susah, Aku minta maaf. Aku pastikan hal ini tidak akan terjadi lagi."
diruang BP, Woo Hyun sedang menjalankan hukuman, ia menulis surat permintaan maaf dilembar kertas.
didepan ruang Bp, Ye Na sedang berdiri sambil memegang sebuah amplop kecil. sepertinya ia ragu untuk masuk keruang Bp atau tidak.
saat itu Seul Bi datang dan melihat Ye Na berdiri didepan pintu ruang Bp.
Seul Bi menghampiri Ye Na dan bertanya apakah dia khawatir soal Woo Hyun. Ye Na langsung menyembunyikan amplop yang dipegangnya. dengan sinis Ye Na bilang kalau itu bukan urusan Seul Bi.
Seul Bi : "Maafkan aku."
Ye Na : "Apa yang kau rencanakan? Kenapa kau terus saja minta maaf?"
Seul Bi : "Aku minta maaf sudah membuatmu patah hati dan jadi begini."
Ye Na kesal mendegar Seul Bi mengatakan itu, ia menyuruh Seul Bi menghentikan aktingnya yang lugu.
Ye Na : "Kau pikir orang akan percaya pada maling?"
dengan tenang Seul Bi menjawab kalau Ye Na tahu yang sebenarnya terjadi.
Seul Bi : "jika kau sungguh menyukai Woo Hyun, Lihat isi hati Woo Hyun dan cari tahu apa yang sebenanrnya dia inginkan. daripada melakukan hal yang seperti ini. Dengan begitu dia akan mengertimu."
Ye Na semakin kesal mendengar ucapan Seul Bi, ia mengolok Seul Bi yang sok tahu.
Ye Na : "Kau pikir siapa dirimu?"
sebelum Ye Na pergi, ia menyerahkan amplop yang dipegangnya pada Seul Bi.
Seul Bi melihat amplop Ye Na dan terdapat pesan didepannya : Aku ingin mengembalikan uang ini. Maafkan aku Woo Hyun.
Seul Bi : "Woo Hyun memberinya uang?"
dibawah tangga, Jae Suk dan genknya sedang membully Chun Sik. Chun Sik yang ketakutan bilang pada mereka kalau permasalahannya selesai karena Seul Bi sudah mengakuinya. tapi Tae Ho bilang kalau masalah selesai jika mereka yang memutuskan. Tae Ho juga bilang kalau ini baru saja dimulai.
tanpa sengaja, seorang teman sekelas mereka lewat dan melihat semuanya. tapi ia segera pergi karena takut dengan Jae Suk.
Jae Suk : "Aku merasa jahat karena Seul Bi minta maaf. tidak ada cara untuk mengatakan kalau kau yang melakukannya."
Jae Suk akan memukul Chun Sik tapi tidak dilakukannya. ia menyuruh Tae Ho dan Byung Wook untuk mengurus Chun Sik.
Jae Suk : "Aku tak mau tanganku menyentuh pengecut."
Jae Suk dan genknya memeras uang Chun Sik untuk dipakai ke club. mereka kembali membully Chun Sik.
Seul Bi kebetulan lewat, ia langsung menghentikan Jae Suk dan genknya.
Jae Suk : "Lihat siapa yang kemari. Malingnya datang." sapa Jae Suk.
Tae Ho bilang kalau Seul Bi tidak asik karena buru-buru mengaku. ia bilang kalau akan menunjukkan sesuatu yang asik pada Seul Bi. lalu Tae Ho menarik Chun Sik dihadapan Seul Bi dan akan membullynya.
Seul Bi memfokuskan tatapannya pada Chun Sik untuk menolongnya menggunakan kekuatannya tapi Byung Wook memergokinya. Byung Wook tanya apa yang dilakukan Seul Bi. hal itu membuat Seul Bi kaget. Byung Wook tanya apa Seul Bi punya kekuatan super.
Jae Suk : "Kau tahu, tingkahmu terkadang lucu."
ketika Jae Suk akan memegang kepala Seul Bi, Sung Yeol tiba-tiba datang dan menangkis tangan Jae Suk. melihat hal itu, Byung Wook dan Tae Ho maju untuk membalas Sung Yeol, tapi Seul Bi menghalangi mereka.
Seul Bi : "Tak akan kubiarkan ini berlanjut. Kalau kau cari gara-gara dengan orang yang kusuka, Aku..., Aku tak akan tinggal diam."
Jae Suk : "Hwang Seong Yeol. Lee Seul Bi bilang dia menyukaimu"
Tae Ho : "Cinta segitiga? Kurasa kau akan dicampakkan, Seong Yeol."
saat Jae Suk melangkah untuk mendekati Seul Bi dan Sung Yeol, terdengar suara peluit. Jae Suk dan Genknya langsung lari terbirit-birit karena mengira itu adalah Pak Yoon.
setelah kepergian Jae SUk dan Genknya, Joo Ah dan seorang murid yang mempergoki Chun Sik dibully tadi keluar dari balik tembok. ternyata mereka berdua yang telah meniup peluit untuk menyelamatkan Seul Bi dan yang lainnya.
Sung Yeol dan Seul Bi duduk taman sekolah berdua. Sung Yeol memberi Seul Bi minuman kaleng. setelah itu ia tanya kenapa Seul Bi meminta maaf.
Seul Bi : "Bohong itu tidak boleh. Tapi kalau kepepet sih tidak apa-apa."
Sung Yeol : "bukankah ini tidak adil?"
Seul Bi : "Awalnya aku merasa begitu, berhubung kau dan Woo Hyun tidak percaya padaku, maka tidak masalah."
Sung Yeol meminta Seul Bi untuk tidak dekat dengan Jae Suk karena berbahaya. Seul Bi memberitahu kalau dia hari ini senang bisa menolong Sung Yeol meskipun hanya menghadang. karena Sung Yeol selalu menolongnya.
Sung Yeol tersenyum, ia mengucapkan terima kasih pada Seul Bi karena sudah menghadang untuknya.
Seul Bi : "Aku masih banyak hutang padamu."
Sung Yeol : "Hutang padaku?"
Seul Bi : "bicara mengenai hutang, apa kau mau sesuatu atau melakukan suatu hal? Akan kulakukan untukmu. Apa saja! Lebih cepat lebih baik."
Sung Yeol diam dan mengangguk.
Joo Ah menemui Pak Kim disalah satu sudut sekolah. Joo Ah menceritakan semuanya pada Pak Kim apa yang sebenarnya terjadi.
Pak Kim : "Apa? Bukan Seul Bi yang mencurinya?"
Joo Ah : "Saya rasa Ye Na merencanakannya karena dia suka Woo Hyun."
Pak Kim kaget mendengar itu, ia langsung memegang kepalanya.
Joo Ah : "Ini bukan pertama kalinya Chun Sik dibully oleh Jae Suk. Pak Kim, Anda benar tak tahu?"
Pak Kim tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia merasa bersalah pada Seul Bi dan Woo Hyun.
Joo Ah : "Seul Bi disalahkan demi orang lain. Saya pikir Anda harus tahu."
setelah mengatakan itu, Jooh Ah pamit pergi.
ketika Bu So Jin jalan dilorong sekolah, ia berpapasan dengan Pak Kim. tidak seperti biasanya ketika melihat Bu So Jin, Pak Kim bersemangat. kali ini Pak Kim tampak lesu dan masuk begitu saja keruang Guru tanpa menyapa dan melihat Bu So Jin. Sikap Pak Kim yang aneh itu membuat Bu So Jin menjadi heran.
Bu So Jin : "Apa Dia tak bisa melihatku? Kenapa dia bertingkah seperti itu? bagaimana bisa dia tidak perhatikan kalau aku memakai baju baru?"
Bu So Jin tertawa dan berpikir kalau Pak Kim sedang bertingkah seolah dia tidak tertarik padanya. Bu So Jin mengomel sendiri, dengan PD nya ia bilang kalau Pak Kim harus berhenti belajar memikat wanita dari buku.
ketika mengikuti pelajaran dikelas, Seul Bi tidak bisa berkonsentrasi. ia melihat bangku Woo Hyun yang kosong dan menjadi sedih. Seul Bi mencatat semua pelajaran hari ini dibuku untuk diberikannya pada Woo Hyun.
Ye Na sepertinya juga merasakan hal yang sama seperti Seul Bi. melihat Ye Na yang melamun, Young Eun menyuruh Ye Na untuk memikirkan urusannya sendiri.
Ye Na : "Memangnya aku kenapa?"
Young Eun : "Apa? Kau juga mau membuat pengakuan juga? Aku mengawasimu."
selesai pelajaran, Seul Bi pergi keruang Bp untuk memberikan catatan pelajaran hari ini untuk Woo Hyun. Sung Yeol berlari menghamirinya. melihat Sung Yeol membawa buku catatan, Seul Bi tanya apakah Sung Yeol juga memberikan buku catatannya untuk Woo Hyun.
Sung Yeol : "Dia sepertinya tidak membutuhkannya, Dia kan tidak pernah belajar." (haha, lucu ini Sung Yeol)
Seul Bi : "Justru itu dia sangat membutuhkannya. Dia pernah bilang, jika dia berusaha, dia pasti akan bisa."
Sung Yeol : "Ada kamu di sisinya, pasti membuatnya jadi semangat."
Seul Bi : "Tidak. Dia selalu mendapat masalah jika dekat denganku. tidak ada yang bisa kulakukan."
Sung Yeol : "Teman sejati selalu ada di sisimu."
Seul Bi : "Kutipan yang amat bagus. Woo Hyun punya teman pintar sepertimu, dia pasti akan sangat senang."
Woo Hyun tiba-tiba datang dan mengagetkan mereka berdua dengan cara mengaum. lalu ia bilang pasti mereka berdua sedang membicarakannya.
Sung Yeol : "Kau bukan harimau. Lebih pas tikus atau ikan lele." (hahaha!)
Woo Hyun : "Apa??" serunya kesal.
Seul Bi mengambil catatan milik Sung Yeol, lalu memberikannya pada Woo Hyun. Seul Bi mengatakan kalau teman sejatinya Sung Yeol memberinya buku catatan.
Woo Hyun : "Teman sejati? Tidak berguna buatku kecuali makanan."
Seul Bi : "Harusnya kamu berterima kasih."
Sung Yeol : "Kalau begitu makan saja!"
Woo Hyun bertingkah aneh, ia bergaya seperti menyulap buku itu untuk berubah menjadi makanan, tapi tidak terjadi apa-apa. Woo Hyun memberi saran pada Sung Yeol untuk membawakannya sesuatu yang bisa dimakan lain kali.
Sung Yeol tidak memperdulikan Woo Hyun, ia mengajak Seul Bi untuk pergi masuk kekelas.
Woo Hyun kesal melihat Sung Yeol dan Seul Bi berjalan berdampingan. ia kembali bertingkah aneh, Woo Hyun mengacungkan jarinya pada Sung Yeol dengan seolah-olah memiliki kekuatan super kemudian berseru "menjauh!".
dan, Sung Yeol benar-benar terjatuh manjauh dari Seul Bi. (haha!). Woo Hyun kaget melihat hal itu, tapi ia senang.
ketika Bu So Jin berjalan melewati ruang Guru, ia kembali berbapapasan dengan Pak Kim yang baru saja keluar dari ruang Guru. Pak Kim masih bersikap aneh tidak menghiraukan Bu So Jin dan pergi begitu saja. kali ini Bu So Jin benar-benar kesal. ia bertanya-tanya Pak Kim kenapa dan bilang padahal baju yang dipakainya sangat mahal.
Pak Yoon muncul dibelakang Bu So Jin dan tanya kalau sikap Pak Kim sangat membingunkan Bu So Jin bukan.
Bu So Jin : "Iya!"
Pak Yoon : "Ini lagi tren!"
Bu So Jin : "Apa yang anda bicarakan?"
Pak Yoon : "peribahasanya, orang mengambil roti yang sudah kadaluarsa."
Bu So Jin kesal mendengar ucapan Pak Yoon, ia menyahut meneruskan kata-kata Pak Yoon.
Bu So Jin : "Sepertinya akan terjadi hal buruk sebentar lagi. Secepatnya!" serunya seraya mengadahkan tangannya diwajah Pak Yoon. kemudian Bu So Jin pergi.
Pak Yoon : "Tapi aku masih punya beberapa hari! Aku sudah siap untuk bercerai!" teriaknya.
diam-diam Chun Sik pergi keruang Bp untuk menemui Woo Hyun, tapi ia ragu untuk masuk. Jae Suk mempergokinya dan tanya pada Chun Sik apa dia kesini untuk menemui Shin Woo Hyun. Chun Sik diam dan ketakutan.
Jae Suk mendorongnya kepintu dan bilang kalau dia sangat cemburu.
Woo Hyun membuka pintu dan seketika Jae Suk dan Chun Sik terjatuh.
Woo Hyun : "Chun Shik, ada yang ingin kaukatakan padaku?"
Chun Sik : "Tidak... aku hanya..."
Chun Sik langsung lari dari ruang BP meninggalkan Woo Hyun dan Jae Suk.
Woo Hyun tanya apa jae Suk datang untuk menulis surat permohonan maaf. ia menepuk lengan Jae Suk dan berseru semoga Jae Suk berhasil. ketika akan pergi, Jae Suk menghentikan langkah Woo Hyun dengan bertanya tidakkah Woo Hyun melihat apa yang terjadi. Jae Suk bilang kalau dia adalah korban sedangkan Woo Hyun pelaku. dengan tenang Woo Hyun bilang kalau dia akan mengungkap semua kesalahan Jae Suk, ia minta Jae Suk untuk menunggu saja.
Jae Suk : "Apa kau tidak tahu kalau Lee Seul Bi sudah mengaku menjadi malingnya?"
Woo Hyun : "APA??"
Jae Suk : "aku sangat senang melihatnya mengaku dengan sungguh-sungguh. kau pasti menyesal karena tidak melihatnya karena kau berada disini.
Woo Hyun kesal mendengar ucapan Jae Suk, ia langsung mencengkram baju Jae Suk dan bilang kalau semua itu adalah perbuatannya.
Pak Yoon tiba-tiba datang dan bertanya pada mereka berdua apakah mereka memanggilnya.
Pak Yoon : "Shin Woo Hyun, bukannya kau sedang dihukum?" Pak Kim mendengus lelah saat melihat Jae Suk. "Jae Suk, aku muak meliat mukamu di mana-mana. Pergi."
Jae Suk merapikan kerah bajunya, ia tersenyum sinis pada Woo Hyun kemudian pergi.
setelah Jae Suk pergi, Pak Yoon membaca surat permintaan maaf yang ditulis Woo Hyun yang berisi : Seul Bi tidak melakukannya.
Pak Yoon : "Dia mencurinya, Lee Seul Bi."
Woo Hyun : "Tidak."
Pak Yoon : "itu menurutmu. Kau merasa ini tak adil?"
Woo Hyun : "Apa?"
Pak Yoon : "Woo Hyun, hidup selalu tak adil. ang paling mudah adalah kau terima saja."
Woo Hyun hanya diam mendengar ucapan Pak Yoon. ia terlihat tidak senang.
Nenek menemui Ji Hye direstaurant. Nenek bilang kalau Woo Jin terlihat seperti orang baik. Ji Hye menjawab singkat yang dikatakan Nenek benar.
Nenek : "Putramu juga tampan."
Ji Hye : "Iya."
Nenek : "Terima kasih. Berkatmu Woo Hyun tidak dikeluarkan."
Ji Hye bilang kalau dia hanya mengikuti peraturan sekolah.
Nenek : "Aku tidak akan memintamu tinggal bersamanya. Tapi tolong awasi dia."
melihat sikap Nenek yang aneh dan seolah-olah akan pergi jauh, Ji Hye tanya pada Ibu mertuanya mau kemana. Ji Hye memberitahu Ibu mertuanya kalau suami dan Sung Yeol tidak tahu hal ini. mereka berdua mengira kalau anak kandungnya tinggal di Amerika bersama Papanya.
Nenek meminta Ji Hye untuk merawat baik-baik Woo Hyun, bagaimanapun juga Woo Hyun adalah putra kandungnya.
Ji Hye : "Kuminta Anda memindahkannya ke tempat lain. Dia bahkan sering terlibat masalah."
Nenek : "Kenapa? Dia tak sepadan dengan putramu yang pandai itu? Kau khawatir dia berteman baik dengan putramu?"
Ji Hye kaget mendengar Ibu mertuanya bicara seperti itu. sedangkan Nenek sangat kesal melihat sikap Ji Hye yang tidak peduli dengan putra kandungnya sendiri.
Nenek : "kau sungguh tidak mengenal putramu. Kau pikir Woo Hyun akan membuat masalah di manapun? Woo Hyun tak seperti itu. Aku tidak memintamu membesarkannya. Aku hanya memintamu untuk lebih sering mengawasinya. Sungguh kau tidak bisa melakukannya?"
Ji Hye : "Tidak."
Nenek : "Sungguh? Kalau begitu Aku akan memberi tahu suami dan putramu Kalau Woo Hyun adalah putramu."
Ji Hye : "Eomeonim!!"
Nenek : "Apa? Kalau hal itu diketahui, apa kau akan diceraikan? itu bagus. jika kau bercerai, kau bisa tinggal bersama Woo Hyun."
Ji Hye : "Bercerai lagi? Dia sakit jika bersamaku dan dia hanya mencari Eomeonim kalau menangis saat dia kecil. Dan sekarang Anda ingin aku tinggal bersama Woo Hyun? bukankah Anda menyuruhku pergi karena Anda yang akan merawat Woo Hyun? Sekarang ini aku hanya ingin menjalani kehidupanku sendiri."
Ji Hye beranjak berdiri dari duduknya, ia minta pada Nenek untuk tidak menemuinya lagi, kemudian pergi.
Nenek mengangguk sedih, ia bicara sendiri kalau Ji Hye dan Woo Hyun sungguh menyedihkan.
Nenek : "Woo Hyunku yang malang..." ucap Nenek sedih.
setelah pulang sekolah, Woo Hyun dan Seul Bi pergi kerestaurant berdua. Woo Hyun tanya pada Seul Bi kenapa dia meminta maaf padahal tidak berbuat kesalahan. bukannya menjawab pertanyaan Woo Hyun, Seul Bi malah ganti bertanya kenapa Woo Hyun memberi Ye Na uang padahal dia tidak melakukan kesalahan.
Wo Hyun : "Bukannya tidak mau mengakuinya. Aku hanya muak aja."
Seul Bi : "Aku tidak ingin membuat segalanya susah untukmu. Aku tidak apa-apa.
Woo Hyun : "Akan kuungkap kebenarannya. Kau tidak percaya padaku?"
Seul Bi : "Aku sangat mempercayaimu. Kau juga mempercayaiku kan? Sekarang semuanya baik-baik saja."
kemudian Woo Hyun merintih kesakitan seraya memijit tangannya . dengan sengaja ia mengulurkan tangannya sebelah kanan didepan Seul Bi sambil mengeluh kalau tangannya pegal karena menulis surat permintaan maaf.
Woo Hyun : "Kenapa tanganku sakit sekali?"
Seul Bi membantu memijit tangan Woo Hyun. hal itu membuat Woo Hyun senang.
Seul Bi tanya pada Woo Hyun apa itu surat permintaan maaf. Woo Hyun balik bertanya pada Seul Bi, pertanyaan macam apa yang ditanyakan.
Seul Bi memijit tangan Woo Hyun dengan sungguh-sunggu. Woo Hyun bilang kalau rasanya sangat enak. Seul Bi tersenyum mendengarnya. tak lama kemudian Woo Hyun bilang kalau tangannya yang kiri juga sakit. Seul Bi berganti memijit tangan kiri Woo Hyun. tapi sedetik kemudian ia ingat kalau Woo Hyun tidak menulis menggunakan tangan kiri. ia langsung mendorong tangan Woo Hyun. Woo Hyun memuji Seul Bi yang sekarang ini pintar.
Seul Bi : "setelah makan, kau harus ikut denganku. jika kau tidak mau, kau pasti akan menyesal."
setelah makan, mereka pergi kesebuah toko pakaian. Woo Hyun dan Seul Bi sibuk memilih pakaian yang dijual disana. Woo Hyun mengambil baju couple dan menunjukkannya pada Seul Bi. Seul Bi berseru kalau dia pernah menontonnya didrama.
Woo Hyun : "Yang ini bagaimana?"
lalu mereka berdua mencoba kaos couple itu bersama dan berdiri didepan cermin. Woo Hyun berkomentar kalau terlihat keren dan bagus. Seul Bi mengangguk setuju. Seul Bi mempunyai ide untuk membelikan Nenek baju juga.
sesampainya dirumah, Seul Bi dan Woo Hyun menunggu Nenek yang sedang memasak untuk makan siang. Nenek menyuapi Seul Bi, ia lalu bertanya bagaimana rasanya. Seul Bi menunjukkan jempolnya sebagai pertanda kalau makanannya enak.
Seul Bi mengeluh kenapa rasa makanan Nenek tidak seperti buatannya.
Nenek : "hal ini tidak terjadi dalam semalam, kau butuh waktu."
Seul Bi : "Nenek, ajari aku ya."
Woo Hyun : "Aku menyuruhmu untuk tidak main-mainan dengan bahan makanan."
Nenek tanya, apakah Woo Hyun juga mau belajar. dengan percaya diri Woo Hyun bilang kalau dia bisa memasak hanya dengan menggunakan kaki, dan hasilnya pasti jauh lebih baik dibandingkan Seul Bi. ia juga bilang kalau sudah melihat semua resep rahasia milik Nenek. mendengar itu Nenek bilang kenapa tidak memberitahunya dari tadi jika Woo Hyun sudah tahu resep rahasianya.
mereka bertiga makan siang bersama. Nenek memandang Woo Hyun dengan sedih. ia lalu memberitahu kalau dirinya akan menjual kedai. Woo Hyun kaget mendengar itu.
Woo Hyun : "Nenek mau menjual kedai?"
Nenek : "Aku sudah semakin tua. Aku ingin berlibur dan hidup tenang."
Woo Hyun : "Miss Gong.., kau benar-benar punya pacar? atau kau sakit?"
Nenek: "Sakit? Aku masih segar bugar! Saat ini aku berpikir soal pensiun untuk beberapa tahun. Dan kebetulan ada yang ingin membeli kedainya."
Woo Hyun : "Pemikiran yang bagus. Aku setuju. Aku tak akan mendengar Nenek mengigau saat tidur."
Nenek mengangguk dan tersenyum kecil. lalu Woo Hyun tanya jika kedai ditutup mereka akan mendapat penghasilan dari mana.
mendengar pertanyaan Woo Hyun, Nenek menyerahkan tabungan yang dikumpulkannya pada Woo Hyun. ia bilang kalau dirinya berencana untuk pensiun.
Nenek : "Ini biaya sekolahmu. Ini untuk biaya pernikahanmu. Dan ini biaya apartemenmu. Sudah semua. Kuhabiskan umurku untuk mempersiapkannya."
melihat itu semua dan apa yang diucapkan Neneknya, Woo Hyun menjadi kesal. ia tanya apa semua itu. apa Nenek ingin memamerkan semua uangnya.
Woo Hyun : "Aku tidak mau apartemen. Aku mau tinggal di sini bersama Miss Gong."
Nenek : "Ini harus kamu putuskan dengan istrimu kelak."
Nenek memukul kepala Woo Hyun. melihat Woo Hyun yang menatapnya tajam, Nenek menyuruhnya untuk tidak melihatnya seperti itu.
Nenek : "Karena kau selalu membuat masalah, Nenek rasa saatnya kau harus tumbuh dewasa. Nenek memberikan ini padamu supaya kau bisa mengurus diri sendiri. Kau harus belajar mengelola uang untuk hidup."
Woo Hyun bilang kalau hal seperti itu sangat sulit. ia bersikeras menolak keinginan Nenek. Seul Bi menyahut dan bilang kalau Nenek ternyata sangat kaya.
Nenek : "Bukannya kaya, aku hanya tidak ingin ada yang susah. Kupelajari hal itu sembari giat bekerja. uang kudapatkan, aku bahkan bisa membantu orang. Kau bisa hidup seperti itu juga kan?"
Woo Hyun : "Kenapa tingkahmu aneh Miss Gong?"
Seul Bi : "Apa Nenek mau pergi?"
Nenek : "Pergi kemana? Sudah kukatakan mulai sekarang aku mau liburan!"
Woo Hyun : "Tapi kalau Nenek pergi sendirian lagi, aku akan marah."
Seul Bi tersenyum, lalu ia mengajak Nenek untuk piknik bersama. Seul Bi mengeluarkan kaos couplenya dan berseru kalau nanti mereka akan memakai kaos couple. Nenek tersenyum menahan kesedihannya.
Pak Kim dan Pak Yoon pergi ke bar bersama. Pak Kim masih terlihat lesu dan tidak bersemangat. dengan suara pelan dia bilang kalau dirinya telah kalah.
Pak Kim : "Aku dan murid-muridku..."
Pak Yoon : "Kami semua besar seperti itu. Anak-anak jaman sekarang memang susah diatur. Seleksi alam namanya. Memang begitu di SMA. Bahkan mereka ada di bagian atas rantai makanan. Bagian atas."
mendengar hal yang dikatakan Pak Yoon, Pak Kim tanya, jadi selama ini Pak Yoon sudah mengetahui semuanya.
Pak Yoon : "Kupikir hal ini sudah jelas."
Pak Kim : "Jadi aku satu-satunya yang tak tahu. Muridku sakit aku tak tahu."
Pak Yoon : "Kenapa tiba-tiba menyalahkan diri sendiri?"
Pak Kim sangat kesal, ia mencengkram baju Pak Yoon. ia berteriak pada Pak Yoon harusnya dia memngatakan kebenarannya padanya.
Pak Kim : "Aku percaya murid-muridku!" ucapnya seraya menangis.
Pak Yoon : "Kau hanya lihat yang ingin kau lihat dan percaya yang kau inginkan saja. Mempercayai anak-anak tanpa penilaian tepat, bukan percaya namanya. Itu lalai. Aku sependapat."
Pak Kim terduduk lemas. dengan suara pelan ia tanya pada Pak Yoon harus bagaimana.
Pak Yoon : "Kau bisa apa? Kau harus selesaikan dengan baik. Sebelum situasinya makin buruk."
Pak Kim menunduk sedih. ia merasa sangat bersalah.
Ji Hye sedang berada dirumahnya. ia pergi kedapur untuk minum. saat Sung Yeol datang untuk mengambil minum juga, Ji Hye memberinya gelas dan menuangkan air untuknya. setelah itu Ji Hye tanya kenapa Sung Yeol terus ikut campur masalah Woo Hyun. dengan singkat Sung Yeol menjawab karena Woo Hyun adalah temannya. kemudian Sung Yeol pergi.
Sung Yeol kembali kekamarnya untuk belajar. tapi ia tidak bisa fokus belajar karena memikirkan kata-kata Seul Bi yang bilang padanya kalau masih memiliki banyak hutang.
Sung Yeol : "Kulakukan karena aku menyukaimu. Tapi kau menganggapnya hutang." ucapnya sedih.
Nenek sedang merapikan bajunya dikoper dan meletakkannya pada sebuah bak. Woo Hyun masuk kekamar Nenek dan kaget melihat Nenek yang membuang baju-bajunya.
Nenek : "Apa aku harus minta izin untuk membuang bajuku sendiri?"
Woo Hyun : "baju ini yang paling bagus! Kau mau pakai apa jika dibuang semuanya?"
Nenek : "Rumah ini akan meledak dengan semua pakaianku. Biar kutata selagi masih ada waktu."
Woo Hyun bilang kalau baju Nenek kan tidak banyak. lalu ia merebut baju yang dipegang nenek dan berseru jangan dibuang.
Nenek : "Berikan! Sudah usang, jadi harus kubuang!"
Woo Hyun mencium baju Nenek yang dipegangnya, ia tersenyum dan bilang kalau baju itu bau aroma Nenek.
Nenek : "Apa? Bau Nenek?"
Woo Hyun tersenyum dan mengangguk. Woo Hyun bilang kalau tingkah Nenek sangat mencurigakan. ia meminta Nenek untuk jujur padanya, nanti dia akan mengembalikan bajunya. Nenek berkata kalau ini bukan karena pria, ia meminta Woo Hyun untuk berhenti sok tahu.
Woo Hyun tiba-tiba memeluk Nenek. nenek sedikit terkejut Woo Hyun memeluknya, hal itu membuatnya sedih. ia mencoba untuk menahan air matanya.
Woo Hyun : "Bau Miss Gong! Nenek! Nenek harus panjang umur supaya aku bisa balas budi atas sakit hati yang kusebabkan."
Nenek mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Woo Hyun untuk pergi dan berpura-pura mencium bau keringat Woo Hyun.
Woo Hyun mengelak kalau dia tidak bau. tapi saat ia mencium tubuhnya sendiri, dengan pelan ia bilang kalau memang bau tapi hanya sedikit. setelah itu ia pergi. sepeninggalnya Woo Hyun, Nenek menangis.
dikamar Nenek, Seul Bi sedang diam memandang baju malaikatnya. Nenek datang dan tanya Seul Bi sedang apa. Seul Bi menjawab kalau dia sedang menata bajunya. Nenek meledek Seul Bi, baju sedikit saja pakai ditata.
Nenek membuka laci dan memberikan Seul Bi sebuah buku berisi resep. Seul Bi melihat kalau itu adalah resep membuat kue beras.
Nenek memberitahu Seul Bi kalau dia menulisnya untuk berjaga-jaga kalau dia lupa. Seul Bi tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Nenek.
Nenek : "Seul Bi. Kau harus memikirkan mereka yang makan kalau masak. Itu rahasiaku."
keesokan paginya, Nenek berdiri didepan jam yang dirusak oleh Seul Bi. lalu ia bilang kalau akan lebih bagus jika waktu berhenti sekarang ini.
Woo Hyun membuyarkan lamunan Nenek dengan berteriak apakah Nenek sudah bersiap untuk pergi. Nenek, Woo Hyun dan Seul Bi akan pergi untuk piknik bersama. mereka juga memakai baju couple yang sama. sebelum berangkat, Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk tidak lupa mengepak otaknya. (haha!)
ketika Woo Hyun dan Seul Bi pergi dulu, Nenek merasakan kalau perutnya sakit. ia merintih dan berpegangan pada pinggir meja.
mereka bertiga berpiknik ditaman. saat Woo Hyun dan Seul Bi naik sepeda, Nenek menunggu mereka dengan duduk diatas tikar.
saat Seul Bi turun dari sepeda, Woo Hyun menawarkan pada Nenek untuk Naik, tapi nenek menolak dengan beralasan kalau pantatnya bisa saja sakit.
Woo Hyun : "Tunggu saja. Aku akan dapatkan uang banyak dan membelikan Nenek mobil convertible."
Nenek : "Sungguh?"
Woo Hyun : "Aku akan memberikan gaji pertamaku dan mengajak Miss Gong naik mobil pertamaku."
mendengar itu Nenek bilang kalau dia akan menagih janji Woo Hyun. Woo Hyun meledek Nenek dengan bilang kalau ucapan Nenek terdengar kejam. Nenek tanya apakah hal itu menyakiti Woo Hyun. Woo Hyun menjawab sepertinya begitu.
Woo Hyun : "Mobil convertible mahal ya? Kalau begitu yang ada tutupnya saja."
Nenek tertawa mendengar ucapan Woo Hyun.
Seul Bi lalu bilang kalau sifat ragu Woo Hyun menurun dari Nenek. Nenek tidak mengerti, ia tanya pada Seul Bi apakah Woo Hyun ragu-ragu.
Seul Bi : "Iya, terakhir kali Woo Hyun..."
belum selesai Seul Bi berbicara, Woo Hyun menyenggol kaleng minuman Seul Bi sehingga membentur wajahnya. kemudian Woo Hyun meledek Seul Bi coba saja menangkapnya (membalasnya) kalau bisa. setelah itu Woo Hyun lari.
Seul Bi kesal pada Woo Hyun, ia berteriak Woo Hyun akan mati jika sampai tertangkap olehnya karena dirinya sangat cepat. Seul Bi segera beranjak dari duduknya untuk mengejar Woo Hyun.
Nenek tertawa melihat Woo Hyun dan Seul Bi yang bermain kejar-kejaran.
tapi tiba-tiba tubuhnya terasa sakit. Nenek memegang dadanya dan mencoba untuk memanggil Woo Hyun dan Seul Bi.
tapi karena terasa sakit sekali, Nenek tidak sanggup berteriak memanggil mereka berdua.
Nenek mencoba memanggil Woo Hyun, ketika Woo Hyun menoleh, Nenek sudah terjatuh.
Woo Hyun dan Seul Bi kaget melihat Nenek yang terjatuh dan tak sadarkan diri.
bersambung ke part 2 ya..
*Insyaallah, part 2 nya diposting nanti malam, jadi tunggu ya..
*untuk episode 8 sengaja aku bikin jadi 2 part. karena ini adalah episode terakhir untuk Nenek Gong, dan episode yang bikin aku nangis bombay, jadi spesial untuk episode 8 aku perbanyakin pic-nya.
==== EPISODE 8 part 1 ====
Episode 8 diawali dengan scene Seul Bi yang bersumpah diatas buku catatan hitam.
ketika Seul Bi menaruh tangannya diatas buku, cahaya yang terang tiba-tiba saja keluar dari buku dan menyinari Seul Bi dan sekitarnya.
saat cahaya yang aneh itu hilang dan Seul Bi membuka matanya, Sunbaenya sudah berdiri disampingnya.
Byung Chul : "kerja bagus, kau akan kembali menjadi malaikat lagi dalam seminggu."
Seul Bi hanya diam saja mendengar kata yng diucapkan Sunbaenya, ia melihat ke catatan hitam dan melihat perhitungan harinya untuk menjadi malaikat sudah dimulai. tampak jelas diraut wajah Seul Bi, seketika berubah menjadi sedih.
Seul Bi : "satu minggu?"
Byung Chul mengatakan kalau sekarang adalah waktu untukSeul Bi membereskan semuanya, ia juga mengucapkan selamat datang (untuk menjadi malaikat kembali) pada Seul Bi.
pada saat tengah malam, Seul Bi melihat Nenek yang merintih kesakitan ditengah-tengah tidurnya. Seul Bi segera menghampiri Nenek, lalu ia memeriksa dahi Nenek. tak lama kemudian Nenek tidur lagi. Seul Bi juga menyelimuti Nenek. dengan suara pelan Seul Bi berharap kalau tidak ada satupun yang boleh sakit.
Seul Bi : "hal ini tidak akan terjadi jika aku tidak datang kemari. maafkan aku!"
[episode 8 : Menyesal? Ketika Kamu Hanya Ingat Kesalahanmu!]
pagi harinya, Seul Bi dan Woo Hyun berangkat kesekolah bersama-sama, terlihat jelas raut wajah Seul Bi yang terus bersedih dan tidak bersemangat.
Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk belajar yang rajin dan tidak boleh tidur dikelas sementara dia tidak ada. (Woo Hyun tidak bisa mengikuti pelajaran dikelas karena dia sedang dihukum).
melihat Seul Bi yang cemberut, Woo Hyun memintanya untuk tersenyum.
Woo Hyun : "Jelek sekali, supaya terlihat cantik kau harus senyum."
Ki Soo datang dan menyapa mereka berdua. Ki Soo juga menyuruh Seul Bi untuk kembali ceria seperti biasanya, dan bilang kalau keadailanlah yang akan menang. Seul Bi mengangguk pelan.
Ki Soo : "Ayo. Aku akan mengantarmu ke kanto BP."
Woo Hyun : "Mau makan dulu sebelum pergi?"
Ki Soo : "oke!"
Woo Hyun dan Ki Soo kemudian pergi dulu, Seul Bi hanya diam melihat keceriaan mereka berdua.
setelah kepergian Woo Hyun dan Ki Soo, Joo Ah menghampiri Seul Bi, ia menanyakan pada tanggal 29, apa Seul Bi menemui Ye Na.
Seul Bi : "Iya."
Joo Ah : "Sudah kuduga. Ye Na dan Young Eun datang ke resto tempatku bekerja."
Seul Bi sepertinya tidak peduli dengan yang dikatakan Joo Ah, ia justru menanyakan Joo Ah mengenai buku tentang malaikat yang jatuh cinta.
Seul Bi : "Apa yang terjadi pada malaikat setelah dia jadi manusia?
Joo Ah : "Dia menyelamatkan manusia yang dicintainya dan jadi malaikat lagi. Kalau kau penasaran, cari saja bukunya di perpus. tapi, aku kebertan bukuku dipinjam orang."
setelah mengatakan itu, Joo Ah pergi. ia sepertinya sedikit kesal dengan Seul Bi karena mengalihkan pembicaraan.
dengan sedih Seul Bi bilang pada dirinya sendiri kalau dia sudah menduga bisa kembali jadi malaikat.
Seul Bi : "Aku akan kembali..."
ketika Pak Kim akan mengakhiri pelajarannya, Seul Bi memanggil Pak Kim. Seul Bi berdiri dari bangkunya kemudian ia meminta maaf. semua yang berada dikelas kaget melihat Seul Bi. begitu juga dengan Sung Yeol.
Seul Bi : "Aku minta maaf pada semuanya. Kalau aku membuat hidup kalian susah, Aku minta maaf. Aku pastikan hal ini tidak akan terjadi lagi."
diruang BP, Woo Hyun sedang menjalankan hukuman, ia menulis surat permintaan maaf dilembar kertas.
didepan ruang Bp, Ye Na sedang berdiri sambil memegang sebuah amplop kecil. sepertinya ia ragu untuk masuk keruang Bp atau tidak.
saat itu Seul Bi datang dan melihat Ye Na berdiri didepan pintu ruang Bp.
Seul Bi menghampiri Ye Na dan bertanya apakah dia khawatir soal Woo Hyun. Ye Na langsung menyembunyikan amplop yang dipegangnya. dengan sinis Ye Na bilang kalau itu bukan urusan Seul Bi.
Seul Bi : "Maafkan aku."
Ye Na : "Apa yang kau rencanakan? Kenapa kau terus saja minta maaf?"
Seul Bi : "Aku minta maaf sudah membuatmu patah hati dan jadi begini."
Ye Na kesal mendegar Seul Bi mengatakan itu, ia menyuruh Seul Bi menghentikan aktingnya yang lugu.
Ye Na : "Kau pikir orang akan percaya pada maling?"
dengan tenang Seul Bi menjawab kalau Ye Na tahu yang sebenarnya terjadi.
Seul Bi : "jika kau sungguh menyukai Woo Hyun, Lihat isi hati Woo Hyun dan cari tahu apa yang sebenanrnya dia inginkan. daripada melakukan hal yang seperti ini. Dengan begitu dia akan mengertimu."
Ye Na semakin kesal mendengar ucapan Seul Bi, ia mengolok Seul Bi yang sok tahu.
Ye Na : "Kau pikir siapa dirimu?"
sebelum Ye Na pergi, ia menyerahkan amplop yang dipegangnya pada Seul Bi.
Seul Bi melihat amplop Ye Na dan terdapat pesan didepannya : Aku ingin mengembalikan uang ini. Maafkan aku Woo Hyun.
Seul Bi : "Woo Hyun memberinya uang?"
dibawah tangga, Jae Suk dan genknya sedang membully Chun Sik. Chun Sik yang ketakutan bilang pada mereka kalau permasalahannya selesai karena Seul Bi sudah mengakuinya. tapi Tae Ho bilang kalau masalah selesai jika mereka yang memutuskan. Tae Ho juga bilang kalau ini baru saja dimulai.
tanpa sengaja, seorang teman sekelas mereka lewat dan melihat semuanya. tapi ia segera pergi karena takut dengan Jae Suk.
Jae Suk : "Aku merasa jahat karena Seul Bi minta maaf. tidak ada cara untuk mengatakan kalau kau yang melakukannya."
Jae Suk akan memukul Chun Sik tapi tidak dilakukannya. ia menyuruh Tae Ho dan Byung Wook untuk mengurus Chun Sik.
Jae Suk : "Aku tak mau tanganku menyentuh pengecut."
Jae Suk dan genknya memeras uang Chun Sik untuk dipakai ke club. mereka kembali membully Chun Sik.
Seul Bi kebetulan lewat, ia langsung menghentikan Jae Suk dan genknya.
Jae Suk : "Lihat siapa yang kemari. Malingnya datang." sapa Jae Suk.
Tae Ho bilang kalau Seul Bi tidak asik karena buru-buru mengaku. ia bilang kalau akan menunjukkan sesuatu yang asik pada Seul Bi. lalu Tae Ho menarik Chun Sik dihadapan Seul Bi dan akan membullynya.
Seul Bi memfokuskan tatapannya pada Chun Sik untuk menolongnya menggunakan kekuatannya tapi Byung Wook memergokinya. Byung Wook tanya apa yang dilakukan Seul Bi. hal itu membuat Seul Bi kaget. Byung Wook tanya apa Seul Bi punya kekuatan super.
Jae Suk : "Kau tahu, tingkahmu terkadang lucu."
ketika Jae Suk akan memegang kepala Seul Bi, Sung Yeol tiba-tiba datang dan menangkis tangan Jae Suk. melihat hal itu, Byung Wook dan Tae Ho maju untuk membalas Sung Yeol, tapi Seul Bi menghalangi mereka.
Seul Bi : "Tak akan kubiarkan ini berlanjut. Kalau kau cari gara-gara dengan orang yang kusuka, Aku..., Aku tak akan tinggal diam."
Jae Suk : "Hwang Seong Yeol. Lee Seul Bi bilang dia menyukaimu"
Tae Ho : "Cinta segitiga? Kurasa kau akan dicampakkan, Seong Yeol."
saat Jae Suk melangkah untuk mendekati Seul Bi dan Sung Yeol, terdengar suara peluit. Jae Suk dan Genknya langsung lari terbirit-birit karena mengira itu adalah Pak Yoon.
setelah kepergian Jae SUk dan Genknya, Joo Ah dan seorang murid yang mempergoki Chun Sik dibully tadi keluar dari balik tembok. ternyata mereka berdua yang telah meniup peluit untuk menyelamatkan Seul Bi dan yang lainnya.
Sung Yeol dan Seul Bi duduk taman sekolah berdua. Sung Yeol memberi Seul Bi minuman kaleng. setelah itu ia tanya kenapa Seul Bi meminta maaf.
Seul Bi : "Bohong itu tidak boleh. Tapi kalau kepepet sih tidak apa-apa."
Sung Yeol : "bukankah ini tidak adil?"
Seul Bi : "Awalnya aku merasa begitu, berhubung kau dan Woo Hyun tidak percaya padaku, maka tidak masalah."
Sung Yeol meminta Seul Bi untuk tidak dekat dengan Jae Suk karena berbahaya. Seul Bi memberitahu kalau dia hari ini senang bisa menolong Sung Yeol meskipun hanya menghadang. karena Sung Yeol selalu menolongnya.
Sung Yeol tersenyum, ia mengucapkan terima kasih pada Seul Bi karena sudah menghadang untuknya.
Seul Bi : "Aku masih banyak hutang padamu."
Sung Yeol : "Hutang padaku?"
Seul Bi : "bicara mengenai hutang, apa kau mau sesuatu atau melakukan suatu hal? Akan kulakukan untukmu. Apa saja! Lebih cepat lebih baik."
Sung Yeol diam dan mengangguk.
Joo Ah menemui Pak Kim disalah satu sudut sekolah. Joo Ah menceritakan semuanya pada Pak Kim apa yang sebenarnya terjadi.
Pak Kim : "Apa? Bukan Seul Bi yang mencurinya?"
Joo Ah : "Saya rasa Ye Na merencanakannya karena dia suka Woo Hyun."
Pak Kim kaget mendengar itu, ia langsung memegang kepalanya.
Joo Ah : "Ini bukan pertama kalinya Chun Sik dibully oleh Jae Suk. Pak Kim, Anda benar tak tahu?"
Pak Kim tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia merasa bersalah pada Seul Bi dan Woo Hyun.
Joo Ah : "Seul Bi disalahkan demi orang lain. Saya pikir Anda harus tahu."
setelah mengatakan itu, Jooh Ah pamit pergi.
ketika Bu So Jin jalan dilorong sekolah, ia berpapasan dengan Pak Kim. tidak seperti biasanya ketika melihat Bu So Jin, Pak Kim bersemangat. kali ini Pak Kim tampak lesu dan masuk begitu saja keruang Guru tanpa menyapa dan melihat Bu So Jin. Sikap Pak Kim yang aneh itu membuat Bu So Jin menjadi heran.
Bu So Jin : "Apa Dia tak bisa melihatku? Kenapa dia bertingkah seperti itu? bagaimana bisa dia tidak perhatikan kalau aku memakai baju baru?"
Bu So Jin tertawa dan berpikir kalau Pak Kim sedang bertingkah seolah dia tidak tertarik padanya. Bu So Jin mengomel sendiri, dengan PD nya ia bilang kalau Pak Kim harus berhenti belajar memikat wanita dari buku.
ketika mengikuti pelajaran dikelas, Seul Bi tidak bisa berkonsentrasi. ia melihat bangku Woo Hyun yang kosong dan menjadi sedih. Seul Bi mencatat semua pelajaran hari ini dibuku untuk diberikannya pada Woo Hyun.
Ye Na sepertinya juga merasakan hal yang sama seperti Seul Bi. melihat Ye Na yang melamun, Young Eun menyuruh Ye Na untuk memikirkan urusannya sendiri.
Ye Na : "Memangnya aku kenapa?"
Young Eun : "Apa? Kau juga mau membuat pengakuan juga? Aku mengawasimu."
selesai pelajaran, Seul Bi pergi keruang Bp untuk memberikan catatan pelajaran hari ini untuk Woo Hyun. Sung Yeol berlari menghamirinya. melihat Sung Yeol membawa buku catatan, Seul Bi tanya apakah Sung Yeol juga memberikan buku catatannya untuk Woo Hyun.
Sung Yeol : "Dia sepertinya tidak membutuhkannya, Dia kan tidak pernah belajar." (haha, lucu ini Sung Yeol)
Seul Bi : "Justru itu dia sangat membutuhkannya. Dia pernah bilang, jika dia berusaha, dia pasti akan bisa."
Sung Yeol : "Ada kamu di sisinya, pasti membuatnya jadi semangat."
Seul Bi : "Tidak. Dia selalu mendapat masalah jika dekat denganku. tidak ada yang bisa kulakukan."
Sung Yeol : "Teman sejati selalu ada di sisimu."
Seul Bi : "Kutipan yang amat bagus. Woo Hyun punya teman pintar sepertimu, dia pasti akan sangat senang."
Woo Hyun tiba-tiba datang dan mengagetkan mereka berdua dengan cara mengaum. lalu ia bilang pasti mereka berdua sedang membicarakannya.
Sung Yeol : "Kau bukan harimau. Lebih pas tikus atau ikan lele." (hahaha!)
Woo Hyun : "Apa??" serunya kesal.
Seul Bi mengambil catatan milik Sung Yeol, lalu memberikannya pada Woo Hyun. Seul Bi mengatakan kalau teman sejatinya Sung Yeol memberinya buku catatan.
Woo Hyun : "Teman sejati? Tidak berguna buatku kecuali makanan."
Seul Bi : "Harusnya kamu berterima kasih."
Sung Yeol : "Kalau begitu makan saja!"
Woo Hyun bertingkah aneh, ia bergaya seperti menyulap buku itu untuk berubah menjadi makanan, tapi tidak terjadi apa-apa. Woo Hyun memberi saran pada Sung Yeol untuk membawakannya sesuatu yang bisa dimakan lain kali.
Sung Yeol tidak memperdulikan Woo Hyun, ia mengajak Seul Bi untuk pergi masuk kekelas.
Woo Hyun kesal melihat Sung Yeol dan Seul Bi berjalan berdampingan. ia kembali bertingkah aneh, Woo Hyun mengacungkan jarinya pada Sung Yeol dengan seolah-olah memiliki kekuatan super kemudian berseru "menjauh!".
dan, Sung Yeol benar-benar terjatuh manjauh dari Seul Bi. (haha!). Woo Hyun kaget melihat hal itu, tapi ia senang.
ketika Bu So Jin berjalan melewati ruang Guru, ia kembali berbapapasan dengan Pak Kim yang baru saja keluar dari ruang Guru. Pak Kim masih bersikap aneh tidak menghiraukan Bu So Jin dan pergi begitu saja. kali ini Bu So Jin benar-benar kesal. ia bertanya-tanya Pak Kim kenapa dan bilang padahal baju yang dipakainya sangat mahal.
Pak Yoon muncul dibelakang Bu So Jin dan tanya kalau sikap Pak Kim sangat membingunkan Bu So Jin bukan.
Bu So Jin : "Iya!"
Pak Yoon : "Ini lagi tren!"
Bu So Jin : "Apa yang anda bicarakan?"
Pak Yoon : "peribahasanya, orang mengambil roti yang sudah kadaluarsa."
Bu So Jin kesal mendengar ucapan Pak Yoon, ia menyahut meneruskan kata-kata Pak Yoon.
Bu So Jin : "Sepertinya akan terjadi hal buruk sebentar lagi. Secepatnya!" serunya seraya mengadahkan tangannya diwajah Pak Yoon. kemudian Bu So Jin pergi.
Pak Yoon : "Tapi aku masih punya beberapa hari! Aku sudah siap untuk bercerai!" teriaknya.
diam-diam Chun Sik pergi keruang Bp untuk menemui Woo Hyun, tapi ia ragu untuk masuk. Jae Suk mempergokinya dan tanya pada Chun Sik apa dia kesini untuk menemui Shin Woo Hyun. Chun Sik diam dan ketakutan.
Jae Suk mendorongnya kepintu dan bilang kalau dia sangat cemburu.
Woo Hyun membuka pintu dan seketika Jae Suk dan Chun Sik terjatuh.
Woo Hyun : "Chun Shik, ada yang ingin kaukatakan padaku?"
Chun Sik : "Tidak... aku hanya..."
Chun Sik langsung lari dari ruang BP meninggalkan Woo Hyun dan Jae Suk.
Woo Hyun tanya apa jae Suk datang untuk menulis surat permohonan maaf. ia menepuk lengan Jae Suk dan berseru semoga Jae Suk berhasil. ketika akan pergi, Jae Suk menghentikan langkah Woo Hyun dengan bertanya tidakkah Woo Hyun melihat apa yang terjadi. Jae Suk bilang kalau dia adalah korban sedangkan Woo Hyun pelaku. dengan tenang Woo Hyun bilang kalau dia akan mengungkap semua kesalahan Jae Suk, ia minta Jae Suk untuk menunggu saja.
Jae Suk : "Apa kau tidak tahu kalau Lee Seul Bi sudah mengaku menjadi malingnya?"
Woo Hyun : "APA??"
Jae Suk : "aku sangat senang melihatnya mengaku dengan sungguh-sungguh. kau pasti menyesal karena tidak melihatnya karena kau berada disini.
Woo Hyun kesal mendengar ucapan Jae Suk, ia langsung mencengkram baju Jae Suk dan bilang kalau semua itu adalah perbuatannya.
Pak Yoon tiba-tiba datang dan bertanya pada mereka berdua apakah mereka memanggilnya.
Pak Yoon : "Shin Woo Hyun, bukannya kau sedang dihukum?" Pak Kim mendengus lelah saat melihat Jae Suk. "Jae Suk, aku muak meliat mukamu di mana-mana. Pergi."
Jae Suk merapikan kerah bajunya, ia tersenyum sinis pada Woo Hyun kemudian pergi.
setelah Jae Suk pergi, Pak Yoon membaca surat permintaan maaf yang ditulis Woo Hyun yang berisi : Seul Bi tidak melakukannya.
Pak Yoon : "Dia mencurinya, Lee Seul Bi."
Woo Hyun : "Tidak."
Pak Yoon : "itu menurutmu. Kau merasa ini tak adil?"
Woo Hyun : "Apa?"
Pak Yoon : "Woo Hyun, hidup selalu tak adil. ang paling mudah adalah kau terima saja."
Woo Hyun hanya diam mendengar ucapan Pak Yoon. ia terlihat tidak senang.
Nenek menemui Ji Hye direstaurant. Nenek bilang kalau Woo Jin terlihat seperti orang baik. Ji Hye menjawab singkat yang dikatakan Nenek benar.
Nenek : "Putramu juga tampan."
Ji Hye : "Iya."
Nenek : "Terima kasih. Berkatmu Woo Hyun tidak dikeluarkan."
Ji Hye bilang kalau dia hanya mengikuti peraturan sekolah.
Nenek : "Aku tidak akan memintamu tinggal bersamanya. Tapi tolong awasi dia."
melihat sikap Nenek yang aneh dan seolah-olah akan pergi jauh, Ji Hye tanya pada Ibu mertuanya mau kemana. Ji Hye memberitahu Ibu mertuanya kalau suami dan Sung Yeol tidak tahu hal ini. mereka berdua mengira kalau anak kandungnya tinggal di Amerika bersama Papanya.
Nenek meminta Ji Hye untuk merawat baik-baik Woo Hyun, bagaimanapun juga Woo Hyun adalah putra kandungnya.
Ji Hye : "Kuminta Anda memindahkannya ke tempat lain. Dia bahkan sering terlibat masalah."
Nenek : "Kenapa? Dia tak sepadan dengan putramu yang pandai itu? Kau khawatir dia berteman baik dengan putramu?"
Ji Hye kaget mendengar Ibu mertuanya bicara seperti itu. sedangkan Nenek sangat kesal melihat sikap Ji Hye yang tidak peduli dengan putra kandungnya sendiri.
Nenek : "kau sungguh tidak mengenal putramu. Kau pikir Woo Hyun akan membuat masalah di manapun? Woo Hyun tak seperti itu. Aku tidak memintamu membesarkannya. Aku hanya memintamu untuk lebih sering mengawasinya. Sungguh kau tidak bisa melakukannya?"
Ji Hye : "Tidak."
Nenek : "Sungguh? Kalau begitu Aku akan memberi tahu suami dan putramu Kalau Woo Hyun adalah putramu."
Ji Hye : "Eomeonim!!"
Nenek : "Apa? Kalau hal itu diketahui, apa kau akan diceraikan? itu bagus. jika kau bercerai, kau bisa tinggal bersama Woo Hyun."
Ji Hye : "Bercerai lagi? Dia sakit jika bersamaku dan dia hanya mencari Eomeonim kalau menangis saat dia kecil. Dan sekarang Anda ingin aku tinggal bersama Woo Hyun? bukankah Anda menyuruhku pergi karena Anda yang akan merawat Woo Hyun? Sekarang ini aku hanya ingin menjalani kehidupanku sendiri."
Ji Hye beranjak berdiri dari duduknya, ia minta pada Nenek untuk tidak menemuinya lagi, kemudian pergi.
Nenek mengangguk sedih, ia bicara sendiri kalau Ji Hye dan Woo Hyun sungguh menyedihkan.
Nenek : "Woo Hyunku yang malang..." ucap Nenek sedih.
setelah pulang sekolah, Woo Hyun dan Seul Bi pergi kerestaurant berdua. Woo Hyun tanya pada Seul Bi kenapa dia meminta maaf padahal tidak berbuat kesalahan. bukannya menjawab pertanyaan Woo Hyun, Seul Bi malah ganti bertanya kenapa Woo Hyun memberi Ye Na uang padahal dia tidak melakukan kesalahan.
Wo Hyun : "Bukannya tidak mau mengakuinya. Aku hanya muak aja."
Seul Bi : "Aku tidak ingin membuat segalanya susah untukmu. Aku tidak apa-apa.
Woo Hyun : "Akan kuungkap kebenarannya. Kau tidak percaya padaku?"
Seul Bi : "Aku sangat mempercayaimu. Kau juga mempercayaiku kan? Sekarang semuanya baik-baik saja."
kemudian Woo Hyun merintih kesakitan seraya memijit tangannya . dengan sengaja ia mengulurkan tangannya sebelah kanan didepan Seul Bi sambil mengeluh kalau tangannya pegal karena menulis surat permintaan maaf.
Woo Hyun : "Kenapa tanganku sakit sekali?"
Seul Bi membantu memijit tangan Woo Hyun. hal itu membuat Woo Hyun senang.
Seul Bi tanya pada Woo Hyun apa itu surat permintaan maaf. Woo Hyun balik bertanya pada Seul Bi, pertanyaan macam apa yang ditanyakan.
Seul Bi memijit tangan Woo Hyun dengan sungguh-sunggu. Woo Hyun bilang kalau rasanya sangat enak. Seul Bi tersenyum mendengarnya. tak lama kemudian Woo Hyun bilang kalau tangannya yang kiri juga sakit. Seul Bi berganti memijit tangan kiri Woo Hyun. tapi sedetik kemudian ia ingat kalau Woo Hyun tidak menulis menggunakan tangan kiri. ia langsung mendorong tangan Woo Hyun. Woo Hyun memuji Seul Bi yang sekarang ini pintar.
Seul Bi : "setelah makan, kau harus ikut denganku. jika kau tidak mau, kau pasti akan menyesal."
setelah makan, mereka pergi kesebuah toko pakaian. Woo Hyun dan Seul Bi sibuk memilih pakaian yang dijual disana. Woo Hyun mengambil baju couple dan menunjukkannya pada Seul Bi. Seul Bi berseru kalau dia pernah menontonnya didrama.
Woo Hyun : "Yang ini bagaimana?"
lalu mereka berdua mencoba kaos couple itu bersama dan berdiri didepan cermin. Woo Hyun berkomentar kalau terlihat keren dan bagus. Seul Bi mengangguk setuju. Seul Bi mempunyai ide untuk membelikan Nenek baju juga.
sesampainya dirumah, Seul Bi dan Woo Hyun menunggu Nenek yang sedang memasak untuk makan siang. Nenek menyuapi Seul Bi, ia lalu bertanya bagaimana rasanya. Seul Bi menunjukkan jempolnya sebagai pertanda kalau makanannya enak.
Seul Bi mengeluh kenapa rasa makanan Nenek tidak seperti buatannya.
Nenek : "hal ini tidak terjadi dalam semalam, kau butuh waktu."
Seul Bi : "Nenek, ajari aku ya."
Woo Hyun : "Aku menyuruhmu untuk tidak main-mainan dengan bahan makanan."
Nenek tanya, apakah Woo Hyun juga mau belajar. dengan percaya diri Woo Hyun bilang kalau dia bisa memasak hanya dengan menggunakan kaki, dan hasilnya pasti jauh lebih baik dibandingkan Seul Bi. ia juga bilang kalau sudah melihat semua resep rahasia milik Nenek. mendengar itu Nenek bilang kenapa tidak memberitahunya dari tadi jika Woo Hyun sudah tahu resep rahasianya.
mereka bertiga makan siang bersama. Nenek memandang Woo Hyun dengan sedih. ia lalu memberitahu kalau dirinya akan menjual kedai. Woo Hyun kaget mendengar itu.
Woo Hyun : "Nenek mau menjual kedai?"
Nenek : "Aku sudah semakin tua. Aku ingin berlibur dan hidup tenang."
Woo Hyun : "Miss Gong.., kau benar-benar punya pacar? atau kau sakit?"
Nenek: "Sakit? Aku masih segar bugar! Saat ini aku berpikir soal pensiun untuk beberapa tahun. Dan kebetulan ada yang ingin membeli kedainya."
Woo Hyun : "Pemikiran yang bagus. Aku setuju. Aku tak akan mendengar Nenek mengigau saat tidur."
Nenek mengangguk dan tersenyum kecil. lalu Woo Hyun tanya jika kedai ditutup mereka akan mendapat penghasilan dari mana.
mendengar pertanyaan Woo Hyun, Nenek menyerahkan tabungan yang dikumpulkannya pada Woo Hyun. ia bilang kalau dirinya berencana untuk pensiun.
Nenek : "Ini biaya sekolahmu. Ini untuk biaya pernikahanmu. Dan ini biaya apartemenmu. Sudah semua. Kuhabiskan umurku untuk mempersiapkannya."
melihat itu semua dan apa yang diucapkan Neneknya, Woo Hyun menjadi kesal. ia tanya apa semua itu. apa Nenek ingin memamerkan semua uangnya.
Woo Hyun : "Aku tidak mau apartemen. Aku mau tinggal di sini bersama Miss Gong."
Nenek : "Ini harus kamu putuskan dengan istrimu kelak."
Nenek memukul kepala Woo Hyun. melihat Woo Hyun yang menatapnya tajam, Nenek menyuruhnya untuk tidak melihatnya seperti itu.
Nenek : "Karena kau selalu membuat masalah, Nenek rasa saatnya kau harus tumbuh dewasa. Nenek memberikan ini padamu supaya kau bisa mengurus diri sendiri. Kau harus belajar mengelola uang untuk hidup."
Woo Hyun bilang kalau hal seperti itu sangat sulit. ia bersikeras menolak keinginan Nenek. Seul Bi menyahut dan bilang kalau Nenek ternyata sangat kaya.
Nenek : "Bukannya kaya, aku hanya tidak ingin ada yang susah. Kupelajari hal itu sembari giat bekerja. uang kudapatkan, aku bahkan bisa membantu orang. Kau bisa hidup seperti itu juga kan?"
Woo Hyun : "Kenapa tingkahmu aneh Miss Gong?"
Seul Bi : "Apa Nenek mau pergi?"
Nenek : "Pergi kemana? Sudah kukatakan mulai sekarang aku mau liburan!"
Woo Hyun : "Tapi kalau Nenek pergi sendirian lagi, aku akan marah."
Seul Bi tersenyum, lalu ia mengajak Nenek untuk piknik bersama. Seul Bi mengeluarkan kaos couplenya dan berseru kalau nanti mereka akan memakai kaos couple. Nenek tersenyum menahan kesedihannya.
Pak Kim dan Pak Yoon pergi ke bar bersama. Pak Kim masih terlihat lesu dan tidak bersemangat. dengan suara pelan dia bilang kalau dirinya telah kalah.
Pak Kim : "Aku dan murid-muridku..."
Pak Yoon : "Kami semua besar seperti itu. Anak-anak jaman sekarang memang susah diatur. Seleksi alam namanya. Memang begitu di SMA. Bahkan mereka ada di bagian atas rantai makanan. Bagian atas."
mendengar hal yang dikatakan Pak Yoon, Pak Kim tanya, jadi selama ini Pak Yoon sudah mengetahui semuanya.
Pak Yoon : "Kupikir hal ini sudah jelas."
Pak Kim : "Jadi aku satu-satunya yang tak tahu. Muridku sakit aku tak tahu."
Pak Yoon : "Kenapa tiba-tiba menyalahkan diri sendiri?"
Pak Kim sangat kesal, ia mencengkram baju Pak Yoon. ia berteriak pada Pak Yoon harusnya dia memngatakan kebenarannya padanya.
Pak Kim : "Aku percaya murid-muridku!" ucapnya seraya menangis.
Pak Yoon : "Kau hanya lihat yang ingin kau lihat dan percaya yang kau inginkan saja. Mempercayai anak-anak tanpa penilaian tepat, bukan percaya namanya. Itu lalai. Aku sependapat."
Pak Kim terduduk lemas. dengan suara pelan ia tanya pada Pak Yoon harus bagaimana.
Pak Yoon : "Kau bisa apa? Kau harus selesaikan dengan baik. Sebelum situasinya makin buruk."
Pak Kim menunduk sedih. ia merasa sangat bersalah.
Ji Hye sedang berada dirumahnya. ia pergi kedapur untuk minum. saat Sung Yeol datang untuk mengambil minum juga, Ji Hye memberinya gelas dan menuangkan air untuknya. setelah itu Ji Hye tanya kenapa Sung Yeol terus ikut campur masalah Woo Hyun. dengan singkat Sung Yeol menjawab karena Woo Hyun adalah temannya. kemudian Sung Yeol pergi.
Sung Yeol kembali kekamarnya untuk belajar. tapi ia tidak bisa fokus belajar karena memikirkan kata-kata Seul Bi yang bilang padanya kalau masih memiliki banyak hutang.
Sung Yeol : "Kulakukan karena aku menyukaimu. Tapi kau menganggapnya hutang." ucapnya sedih.
Nenek sedang merapikan bajunya dikoper dan meletakkannya pada sebuah bak. Woo Hyun masuk kekamar Nenek dan kaget melihat Nenek yang membuang baju-bajunya.
Nenek : "Apa aku harus minta izin untuk membuang bajuku sendiri?"
Woo Hyun : "baju ini yang paling bagus! Kau mau pakai apa jika dibuang semuanya?"
Nenek : "Rumah ini akan meledak dengan semua pakaianku. Biar kutata selagi masih ada waktu."
Woo Hyun bilang kalau baju Nenek kan tidak banyak. lalu ia merebut baju yang dipegang nenek dan berseru jangan dibuang.
Nenek : "Berikan! Sudah usang, jadi harus kubuang!"
Woo Hyun mencium baju Nenek yang dipegangnya, ia tersenyum dan bilang kalau baju itu bau aroma Nenek.
Nenek : "Apa? Bau Nenek?"
Woo Hyun tersenyum dan mengangguk. Woo Hyun bilang kalau tingkah Nenek sangat mencurigakan. ia meminta Nenek untuk jujur padanya, nanti dia akan mengembalikan bajunya. Nenek berkata kalau ini bukan karena pria, ia meminta Woo Hyun untuk berhenti sok tahu.
Woo Hyun tiba-tiba memeluk Nenek. nenek sedikit terkejut Woo Hyun memeluknya, hal itu membuatnya sedih. ia mencoba untuk menahan air matanya.
Woo Hyun : "Bau Miss Gong! Nenek! Nenek harus panjang umur supaya aku bisa balas budi atas sakit hati yang kusebabkan."
Nenek mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Woo Hyun untuk pergi dan berpura-pura mencium bau keringat Woo Hyun.
Woo Hyun mengelak kalau dia tidak bau. tapi saat ia mencium tubuhnya sendiri, dengan pelan ia bilang kalau memang bau tapi hanya sedikit. setelah itu ia pergi. sepeninggalnya Woo Hyun, Nenek menangis.
dikamar Nenek, Seul Bi sedang diam memandang baju malaikatnya. Nenek datang dan tanya Seul Bi sedang apa. Seul Bi menjawab kalau dia sedang menata bajunya. Nenek meledek Seul Bi, baju sedikit saja pakai ditata.
Nenek membuka laci dan memberikan Seul Bi sebuah buku berisi resep. Seul Bi melihat kalau itu adalah resep membuat kue beras.
Nenek memberitahu Seul Bi kalau dia menulisnya untuk berjaga-jaga kalau dia lupa. Seul Bi tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Nenek.
Nenek : "Seul Bi. Kau harus memikirkan mereka yang makan kalau masak. Itu rahasiaku."
keesokan paginya, Nenek berdiri didepan jam yang dirusak oleh Seul Bi. lalu ia bilang kalau akan lebih bagus jika waktu berhenti sekarang ini.
Woo Hyun membuyarkan lamunan Nenek dengan berteriak apakah Nenek sudah bersiap untuk pergi. Nenek, Woo Hyun dan Seul Bi akan pergi untuk piknik bersama. mereka juga memakai baju couple yang sama. sebelum berangkat, Woo Hyun menyuruh Seul Bi untuk tidak lupa mengepak otaknya. (haha!)
ketika Woo Hyun dan Seul Bi pergi dulu, Nenek merasakan kalau perutnya sakit. ia merintih dan berpegangan pada pinggir meja.
mereka bertiga berpiknik ditaman. saat Woo Hyun dan Seul Bi naik sepeda, Nenek menunggu mereka dengan duduk diatas tikar.
saat Seul Bi turun dari sepeda, Woo Hyun menawarkan pada Nenek untuk Naik, tapi nenek menolak dengan beralasan kalau pantatnya bisa saja sakit.
Woo Hyun : "Tunggu saja. Aku akan dapatkan uang banyak dan membelikan Nenek mobil convertible."
Nenek : "Sungguh?"
Woo Hyun : "Aku akan memberikan gaji pertamaku dan mengajak Miss Gong naik mobil pertamaku."
mendengar itu Nenek bilang kalau dia akan menagih janji Woo Hyun. Woo Hyun meledek Nenek dengan bilang kalau ucapan Nenek terdengar kejam. Nenek tanya apakah hal itu menyakiti Woo Hyun. Woo Hyun menjawab sepertinya begitu.
Woo Hyun : "Mobil convertible mahal ya? Kalau begitu yang ada tutupnya saja."
Nenek tertawa mendengar ucapan Woo Hyun.
Seul Bi lalu bilang kalau sifat ragu Woo Hyun menurun dari Nenek. Nenek tidak mengerti, ia tanya pada Seul Bi apakah Woo Hyun ragu-ragu.
Seul Bi : "Iya, terakhir kali Woo Hyun..."
belum selesai Seul Bi berbicara, Woo Hyun menyenggol kaleng minuman Seul Bi sehingga membentur wajahnya. kemudian Woo Hyun meledek Seul Bi coba saja menangkapnya (membalasnya) kalau bisa. setelah itu Woo Hyun lari.
Seul Bi kesal pada Woo Hyun, ia berteriak Woo Hyun akan mati jika sampai tertangkap olehnya karena dirinya sangat cepat. Seul Bi segera beranjak dari duduknya untuk mengejar Woo Hyun.
Nenek tertawa melihat Woo Hyun dan Seul Bi yang bermain kejar-kejaran.
tapi tiba-tiba tubuhnya terasa sakit. Nenek memegang dadanya dan mencoba untuk memanggil Woo Hyun dan Seul Bi.
tapi karena terasa sakit sekali, Nenek tidak sanggup berteriak memanggil mereka berdua.
Nenek mencoba memanggil Woo Hyun, ketika Woo Hyun menoleh, Nenek sudah terjatuh.
Woo Hyun dan Seul Bi kaget melihat Nenek yang terjatuh dan tak sadarkan diri.
bersambung ke part 2 ya..
*Insyaallah, part 2 nya diposting nanti malam, jadi tunggu ya..
gomawo unnie part 1 nya.
ReplyDeleteditunggu ke part 2 nya ya . . .
Mksh ya mba sinopnya, gak sabar pengen baca yg part 2 nya ;) semangat ya mba
ReplyDelete