Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!
Nenek Gong dibawa kerumah sakit. Woo Hyun dan Seul Bi menunggu di depan ruang UGD.
ketika dokter keluar dari ruang UGD, Woo Hyun segera menghampirinya dan bertanya Neneknya kenapa. dokter menanyakan pihak keluarga yang sudah dewasa untuk memberitahu kondisi Nenek. Woo Hyun bilang pada dokter kalau dia adalah walinya jadi dokter cukup bicara dengannya saja.
Dokter : "Kankernya sudah stadium akhir saat dia kontrol. penyebaran sel kankernya sudah melampaui yang diobati. Kamu harus siap."
Woo Hyun : "Siap untuk apa? Apa yang harus kupersiapkan?" teriak Woo Hyun.
Seul Bi memanggil Woo Hyun untuk menenangkannya. saat dokter pergi, Woo Hyun memegang tangan dokter itu dan memohon untuk menyelamatkan Nenek.
Woo Hyun : "Selamatkan dia! Tolong selamatkan dia! Tolong selamatkan Nenek! Kumohon..." pintanya seraya menangis.
dokter hanya diam saja, kemudian ia berlalu pergi.
mengetahui kondisi Neneknya yang sudah parah, Woo Hyun menangis sejadi-jadinya didepan ruang UGD. Seul Bi hanya bisa diam. sama dengan Woo Hyun, ia juga terkejut mendengar kalau Nenek sakit keras.
Woo Hyun menunggu Nenek dan duduk disebelahnya. Seul Bi juga ada disitu menemaninya. Nenek masih belum siuman.
Woo Hyun : "Kau bertingkah aneh. Miss Gong, Belakangan ini tingkahmu aneh. Hanya aku yang tidak tahu. Nenek harusnya bilang kalau sakit! Kenapa tidak bilang padaku?"
tak lama kemudian Nenek sadar. ia menggerakkan tangannya dan merintih pelan. melihat Nenek yang sudah siuman, Woo Hyun langsung memegang tangan Nenek dan memanggilnya. Woo Hyun tanya apakah Nenek baik-baik saja.
Nenek : "Aku sedang sakit. Tapi kau terus mengomel."
Woo Hyun : "Kenapa tidak memberitahuku?"
Nenek : "Pasti akan membuatmu sedih. Nenek tidak ingin kau sedih."
Woo Hyun : "Siapa yang mengatakan hal semacam itu? Aku penjaganya Nenek. jadi aku harus tahu. Nenek, aku akan menyelamatkanmu. Jadi jangan cemas, ya?"
Nenek bilang kalau dia tidak akan mati. ia meminta Woo Hyun untuk tidak khawatir dan mengantar Seul Bi pulang. bukankah Woo Hyun benci bau rumah sakit.
Nenek : "Seul Bi.., Pulanglah dengan Woo Hyun."
Woo Hyun : "Tidak, aku mau menemani Nenek."
Nenek : "Kalau begitu, Bisakah kau ambilkan tasku? Pastikan juga untuk mengunci pintunya."
Woo Hyun : "Aku akan segera kembali."
Woo Hyun akan pulang kerumah, ia menyuruh Seul Bi untuk menemani Nenek sementara dia pulang sebentar.
setelah kepergian Woo Hyun, Nenek memanggil Seul Bi. ia memberitahu Seul Bi kalau dia terlihat makin cantik ketika tersenyum. Nenek meminta pada Seul Bi untuk selalu tersenyum untuk Woo Hyun.
Nenek : "Kau mengerti?"
Seul Bi mengangguk pelan. lalu ia menggenggam tangan Nenek dan duduk disebelahnya. tak lama kemudian Nenek bilang kalau dia ingin tidur.
Woo Hyun pulang kerumah untuk mengambil tas Nenek. Woo Hyun membuka tas Nenek dan melihat didalamnya sudah berisi pakaian milik Nenek. Woo Hyun sadar kalau Nenek sepertinya memang sudah mempersiapkannya.
Woo Hyun : "Bagaimana bisa.. Miss Gong.." ucapnya sedih.
Woo Hyun mendapat telepon entah dari siapa (sepertinya sih dari Seul Bi). tiba-tiba matanya membulat dan terlihat terkejut.
Woo Hyun segera berlari menuju kerumah sakit sambil menenteng tas milik Nenek. sampai-sampai ia lupa tidak mengunci pintu rumah.
saat masuk keruang rawat Nenek, Woo Hyun menjatuhkan tasnya. ia melihat dokter keluar dari ruang Nenek dan disana sudah ada Ki Soo yang menangis.
Woo Hyun menghampiri Nenek dan memanggilnya. tapi Nenek diam tidak bergerak sedikitpun. matanya sudah terpejam rapat.
Woo Hyun : "Kau bohong kan? Bangunlah! Nenek bilang tidak bisa hidup tanpa aku! (Woo Hyun mulai menangis - begitu juga denganku T_T). Aku belum bisa berbuat apa-apa untukmu Nenek! Mana bisa aku hidup seorang diri? Aku juga tak bisa hidup tanpa Nenek. Bangunlah, kumohon! Bangun! Nenek.., Nenek, bangun... tolong selamatkan dia..."
Seul Bi melihat roh Nenek keluar dari jasadnya dan pergi keluar, diluar pintu, Sunbaenya sudah menunggu Nenek. (menjemput Nenek).
Seul Bi berlari keluar dan memanggil Nenek dan Sunbaenya. Byung Chul dan Nenek berbalik melihat Seul Bi. Byung Chul bilang kalau tidak ada yang akan berubah apapun yang akan dilakukan Seul Bi.
Seul Bi memohon pada sunbaenya untuk megambil Nenek nanti saja.
Nenek kaget, ia tanya apa Seul Bi bisa melihatnya. Seul Bi mengangguk pelan.
Nenek : "Kau seorang malaikat?"
Seul Bi : "Nenek..."
Byung Chul : "Kita tidak bisa mengubah takdir seseorang."
Seul Bi tahu kalau manusia pasti akan mati. dan Kematian seseorang adalah kepastian. Itu sebabnya sekarang dia menerima hukuman.
Seul Bi : "Andai kutahu betapa sakitnya.., Andai aku.. Aku akan baik saat mengambil nyawa orang yang meninggal. Setidaknya akan kuberikan waktu untuk mengucapkan perpisahan pada mereka. Aku akan memberitahu mereka dengan ramah soal orang-orang yang ditinggalkan. Sunbae, Kumohon."
Byung Chul menghela nafasnya, ia memejamkan matanya menahan emosinya pada Seul Bi.
Nenek melihat Woo Hyun yang menangisi jasadnya dari luar jendela. ia berkata dengan lirih memanggil Woo Hyun. "Woo Hyun-ku yang malang.. Nenek benar-benar minta maaf".
lalu Byung Chul mengajak Nenek untuk pergi, mereka berjalan beberapa langkah kemudian menghilang.
Seul Bi duduk sendiri diruang tunggu. ia melihat catatan hitamnya dan tertera waktunya kurang 2 hari untuk kembali menjadi malaikat.
Seul Bi : "Kalau aku tidak di sini, Woo Hyun akan sebatang kara. Bagaimana mangatakan padanya kalau aku akan pergi?"
ternyata Woo Hyun berdiri disamping Seul Bi, ia juga mendengar semua yang dikatakan Seul Bi. ia tanya apa Seul Bi mau pergi. Seul Bi kaget melihat keberadaan Woo Hyun.
Seul Bi : "Aku... Aku harus kembali."
Woo Hyun : "Ingatanmu sudah kembali?"
Seul Bi : "Iya."
Woo Hyun : "Kapan kau mau pergi?"
Seul Bi : "Secepatnya. Maaf, aku tidak mengatakannya tadi."
Woo Hyun kesal dengan Seul Bi karena akan meninggalkannya, padahal dia baru saja ditinggalkan Nenek. ia menyuruh Seul Bi untuk pergi sekarang saja.
Seul Bi : "Woo Hyun..."
Woo Hyun : "Pergi. Pergilah!!"
Woo Hyun meninggalkan Seul Bi sendirian. ia bahkan tidak menghiraukan panggilan Seul Bi. (sedihnya jadi double, poor Woo Hyun T_T)
Woo Hyun sudah ada dirumah duka. ia memandang foto nenek yang ada dialtar dengan pandangan kosong.
Seul Bi berdiri dari balik tembok melihat Woo Hyun.
saat Seul Bi berbalik, ia melihat Sung Yeol datang dan menatapnya.
Seul Bi juga melihat Ki Soo dan Joo Ah sedang menyajikan makanan untuk orang-orang yang datang dirumah duka.
[suara hati Seul Bi : "Kenapa manusia takut mati dan memaksakan diri tersenyum di pemakaman, sekarang aku mengerti. Mereka ingin saling memberi dukungan bagi yang berduka Dan mengenang yang telah tiada. Itu sebabnya hal ini menjadi semakin sedih.]
Pak Kim, Pak Yoon dan Bu So Jin juga datang kerumah duka, mereka bersama-sama memberi hormat didepan foto Nenek.
Ki Soo melihat Byung Chul dan Tae Ho datang, ia tanya kenapa mereka datang kesini. Ki Soo memberitahu kalau mereka tidak diizinkan datang.
Tae Ho : "Papaku tidak terbiasa menghadiri acara tertentu, tapi beliau bilang kalau pria sejati semestinya ke pemakaman."
Seul Bi mengucapkan terima kasih pada mereka karena sudah datang. lalu ia mempersilahkan mereka untuk masuk.
Ye Na juga pergi kerumah duka, tapi ia tidak masuk. Ye Na mengintip dari luar dan merasa sedih.
Ji Hye berada ditoilet rumah duka. ia juga merasa kehilangan Nenek. setelah berdiam diri sejenak untuk menguatkan dirinya, ia kemudian keluar.
Ji Hye kaget melihat Woo Jin yang datang kerumah duka. ia tanya kenapa suaminya itu ada disini. Woo Jin bilang kalau Sung Yeol meneleponnya dan memberitahu kalau harus ada orang dewasa yang mengurus pemakaman.
melihat wajah Ji Hye yang pucat, Woo Jin tanya apakah istrinya tidak apa-apa.
Ji Hye : "Guru-guru datang kesini, sebaiknya aku menyambut mereka."
Woo Jin mengerti, ia menyuruh Ji Hye untuk masuk.
saat Ji Hye akan masuk untuk menyambut guru-guru, seorang Ahjumma tiba-tiba menyapanya. ia sepertinya mengenali Ji Hye.
Ahjumma : "Kau! Mamanya Woo Hyun? Sudah lama sekali ya. Kau kemana saja?"
Ji Hye panik melihat Ahjumma itu, ia takut Woo Jin akan mengetahuinya. Ji Hye bilang pada Ahjumma itu kalau dia telah salah orang. setelah itu Ji Hye segera pergi.
Ahjumma : "Benarkah? Kurasa tidak."
woo Jin ternyata mendengar semuanya. ia lalu berpikir dan melihat Ji Hye sedikit curiga.
Sung Yeol menerima telepon dari ibu kandungnya. ia tampak sangat senang. ibunya tanya apakah Sung Yeol ada waktu akhir pekan ini.
Sung Yeol : "Kenapa? Ibu mau kencan denganku?"
Ibunya memberitahu kalau dia akan menikah. Sung Yeo kaget mendengar itu. Ibunya bilang kalau dia sungguh ingin mendapatkan ucapan selamat dari Sung yeol. ia juga bilang kalau sekarang Sung Yeol sudah dewasa dan harusnya akan mengerti.
Sung Yeol : "Aku masih punya waktu untuk tumbuh dewasa. Orang dewasa, aku tak akan pernah memahami Ibu dan Ayah. Apa hanya kebahagiaanmu saja yang kau pedulikan? Aku! Bagaimana denganku? Kenapa tak ada yang peduli padaku? Kenapa harus melahirkanku?"
Sung Yeol sangat marah, ia langsung menutup teleponnya.
saat akan pergi, Sung Yeol melihat Ji Hye berdiri didekatnya. sepertinya Ji Hye mendengar semuanya tadi. Sung yeol pergi dan tidak memperdulikan Ji Hye.
Ji Hye sudah kembali kerumahnya, ia duduk diatas tempat tidur dan melamun. ia mengingat kembali saat di rumah duka tadi ia sempat berbicara berdua dengan Sung Yeol.
= FLASHBACK =
dirumah duka, setelah Sung Yeol mengetahui kalau Ibu kandungnya akan menikah, ia menjadi sedih. Sung Yeol duduk ditangga dan Ji Hye juga ada disebelahnya. Ji Hye memegang tangan Sung Yeol.
Ji Hye : "Orang dewasa itu jahat. Mereka pergi bukan karena tidak sayang padamu. mereka pikir kau akan mengerti. Karena kau anaknya. Begitulah adanya..." ucapnya seraya menangis.
= FLASHBACK END =
Woo Jin datang dan membuyarkan lamunan Ji Hye. ia tanya apakah tadi Ji Hye bertemu seseorang di pemakaman. Ji Hye menjawab pendek, tidak. Ji Hye memberitahu suaminya kalau Ahjumma tadi pasti salah orang.
Woo Jin : "Woo Hyun dan Sung Yeol, Kupikir mereka berteman baik. Mereka seperti pria sesungguhnya. Apa yang akan terjadi pada Woo Hyun? Ayahnya masih dalam perjalanan dari Amerika. Kurasa mereka kehilangan kontak. Mamanya bagaimana? Apa perlu aku mencarinya?"
Ji Hye : "Kenapa? Kenapa harus kau? Anak-anak mungkin berakhir dengan terluka. Ditambah lagi, dia baru saja mengalami masa sulit."
Woo Jin : "Benar. Di pemakaman tadi kau repot sekali."
Woo Jin mengeluh kalau dia sangat lelah. kemudian ia tidur. Ji Hye menghela nafasnya, ia sedikit khawatir.
Woo Hyun masih berada dipemakaman. ia memandang foto Nenek dengan sedih. Sung Yeol duduk disampingnya untuk menemaninya.
Woo Hyun : "Aku bahkan tidak tahu kalau Nenek sakit. Aku malah tanya apa dia punya pacar. bodoh.." keluhnya pelan.
roh Nenek ternyata berada dirumah duka. disampingnya ada Byung Chul yang mengawasinya. Nenek menjawab semua kata-kata yang diucapkan Woo Hyun. tapi sayang Woo Hyun tidak dapat mendengar ucapan Nenek.
Nenek meminta maaf karena terus memarahi Woo Hyun semasa hidupnya. ia juga meminta maaf karena harus meninggalkannya seorang diri seperti ini.
Woo Hyun : "Terkadang aku sengaja marah dan membuat masalah. Aku memang bajing*n."
[Nenek : "Karenamu aku bahagia, Nenek tahu itu. Aku akan merindukan pijatanmu. Aku akan rindu gurauanmu. bayiku, aku akan sangat merindukanmu! Aku akan rindu belaianmu!"]
Woo Hyun : "Aku bahkan tidak tahu beliau minum obat-obatan itu. Aku hanya... Aku hanya berpikir kalau Nenek akan selalu hidup bersamaku. Kupikir Nenek tidak akan mati." ucapnya seraya membentur-benturkan kepalanya ke tembok.
[Nenek : "Kau bisa terluka, Woo Hyun! Hentikan. ini bukan salahmu."]
melihat Woo Hyun yang terus-terusan membenturkan kepalanya ketembok, Sung Yeol menahannya dengan menaruh tangannya dibelakang kepala Woo Hyun agar tidak terbentur tembok lagi.
[Nenek : "Apa yang harus kulakukan untuk kalian berdua?"]
Seul Bi melihat catatan hitamnya, dan terlihat kalau waktunya sudah habis. hari ini hari terakhir dirinya menjadi manusia. Seul Bi tampak sangat sedih.
Seul Bi menemui Sung Yeol, ia memberi hadiah sebuah CD musik pada Sung Yeol. Seul Bi bilang kalau seharusnya ia memberikan ini pada Sung Yeol dari dulu. Sung Yeol kaget, ia merasa Seul Bi bersikap aneh.
Seul Bi : "Sepertinya kau suka musik."
Sung Yeol : "Tingkahmu aneh hari ini."
Seul Bi juga memberikan sebuah benda yang berbentuk piramid pada Sung Yeol. ia memberitahu Sung Yeol kalau itu adalah meteor yang bisa membuat harapan Sung Yeol menjadi nyata.
Sung Yeol : "Aku juga memilikinya."
Seul Bi : "Benarkah? Kita punya banyak persamaan."
Sung Yeol heran mendengar Seul Bi berbicara dengan kata kuno seperti 'punya'.
Seul Bi mengucapkan terima kasih pada Sung Yeol, ia bilang kalau dia akan pulang. Sung Yeol tanya Seul Bi akan pulang kemana. Seul Bi menjawab kalau dia akan pulang ketempat asalnya. Sung Yeol diam dan terlihat sedih. ia kini mengerti kalau ternyata hadiah untuknya adalah sebagai hadiah perpisahan.
Seul Bi : "Aku selalu berterima kasih."
Sung yeol : "Kalau aku tidak mau menerimanya, apakah kau tidak akan pergi?"
Seul Bi mengulurkan tangannya untuk bersalaman. ia bilang kalau dia sangat senang Sung Yeol menjadi temannya.
Seul Bi : "Aku akan merindukanmu. Kau baik dalam segala hal, jadi.."
Sung Yeol mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Seul Bi. tiba-tiba ia menarik Seul Bi dan memeluknya. Seul Bi kaget Sung Yeol memeluknya secara mendadak.
Sung Yeol : "Aku sungguh tidak tahu kenapa Semua orang mengucapkan selamat tinggal padaku.
tepat saat itu Woo Hyun melihat mereka berdua sedang berpelukan. (haduh.. pasti rasanya mak.. jleb! sakitnya >,<)
Woo Hyun pergi ketoilet, ia merapikan dasinya. Woo Hyun tampak terlihat sangat sedih.
ketika Woo Hyun keluar dari toilet, Seul Bi ternyata sedang menunggunya diluar.
Seul Bi : "Woo Hyun.. Sekarang aku harus..."
Woo Hyun : "Belum pergi juga? Pergi. Pergi sana!" ucapnya dingin. kemudian berlalu pergi.
Seul Bi hanya bisa diam dan menatap Woo Hyun dengan sedih.
Woo Hyun duduk dipemakaman Nenek sambil memandang foto Nenek. dari kejauhan, Nenek, Seul Bi dan Byung Chul melihatnya.
Byung Chul memberitahu Nenek kalau mereka harus pergi. Nenek berterima kasih karena diizinkan untuk melihat Woo Hyun lebih lama.
Seul Bi : "Nenek..."
Nenek : "Seul Bi, jaga diri baik-baik."
Nenek kembali memandang Woo Hyun yang masih saja menangisi kepergiannya. saat itu Woo Hyun menangis sambil memeluk foto nenek.
Nenek : "Temui dia dan kau pukul dia. Pukul dia yang keras. Aku selalu mengajarinya untuk tidak menangis. Supaya dia tidak menangis, Buatlah dia tidak gampang menangis. (Seul Bi mengangguk pelan). Seul Bi, kutinggalkan Woo Hyun bersamamu."
Nenek kembali memuji Seul Bi yang terlihat cantik saat tersenyum. Byung Chul kembali mengingatkan Nenek kalau mereka harus pergi sekarang.
sebelum pergi, Nenek bilang kalau dia sangat mencintai Woo Hyun. setelah itu, ia mengikuti Byung Chul pergi. Seul Bi memandang kepergian Nenek dengan sedih.
Woo Hyun duduk dibawah pohon dipemakaman Nenek sambil memeluk foto Nenek. ia berbicara sendiri seakan-akan sedang berbicara dengan Nenek.
Woo Hyun : "Miss Gong.. Di sini enak. Udaranya bagus. Mereka bilang bunga-bunga mekar saat musim semi. Di musim gugur, ada beraneka ragam warna bunga. tapi terasa dingin sekali saat musim dingin."
ketika Seul Bi akan menghampiri Woo Hyun, Byung Chul tiba-tiba muncul dihadapannya. ia bilang kalau sudah saatnya untuk Seul Bi pergi.
Seul Bi : "Aku belum bilang selamat tinggal."
Byung Chul : "Perpisahan terbaik itu singkat dan cepat. Kau hanya akan membuatnya semakin sulit. Kau sudah bersumpah. Demi semua orang kamu harus kembali. Kau dan juga dia."
Woo Hyun kembali menangis. ia mengomel sendiri karena Nenek dan Seul Bi pergi meninggalkannya.
Woo Hyun : "Menyebalkan sekali. Kurasa semua ini untuk kebaikan."
dengan sedih, Seul Bi hanya bisa pasrah. ia mengajak Sunbaenya untuk pergi. sebelu pergi, Seul Bi bilang dari kejauhan pada Woo Hyun untuk menjaga dirinya. setelah itu ia berjalan mengikuti Byung Chul.
Woo Hyun : "Sekarang aku.. Benar-benar sendiri. Nenek.. Maafkan aku. Aku hanya teringat semua hal buruk yang telah kulakukan. Bagaimana aku akan hidup sekarang?"
Seul Bi menoleh untuk melihat Woo Hyun, ia benar-benar sangat sedih harus meninggalkan Woo Hyun.
bersambung..
komentar : episode 8 yang benar-benar bikin aku termehek-mehek. sedih banget karena nanti diepisode selanjutnya gak bisa melihat Nenek Gong lagi. aku jadi makin penasaran apa yang akan terjadi nanti pada Woo Hyun. yang pasti aku yakin kalau Seul Bi tidak akan kembali menjadi malaikat diepisode awal gini, mungkin saja mendekati akhir episode dia baru kembali menjadi malaikat. jadi gak sabar nunggu episode selanjutnya. kadang geregetan karena dramanya tayang seminggu sekali.
kalau ada waktu luang aku akan posting preview untuk episode 9. terima kasih sudah membaca tulisanku, maaf jika ada kata yang kurang dimengerti :)
==== EPISODE 8 Part 2 ====
Nenek Gong dibawa kerumah sakit. Woo Hyun dan Seul Bi menunggu di depan ruang UGD.
ketika dokter keluar dari ruang UGD, Woo Hyun segera menghampirinya dan bertanya Neneknya kenapa. dokter menanyakan pihak keluarga yang sudah dewasa untuk memberitahu kondisi Nenek. Woo Hyun bilang pada dokter kalau dia adalah walinya jadi dokter cukup bicara dengannya saja.
Dokter : "Kankernya sudah stadium akhir saat dia kontrol. penyebaran sel kankernya sudah melampaui yang diobati. Kamu harus siap."
Woo Hyun : "Siap untuk apa? Apa yang harus kupersiapkan?" teriak Woo Hyun.
Seul Bi memanggil Woo Hyun untuk menenangkannya. saat dokter pergi, Woo Hyun memegang tangan dokter itu dan memohon untuk menyelamatkan Nenek.
Woo Hyun : "Selamatkan dia! Tolong selamatkan dia! Tolong selamatkan Nenek! Kumohon..." pintanya seraya menangis.
dokter hanya diam saja, kemudian ia berlalu pergi.
mengetahui kondisi Neneknya yang sudah parah, Woo Hyun menangis sejadi-jadinya didepan ruang UGD. Seul Bi hanya bisa diam. sama dengan Woo Hyun, ia juga terkejut mendengar kalau Nenek sakit keras.
Woo Hyun menunggu Nenek dan duduk disebelahnya. Seul Bi juga ada disitu menemaninya. Nenek masih belum siuman.
Woo Hyun : "Kau bertingkah aneh. Miss Gong, Belakangan ini tingkahmu aneh. Hanya aku yang tidak tahu. Nenek harusnya bilang kalau sakit! Kenapa tidak bilang padaku?"
tak lama kemudian Nenek sadar. ia menggerakkan tangannya dan merintih pelan. melihat Nenek yang sudah siuman, Woo Hyun langsung memegang tangan Nenek dan memanggilnya. Woo Hyun tanya apakah Nenek baik-baik saja.
Nenek : "Aku sedang sakit. Tapi kau terus mengomel."
Woo Hyun : "Kenapa tidak memberitahuku?"
Nenek : "Pasti akan membuatmu sedih. Nenek tidak ingin kau sedih."
Woo Hyun : "Siapa yang mengatakan hal semacam itu? Aku penjaganya Nenek. jadi aku harus tahu. Nenek, aku akan menyelamatkanmu. Jadi jangan cemas, ya?"
Nenek bilang kalau dia tidak akan mati. ia meminta Woo Hyun untuk tidak khawatir dan mengantar Seul Bi pulang. bukankah Woo Hyun benci bau rumah sakit.
Nenek : "Seul Bi.., Pulanglah dengan Woo Hyun."
Woo Hyun : "Tidak, aku mau menemani Nenek."
Nenek : "Kalau begitu, Bisakah kau ambilkan tasku? Pastikan juga untuk mengunci pintunya."
Woo Hyun : "Aku akan segera kembali."
Woo Hyun akan pulang kerumah, ia menyuruh Seul Bi untuk menemani Nenek sementara dia pulang sebentar.
setelah kepergian Woo Hyun, Nenek memanggil Seul Bi. ia memberitahu Seul Bi kalau dia terlihat makin cantik ketika tersenyum. Nenek meminta pada Seul Bi untuk selalu tersenyum untuk Woo Hyun.
Nenek : "Kau mengerti?"
Seul Bi mengangguk pelan. lalu ia menggenggam tangan Nenek dan duduk disebelahnya. tak lama kemudian Nenek bilang kalau dia ingin tidur.
Woo Hyun pulang kerumah untuk mengambil tas Nenek. Woo Hyun membuka tas Nenek dan melihat didalamnya sudah berisi pakaian milik Nenek. Woo Hyun sadar kalau Nenek sepertinya memang sudah mempersiapkannya.
Woo Hyun : "Bagaimana bisa.. Miss Gong.." ucapnya sedih.
Woo Hyun mendapat telepon entah dari siapa (sepertinya sih dari Seul Bi). tiba-tiba matanya membulat dan terlihat terkejut.
Woo Hyun segera berlari menuju kerumah sakit sambil menenteng tas milik Nenek. sampai-sampai ia lupa tidak mengunci pintu rumah.
saat masuk keruang rawat Nenek, Woo Hyun menjatuhkan tasnya. ia melihat dokter keluar dari ruang Nenek dan disana sudah ada Ki Soo yang menangis.
Woo Hyun menghampiri Nenek dan memanggilnya. tapi Nenek diam tidak bergerak sedikitpun. matanya sudah terpejam rapat.
Woo Hyun : "Kau bohong kan? Bangunlah! Nenek bilang tidak bisa hidup tanpa aku! (Woo Hyun mulai menangis - begitu juga denganku T_T). Aku belum bisa berbuat apa-apa untukmu Nenek! Mana bisa aku hidup seorang diri? Aku juga tak bisa hidup tanpa Nenek. Bangunlah, kumohon! Bangun! Nenek.., Nenek, bangun... tolong selamatkan dia..."
Seul Bi melihat roh Nenek keluar dari jasadnya dan pergi keluar, diluar pintu, Sunbaenya sudah menunggu Nenek. (menjemput Nenek).
Seul Bi berlari keluar dan memanggil Nenek dan Sunbaenya. Byung Chul dan Nenek berbalik melihat Seul Bi. Byung Chul bilang kalau tidak ada yang akan berubah apapun yang akan dilakukan Seul Bi.
Seul Bi memohon pada sunbaenya untuk megambil Nenek nanti saja.
Nenek kaget, ia tanya apa Seul Bi bisa melihatnya. Seul Bi mengangguk pelan.
Nenek : "Kau seorang malaikat?"
Seul Bi : "Nenek..."
Byung Chul : "Kita tidak bisa mengubah takdir seseorang."
Seul Bi tahu kalau manusia pasti akan mati. dan Kematian seseorang adalah kepastian. Itu sebabnya sekarang dia menerima hukuman.
Seul Bi : "Andai kutahu betapa sakitnya.., Andai aku.. Aku akan baik saat mengambil nyawa orang yang meninggal. Setidaknya akan kuberikan waktu untuk mengucapkan perpisahan pada mereka. Aku akan memberitahu mereka dengan ramah soal orang-orang yang ditinggalkan. Sunbae, Kumohon."
Byung Chul menghela nafasnya, ia memejamkan matanya menahan emosinya pada Seul Bi.
Nenek melihat Woo Hyun yang menangisi jasadnya dari luar jendela. ia berkata dengan lirih memanggil Woo Hyun. "Woo Hyun-ku yang malang.. Nenek benar-benar minta maaf".
lalu Byung Chul mengajak Nenek untuk pergi, mereka berjalan beberapa langkah kemudian menghilang.
Seul Bi duduk sendiri diruang tunggu. ia melihat catatan hitamnya dan tertera waktunya kurang 2 hari untuk kembali menjadi malaikat.
Seul Bi : "Kalau aku tidak di sini, Woo Hyun akan sebatang kara. Bagaimana mangatakan padanya kalau aku akan pergi?"
ternyata Woo Hyun berdiri disamping Seul Bi, ia juga mendengar semua yang dikatakan Seul Bi. ia tanya apa Seul Bi mau pergi. Seul Bi kaget melihat keberadaan Woo Hyun.
Seul Bi : "Aku... Aku harus kembali."
Woo Hyun : "Ingatanmu sudah kembali?"
Seul Bi : "Iya."
Woo Hyun : "Kapan kau mau pergi?"
Seul Bi : "Secepatnya. Maaf, aku tidak mengatakannya tadi."
Woo Hyun kesal dengan Seul Bi karena akan meninggalkannya, padahal dia baru saja ditinggalkan Nenek. ia menyuruh Seul Bi untuk pergi sekarang saja.
Seul Bi : "Woo Hyun..."
Woo Hyun : "Pergi. Pergilah!!"
Woo Hyun meninggalkan Seul Bi sendirian. ia bahkan tidak menghiraukan panggilan Seul Bi. (sedihnya jadi double, poor Woo Hyun T_T)
Woo Hyun sudah ada dirumah duka. ia memandang foto nenek yang ada dialtar dengan pandangan kosong.
Seul Bi berdiri dari balik tembok melihat Woo Hyun.
saat Seul Bi berbalik, ia melihat Sung Yeol datang dan menatapnya.
Seul Bi juga melihat Ki Soo dan Joo Ah sedang menyajikan makanan untuk orang-orang yang datang dirumah duka.
[suara hati Seul Bi : "Kenapa manusia takut mati dan memaksakan diri tersenyum di pemakaman, sekarang aku mengerti. Mereka ingin saling memberi dukungan bagi yang berduka Dan mengenang yang telah tiada. Itu sebabnya hal ini menjadi semakin sedih.]
Pak Kim, Pak Yoon dan Bu So Jin juga datang kerumah duka, mereka bersama-sama memberi hormat didepan foto Nenek.
Ki Soo melihat Byung Chul dan Tae Ho datang, ia tanya kenapa mereka datang kesini. Ki Soo memberitahu kalau mereka tidak diizinkan datang.
Tae Ho : "Papaku tidak terbiasa menghadiri acara tertentu, tapi beliau bilang kalau pria sejati semestinya ke pemakaman."
Seul Bi mengucapkan terima kasih pada mereka karena sudah datang. lalu ia mempersilahkan mereka untuk masuk.
Ye Na juga pergi kerumah duka, tapi ia tidak masuk. Ye Na mengintip dari luar dan merasa sedih.
Ji Hye berada ditoilet rumah duka. ia juga merasa kehilangan Nenek. setelah berdiam diri sejenak untuk menguatkan dirinya, ia kemudian keluar.
Ji Hye kaget melihat Woo Jin yang datang kerumah duka. ia tanya kenapa suaminya itu ada disini. Woo Jin bilang kalau Sung Yeol meneleponnya dan memberitahu kalau harus ada orang dewasa yang mengurus pemakaman.
melihat wajah Ji Hye yang pucat, Woo Jin tanya apakah istrinya tidak apa-apa.
Ji Hye : "Guru-guru datang kesini, sebaiknya aku menyambut mereka."
Woo Jin mengerti, ia menyuruh Ji Hye untuk masuk.
saat Ji Hye akan masuk untuk menyambut guru-guru, seorang Ahjumma tiba-tiba menyapanya. ia sepertinya mengenali Ji Hye.
Ahjumma : "Kau! Mamanya Woo Hyun? Sudah lama sekali ya. Kau kemana saja?"
Ji Hye panik melihat Ahjumma itu, ia takut Woo Jin akan mengetahuinya. Ji Hye bilang pada Ahjumma itu kalau dia telah salah orang. setelah itu Ji Hye segera pergi.
Ahjumma : "Benarkah? Kurasa tidak."
woo Jin ternyata mendengar semuanya. ia lalu berpikir dan melihat Ji Hye sedikit curiga.
Sung Yeol menerima telepon dari ibu kandungnya. ia tampak sangat senang. ibunya tanya apakah Sung Yeol ada waktu akhir pekan ini.
Sung Yeol : "Kenapa? Ibu mau kencan denganku?"
Ibunya memberitahu kalau dia akan menikah. Sung Yeo kaget mendengar itu. Ibunya bilang kalau dia sungguh ingin mendapatkan ucapan selamat dari Sung yeol. ia juga bilang kalau sekarang Sung Yeol sudah dewasa dan harusnya akan mengerti.
Sung Yeol : "Aku masih punya waktu untuk tumbuh dewasa. Orang dewasa, aku tak akan pernah memahami Ibu dan Ayah. Apa hanya kebahagiaanmu saja yang kau pedulikan? Aku! Bagaimana denganku? Kenapa tak ada yang peduli padaku? Kenapa harus melahirkanku?"
Sung Yeol sangat marah, ia langsung menutup teleponnya.
saat akan pergi, Sung Yeol melihat Ji Hye berdiri didekatnya. sepertinya Ji Hye mendengar semuanya tadi. Sung yeol pergi dan tidak memperdulikan Ji Hye.
Ji Hye sudah kembali kerumahnya, ia duduk diatas tempat tidur dan melamun. ia mengingat kembali saat di rumah duka tadi ia sempat berbicara berdua dengan Sung Yeol.
= FLASHBACK =
dirumah duka, setelah Sung Yeol mengetahui kalau Ibu kandungnya akan menikah, ia menjadi sedih. Sung Yeol duduk ditangga dan Ji Hye juga ada disebelahnya. Ji Hye memegang tangan Sung Yeol.
Ji Hye : "Orang dewasa itu jahat. Mereka pergi bukan karena tidak sayang padamu. mereka pikir kau akan mengerti. Karena kau anaknya. Begitulah adanya..." ucapnya seraya menangis.
= FLASHBACK END =
Woo Jin datang dan membuyarkan lamunan Ji Hye. ia tanya apakah tadi Ji Hye bertemu seseorang di pemakaman. Ji Hye menjawab pendek, tidak. Ji Hye memberitahu suaminya kalau Ahjumma tadi pasti salah orang.
Woo Jin : "Woo Hyun dan Sung Yeol, Kupikir mereka berteman baik. Mereka seperti pria sesungguhnya. Apa yang akan terjadi pada Woo Hyun? Ayahnya masih dalam perjalanan dari Amerika. Kurasa mereka kehilangan kontak. Mamanya bagaimana? Apa perlu aku mencarinya?"
Ji Hye : "Kenapa? Kenapa harus kau? Anak-anak mungkin berakhir dengan terluka. Ditambah lagi, dia baru saja mengalami masa sulit."
Woo Jin : "Benar. Di pemakaman tadi kau repot sekali."
Woo Jin mengeluh kalau dia sangat lelah. kemudian ia tidur. Ji Hye menghela nafasnya, ia sedikit khawatir.
Woo Hyun masih berada dipemakaman. ia memandang foto Nenek dengan sedih. Sung Yeol duduk disampingnya untuk menemaninya.
Woo Hyun : "Aku bahkan tidak tahu kalau Nenek sakit. Aku malah tanya apa dia punya pacar. bodoh.." keluhnya pelan.
roh Nenek ternyata berada dirumah duka. disampingnya ada Byung Chul yang mengawasinya. Nenek menjawab semua kata-kata yang diucapkan Woo Hyun. tapi sayang Woo Hyun tidak dapat mendengar ucapan Nenek.
Nenek meminta maaf karena terus memarahi Woo Hyun semasa hidupnya. ia juga meminta maaf karena harus meninggalkannya seorang diri seperti ini.
Woo Hyun : "Terkadang aku sengaja marah dan membuat masalah. Aku memang bajing*n."
[Nenek : "Karenamu aku bahagia, Nenek tahu itu. Aku akan merindukan pijatanmu. Aku akan rindu gurauanmu. bayiku, aku akan sangat merindukanmu! Aku akan rindu belaianmu!"]
Woo Hyun : "Aku bahkan tidak tahu beliau minum obat-obatan itu. Aku hanya... Aku hanya berpikir kalau Nenek akan selalu hidup bersamaku. Kupikir Nenek tidak akan mati." ucapnya seraya membentur-benturkan kepalanya ke tembok.
[Nenek : "Kau bisa terluka, Woo Hyun! Hentikan. ini bukan salahmu."]
melihat Woo Hyun yang terus-terusan membenturkan kepalanya ketembok, Sung Yeol menahannya dengan menaruh tangannya dibelakang kepala Woo Hyun agar tidak terbentur tembok lagi.
[Nenek : "Apa yang harus kulakukan untuk kalian berdua?"]
Seul Bi melihat catatan hitamnya, dan terlihat kalau waktunya sudah habis. hari ini hari terakhir dirinya menjadi manusia. Seul Bi tampak sangat sedih.
Seul Bi menemui Sung Yeol, ia memberi hadiah sebuah CD musik pada Sung Yeol. Seul Bi bilang kalau seharusnya ia memberikan ini pada Sung Yeol dari dulu. Sung Yeol kaget, ia merasa Seul Bi bersikap aneh.
Seul Bi : "Sepertinya kau suka musik."
Sung Yeol : "Tingkahmu aneh hari ini."
Seul Bi juga memberikan sebuah benda yang berbentuk piramid pada Sung Yeol. ia memberitahu Sung Yeol kalau itu adalah meteor yang bisa membuat harapan Sung Yeol menjadi nyata.
Sung Yeol : "Aku juga memilikinya."
Seul Bi : "Benarkah? Kita punya banyak persamaan."
Sung Yeol heran mendengar Seul Bi berbicara dengan kata kuno seperti 'punya'.
Seul Bi mengucapkan terima kasih pada Sung Yeol, ia bilang kalau dia akan pulang. Sung Yeol tanya Seul Bi akan pulang kemana. Seul Bi menjawab kalau dia akan pulang ketempat asalnya. Sung Yeol diam dan terlihat sedih. ia kini mengerti kalau ternyata hadiah untuknya adalah sebagai hadiah perpisahan.
Seul Bi : "Aku selalu berterima kasih."
Sung yeol : "Kalau aku tidak mau menerimanya, apakah kau tidak akan pergi?"
Seul Bi mengulurkan tangannya untuk bersalaman. ia bilang kalau dia sangat senang Sung Yeol menjadi temannya.
Seul Bi : "Aku akan merindukanmu. Kau baik dalam segala hal, jadi.."
Sung Yeol mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Seul Bi. tiba-tiba ia menarik Seul Bi dan memeluknya. Seul Bi kaget Sung Yeol memeluknya secara mendadak.
Sung Yeol : "Aku sungguh tidak tahu kenapa Semua orang mengucapkan selamat tinggal padaku.
tepat saat itu Woo Hyun melihat mereka berdua sedang berpelukan. (haduh.. pasti rasanya mak.. jleb! sakitnya >,<)
Woo Hyun pergi ketoilet, ia merapikan dasinya. Woo Hyun tampak terlihat sangat sedih.
ketika Woo Hyun keluar dari toilet, Seul Bi ternyata sedang menunggunya diluar.
Seul Bi : "Woo Hyun.. Sekarang aku harus..."
Woo Hyun : "Belum pergi juga? Pergi. Pergi sana!" ucapnya dingin. kemudian berlalu pergi.
Seul Bi hanya bisa diam dan menatap Woo Hyun dengan sedih.
Woo Hyun duduk dipemakaman Nenek sambil memandang foto Nenek. dari kejauhan, Nenek, Seul Bi dan Byung Chul melihatnya.
Byung Chul memberitahu Nenek kalau mereka harus pergi. Nenek berterima kasih karena diizinkan untuk melihat Woo Hyun lebih lama.
Seul Bi : "Nenek..."
Nenek : "Seul Bi, jaga diri baik-baik."
Nenek kembali memandang Woo Hyun yang masih saja menangisi kepergiannya. saat itu Woo Hyun menangis sambil memeluk foto nenek.
Nenek : "Temui dia dan kau pukul dia. Pukul dia yang keras. Aku selalu mengajarinya untuk tidak menangis. Supaya dia tidak menangis, Buatlah dia tidak gampang menangis. (Seul Bi mengangguk pelan). Seul Bi, kutinggalkan Woo Hyun bersamamu."
Nenek kembali memuji Seul Bi yang terlihat cantik saat tersenyum. Byung Chul kembali mengingatkan Nenek kalau mereka harus pergi sekarang.
sebelum pergi, Nenek bilang kalau dia sangat mencintai Woo Hyun. setelah itu, ia mengikuti Byung Chul pergi. Seul Bi memandang kepergian Nenek dengan sedih.
Woo Hyun duduk dibawah pohon dipemakaman Nenek sambil memeluk foto Nenek. ia berbicara sendiri seakan-akan sedang berbicara dengan Nenek.
Woo Hyun : "Miss Gong.. Di sini enak. Udaranya bagus. Mereka bilang bunga-bunga mekar saat musim semi. Di musim gugur, ada beraneka ragam warna bunga. tapi terasa dingin sekali saat musim dingin."
ketika Seul Bi akan menghampiri Woo Hyun, Byung Chul tiba-tiba muncul dihadapannya. ia bilang kalau sudah saatnya untuk Seul Bi pergi.
Seul Bi : "Aku belum bilang selamat tinggal."
Byung Chul : "Perpisahan terbaik itu singkat dan cepat. Kau hanya akan membuatnya semakin sulit. Kau sudah bersumpah. Demi semua orang kamu harus kembali. Kau dan juga dia."
Woo Hyun kembali menangis. ia mengomel sendiri karena Nenek dan Seul Bi pergi meninggalkannya.
Woo Hyun : "Menyebalkan sekali. Kurasa semua ini untuk kebaikan."
dengan sedih, Seul Bi hanya bisa pasrah. ia mengajak Sunbaenya untuk pergi. sebelu pergi, Seul Bi bilang dari kejauhan pada Woo Hyun untuk menjaga dirinya. setelah itu ia berjalan mengikuti Byung Chul.
Woo Hyun : "Sekarang aku.. Benar-benar sendiri. Nenek.. Maafkan aku. Aku hanya teringat semua hal buruk yang telah kulakukan. Bagaimana aku akan hidup sekarang?"
Seul Bi menoleh untuk melihat Woo Hyun, ia benar-benar sangat sedih harus meninggalkan Woo Hyun.
bersambung..
komentar : episode 8 yang benar-benar bikin aku termehek-mehek. sedih banget karena nanti diepisode selanjutnya gak bisa melihat Nenek Gong lagi. aku jadi makin penasaran apa yang akan terjadi nanti pada Woo Hyun. yang pasti aku yakin kalau Seul Bi tidak akan kembali menjadi malaikat diepisode awal gini, mungkin saja mendekati akhir episode dia baru kembali menjadi malaikat. jadi gak sabar nunggu episode selanjutnya. kadang geregetan karena dramanya tayang seminggu sekali.
kalau ada waktu luang aku akan posting preview untuk episode 9. terima kasih sudah membaca tulisanku, maaf jika ada kata yang kurang dimengerti :)
Senengnya udh ada update-n dan ada komentar dari penulis juga hihihi :D
ReplyDeleteAku udh nyari2 kemana2 dan emg gak ada preview eps 9 dan kabarnya eps 9 juga tayang 2 minggu lagi krn ada acara tv yg lain dan terpksa gak tayang lagi..haduh makin penasaran deh ..udh seminggu sekali eh byk penundaan penayangan..aku juga sependapat sm mbak..seul bi gak mungkin lsg jd malaikat aku gak sengaja ngeliat foto BTS HSLO dan mereka pake seragam yg beda gtu. Apa mungkin Seul Bi akan kembali dan merubah keadaan :D Keep Fighting :)))
terima kasih sudah mampir Tri Wulandari Apriani ^^
Deletedrama ini memang selalu bikin penasaran..
kalau boleh menebak, bisa saja nanti Seul Bi ditolong oleh Choi Sung Gook untuk tetap menjadi manusia. karena sepertinya Choi Sung Gook dulunya juga malaikat. bukankah dia bisa melihat Byung Chul (Sunbaenya Seul Bi), bisa jadi dia yang akan membantu Seul Bi nanti. hehe, itu sih tebakan ku saja.
ngomong-ngomong mengenai Choi Sung Gook, sudah 2 episode ini dia gak muncul. anehnya lagi, Pak Phillip juga tidak hadir dipemakaman Nenek Gong. bukan kah mereka berdua dekat??
hehe, ini testi saya saja, jadi abaikan :)
Sumpah sedih bgt bacanya, apalgi pas woo hyun khilangan nenek gong, btw mksh bgt ya mba ;) ttap semangat ;))
ReplyDeletesama-sama andi fatimah mukhtar, terima kasih juga sudah mampir :)
DeleteYaaahhh.. nenek gong udah ngga ada :'(
ReplyDeleteBtw ghanks sinopsisnya mba.. surplus princess episode 6 udah belom mba ?
surplus princess ep 6 Insayaallah kalau sempat saya posting besok malam. ditunggu saja :)
DeleteSedih..... :'(
ReplyDeleteMiss gong.....
Wo hyun walau nenek gong , seul bi ninggalin kamu tapi ingatlah aku akan selalu ad untuk mu hahhaa
Kayaknya Seulbi gk jadi malaikat coz udh janji ama nenek gong bwat jaga woohyun..
ReplyDeleteKenapa sih, Seulbi engak peka sama Woohyun? apa jangan2 Seulbi suka ma Sunyeol? Trus, sebenernya Jihye itu sayang sama Woohyun gk sih?
ReplyDeleteDaebak kaaaaak!!! Gomawo,udah posting episode ini,,spesial pula.. ^^
ReplyDeleteKeren kek,keren...
sama-sama Yukiya Aisy :)
DeleteDitunggu ep. 9 ny.. :)
ReplyDelete