July 10, 2015

SINOPSIS I ORDER YOU EPISODE 2

Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!


==== EPISODE 2 ====


Park Song Ah sedang duduk didekat jendela seraya minum kopi. dia sepertinya sedang berada dikantornya.

tak lama kemudian Song Ah duduk lalu menaruh kakinya diatas meja. Song Ah benar-benar menikmati waktu bersantainya.

Song Ah : "Inilah rasa sebuah kesuksesan. pusat industri periklanan Park Song Ah." ucapnya sendiri.


tak lama kemudian seorang wanita bernama Oh Deok Hee, berteriak kencang mengejutkan Song Ah. sampai-sampai Song Ah terjatuh dari kursi.

Deok Hee : "Kau sedang bersih-bersih atau main-main?" amuknya.

Song Ah memijit punggungnya yang kesakitan seraya meringis kesal.


Song Ah dan Deok Hee menghadiri rapat perusahaan. mereka membahas presentasi kompetisi daging sapi korea.

bukannya kosentrasi pada rapat, Song Ah malah asik menggambar sapi dicatatannya dan menuliskan nama Yeo Gook Dae.

kemudian Song Ah mulai melamunkan Gook Dae bahkan Ia menutup matanya.

Song Ah baru sadar ketika pimpinan memanggil namanya.


selesai rapat, Deok Hee mengomeli Song Ah.

Deok Hee : "Ada apa denganmu? kau tahu dia (pimpinan) sedikit sensitif akhir-akhir ini. berkosentrasilah!" omelnya.

Song Ah bilang, dia hanya memikirkan hal yang tidak berguna.

Deok Hee : "Memikirkan hal yang tidak berguna?" tanyanya tak mengerti.

Deok Hee menebak kalau Song Ah pasti sedang memikirkan pria. lalu Deok Hee tanya, siapa yang sudah menggoyahkan hati Song Ah yang sudah layu?

Song Ah tertawa lalu berkata kalau dia tidak mengerti apa maksud perkataan Deok Hee.

Deok Hee : "Mencoba menipu hantu (artinya = kau tidak bisa menipuku)." amuknya.


Deok Hee menarik Song Ah ke ruang istirahat.

Song Ah akhirnya menceritakan semuanya pada sahabatnya Deok Hee.

dengan semangat, Deok Hee menanyakan bagaimana selanjutnya.

Song Ah : "Itu penghinaan terburuk yang kuterima sepanjang hidupku." keluhnya.

Song Ah mengaku kalau dia terus memikirkan kejadian itu selama beberapa hari.

Deok Hee menyahut, apa gunanya Song Ah memikirkan kejadian itu? yang perlu dilakukannya hanyalah mengambil tindakan.

Song Ah : "Mengambil tindakan?" tanyanya.


Deok Hee : "Dengarkan Eonni, pesanlah bekal makan siang lagi sebagai alasan untuk bertemu dengannya sekaligus makan makanan yang lezat." ucapnya.

Deok Hee menyebut triknya itu dengan sebutan, membunuh dua burung dengan satu batu.

Song Ah : "Bagaimana bisa? apa kau tidak berpikir dia nanti akan menemukanku?" tanyanya.

(Maksudnya, memergoki tingkah Song Ah)

Deok Hee mengatakan, ciri pejuang sejati adalah merubah penghinaan menjadi sebuah peluang. Ia menyuruh Song Ah seperti itu.

Deok Hee : "Apa yang sudah kukatakan padamu, ketika kau mati.."

Song Ah : "Tubuhmu akan membusuk." sahutnya.

Deok Hee : "Benar! jadi pergilah dan buatlah itu menjadi kenyataan. gunakan otakmu." serunya.


Song Ah duduk dimeja kerjanya seraya memandangi laptopnya. ketika merasa bosan, Song Ah membuka sebuah website milik FLada.

diam-diam Deok Hee berdiri dibelakang Song Ah untuk mengintip.

Song Ah menekan tombol EVENT dan memenangkan sebuah kupon dengan hadiah :

1. Paket hidangan mewah senilai $300.
2. Uang tunai $300.
3. Diterima menjadi pegawai tetap (Pria)
4. Kupon bebas untuk menggunakan Yeo Gook Dae (Perempuan).

mata Song Ah langsung berbinar ketika melihat kupon nomor 4.


Deok Hee yang sedari tadi mengamati Song Ah, mengarahkan jari Song Ah untuk mencetak kupon itu.

Song Ah yang baru sadar, terlihat kaget, sedangkan Deok Hee senyum-senyum.


Song Ah datang ke FLada seraya membawa kupon yang sudah dicetaknya. sebelum masuk kedalam, Song Ah menyempatkan untuk memakai lipstik terlebih dahulu.

tapi tepat ketika itu, tiba-tiba Soo Ri berdiri disamping Song Ah dan membuat Song Ah terkejut.

Soo Ri : "Bukankah kau pelanggan kemarin itu.." serunya.

Soo Ri tanya, apa Song Ah datang untuk memesan? Song Ah mengiyakan.

Soo Ri mendorong Song Ah mengajaknya untuk masuk.


Song Ah berdiri didepan Gook Dae, Soo Ri dan Bi Ryong.

Bi Ryong : "Kau datang lagi? apa yang akan kau pesan hari ini?" tanyanya.

Song Ah : "Aku di sini bukan untuk memesan!" jawabnya.

kemudian Song Ah menunjukkan kuponnya pada mereka.

Gook Dae : "Apa ini?" tanyanya tak mengerti.

Song Ah : "Seperti yang kau lihat, itu adalah sebuah kupon. aku meng-klik tombol event yang ada pada halaman Webmu dan aku memenangkannya." ucapnya.

Soo Ri dan Bi Ryong berseru bersamaan, "Daebak!!!"

kemudian Soo Ri berkata, bukankah itu tombol berukuran 1 mm yang mereka buat untuk lelucon saja?


Soo Ri dan Bi Ryong menunduk ketakutan didepan Gook Dae.

Gook Dae menyuruh Soo Ri dan Bi Ryong untuk memberikan apapun yang Song Ah inginkan.

Gook Dae :"Jika dia memilih nomor 1, maka kalian yang harus mengeluarkan uang kalian sendiri untuk membelinya." ucapnya.

mendengar itu, Soo Ri dan Bi Ryong terlihat pucat.

Gook Dae : "Jika dia mengambil nomor 2, maka aku akan memotong dari gaji kalian." ucapnya.

Soo Ri dan Bi Ryong menutup mulut mereka rapat.

Gook Dae : "Dan jika dia memilih nomor 3.."

Gook Dae tersenyum lalu bilang kalau dia akan memecat salah satu dari mereka, Soo Ri atau Bi Ryong.

Soo Ri dan Bi Ryong langsung menghela nafas frustasi.

Soo Ri : "Tapi kita memiliki 4 kupon pilihan..." serunya.

Gook Dae langsung menjitak kepala Soo Ri dengan kesal.

Soo Ri : "Maksudku, kita setidaknya harus bertanya apa yang akan dipilihnya." ucapnya.


kemudian Gook Dae menghampiri Song Ah. Gook Dae meminta maaf pada Song Ah. Ia berjanji akan bertanggung jawab dan akan memenuhi keinginan Song Ah.

Song Ah : "Kalau begitu..."

Song Ah mengangkat tangannya dan membentuk nomor 2 di jarinya.

Soo Ri dan Bi Ryong yang melihat pilihan Song Ah terlihat panik. mereka langsung memberi kode pada Song Ah untuk memilih nomor 4.


Song Ah segera mengganti pilihannya dengan nomor 4. mendengar itu, Soo Ri dan Bi Ryong merasa lega.

Bi Ryong : "Nomor 4 adalah kupon untuk menggunakan Yeo Gook Dae dengan bebas." ucapnya pada Song Ah.


Gook Dae tiba-tiba berseru kalau itu tidak berlaku.

Soo Ri dan Bi Ryong langsung panik, Ia tanya pada Gook Dae, bagaimana bisa begitu?

Gook Dae meminta Song Ah untuk memilih nomor yang lain, karena orang yang membuat kesalahan-lah yang harus bertanggung jawab.

Gook Dae : "Itulah motto bisnisku." serunya.

Song Ah : "Aish.. bukankah kau membuat kesalahan juga? apa kau tidak ingat, bagaimana bekal makan siang yang bisa tertukar? karena itu, gaunku jadi robek." sahutnya.

Soo Ri dan Bi Rong langsung pergi dengan wajah yang sumringah. sedangkan Gook Dae mengumpat kesal.


Song Ah : "Kenapa? kau bilang kau akan bertanggung jawab melakukan apapun yang kuinginkan." serunya.

dengan menahan kekesalannya, Gook Dae tanya pada Song Ah, dia berencana menggunakannya untuk apa?

Song Ah : "Apa ya...???" serunya.

Song Ah memejamkan mata dan mulai berpikir. Ia tiba-tiba senyum-senyum sendiri.

Gook Dae : "Apa yang sedang Kau bayangkan sekarang?" tanyanya kesal.

Song Ah protes, apa dia tidak boleh membayangkannya? itu bahkan tidak dikenakan biaya.


Gook Dae menyarankan, kenapa Song Ah tidak memanfaatkan keahliannya saja.

Gook Dae : "Bekal makan siang. aku akan membuatkannya untukmu dalam sekejap lalu pergilah. mari kita selesaikan ini dengan cepat." ucapnya.

Song Ah : "Sepertinya kau sangat percaya diri.." sahutnya.

Gook Dae meminta Song Ah untuk mengatakan pesanannya.

Song Ah berpikir sejenak lalu berkata, "Aroma Mediterania dari bawah tanah dengan kicauan suara burung musim semi dikejauhan, dan rusa yang berjingkrak di pantai. rasa yang menggabungkan harmoni antara darat dan laut." ucapnya.

Gook Dae yang mendengar itu langsung terbelalak. (haha.. ya iyalah.. makanan apa itu??)

Gook Dae : "Mediterania?" tanyanya terbata-bata.

Song Ah mengangguk seraya mengedipkan mata. Gook Dae kemudian mengangguk dengan tidak yakin.


Gook Dae pergi kedapur untuk membuat pesanan Song Ah. sedangkan Song Ah, menunggu disofa.

setelah pesanan Song Ah jadi, Gook Dae menyajikannya dimeja.

melihat makanan hasil kreasi dari Gook Dae, Song Ah benar-benar terpukau.

Gook Dae memberi isyarat pada Song Ah untuk mencobanya.


Song Ah mulai mencoba makanan Gook Dae. hal yang aneh terjadi, seakan-akan Ia sedang berada dipantai, dan imajinasinya mulai muncul.

rasa masakan yang dibuat Gook Dae, benar-benar persis seperti pesanannya.

Song Ah : "Tidak mungkin...." serunya.


Gook Dae : "Kau terlihat cukup puas." ucapnya membuyarkan lamunan Song Ah.

Song Ah berbohong pada Gook Dae kalau itu bukan rasa yang Ia bayangkan dan inginkan.

Gook Dae : "Apa????"

Song Ah menyuruh Gook Dae untuk membuat lagi. rasa yang benar-benar diinginkannya, seperti sesuatu yang bisa membuat semua rasa sakit dan kesedihan didunia seolah lenyap.

Song Ah : "Sesuatu yang membuatmu melupakan kepercayaanmu atau takdir, sehingga akan berkumpul menjadi satu?" ucapnya.

Gook Dae : "Apa Kau bahkan tahu apa yang sudah kau ucapkan?" tanyanya curiga.

Song Ah : "Kau pasti tidak mengerti maksudku, ini sedang tren akhir-akhir ini, jadi perbanyaklah bergaul dengan sosial." ledeknya.

Gook Dae menatap Song Ah dengan kesal lalu mempererat ikatan apronnya. setelah itu, Gook Dae kembali kedapur.


Gook Dae membuat hidangan baru untuk Song Ah.

setelah selesai, Ia menyajikannya didepan Song Ah.

melihat makanan buatan Gook Dae, Song Ah benar-benar terpesona, hanya saja Ia menutupi ekspresinya itu dari Gook Dae.


Song Ah mencoba mencicipi hidangan baru dimeja. dan sangat terkejut ketika rasa masakan Gook Dae benar-benar sepeti bayangannya.

Song Ah : "Ini terlalu..." gumamnya.

Gook Dae : "Apa terlalu kuat? kupikir kau tidak akan puas hanya dengan itu." ucapnya.

Song Ah meletakkan sumpitnya dimeja dan kembali berbohong. Ia bilang rasanya kurang banyak dari yang dibayangkannya.

Song Ah bilang, yang Ia inginkan adalah rasa yang lebih bisa membuatnya meledak.

Gook Dae : "Meledak???"


dengan kesal Gook Dae bilang kalau Song Ah nanti pasti tidak akan sanggup mengatasinya.

mendengar itu, Song Ah menebak kalau pesanannya terlalu sulit untuk Gook Dae.

Song Ah : "Haruskah aku bilang kalau kau menyerah?" tanyanya.

Gook Dae : "Tidak. seharusnya sudah saatnya ini berakhir." serunya.

Gook Dae kembali kedapur membuat hidangan yang baru lagi.


setelah selesai, Ia menghidangkannya kembali dihadapan Song Ah. kali ini Gook Dae tampak percaya diri.

Gook Dae : "Mari kita buat keputusan terakhir dengan ini." ucapnya dingin.

Song Ah : "Kedengarannya bagus." sahutnya.


Song Ah mulai mencicipi makanan Gook Dae. dan Gook Dae mulau menghitung mundur dari angka 5.

setelah hitungan ke 1, Song Ah tiba-tiba berteriak kencang. rasa dari makanan Gook Dae benar-benar seperti yang ada didalam bayangnanya.


Gook Dae : "Kupikir kita telah sampai pada kesimpulan." ucapnya.

Gook Dae mendekat pada Song Ah, lalu menepuk bahunya.

Gook Dae : "Permisi, Park Song Ah."

Song Ah : "Ya?"

Gook Dae : "Kau harus pulang sekarang, bukankah begitu?"


ponsel Gook Dae berdering, Ia mengangkat telepon seraya meninggalkan Song Ah yang masih melamun.

melihat Gook Dae pergi, Song Ah segera menghabiskan hidangan yang ada dimeja.

Song Ah : "Bagaimana bisa seenak ini? Hallelujah, Namuabitabul." serunya.


Gook Dae ternyata menerima telepon dari Bi Ryong. Gook Dae bilang pada Bi Ryong, kalau dia benar-benar dimanfaatkan Song Ah, rasanya seperti jiwanya terambil.

Bi Ryong : "Ada apa denganmu? kupikir kau akan membuatkan masakan pesanannya lalu mengantarnya pulang." ucapnya.

Gook Dae : "Entahlah.. aku hanya tidak ingin melakukan hal itu." serunya.

Gook Dae menyuruh Bi Ryong untuk bersiap, bagaimanapun juga, dia akan mendapatkan kembali uangnya dari bahan-bahan yang Ia habiskan untuk memasak pesanan Song Ah.


setelah menutup teleponnya, Gook Dae kembali kedalam. Ia terhenti didepan pintu ketika melihat Song Ah benar-benar menikmati masakannya. melihat tingkah Song Ah, Gook Dae tersenyum.


tapi, ketika suapan terakhirnya, Song Ah tiba-tiba tersedak.

Gook Dae segera menghampiri Song Ah untuk membantunya.


Gook Dae berhasil menolong Song Ah mengeluarkan makanan yang tersedak dimulut, tapi makanan itu terlempar keluar dan menyenggol hiasan piring kesayangan Gook Dae.

melihat piring kesayangannya akan jatuh, Gook Dae langsung panik.

Gook Dae : "TIDAAAAAK!!!!!" teriaknya histeris.


Gook Dae langsung melempar Song Ah dan berlari ke arah piring kesayangannya.

tapi sayang, piring itu terlebih dulu jatuh kelantai dan pecah.

Gook Dae : "Aigoo! aigoo.. aigoo..." rengeknya.

Song Ah mendekat lalu meminta maaf, dia tidak sengaja melakukannya tadi.

Gook Dae : "Maaf????"

dengan frustasi, Gook Dae bilang, maaf terlalu sedikit untuk harga piringnya.


Song Ah : "Berapa harganya? aku akan menggantinya." serunya.

Song Ah mengambil dompetnya lalu bertanya, apa Gook Dae bisa menerima pembayarannya dengan kartu kredit?

Gook Dae : "Pengrajin yang membuatnya sudah meninggal! ini? kau tidak bisa mendapatkannya didunia ini. apa kau akan pergi ke dunia lain untuk mendapatkannya?" amuknya.

Song Ah : "Ini mungkin sedikit terlambat tapi kita seharusnya berdoa agar dia beristirahat dengan tenang." sahutnya.

Song Ah bilang, Gook Dae terlalu berlebihan menyuruhnya untuk pergi kedunia lain.


Gook Dae merengek kalau itu adalah benda yang sangat berharga. piring itu berusia lebih dari 100 tahun.

Song Ah : "Jika itu berusia lebih dari 100 tahun, maka memang sudah saatnya untuk ma...."

Gook Dae langsung menatap tajam pada Song Ah. melihat Gook Dae yang sangat marah, Song Ah langsung menutup mulutnya.

Song Ah menyarankan, bagaimana jika mereka mencoba memperbaikinya dengan lem?

Song Ah memegang pecahan piring itu, tapi malah semakin pecah. Gook Dae yang melihat itu langsung berteriak histeris lagi.


melihat Gook Dae yang kesetanan, Song Ah mencoba untuk kabur. Gook Dae beranjak berdiri lalu berjalan mendekat pada Song Ah.

Song Ah mengancam akan melaporkan Gook Dae kepolisi jika dia mendekat padanya.

Gook Dae : "Aku pasti akan membalas dendam, jadi aku bisa menuntutmu atas kerusakan properti." ancamnya balik.

Song Ah : "Aku tidak melakukannya dengan sengaja!" serunya memelas.


Song Ah membela diri, bagaimanapun juga, dia tadi hampir saja mati. bagaimana bisa Gook Dae berlebihan seperti ini hanya karena sebuah piring?

Gook Dae : "Hanya sebuah piring?" tanyanya marah. "Dengar, Park Song Ah! hanya karena selembar kupon, kau sangat sombong dan keras kepala. dan beraninya kau mengucapkan kata 'hanya' pada barang berharga orang lain?!" teriaknya marah.

Song Ah : "Tolong lepaskan aku kali ini saja.. jangan memelototiku seperti itu.." ucapnya memohon.

Gook Dae tanya, bagaimana Song Ah akan membayarnya kembali?

Song Ah : "Kau tadi bilang aku bahkan tidak bisa membayarnya, apa yang bisa kulakukan? aku juga tidak bisa membayar dengan tubuhku." serunya.

Gook Dae : "Membayar dengan tubuhmu? baiklah..."

Song Ah : "Apa?? apa maksudmu dengan "baiklah"? tidak boleh, kau tidak bisa melakukannya!" serunya.


Gook Dae mendekat pada Song Ah lalu tersenyum. kemudian Ia membelai rambut Song Ah.

tak lama kemudian Gook Dae menunjuk dahi Song Ah seraya berkata, "Apa kepalamu hanya berisi pikiran mesum?" tanyanya.

Gook Dae menyuruh Song Ah untuk bekerja direstaurantnya.

Song Ah : "Heehhh????"

Gook Dae : "Aku tidak bisa membiarkan begitu saja dan piring itu tidak bisa dinilai dengan sejumlah uang. karena itu, bersungguh-sungguhlah mengganti kerusakan." amuknya.


Gook Dae membuat surat perjanjian untuk Song Ah, yang tertulis 'Bekerja sukarela selama 100 jam'.

Song Ah : "Bekerja secara sukarela selama 100 jam? kau pasti sudah gila!" protesnya.

dengan kesal, Song Ah tanya, atas dasar apa Gook Dae menyuruhnya bekerja sukarela selama 100 jam?

Gook Dae : "Piring, Piring itu lebih dari 100 tahun. bekerja satu jam selama satu tahun. tentu saja aku akan mengkopensasinya." jawabnya.

Song Ah bilang dia tidak bisa melakukannya, lagipula ini bukan lagi di era joseon. Song Ah mengatakan, itu adalah kontrak perbudakan.

Gook Dae : "Kupikir kau tidak memiliki solusi yang lebih baik." ucapnya.

Song Ah : "Aku tidak peduli." serunya kesal.


Gook Dae tiba-tiba memegang tangan Song Ah. hal itu membuat Song Ah tak sadar.

Gook Dae kemudian menempelkan jari Song Ah kebibir Song Ah lalu menempelkannya ke kontrak yang dibuatnya sebagai cap jari.

Song Ah yangsadar,langsung terkejut dan panik. (wkwk dasar..)


Song Ah benar-benar kesal sudah dipermainkan.

Song Ah : "Hei kau!!"

Gook Dae : "Panggil aku Bos! mari kita bekerja sama, Park Song Ah!" ucapnya seraya tersenyum.


Bersambung..

[Addes Scenes]

Gook Dae sedang membersihkan piring kesayangannya dengan hati-hati. Ia bahkan meniup debu yang tertempel dipiring.

tanpa sengaja, Bi Ryong lewat dibelakang Gook Dae dan menyenggolnya.

hal itu membuat piring kesayangan Gook Dae hampir terjatuh.

Gook Dae : "Hyung!!!" teriaknya kesal.

Bi Ryong menoleh lalu meminta maaf.


Gook Dae meletakkan kembali piring kesayangannya ke rak dengan hati-hati.

Bi Ryong menanyakan Soo Ri pada Gook Dae.

Gook Dae : "Dia bilang dia akan terlambat karena bertemu Suzy." ucapnya.

Bi Ryong : "Benarkah? mereka sudah bersama-sama lebih cepat dari yang kuperkirakan." sahutnya.


Gook Dae berpendapat kalau mereka akan putus pada waktunya.

setelah meletakkan piring kesayangannya kerak dengan hati-hati, Gook Dae pergi.


tanpa disadari Gook Dae, piring kesayangannya mulai retak sedikit-demi sedikit. (berarti emang udah tua tuh piring!)

7 comments:

  1. Lanjut lagi dunk chingu....

    ReplyDelete
  2. wkwkk lucu banget lanjut ya fighting

    ReplyDelete
  3. lucuuu ngakak sama ceritabya

    ReplyDelete
  4. yeay....akhirnya keluar juga sinop nya ngga seru klo cm nonton doang klo blm baca sinop dr kanaya....gumawo...lanjut ya ep 3 nya faithing...9 ^ ^9

    ReplyDelete
  5. Lucu!dah lama ga ktawa2 sjak twenty abis! He6,, thanks!

    ReplyDelete
  6. Lucuu banget hahaa
    Thanks :)

    ReplyDelete