Dilarang meng-COPAS SEMUA ARTIKEL yang ada didalam blog ini!!! tolong hargailah kerja keras penulis!!!
Adegan di awal episode 9, flashback saat dinasti Goryeo. saat Mi Jin menjadi Isteri Jenderal.
Jenderal mencari Gumiho didalam hutan sendirian. Ia mengacungkan pedangnya, dan bersiap untuk melawan.
Jenderal : "Kau, siluman jahat, tunjukkan dirimu!" teriaknya.
tiba-tiba Mi Mo yang saat itu masih menjadi Gumiho, menyerang Jenderal dari belakang. lalu, mereka berdua bertarung habis-habisan.
tanpa diduga, bahu Mi Mo mengenai pedang Jenderal dan membuatnya terluka.
Mi Mo : "Aku bersumpah, suatu hari nanti aku akan memakan hatimu." ucapnya kemudian pergi.
melihat Mi Mo gumiho yang menyerangnya kabur, Jenderal mengejarnya.
Mi Mo yang terluka dan mengeluarkan banyak darah dari tubuhnya, menjadi lemas hingga membuatnya terjatuh dan tak sanggup untuk melarikan diri lagi. saat itu, Mi Mo terjatuh didepan rumah Mi Jin.
Mi Jin yang baru saja pulang dari sungai untuk mencuci baju, terkejut ketika melihat Mi Mo yang tergeletak dan tubuhnya berlumuran darah.
Mi Jin : "Apa yang terjadi? kau tidak apa-apa?" tanyanya panik.
Mi Mo menyuruh Mi Jin untuk menyembunyikannya. Mi Jin bergegas membantu Mi Mo berdiri untuk menyembunyikannya.
Jenderal memeriksa rumahnya, Mi Jin yang baru saja menyembunyikan Mi Mo, keluar dan tanya pada suaminya, apa terjadi sesuatu? Jenderal menghela nafas lega melihat Istrinya baik-baik saja. Ia memberitahu bahwa siluman rubah muncul lagi.
saat melihat ke tanah, Jenderal kaget melihat tetesan darah yang berceceran. Jenderal segera berlari menuju tetesan darah yang berceceran.
Mi Jin panik melihat suaminya menuju ke tempat Mi Mo bersembunyi. seketika matanya berubah menjadi mata rubah. Mi Jin menggigit lengannya sendiri hingga terluka. kemudian Ia berteriak.
mendengar jeritan Isterinya, Jenderal segera kembali untuk memeriksa. Mi Jin berbohong dengan mengatakan bahwa siluman rubah itu lari ke arah lain.
Mi Jin bangun dari mimpi buruknya dimasa lalu. Ia terlihat panik.
Mi Jin : "Kenapa Mi Mo tiba-tiba.."
Mi Jin merasa aneh karena Mi Mo tiba-tiba masuk ke dalam mimpinya.
dirumah, Eung Suk diam melamunkan Mi Jin. Ia mengingat jelas kejadian didepan rumah Mi Jin. saat itu dirumah, Eung Suk menanyakan apakah Mi Jin akan mencari pria lain lagi? dengan jelas, Mi Jin mengangguk mengiyakan.
setelah mandi, Eung Suk berdandan rapi sekali. kemudian Ia memandangi ponselnya sejenak lalu beranjak pergi.
dikantor, Ibu sedang sibuk berdandan, setelah selesai, Ia berseru untuk mengajak Mi Mo pergi.
tapi tepat ketika itu ponsel Mi Mo berdering. Ia tampak terlihat sangat senang. sepertinya Mi Mo membuat janji dengan seseorang.
Ibu : "Siapa itu?" tanyanya.
Mi Mo : "Seorang pria." jawabnya.
Ibu : "Bagaimana dengan rencana kita? apa kau begitu menggilai pria? kalau begitu aku harus pergi dengan siapa?" amuknya.
Mi Mo : "Ibu bisa pergi dengan rubah." ucapnya tenang.
dengan kesal Ibu bertanya, bagaimana bisa dia mengajak Mi Jin ke sana? ini adalah pertemuan yang penting. Mi Mo menyahut, bagaimanapun juga, dia tidak bisa pergi.
Mi Mo : "Maaf. Sampai jumpa!" serunya lalu beranjak pergi.
Ibu : "Tunggu!" serunya menghentikan Mi Mo.
Ibu menyuruh Mi Mo untuk mengatakan siapa pria yang akan ditemuinya? apa dia mengenalnya?
Mi Mo : "Gum!" serunya lalu pergi.
Ibu : "Apa? Gum?" serunya kesal.
(Gum = Permen Karet)
dengan terpaksa, Ibu mengajak Mi Jin untuk ikut menghadiri pertemuan penting. di dalam mobil, Mi Jin mengeluh kalau sebenarnya dia tidak ingin ikut. dengan kesal Ibu juga bilang bahwa dia juga tidak ingin mengajak Mi Jin.
Mi Jin : "Kenapa Ibu tidak mengajak Mi Mo saja?" tanyanya.
Ibu : "Dia sedang pergi kencan dengan Gum atau siapalah itu." jawabnya.
Mi Jin : "Siapa Gum?" tanyanya lagi.
Ibu : "Bagaimana aku tahu?" sahutnya. "Kenapa dia tidak juga berubah bahkan setelah dia berubah menjadi manusia?" omelnya kesal.
Sec. Park yang mendengar ucapan Ibu, tertawa pelan. melihat Sec. Park tertawa, dengan kesal Ibu tanya ada apa.
Sec. Park : "Tidak.. apa Anda yakin Mi Mo adalah manusia?" tanyanya.
Ibu dan Mi Jin saling memandang. mereka kaget mendengar ucapan Sec. Park. mereka curiga Sec. Park mengetahui rahasia mereka.
Ibu : "Seberapa banyak yang kau ketahui?" tanyanya.
Sec. Park : "Bukan begitu, dibandingkan dengan kalian berdua, dia terlihat seperti seekor rubah." ucapnya.
Ibu dan Mi Jin menghela nafas lega mengetahui Sec. Park tidak mengetahui apa-apa.
Sec. Park cengingisan dan bilang kalau dia tadi hanya bercanda. Ibu langsung kesal melihat candaan Sec. Park yang menakutinya.
Ibu menyuruh Sec. Park untuk berhenti di minimarket didepan jalan. Ibu ternyata berniat membalas candaan Sec. Park dengan membeli makanan ringan dan memakannya didalam mobil.
melihat serpihan-serpihan makanan ringan yang dimakan Ibu Mi Sun jatuh berserakan, wajah Sec. Park berubah sedih. karena Ia begitu mencintai kebersihan, Ia tidak rela jika mobilnya kotor.
Sec. Park : "Direktur!" serunya kesal.
Ibu : "Kenapa?" tanyanya seraya tersenyum ramah.
Sec. Park diam saja menahan kekesalannya.
Ibu : "Sec. Park, apa kau memanggilku?" tanyanya.
Sec. Park memakai kaca mata hitamnya dan mulai menangis.
Mi Mo dan Eung Suk bertemu disebuah restaurant. Mi Mo menyerahkan bingkisan pada Eung Suk. Mi Mo menyuruh Eung Suk untuk membukanya.
Eung Suk mengeluarkan isi bingkisan yang dibawa Mi MO diatas meja. Ia kaget melihat begitu banyak macam permen karet.
Eung Suk : "permen karet?" tanyanya heran.
Mi Mo : "Aku tidak berharap kau akan menyerah secepat ini. aku membelikannya untukmu, jadi ambillah." ucapnya.
Eung Suk : "Apa kau pikir aku menyerah?" tanyanya.
Mi Mo : "Woow.., kau pasti seorang playboy. seolah berlagak sulit untuk didapat. kalau begitu ayo kita berkencan." sahutnya.
Eung Suk : "Aku ingin tahu, bagaimana seorang pria dan wanita berkencan sebelum aku meninggal." ucapnya.
Mi Mo bilang dia jadi curiga. dia tanya pada Eung Suk, apa dia ini cadangannya?
Eung Suk : "Cadangan? apa yang salah dengan itu?" serunya.
Ibu Mi Sun dan Mi Jin pergi kesuatu tempat untuk menghadiri perkumpulan Gumiho. mereka mengunjungi rumah seseorang. tampak seorang nenek sedang tertidur tenang.
seorang Ahjumma memberitahu pada tamu yang datang kalau ketua sedang tidur menunggu ajal kematiannya. jadi mereka harus segera memilih seorang pemimpin yang akan menepati posisi direktur.
Ibu : "Tapi, apa hanya kita yang tersisa?" tanyanya.
Ahjumma : "Kau terlalu sibuk untuk memperdulikan kami. kita telah kehilangan kontak dengan setengah anggota kita sejak pertemuan terakhir. itu berarti, hidup sudah menjadi sangat sulit." ucapnya dingin.
Ibu : "Aku merasakan kebencian dari kata-kata yang kau ucapkan. aku rasa, aku adalah penyumbang yang terbesar." serunya kesal.
Ahjumma : "Itu tidak berguna. kau memiliki banyak kekurangan." sahutnya.
Ibu : "Kekurangan? apa maksudmu?" tanyanya kesal.
semua menoleh pada Mi Jin. Mi Jin kaget, Ia menunjukk dirinya sendiri dengan maksud, apa dia adalah kekurangan yang dimaksud? ini karena Mi Jin masih seorang rubah.
Ibu mencoba bersikap tenang, Ia tanya apa maksud dari perkataan Ahjumma itu.
Ahjumma : "Sebelum kita memilih direktur pengganti seperti sebelumnya, kita harus menyeleksi kandidat secara mendetail." ucapnya.
semua mengangguk lalu bertepuk tangan. dengan polosnya Mi Jin ikut bertepuk tangan. melihat Mi Jin bertepuk tangan, Ibu mencubitnya dengan kesal.
Eung Suk mengajak Mi Mo untuk makan kaki ayam. Eung Suk benar-benar menikmatinya, sedangkan Mi Mo memandangi kaki ayam itu dengan ngeri.
Mi Mo : "Apa kau seperti ini dari dulu? atau..."
Eung Suk : "Atau apa?"
Mi Mo : "Maksudku.. aku jadi curiga. kau berlagak 'susah didapatkan' tapi sekarang kau mengajakku berkencan." serunya heran.
Mi Mo bilang dia juga suka bersenang-senang tapi Eung Suk merencanakan semuanya sendiri.
Eung Suk mengeluh kalau Mi Mo benar-benar membingungkan. Eung Suk menjelaskan dia hanya ingin makan kaki ayam saja. Mi Mo mengangguk mengerti.
Mi Mo : "Mari kita lihat bagaimana semua ini akan berakhir. tapi aku harus mengatakan sesuatu pada kaki ayam ini." ucapnya.
Eung Suk : "Pada kaki ayam? silahkan." serunya.
Mi Mo mengambil kaki ayam lalu memakannya dan hanya menyisakan satu jari.
Mi Mo : "Satu. aku akan datang kapan pun saat kau memintaku." serunya.
Eung Suk mengangguk setuju.
Mi Mo memakan kaki ayam lagi dan meyisakan 2 jari.
Mi Mo : "Dua. aku akan lakukan apa pun yang kau inginkan." serunya.
Eung Suk : "Sejauh ini masih bagus." ucapnya lega.
Mi Mo memakan kaki ayam lagi, dan menyisakan 3 jari.
Mi Mo : "Tiga. jika kau ingin putus.."
Eung Suk : "Jika aku ingin putus?" ucapnya ketakutan.
Mi Mo mengunyah kaki ayam itu dengan bringas. melihat cara makan Mi Mo, Eung Suk mengangguk kalau dia tahu akan seperti apa jika minta putus.
Eung Suk : "Aku tahu! kau akan melupakan semuanya?" serunya senang.
Mi Mo : "Tidak..." serunya kesal.
sangking kesalnya, Mi Mo sampai terbatuk-batuk. Eung Suk malah senyum-senyum.
dirumah, Mi Jin tanya pada Ibunya apa dia benar-benar ingin terpilih menjadi direktur? dengan kesal Ibu bilang apa Mi Jin sedang bercanda? Sec. Park sudah lama merencanakan hal itu.
Ibu mengatakan, dia tidak bisa membiarkan Ahjumma tadi menjadi pemimpin.
Mi Jin tanya lagi, apa Ibunya sangat membenci Ahjumma tadi?
Ibu : "Ya. aku tidak bisa membiarkan dia terpilih. mengingat apa yang sudah pernah dia lakukan padaku sebelum aku menjadi manusia.. itu membuatku terjaga di malam hari." amuknya kesal.
jaman dulu, seorang pria lari terbirit-birit seperti dikejar seseorang. pria itu ketakutan sampai terjatuh dan kemudian pingsan.
Ibu Mi Sun yang saat itu masih menjadi Gumiho, mendekati pria itu diam-diam untuk memakan hatinya.
tapi tiba-tiba terdengar suara anjing yang menuju ke arahnya. hal itu membuatnya menghalanginya.
Ibu : "Sialan.. anjing itu.." amuknya kesal.
Ibu Mi Sun memilih pergi agar tidak tertangkap.
setelah Ibu pergi, Ahjumma yang juga masih menjadi Gumiho, datang dengan riang. ternyata suara anjing yang terdengar tadi adalah ulahnya untuk mengelabuhi Ibu.
Ahjumma itu tersenyum senang lalu memangsa pria yang seharusnya menjadi korban Ibu Mi Sun.
Ibu sangat geram mengingat semua kejadian masa lalu.
Ibu : "Dia membodohiku seperti itu berulang kali pada saat sedang kritis. bahkan hari ini, dia berusaha
untuk merusak rencanaku. menyeleksi kandidat secara detail?" amuknya.
Mi Jin mengatakan, hal seperti itu masuk akal. memang sudah seharusnya adil dan juga cermat memilih seseorang untuk menjadi pengganti.
Ibu semakin geram mendengar ucapan Mi Jin. Ia sampai memukulnya.
Ibu : "Kau!! dia membicarakanmu!" serunya.
Mi Jin : "Kenapa?" tanyanya tak mengerti.
Ibu memberitahu bahwa Ahjumma itu mencegah Mi Jin untuk menjadi manusia agar bisa melawannya. dengan kesal Ibu bertanya, Mi Jin itu ada dipihak siapa sebenarnya?
Mi Jin : "Apa karena aku belum menjadi manusia, merupakan sebuah masalah?" tanyanya kesal.
Ibu bilang tentu saja. apa Mi Jin tidak melihat tv? orang-orang di interogasi karena anak mereka tidak mengikuti wamil. sama seperti wamil, bagi mereka, menjadi manusia adalah sebuah kewajiban.
Mi Jin : "Jadi, aku belum menjadi manusia, telah menghalangi kesempatan Ibu untuk menjadi direktur." ucapnya kecewa.
Ibu : "Itu tidak benar. aku telah belajar dari manusia bahwa yang kita butuhkan adalah uang dan koneksi dibandingkan aku harus menghabiskan banyak uang untuk perawatan gigi dan kuku." ucapnya menjelaskan.
Ibu memohon pada Mi Jin, bisakah dia menjadi manusia demi Ibunya? Ibu mengingatkan, waktu Mi Jin hanya tersisa 2 bulan saja.
Mi Jin : "Aku mengerti!" serunya kesal.
Ibu : "Aku mempercayaimu, oke?" sahutnya.
di halaman, Woo Hyun sedang asik bermain basket bersama Sung Kyu. tak lama kemudian, Mi Jin keluar rumah.
melihat Mi Jin, Woo Hyun langsung menyapa dan menanyakan bagaimana kabarnya.
melihat wajah asing disebelah Woo Hyun, Mi Jin mengatakan, dia belum pernah melihat Sung Kyu disekitar.
Sung Kyu langsung memngenalkan dirinya adalah teman Woo Hyun.
Woo Hyun : "Dia teman baikku tapi dia terlalu sibuk dengan kerja paruh waktunya." ucapnya menjelaskan.
Mi Jin : "Benarkah? apa hari ini kau libur?" tanyanya pada Sung Kyu.
Sung Kyu mengatakan dia sedang ada ujian, jadi dia mengambil cuti.
Mi Jin : "Ujian apa?" tanyanya penasaran.
Woo Hyun memberitahu bahwa mereka ada ujian mengenai abad pertengahan Korea, tapi profesornya sangat sulit.
Mi Jin : "Abad Pertengahan?"
Woo Hyun : "Ya."
Mi Jin mengatakan dia tahu banyak tentang itu.
Woo Hyun : "Benarkah?"
Mi Jin : "Ya. aku akan mengajarimu." serunya bersemangat.
Mi Jin memanggil mereka berdua.
Eung Suk dan Mi Mo baru saja selesai berkencan. Mi Mo berkomentar kalau hari ini terasa singkat dan waktu begitu cepat berlalu.
Mi Mo : "Kita makan siang, minum teh,
nonton film dan makan malam..."
Eung Suk : "Apa kau memiliki radio dimulutmu? apa kau tidak merasa lelah bicara seharian penuh?" tanyanya kesal.
Mi Mo : "Mulut ini punya sensor tersendiri. jika yang kuajak berbicara tidak menanggapi, maka ini akan bergerak secara otomatis. bagaimana bisa kau tidak berbicara? ini kan, kencan pertama kita. apa kau tidak ingin menanyakan sesuatu tentangku?" omelnya panjang-lebar.
Eung Suk mengatakan dia memiliki satu pertanyaan untuk Mi Mo. mendengar itu Mi Mo sangat senang. Ia memperbolehkan Eung Suk bertanya apapun padanya.
Eung Suk : "Apa kau benar-benar.., adiknya Mi Jin?" tanyanya penasaran.
Mi Mo langsung menjadi kesal setelah mendengar pertanyaan Eung Suk.
Mi Mo : "Aigoo.. bisakah kau tidak membicarakan dia?" serunya marah.
Eung Suk mengatakan mereka berdua sangatlah berbeda. dari cara mereka berdua berbicara dan juga sifat mereka. semuanya.
Mi Mo : "Tentu saja kami berbeda. manusia dan bukan manusia tidak mungkin sama." serunya dingin.
Eung Suk : "Kau benar-benar jahat. dia adalah kakakmu. tidakkah itu terlalu kasar? kau selalu saja memanggilnya rubah dan mengejek dia bukan manusia. benar-benar egois." amuknya.
melihat kemarahan Eung Suk, Mi Mo tanya, apa dia mengajaknya berkencan hanya untuk membela Mi Jin? Eung Suk mengelak kalau dia membela atau berpihak. hanya saja cara Mi Mo bicara benar-benar mengganggu.
Mi Mo : "Mengganggu? kenapa.. kenapa kau mengajakku berkencan?" serunya marah.
Mi Mo langsung pergi meninggalkan Eung Suk. Ia bahkan tidak menghiraukan Eung Suk yang meneriakinya.
Mi Jin sibuk mengajari Woo Hyun dan Sung Kyu mengenai sejarah di abad pertengahan.
Mi Jin menjelaskan, bahwa di abad pertengahan korea, hurup vokal 'a-rea' digunakan untuk sesuatu antara 'a' dan 'o'. sedangkan jaman sekarang, orang-orang menggunakan 'a' dan 'o' secara bersamaan. seperti contoh, 'o' banyak digunakan di daerah Jeju.
setelah menjelaskan panjang-lebar, Mi Jin tanya pada mereka apa sudah mengerti? Woo Hyun dan Sung Kyu diam saja tak menjawab. tampak jelas terlihat bahwa mereka masih belum mengerti.
Mi Jin bertanya-tanya sendiri, apakah ini sulit? Ia memikirkan sesuatu lalu berseru akan memberikan mereka contoh.
Mi Jin : "'Apa kau mengerti aku?' pada abad pertengahan adalah 'nunan nauy majamal gri maranonda?' atau 'nunon nauy majamol gri morononda.' mudah, kan?" ucapnya.
Woo Hyun yang heran, tanya pada Mi Jin bagaimana dia bisa tahu banyak tentang hal itu? Mi Jin bilang, itu karena dia menggunakannya setiap hari.
Sung Kyu : "Kau bicara seperti itu setiap hari?" tanyanya kaget.
Mi Jin : "Ah.. maksudku.. aku ini lebih tua darimu. styleku sedikit kuno. anggap saja begitu." serunya.
Woo Hyun dan Sung Kyu tertawa mendengar ucapan Mi Jin.
Sung Kyu : "Noona, jika aku punya pertanyaan, bolehkah aku mampir setelah kerja paruh waktuku selesai?" tanyanya.
Mi Jin : "Tentu saja. silahkan." serunya senang.
Sung Kyu tersenyum senang.
raut wajah Mi Jin berubah menjadi aneh karena dia mencium bau Eung Suk disekitarnya.
benar saja, tak lama kemudian, Mi Mo muncul di ikuti Eung Suk. Eung Suk mencoba menghentikan Mi Mo yang marah padanya.
melihat Mi Jin ada disitu sedang memperhatikan mereka, Mi Mo tersenyum menang. sedangkan Mi Jin kaget melihat Mi Mo bersama dengan Eung Suk. Woo Hyun juga merasakan hal yang sama.
Eung Suk : "Aku minta maaf." ucapnya.
Mi Mo : "Tidak apa-apa. jika kau merasa bersalah, kita bisa bertemu lagi. aku tidak akan pergi kemana-mana. jadi.. sampai jumpa." ucapnya.
setelah mengatakan itu, Mi Mo masuk kedalam rumah. saat Eung Suk menoleh, Ia kaget melihat Mi Jin ada disitu juga. secara reflek, Ia menyembunyikan bingkisan dari Mi Mo. Eung Suk menyapa Mi Jin dengan anggukan setelah itu pergi.
Sung Kyu diam-diam mengamati raut wajah Mi Jin yang tampak terlihat sedih. tidak jauh berbeda dari Mi Jin, Woo Hyun juga sedih melihat Mi Mo bersama dengan pria lain.
Sung Kyu : "Kalian berdua sama.. 'Nunan nauy majamal gri maranonda?'." ucapnya sendirian.
sesampainya direstaurant, Eung Suk pergi kedapur lalu memotong semua bawang dengan kejam. Ia melampiaskan kekesalannya pada bawang-bawang itu. Chef Kyung Suk yang melihat tingkah Eung Suk, sampai ketakutan.
Eung Suk : "Hyung, apa masih ada lagi yang bisa dipotong?" tanyanya kesal.
Kyung Suk : "Bukankah kau baru saja bersenang-senang sepanjang hari?" tanyanya heran.
Eung Suk : "Siapa bilang aku bersenang-senang?" bentaknya.
Kyung Suk kaget dan semakin ketakutan Eung Suk membentaknya. Ia langsung pergi untuk mengambilkan sayuran.
Kyung Suk mengambilkan beberapa sayuran untuk Eung Suk. dengan sekejap saja sayuran itu berubah menjadi cincangan.
Mi Mo sibuk membersihkan wajah. Ia mengomel sendiri tentang apa yang sudah dilakukannya hari ini. Ia tahu ini takkan berhasil. itulah yang membuatnya kesal.
Mi Jin menghampiri Mi Mo dan bertanya apa mereka berdua berkencan? Mi Mo tersenyum lalu mengangguk. Mi Jin tanya lagi, apa Mi Mo yang mengajaknya? Mi Mo menjawab dengan gelengan.
Mi Jin : "Kalau begitu.. apa kau menemuinya?" tanyanya.
Mi Mo tiba-tiba tertawa terbahak-bahak seraya menangguk. Ia memberi isyarat pada Mi Jin untuk pergi dan tidak mengganggunya.
setelah Mi Jin pergi, Mi Mo mengeluh sendirian bahwa ini sangat menyedihkan.
Mi Mo mencoba untuk melakukan meditasi agar hatinya tenang. tapi Woo Hyun malah datang dengan mengetuk jendela sambil memasang wajah sedih.
Mi Mo membuka jendela dan tanya ada apa? sama seperti Mi Jin, Woo Hyun menanyakan apa yang ditanyakan Mi Jin. dan jawaban Mi Mo juga sama seperti yang ditunjukkan pada Mi Jin tadi.
Mi Mo : "Apa kau merekamnya? tinggalkan aku sendiri!" ucapnya seraya memukuli Woo Hyun.
Woo Hyun menggenggam erat tangan Mi Mo seraya menatapnya tajam. Mi Mo mencoba melepaskan cengkraman Woo Hyun tapi tidak bisa.
Mi Mo : "Apa yang kau lakukan?" tanyanya.
Woo Hyun : "Kau imut." ucapnya.
setelah mengatakan itu, Woo Hyun pergi. Mi Mo menatap kepergian Woo Hyun dengan heran.
ke esokan harinya, Mi Jin protes karena mendapatkan perintah dari Ibu untuk melakukan reservasi di LAST.
Mi Jin : "Kenapa harus aku? aku tidak mau pergi ke sana lagi." serunya.
Ibu mengatakan tempat itu sangat tenang, sehingga tidak ada yang akan menggganggu. Ibu menyuruh Mi Jin untuk reservasi.
Mi Jin : "Ada banyak restaurant yang lebih baik daripada LAST. kenapa Ibu begitu menyukainya?" protesnya.
Ibu bilang pada Ibu, dia yang akan bicara dengan Eung Suk untuk membuat reservasi.
Ibu : "Benarkah? apa bisa?" tanyanya.
Mi Mo mengangguk, Ia memberitahu Ibu kalau Restaurant LAST ada di bawah kendalinya sekarang. Mi Mo bilang sebenarnya dia agak kecewa karena Eung Suk menyerah dengan cepat.
Ibu menyahut pada Mi Jin untuk belajar dari adiknya mengenai mendapatkan pria.
Mi Jin : "Kau membandingkan kami lagi!" amuknya.
Mi Jin memilih pergi.
Woo Hyun menunggu Mi Mo dsamping motornya untuk pergi sama-sama. tapi saat Mi Mo keluar dari rumah, Ia mengacuhkan Woo Hyun dan tidak memperdulikannya.
Woo Hyun melemparkan tasnya ke tanah lalu memilih untuk tiduran di atas rumput. Woo Hyun memandangi langit dengan sedih.
Woo Hyun : "Ada apa dengan warna langit hari ini?" keluhnya sendirian.
Mi Mo pergi ke LAST untuk membuat reservasi. tapi Eung Suk menolaknya.
Mi Mo : "Kenapa tidak?" tanyanya kesal.
Eung Suk : "Aku tidak bisa. kau sudah tahu kenapa." sahutnya.
Mi Mo : "Aku tidak tahu." serunya.
Eung Suk : "Alasan mana yang kau inginkan?" tanyanya.
Mi mo : "Alasan yang mana?" tanyanya tak mengerti.
Eung Suk menyuruh Mi Mo memilih satu dari 183 alasan.
Mi Mo : "Kau benar-benar membunuhku. bukankah kita saling bersenang-senang?" ucapnya.
Eung Suk : "Lalu?"
Mi Mo : "Bukankah kita sedang berkencan." sahutnya.
Eung Suk menjelaskan, bahwa dia mengatakan dengan jelas dia hanya ingin tahu bagaimana pria dan wanita berkencan. apakah itu membingungkan?
Mi Mo : "Baiklah, kalau begitu kita berkencan. kau bahkan tidak bisa melakukan itu untukku." serunya.
Eung Suk mengatakan yang mereka lakukan adalah masalah pribadi. sedangkan LAST adalah bisnis. tidak bisakah Mi Mo membuat perbedaan?
Mi Mo : "Kenapa kau melakukan hal ini padaku? apa kau mencoba untuk membuatku gila?" tanyanya kesal.
Eung Suk : "Ayo kita bertemu dan keluar saat kita bosan. di Restaurant LAST kami memiliki peraturan." ucapnya.
Mi Mo tanya, kenapa Eung Suk bisa dengan mudah menerima rubah? Eung Suk mengatakan itu karena dia sudah berjanji pada Mi Jin. bagaimanapun juga, itu bukan urusan Mi Mo.
Mi Mo : "Kau berjanji padanya? oke!" ucapnya kesal kemudian pergi.
Woo Hyun pergi ke tempat Sung Kyu kerja paruh waktu. Woo Hyun kaget mengetahui Sung Kyu bisa tahu bahwa dirinya menyukai Mi Mo. Sung Kyu mengatakan itu jelas terlihat diwajah Woo Hyun kemarin. saat Mi Mo bersama dengan pria itu (Eung Suk), raut wajahnya tampak terkejut dan juga sedih.
Woo Hyun : "Benarkah?"
Sung Kyu : "Ya. dan bukan hanya kau. Mi Jin Noona juga terlihat sama. itulah yang kusadari. jadi, ini yang disebut 'cinta yang kusut'." ucapnya.
Woo Hyun : "Ini membuatku gila. saat aku melihat Mi Mo dengannya, dunia seakan runtuh di hadapanku." ucapnya sedih.
Sung Kyu tersenyum dan menyuruh Woo Hyun untuk tidak terlalu dramatis.
Woo Hyun : "Aku membuka mata di pagi hari dan semua warna berubah. menjadi menyedihkan, kusam dan gelap." keluhnya.
Sung Kyyu : "Kau benar-benar jatuh cinta, ya?" tanyanya.
Woo Hyun mengacak-acak rambutnya dan bilang dia tidak tahu. itulah sebabnya dia membutuhkan Sung Kyu. Sung Kyu menakut-nakuti dengan mengatakan kalau Woo Hyun berada dalam masalah.
Woo Hyun : "Apa aku sedang di mabuk cinta?" keluhnya.
Woo Hyun mengacak-acak rambutnya lagi.
dikantor, Mi Jin sedang menangani klien yang sedang konsultasi. klien menanyakan apakah kulitnya mengalami masalah? bukannya memperhatikan, Mi Jin malah melamun.
Klien : "Mereka bilang kulitku terlalu sensitif. apa itu sebabnya?" tanyanya.
Mi Jin : "Ya." ucapnya seraya masih melamun.
melihat Mi Jin yang melamun, dan sedari tadi menjawab 'Ya' terus, kliennya menjadi kesal.
dengan kesal klien tanya, apa Mi Jin mengabaikannya? Mi Jin yang masih melamun, lagi-lagi menjawab "Ya"
Klien : "Beraninya kau.. Hei, panggilkan aku direkturmu!" teriaknya marah.
Mi Jin langsung sadar begitu ponselnya berdering. Ia meminta maaf lalu segera menjawab teleponnya.
setelah menutup telepon, Mi Jin kembali meminta maaf. dia pamit pergi. Mi Jin menyarankan pada kliennya untuk konsultasi lagi minggu depan.
Klien : "Apa kau mempermainkanku?" amuknya.
Mi Jin : "Tidak, aku tidak mempermainkanmu. aku benar-benar minta maaf. ini sangat mendesak. aku akan menjadwalkanmu minggu depan." ucapnya.
melihat Mi Jin yang akan pergi, klien itu menghalanginya lalu mencengkram bajunya.
Klien : "Kau tidak boleh kemana-mana." amuknya.
Mi Mo : "Kau tidak memberiku pilihan." ucapnya.
Mi Jin mengangkat klien itu dengan kekuatannya lalu membawanya pergi.
klien itu berteriak memohon pada Mi Jin untuk menurunkannya.
diloby, mereka berpapasan dengan Ibu. Ibu terkejut melihat apa yang dilakukan Mi Jin pada kliennya.
Ibu : "Apa yang kau lakukan?" tanyanya heran.
Mi Jin bilang dia sedang tidak punya waktu. dia akan memberitahu nanti.
Ibu : "Aku tanya, apa yang kau lakukan?" bentaknya.
Mi Jin baru sadar, dia pergi dengan membawa kliennya. Ia langsung menurunkan kliennya itu.
Mi Jin : "Kau mencari direktur, kan? dia orangnya." serunya pada klien.
Mi Jin mengkaitkan tangan Ibu dan kliennya itu. lalu mempersilahkan mereka untuk berbicara berdua. setelah mengatakan itu Mi Jin pergi.
Mi Jin ternyata tergesa-gesa untuk pergi ke LAST. setelah Mi Jin sampai di LAST, Mi Mo tanya pada Eung Suk, apa ini yang dia inginkan?
Mi Jin mencoba untuk memesan tempat, dengan mudahnya Eung Suk menerima reservasi Mi Jin.
Mi Jin : "Ngomong-ngomong, apa boleh jika aku tidak ikut?" tanyanya.
Mi Mo langsung kesal mendengar pertanyaan Mi Jin.
Eung Suk : "Kau tahu bagaimana kan, aku menerima reservasi karena dirimu." ucapnya.
Mi Jin : "Kenapa kau tidak mengatakannya lebih awal? aku akan memesan tempat lebih cepat." serunya pada Mi Mo.
Mi Mo melotot kesal pada Mi Jin. karena ucapannya berbeda dengan yang dirumah.
Mi Jin : "Kau terlihat menakutkan. matamu seperti akan keluar." ucapnya pelan.
Mi Mo : "Hei!! kita bicara sebentar." teriaknya marah.
melihat Mi Jin masih diam saja ditempatnya, Mi Mo menariknya keluar dengan kasar.
Chef Kyung Suk yang melihat kejadian itu, menjadi gusar. melihat sikap Kyung Suk yang cemas, Eung Suk tanya kenapa?
Kyung Suk : "Tidakkah kau menyadari, kau sumber masalah?" tanyanya kesal.
Eung Suk baru menyadari bahwa sikapnya itu membuat Mi Mo marah pada Mi Jin. Eung Suk menghela nafas panjang.
Eung Suk : "Ah.. kau benar.." keluhnya.
Bersambung..
==== EPISODE 9 ====
Adegan di awal episode 9, flashback saat dinasti Goryeo. saat Mi Jin menjadi Isteri Jenderal.
=== FLASHBACK ==
Jenderal mencari Gumiho didalam hutan sendirian. Ia mengacungkan pedangnya, dan bersiap untuk melawan.
Jenderal : "Kau, siluman jahat, tunjukkan dirimu!" teriaknya.
tiba-tiba Mi Mo yang saat itu masih menjadi Gumiho, menyerang Jenderal dari belakang. lalu, mereka berdua bertarung habis-habisan.
tanpa diduga, bahu Mi Mo mengenai pedang Jenderal dan membuatnya terluka.
Mi Mo : "Aku bersumpah, suatu hari nanti aku akan memakan hatimu." ucapnya kemudian pergi.
melihat Mi Mo gumiho yang menyerangnya kabur, Jenderal mengejarnya.
Mi Mo yang terluka dan mengeluarkan banyak darah dari tubuhnya, menjadi lemas hingga membuatnya terjatuh dan tak sanggup untuk melarikan diri lagi. saat itu, Mi Mo terjatuh didepan rumah Mi Jin.
Mi Jin yang baru saja pulang dari sungai untuk mencuci baju, terkejut ketika melihat Mi Mo yang tergeletak dan tubuhnya berlumuran darah.
Mi Jin : "Apa yang terjadi? kau tidak apa-apa?" tanyanya panik.
Mi Mo menyuruh Mi Jin untuk menyembunyikannya. Mi Jin bergegas membantu Mi Mo berdiri untuk menyembunyikannya.
Jenderal memeriksa rumahnya, Mi Jin yang baru saja menyembunyikan Mi Mo, keluar dan tanya pada suaminya, apa terjadi sesuatu? Jenderal menghela nafas lega melihat Istrinya baik-baik saja. Ia memberitahu bahwa siluman rubah muncul lagi.
saat melihat ke tanah, Jenderal kaget melihat tetesan darah yang berceceran. Jenderal segera berlari menuju tetesan darah yang berceceran.
Mi Jin panik melihat suaminya menuju ke tempat Mi Mo bersembunyi. seketika matanya berubah menjadi mata rubah. Mi Jin menggigit lengannya sendiri hingga terluka. kemudian Ia berteriak.
mendengar jeritan Isterinya, Jenderal segera kembali untuk memeriksa. Mi Jin berbohong dengan mengatakan bahwa siluman rubah itu lari ke arah lain.
== FLASHBACK END ==
Mi Jin bangun dari mimpi buruknya dimasa lalu. Ia terlihat panik.
Mi Jin : "Kenapa Mi Mo tiba-tiba.."
Mi Jin merasa aneh karena Mi Mo tiba-tiba masuk ke dalam mimpinya.
dirumah, Eung Suk diam melamunkan Mi Jin. Ia mengingat jelas kejadian didepan rumah Mi Jin. saat itu dirumah, Eung Suk menanyakan apakah Mi Jin akan mencari pria lain lagi? dengan jelas, Mi Jin mengangguk mengiyakan.
[Episode 9 : Cinta Yang Kusut!]
setelah mandi, Eung Suk berdandan rapi sekali. kemudian Ia memandangi ponselnya sejenak lalu beranjak pergi.
dikantor, Ibu sedang sibuk berdandan, setelah selesai, Ia berseru untuk mengajak Mi Mo pergi.
tapi tepat ketika itu ponsel Mi Mo berdering. Ia tampak terlihat sangat senang. sepertinya Mi Mo membuat janji dengan seseorang.
Ibu : "Siapa itu?" tanyanya.
Mi Mo : "Seorang pria." jawabnya.
Ibu : "Bagaimana dengan rencana kita? apa kau begitu menggilai pria? kalau begitu aku harus pergi dengan siapa?" amuknya.
Mi Mo : "Ibu bisa pergi dengan rubah." ucapnya tenang.
dengan kesal Ibu bertanya, bagaimana bisa dia mengajak Mi Jin ke sana? ini adalah pertemuan yang penting. Mi Mo menyahut, bagaimanapun juga, dia tidak bisa pergi.
Mi Mo : "Maaf. Sampai jumpa!" serunya lalu beranjak pergi.
Ibu : "Tunggu!" serunya menghentikan Mi Mo.
Ibu menyuruh Mi Mo untuk mengatakan siapa pria yang akan ditemuinya? apa dia mengenalnya?
Mi Mo : "Gum!" serunya lalu pergi.
Ibu : "Apa? Gum?" serunya kesal.
(Gum = Permen Karet)
dengan terpaksa, Ibu mengajak Mi Jin untuk ikut menghadiri pertemuan penting. di dalam mobil, Mi Jin mengeluh kalau sebenarnya dia tidak ingin ikut. dengan kesal Ibu juga bilang bahwa dia juga tidak ingin mengajak Mi Jin.
Mi Jin : "Kenapa Ibu tidak mengajak Mi Mo saja?" tanyanya.
Ibu : "Dia sedang pergi kencan dengan Gum atau siapalah itu." jawabnya.
Mi Jin : "Siapa Gum?" tanyanya lagi.
Ibu : "Bagaimana aku tahu?" sahutnya. "Kenapa dia tidak juga berubah bahkan setelah dia berubah menjadi manusia?" omelnya kesal.
Sec. Park yang mendengar ucapan Ibu, tertawa pelan. melihat Sec. Park tertawa, dengan kesal Ibu tanya ada apa.
Sec. Park : "Tidak.. apa Anda yakin Mi Mo adalah manusia?" tanyanya.
Ibu dan Mi Jin saling memandang. mereka kaget mendengar ucapan Sec. Park. mereka curiga Sec. Park mengetahui rahasia mereka.
Ibu : "Seberapa banyak yang kau ketahui?" tanyanya.
Sec. Park : "Bukan begitu, dibandingkan dengan kalian berdua, dia terlihat seperti seekor rubah." ucapnya.
Ibu dan Mi Jin menghela nafas lega mengetahui Sec. Park tidak mengetahui apa-apa.
Sec. Park cengingisan dan bilang kalau dia tadi hanya bercanda. Ibu langsung kesal melihat candaan Sec. Park yang menakutinya.
Ibu menyuruh Sec. Park untuk berhenti di minimarket didepan jalan. Ibu ternyata berniat membalas candaan Sec. Park dengan membeli makanan ringan dan memakannya didalam mobil.
melihat serpihan-serpihan makanan ringan yang dimakan Ibu Mi Sun jatuh berserakan, wajah Sec. Park berubah sedih. karena Ia begitu mencintai kebersihan, Ia tidak rela jika mobilnya kotor.
Sec. Park : "Direktur!" serunya kesal.
Ibu : "Kenapa?" tanyanya seraya tersenyum ramah.
Sec. Park diam saja menahan kekesalannya.
Ibu : "Sec. Park, apa kau memanggilku?" tanyanya.
Sec. Park memakai kaca mata hitamnya dan mulai menangis.
Mi Mo dan Eung Suk bertemu disebuah restaurant. Mi Mo menyerahkan bingkisan pada Eung Suk. Mi Mo menyuruh Eung Suk untuk membukanya.
Eung Suk mengeluarkan isi bingkisan yang dibawa Mi MO diatas meja. Ia kaget melihat begitu banyak macam permen karet.
Eung Suk : "permen karet?" tanyanya heran.
Mi Mo : "Aku tidak berharap kau akan menyerah secepat ini. aku membelikannya untukmu, jadi ambillah." ucapnya.
Eung Suk : "Apa kau pikir aku menyerah?" tanyanya.
Mi Mo : "Woow.., kau pasti seorang playboy. seolah berlagak sulit untuk didapat. kalau begitu ayo kita berkencan." sahutnya.
Eung Suk : "Aku ingin tahu, bagaimana seorang pria dan wanita berkencan sebelum aku meninggal." ucapnya.
Mi Mo bilang dia jadi curiga. dia tanya pada Eung Suk, apa dia ini cadangannya?
Eung Suk : "Cadangan? apa yang salah dengan itu?" serunya.
Ibu Mi Sun dan Mi Jin pergi kesuatu tempat untuk menghadiri perkumpulan Gumiho. mereka mengunjungi rumah seseorang. tampak seorang nenek sedang tertidur tenang.
seorang Ahjumma memberitahu pada tamu yang datang kalau ketua sedang tidur menunggu ajal kematiannya. jadi mereka harus segera memilih seorang pemimpin yang akan menepati posisi direktur.
Ibu : "Tapi, apa hanya kita yang tersisa?" tanyanya.
Ahjumma : "Kau terlalu sibuk untuk memperdulikan kami. kita telah kehilangan kontak dengan setengah anggota kita sejak pertemuan terakhir. itu berarti, hidup sudah menjadi sangat sulit." ucapnya dingin.
Ibu : "Aku merasakan kebencian dari kata-kata yang kau ucapkan. aku rasa, aku adalah penyumbang yang terbesar." serunya kesal.
Ahjumma : "Itu tidak berguna. kau memiliki banyak kekurangan." sahutnya.
Ibu : "Kekurangan? apa maksudmu?" tanyanya kesal.
semua menoleh pada Mi Jin. Mi Jin kaget, Ia menunjukk dirinya sendiri dengan maksud, apa dia adalah kekurangan yang dimaksud? ini karena Mi Jin masih seorang rubah.
Ibu mencoba bersikap tenang, Ia tanya apa maksud dari perkataan Ahjumma itu.
Ahjumma : "Sebelum kita memilih direktur pengganti seperti sebelumnya, kita harus menyeleksi kandidat secara mendetail." ucapnya.
semua mengangguk lalu bertepuk tangan. dengan polosnya Mi Jin ikut bertepuk tangan. melihat Mi Jin bertepuk tangan, Ibu mencubitnya dengan kesal.
Eung Suk mengajak Mi Mo untuk makan kaki ayam. Eung Suk benar-benar menikmatinya, sedangkan Mi Mo memandangi kaki ayam itu dengan ngeri.
Mi Mo : "Apa kau seperti ini dari dulu? atau..."
Eung Suk : "Atau apa?"
Mi Mo : "Maksudku.. aku jadi curiga. kau berlagak 'susah didapatkan' tapi sekarang kau mengajakku berkencan." serunya heran.
Mi Mo bilang dia juga suka bersenang-senang tapi Eung Suk merencanakan semuanya sendiri.
Eung Suk mengeluh kalau Mi Mo benar-benar membingungkan. Eung Suk menjelaskan dia hanya ingin makan kaki ayam saja. Mi Mo mengangguk mengerti.
Mi Mo : "Mari kita lihat bagaimana semua ini akan berakhir. tapi aku harus mengatakan sesuatu pada kaki ayam ini." ucapnya.
Eung Suk : "Pada kaki ayam? silahkan." serunya.
Mi Mo mengambil kaki ayam lalu memakannya dan hanya menyisakan satu jari.
Mi Mo : "Satu. aku akan datang kapan pun saat kau memintaku." serunya.
Eung Suk mengangguk setuju.
Mi Mo memakan kaki ayam lagi dan meyisakan 2 jari.
Mi Mo : "Dua. aku akan lakukan apa pun yang kau inginkan." serunya.
Eung Suk : "Sejauh ini masih bagus." ucapnya lega.
Mi Mo memakan kaki ayam lagi, dan menyisakan 3 jari.
Mi Mo : "Tiga. jika kau ingin putus.."
Eung Suk : "Jika aku ingin putus?" ucapnya ketakutan.
Mi Mo mengunyah kaki ayam itu dengan bringas. melihat cara makan Mi Mo, Eung Suk mengangguk kalau dia tahu akan seperti apa jika minta putus.
Eung Suk : "Aku tahu! kau akan melupakan semuanya?" serunya senang.
Mi Mo : "Tidak..." serunya kesal.
sangking kesalnya, Mi Mo sampai terbatuk-batuk. Eung Suk malah senyum-senyum.
dirumah, Mi Jin tanya pada Ibunya apa dia benar-benar ingin terpilih menjadi direktur? dengan kesal Ibu bilang apa Mi Jin sedang bercanda? Sec. Park sudah lama merencanakan hal itu.
Ibu mengatakan, dia tidak bisa membiarkan Ahjumma tadi menjadi pemimpin.
Mi Jin tanya lagi, apa Ibunya sangat membenci Ahjumma tadi?
Ibu : "Ya. aku tidak bisa membiarkan dia terpilih. mengingat apa yang sudah pernah dia lakukan padaku sebelum aku menjadi manusia.. itu membuatku terjaga di malam hari." amuknya kesal.
== FLASHBACK ==
jaman dulu, seorang pria lari terbirit-birit seperti dikejar seseorang. pria itu ketakutan sampai terjatuh dan kemudian pingsan.
Ibu Mi Sun yang saat itu masih menjadi Gumiho, mendekati pria itu diam-diam untuk memakan hatinya.
tapi tiba-tiba terdengar suara anjing yang menuju ke arahnya. hal itu membuatnya menghalanginya.
Ibu : "Sialan.. anjing itu.." amuknya kesal.
Ibu Mi Sun memilih pergi agar tidak tertangkap.
setelah Ibu pergi, Ahjumma yang juga masih menjadi Gumiho, datang dengan riang. ternyata suara anjing yang terdengar tadi adalah ulahnya untuk mengelabuhi Ibu.
Ahjumma itu tersenyum senang lalu memangsa pria yang seharusnya menjadi korban Ibu Mi Sun.
== FLASHBACK END ==
Ibu sangat geram mengingat semua kejadian masa lalu.
Ibu : "Dia membodohiku seperti itu berulang kali pada saat sedang kritis. bahkan hari ini, dia berusaha
untuk merusak rencanaku. menyeleksi kandidat secara detail?" amuknya.
Mi Jin mengatakan, hal seperti itu masuk akal. memang sudah seharusnya adil dan juga cermat memilih seseorang untuk menjadi pengganti.
Ibu semakin geram mendengar ucapan Mi Jin. Ia sampai memukulnya.
Ibu : "Kau!! dia membicarakanmu!" serunya.
Mi Jin : "Kenapa?" tanyanya tak mengerti.
Ibu memberitahu bahwa Ahjumma itu mencegah Mi Jin untuk menjadi manusia agar bisa melawannya. dengan kesal Ibu bertanya, Mi Jin itu ada dipihak siapa sebenarnya?
Mi Jin : "Apa karena aku belum menjadi manusia, merupakan sebuah masalah?" tanyanya kesal.
Ibu bilang tentu saja. apa Mi Jin tidak melihat tv? orang-orang di interogasi karena anak mereka tidak mengikuti wamil. sama seperti wamil, bagi mereka, menjadi manusia adalah sebuah kewajiban.
Mi Jin : "Jadi, aku belum menjadi manusia, telah menghalangi kesempatan Ibu untuk menjadi direktur." ucapnya kecewa.
Ibu : "Itu tidak benar. aku telah belajar dari manusia bahwa yang kita butuhkan adalah uang dan koneksi dibandingkan aku harus menghabiskan banyak uang untuk perawatan gigi dan kuku." ucapnya menjelaskan.
Ibu memohon pada Mi Jin, bisakah dia menjadi manusia demi Ibunya? Ibu mengingatkan, waktu Mi Jin hanya tersisa 2 bulan saja.
Mi Jin : "Aku mengerti!" serunya kesal.
Ibu : "Aku mempercayaimu, oke?" sahutnya.
di halaman, Woo Hyun sedang asik bermain basket bersama Sung Kyu. tak lama kemudian, Mi Jin keluar rumah.
melihat Mi Jin, Woo Hyun langsung menyapa dan menanyakan bagaimana kabarnya.
melihat wajah asing disebelah Woo Hyun, Mi Jin mengatakan, dia belum pernah melihat Sung Kyu disekitar.
Sung Kyu langsung memngenalkan dirinya adalah teman Woo Hyun.
Woo Hyun : "Dia teman baikku tapi dia terlalu sibuk dengan kerja paruh waktunya." ucapnya menjelaskan.
Mi Jin : "Benarkah? apa hari ini kau libur?" tanyanya pada Sung Kyu.
Sung Kyu mengatakan dia sedang ada ujian, jadi dia mengambil cuti.
Mi Jin : "Ujian apa?" tanyanya penasaran.
Woo Hyun memberitahu bahwa mereka ada ujian mengenai abad pertengahan Korea, tapi profesornya sangat sulit.
Mi Jin : "Abad Pertengahan?"
Woo Hyun : "Ya."
Mi Jin mengatakan dia tahu banyak tentang itu.
Woo Hyun : "Benarkah?"
Mi Jin : "Ya. aku akan mengajarimu." serunya bersemangat.
Mi Jin memanggil mereka berdua.
Eung Suk dan Mi Mo baru saja selesai berkencan. Mi Mo berkomentar kalau hari ini terasa singkat dan waktu begitu cepat berlalu.
Mi Mo : "Kita makan siang, minum teh,
nonton film dan makan malam..."
Eung Suk : "Apa kau memiliki radio dimulutmu? apa kau tidak merasa lelah bicara seharian penuh?" tanyanya kesal.
Mi Mo : "Mulut ini punya sensor tersendiri. jika yang kuajak berbicara tidak menanggapi, maka ini akan bergerak secara otomatis. bagaimana bisa kau tidak berbicara? ini kan, kencan pertama kita. apa kau tidak ingin menanyakan sesuatu tentangku?" omelnya panjang-lebar.
Eung Suk mengatakan dia memiliki satu pertanyaan untuk Mi Mo. mendengar itu Mi Mo sangat senang. Ia memperbolehkan Eung Suk bertanya apapun padanya.
Eung Suk : "Apa kau benar-benar.., adiknya Mi Jin?" tanyanya penasaran.
Mi Mo langsung menjadi kesal setelah mendengar pertanyaan Eung Suk.
Mi Mo : "Aigoo.. bisakah kau tidak membicarakan dia?" serunya marah.
Eung Suk mengatakan mereka berdua sangatlah berbeda. dari cara mereka berdua berbicara dan juga sifat mereka. semuanya.
Mi Mo : "Tentu saja kami berbeda. manusia dan bukan manusia tidak mungkin sama." serunya dingin.
Eung Suk : "Kau benar-benar jahat. dia adalah kakakmu. tidakkah itu terlalu kasar? kau selalu saja memanggilnya rubah dan mengejek dia bukan manusia. benar-benar egois." amuknya.
melihat kemarahan Eung Suk, Mi Mo tanya, apa dia mengajaknya berkencan hanya untuk membela Mi Jin? Eung Suk mengelak kalau dia membela atau berpihak. hanya saja cara Mi Mo bicara benar-benar mengganggu.
Mi Mo : "Mengganggu? kenapa.. kenapa kau mengajakku berkencan?" serunya marah.
Mi Mo langsung pergi meninggalkan Eung Suk. Ia bahkan tidak menghiraukan Eung Suk yang meneriakinya.
Mi Jin sibuk mengajari Woo Hyun dan Sung Kyu mengenai sejarah di abad pertengahan.
Mi Jin menjelaskan, bahwa di abad pertengahan korea, hurup vokal 'a-rea' digunakan untuk sesuatu antara 'a' dan 'o'. sedangkan jaman sekarang, orang-orang menggunakan 'a' dan 'o' secara bersamaan. seperti contoh, 'o' banyak digunakan di daerah Jeju.
setelah menjelaskan panjang-lebar, Mi Jin tanya pada mereka apa sudah mengerti? Woo Hyun dan Sung Kyu diam saja tak menjawab. tampak jelas terlihat bahwa mereka masih belum mengerti.
Mi Jin bertanya-tanya sendiri, apakah ini sulit? Ia memikirkan sesuatu lalu berseru akan memberikan mereka contoh.
Mi Jin : "'Apa kau mengerti aku?' pada abad pertengahan adalah 'nunan nauy majamal gri maranonda?' atau 'nunon nauy majamol gri morononda.' mudah, kan?" ucapnya.
Woo Hyun yang heran, tanya pada Mi Jin bagaimana dia bisa tahu banyak tentang hal itu? Mi Jin bilang, itu karena dia menggunakannya setiap hari.
Sung Kyu : "Kau bicara seperti itu setiap hari?" tanyanya kaget.
Mi Jin : "Ah.. maksudku.. aku ini lebih tua darimu. styleku sedikit kuno. anggap saja begitu." serunya.
Woo Hyun dan Sung Kyu tertawa mendengar ucapan Mi Jin.
Sung Kyu : "Noona, jika aku punya pertanyaan, bolehkah aku mampir setelah kerja paruh waktuku selesai?" tanyanya.
Mi Jin : "Tentu saja. silahkan." serunya senang.
Sung Kyu tersenyum senang.
raut wajah Mi Jin berubah menjadi aneh karena dia mencium bau Eung Suk disekitarnya.
benar saja, tak lama kemudian, Mi Mo muncul di ikuti Eung Suk. Eung Suk mencoba menghentikan Mi Mo yang marah padanya.
melihat Mi Jin ada disitu sedang memperhatikan mereka, Mi Mo tersenyum menang. sedangkan Mi Jin kaget melihat Mi Mo bersama dengan Eung Suk. Woo Hyun juga merasakan hal yang sama.
Eung Suk : "Aku minta maaf." ucapnya.
Mi Mo : "Tidak apa-apa. jika kau merasa bersalah, kita bisa bertemu lagi. aku tidak akan pergi kemana-mana. jadi.. sampai jumpa." ucapnya.
setelah mengatakan itu, Mi Mo masuk kedalam rumah. saat Eung Suk menoleh, Ia kaget melihat Mi Jin ada disitu juga. secara reflek, Ia menyembunyikan bingkisan dari Mi Mo. Eung Suk menyapa Mi Jin dengan anggukan setelah itu pergi.
Sung Kyu diam-diam mengamati raut wajah Mi Jin yang tampak terlihat sedih. tidak jauh berbeda dari Mi Jin, Woo Hyun juga sedih melihat Mi Mo bersama dengan pria lain.
Sung Kyu : "Kalian berdua sama.. 'Nunan nauy majamal gri maranonda?'." ucapnya sendirian.
sesampainya direstaurant, Eung Suk pergi kedapur lalu memotong semua bawang dengan kejam. Ia melampiaskan kekesalannya pada bawang-bawang itu. Chef Kyung Suk yang melihat tingkah Eung Suk, sampai ketakutan.
Eung Suk : "Hyung, apa masih ada lagi yang bisa dipotong?" tanyanya kesal.
Kyung Suk : "Bukankah kau baru saja bersenang-senang sepanjang hari?" tanyanya heran.
Eung Suk : "Siapa bilang aku bersenang-senang?" bentaknya.
Kyung Suk kaget dan semakin ketakutan Eung Suk membentaknya. Ia langsung pergi untuk mengambilkan sayuran.
Kyung Suk mengambilkan beberapa sayuran untuk Eung Suk. dengan sekejap saja sayuran itu berubah menjadi cincangan.
Mi Mo sibuk membersihkan wajah. Ia mengomel sendiri tentang apa yang sudah dilakukannya hari ini. Ia tahu ini takkan berhasil. itulah yang membuatnya kesal.
Mi Jin menghampiri Mi Mo dan bertanya apa mereka berdua berkencan? Mi Mo tersenyum lalu mengangguk. Mi Jin tanya lagi, apa Mi Mo yang mengajaknya? Mi Mo menjawab dengan gelengan.
Mi Jin : "Kalau begitu.. apa kau menemuinya?" tanyanya.
Mi Mo tiba-tiba tertawa terbahak-bahak seraya menangguk. Ia memberi isyarat pada Mi Jin untuk pergi dan tidak mengganggunya.
setelah Mi Jin pergi, Mi Mo mengeluh sendirian bahwa ini sangat menyedihkan.
Mi Mo mencoba untuk melakukan meditasi agar hatinya tenang. tapi Woo Hyun malah datang dengan mengetuk jendela sambil memasang wajah sedih.
Mi Mo membuka jendela dan tanya ada apa? sama seperti Mi Jin, Woo Hyun menanyakan apa yang ditanyakan Mi Jin. dan jawaban Mi Mo juga sama seperti yang ditunjukkan pada Mi Jin tadi.
Mi Mo : "Apa kau merekamnya? tinggalkan aku sendiri!" ucapnya seraya memukuli Woo Hyun.
Woo Hyun menggenggam erat tangan Mi Mo seraya menatapnya tajam. Mi Mo mencoba melepaskan cengkraman Woo Hyun tapi tidak bisa.
Mi Mo : "Apa yang kau lakukan?" tanyanya.
Woo Hyun : "Kau imut." ucapnya.
setelah mengatakan itu, Woo Hyun pergi. Mi Mo menatap kepergian Woo Hyun dengan heran.
ke esokan harinya, Mi Jin protes karena mendapatkan perintah dari Ibu untuk melakukan reservasi di LAST.
Mi Jin : "Kenapa harus aku? aku tidak mau pergi ke sana lagi." serunya.
Ibu mengatakan tempat itu sangat tenang, sehingga tidak ada yang akan menggganggu. Ibu menyuruh Mi Jin untuk reservasi.
Mi Jin : "Ada banyak restaurant yang lebih baik daripada LAST. kenapa Ibu begitu menyukainya?" protesnya.
Ibu bilang pada Ibu, dia yang akan bicara dengan Eung Suk untuk membuat reservasi.
Ibu : "Benarkah? apa bisa?" tanyanya.
Mi Mo mengangguk, Ia memberitahu Ibu kalau Restaurant LAST ada di bawah kendalinya sekarang. Mi Mo bilang sebenarnya dia agak kecewa karena Eung Suk menyerah dengan cepat.
Ibu menyahut pada Mi Jin untuk belajar dari adiknya mengenai mendapatkan pria.
Mi Jin : "Kau membandingkan kami lagi!" amuknya.
Mi Jin memilih pergi.
Woo Hyun menunggu Mi Mo dsamping motornya untuk pergi sama-sama. tapi saat Mi Mo keluar dari rumah, Ia mengacuhkan Woo Hyun dan tidak memperdulikannya.
Woo Hyun melemparkan tasnya ke tanah lalu memilih untuk tiduran di atas rumput. Woo Hyun memandangi langit dengan sedih.
Woo Hyun : "Ada apa dengan warna langit hari ini?" keluhnya sendirian.
Mi Mo pergi ke LAST untuk membuat reservasi. tapi Eung Suk menolaknya.
Mi Mo : "Kenapa tidak?" tanyanya kesal.
Eung Suk : "Aku tidak bisa. kau sudah tahu kenapa." sahutnya.
Mi Mo : "Aku tidak tahu." serunya.
Eung Suk : "Alasan mana yang kau inginkan?" tanyanya.
Mi mo : "Alasan yang mana?" tanyanya tak mengerti.
Eung Suk menyuruh Mi Mo memilih satu dari 183 alasan.
Mi Mo : "Kau benar-benar membunuhku. bukankah kita saling bersenang-senang?" ucapnya.
Eung Suk : "Lalu?"
Mi Mo : "Bukankah kita sedang berkencan." sahutnya.
Eung Suk menjelaskan, bahwa dia mengatakan dengan jelas dia hanya ingin tahu bagaimana pria dan wanita berkencan. apakah itu membingungkan?
Mi Mo : "Baiklah, kalau begitu kita berkencan. kau bahkan tidak bisa melakukan itu untukku." serunya.
Eung Suk mengatakan yang mereka lakukan adalah masalah pribadi. sedangkan LAST adalah bisnis. tidak bisakah Mi Mo membuat perbedaan?
Mi Mo : "Kenapa kau melakukan hal ini padaku? apa kau mencoba untuk membuatku gila?" tanyanya kesal.
Eung Suk : "Ayo kita bertemu dan keluar saat kita bosan. di Restaurant LAST kami memiliki peraturan." ucapnya.
Mi Mo tanya, kenapa Eung Suk bisa dengan mudah menerima rubah? Eung Suk mengatakan itu karena dia sudah berjanji pada Mi Jin. bagaimanapun juga, itu bukan urusan Mi Mo.
Mi Mo : "Kau berjanji padanya? oke!" ucapnya kesal kemudian pergi.
Woo Hyun pergi ke tempat Sung Kyu kerja paruh waktu. Woo Hyun kaget mengetahui Sung Kyu bisa tahu bahwa dirinya menyukai Mi Mo. Sung Kyu mengatakan itu jelas terlihat diwajah Woo Hyun kemarin. saat Mi Mo bersama dengan pria itu (Eung Suk), raut wajahnya tampak terkejut dan juga sedih.
Woo Hyun : "Benarkah?"
Sung Kyu : "Ya. dan bukan hanya kau. Mi Jin Noona juga terlihat sama. itulah yang kusadari. jadi, ini yang disebut 'cinta yang kusut'." ucapnya.
Woo Hyun : "Ini membuatku gila. saat aku melihat Mi Mo dengannya, dunia seakan runtuh di hadapanku." ucapnya sedih.
Sung Kyu tersenyum dan menyuruh Woo Hyun untuk tidak terlalu dramatis.
Woo Hyun : "Aku membuka mata di pagi hari dan semua warna berubah. menjadi menyedihkan, kusam dan gelap." keluhnya.
Sung Kyyu : "Kau benar-benar jatuh cinta, ya?" tanyanya.
Woo Hyun mengacak-acak rambutnya dan bilang dia tidak tahu. itulah sebabnya dia membutuhkan Sung Kyu. Sung Kyu menakut-nakuti dengan mengatakan kalau Woo Hyun berada dalam masalah.
Woo Hyun : "Apa aku sedang di mabuk cinta?" keluhnya.
Woo Hyun mengacak-acak rambutnya lagi.
dikantor, Mi Jin sedang menangani klien yang sedang konsultasi. klien menanyakan apakah kulitnya mengalami masalah? bukannya memperhatikan, Mi Jin malah melamun.
Klien : "Mereka bilang kulitku terlalu sensitif. apa itu sebabnya?" tanyanya.
Mi Jin : "Ya." ucapnya seraya masih melamun.
melihat Mi Jin yang melamun, dan sedari tadi menjawab 'Ya' terus, kliennya menjadi kesal.
dengan kesal klien tanya, apa Mi Jin mengabaikannya? Mi Jin yang masih melamun, lagi-lagi menjawab "Ya"
Klien : "Beraninya kau.. Hei, panggilkan aku direkturmu!" teriaknya marah.
Mi Jin langsung sadar begitu ponselnya berdering. Ia meminta maaf lalu segera menjawab teleponnya.
setelah menutup telepon, Mi Jin kembali meminta maaf. dia pamit pergi. Mi Jin menyarankan pada kliennya untuk konsultasi lagi minggu depan.
Klien : "Apa kau mempermainkanku?" amuknya.
Mi Jin : "Tidak, aku tidak mempermainkanmu. aku benar-benar minta maaf. ini sangat mendesak. aku akan menjadwalkanmu minggu depan." ucapnya.
melihat Mi Jin yang akan pergi, klien itu menghalanginya lalu mencengkram bajunya.
Klien : "Kau tidak boleh kemana-mana." amuknya.
Mi Mo : "Kau tidak memberiku pilihan." ucapnya.
Mi Jin mengangkat klien itu dengan kekuatannya lalu membawanya pergi.
klien itu berteriak memohon pada Mi Jin untuk menurunkannya.
diloby, mereka berpapasan dengan Ibu. Ibu terkejut melihat apa yang dilakukan Mi Jin pada kliennya.
Ibu : "Apa yang kau lakukan?" tanyanya heran.
Mi Jin bilang dia sedang tidak punya waktu. dia akan memberitahu nanti.
Ibu : "Aku tanya, apa yang kau lakukan?" bentaknya.
Mi Jin baru sadar, dia pergi dengan membawa kliennya. Ia langsung menurunkan kliennya itu.
Mi Jin : "Kau mencari direktur, kan? dia orangnya." serunya pada klien.
Mi Jin mengkaitkan tangan Ibu dan kliennya itu. lalu mempersilahkan mereka untuk berbicara berdua. setelah mengatakan itu Mi Jin pergi.
Mi Jin ternyata tergesa-gesa untuk pergi ke LAST. setelah Mi Jin sampai di LAST, Mi Mo tanya pada Eung Suk, apa ini yang dia inginkan?
Mi Jin mencoba untuk memesan tempat, dengan mudahnya Eung Suk menerima reservasi Mi Jin.
Mi Jin : "Ngomong-ngomong, apa boleh jika aku tidak ikut?" tanyanya.
Mi Mo langsung kesal mendengar pertanyaan Mi Jin.
Eung Suk : "Kau tahu bagaimana kan, aku menerima reservasi karena dirimu." ucapnya.
Mi Jin : "Kenapa kau tidak mengatakannya lebih awal? aku akan memesan tempat lebih cepat." serunya pada Mi Mo.
Mi Mo melotot kesal pada Mi Jin. karena ucapannya berbeda dengan yang dirumah.
Mi Jin : "Kau terlihat menakutkan. matamu seperti akan keluar." ucapnya pelan.
Mi Mo : "Hei!! kita bicara sebentar." teriaknya marah.
melihat Mi Jin masih diam saja ditempatnya, Mi Mo menariknya keluar dengan kasar.
Chef Kyung Suk yang melihat kejadian itu, menjadi gusar. melihat sikap Kyung Suk yang cemas, Eung Suk tanya kenapa?
Kyung Suk : "Tidakkah kau menyadari, kau sumber masalah?" tanyanya kesal.
Eung Suk baru menyadari bahwa sikapnya itu membuat Mi Mo marah pada Mi Jin. Eung Suk menghela nafas panjang.
Eung Suk : "Ah.. kau benar.." keluhnya.
Bersambung..
Semangat sakyla bikin sinopsisnya
ReplyDeleteTerima Kasih :)
Delete